Rabu, 02 November 2011

KUBURAN BERCAHAYA ( RAHASIA ILAHI )

RAHASIA ILAHI

KUBURAN PELACUR  BERCAHAYA

Sumber cerita dari sebuah pasantren Jawa Barat
Skenario :        Nenden Olla / Nenden Salwa

TRADE MARK
FADE OUT /  FADE IN



FLASH - WALK
001.  INT.  RUANGAN RUMAH ORANG TUA LISDA.  SORE
Harum wewangian menebar dari jasad LISDA yang sudah terbungkus kafan, wajahnya terlihat bersinar dan tersenyum damai  seperti orang tertidur bermimpi indah. Para pelayat yang mayoritas dari pasantren mengenakan pakaian muslim serba putih menyisihkan orang-orang yang hanya mengenakan kerudung.
Dari awal adegan terdengar suara ibu-ibu mengumandangkan ayat suci alqur’an dengan pasih.

TEMAN I
Kita diluar aja yuk, minder !

TEMAN II mengangguk menarik TEMAN I keluar halaman mencari-cari kursi kosong yang sudah dipenuhi para pelayat yang menunggu hendak mengantarkan ke pekuburan. Akhirnya TEMAN I dan TEMAN II berdiri dipanggil TEMAN lain.
( dihalaman tersebut dipenuhi berbagai sayuran dan beberapa kerangjang buah-buahan, minuman serta belasan ayam dan beberapa ekor kambing )

TEMAN II
Semua orang berkomentar mayatnya menebar harum wewangian !
wajahnya berseri seperti terkena cahaya terang ….

TEMAN LAIN
Padahal dulunya mayat itu, mantan pelacur jalanan.

TEMAN I
Hebat yah, meninggalnya bisa dilayat Ulama besar sebuah Pesantren, para ustad dan ustadjah serta para santrinya turut mengantar ke kuburan ….
( berbisik ) Ingat enggak dulu kita sering menghina si Tita,
 kakaknya perek jalanan ! pelacur murahan !! bayaran om-om senang !!??

TEMAN II dan TEMAN LAIN mengangguk, kemudian terdiam saat ULAMA berdiri diikuti seluruh para pelayat yang memenuhi seputar rumah orang tua Lisda.Krenda digotong oleh beberapa orang keluar dari rumah. Ulama memimpin do’a diikuti yang lainnya.


CUT - TO
002. EXT.  PEMAKAMAN ASRI.  SORE 
Jasad LISNA dikebumikan lalu ditalkin di liang lahat. Sebagian orang melihat senyum di bibir LISDA semakin merekah, jasadnya menebar harum wewangian.

PIPIH ( teman pasantren berkomenter, menitikan air mata )
Subhannalloh … ! wewangian menebar dari jasad Lisda …

TINI ( turut menghamini dengan linangan air mata )
Amin ya Allah … senyum merekah dibibir Lisda,
seperti mendamaikan suasana penguburan ini ….

PIPIH dan TINI saling lirik. Kemudian kembali membaca yasin yang ditalar mengikuti yang lainnya. Tidak berapa lama terlihat cahaya lembayung keperakan berubah warna kuning, hijau, merah, ungu menjadi bulatan lengkung membentuk sebuah pelangi. Seperti turut serta mengiringi kepergian jasad Lisda yang mulai di pasang papan pengaman. TEMAN I, TEMAN II, TEMAN LAIN dan sebagian yang hadir di pemakaman memperhatikan pelangi yang semakin membesar dan indah menghiasi langit biru.


FLASSH BACK
003.  INT.  SEBUAH KAMAR RUMAH BOSS.  MALAM
(Beberapa tahun silam) Tangan kaki LISDA terikat. Seorang BOSS menyiksanya tanpa belai kasihan, kepalanya dibentur-benturkan ke tembok, tubuhnya yang sudah lemah ditendang-tendang sepatu bot. Sesudah tidak berdaya. BOSS memangku tubuh LISDA ke atas kasur menyingkapkan rambutnya yang menghalangi wajahnya. Terlihat darah Lisda mengucur dari hidung serta ujung bibir, jidat bagian atas memar – memar. Kemudian BOSS tersebut melepaskan ikatannya dan menelentangkan tubuh LISDA dengan pandangan penuh birahi.


FLASSHEESS
004. INT.  KAMAR TITA  RUMAH KONTRAKAN LISDA.  SIANG
OTS / CU – CU berita heboh dikoran-koran dan majalah tentang penganiayaan seorang boss terhadap pelacur jalanan. Koran-koran tersebut di gunting menjadi arsip pribadi dalam sebuah album.
-          Lisda dianiaya oleh seorang boss yang hiper sex, nyawanya hampir melayang.
-          Lisda Permata, melacurkan diri demi membantu keluarganya yang miskin.
-          Karena merasa diperas seorang boss tega menganiaya  perek jalanan.
-          Lisda anak smu pelacur jalanan heboh teraniaya boss pasangan kumpul kebonya.

TITA menutup arsif pribadi berupa album. SUSI yang berada disebelahnya terbengong-bengong.

TITA ( mengangguk menyembunyikan arsif pribadi dalam lemari pakaian )
Enggak nyangka kan Lo, dulunya kakak gua adalah perek jalanan, pelacur murahan! sekarang aja belagu, munafik! sok larang-larang gua temenan ma elo … !

SUSI
Pantes elo benci banget sama kakak elo !

TITA
Enggak benci gimana? Gua pindah kesini kan gara-gara dikatain adiknya perek! pelacur jalanan, cewek bayaran om-om senang !
sedih enggak lo, kalau elo jadi gua ? 

INSERT: BI DEDAH tengah menenteng dua gelas orange juice, mendengarkan obrolan SUSI dan TITA di balik pintu kamar yang sudah terbuka.

TITA ( berbohong )
Padahal kedua ortu kurang apa sih ?! orang mampu, berkecukupan, mau apa-apa aja tinggal bilang ! kakak guanya aja bercita-cita jadi perek !

BI DEDAH ( menggelengkan kepala )
Kasihan banget dikatain adiknya seperti itu, padahal non Lisdalah yang menyelamatkan semua keluarganya dari kemiskinan,kaki dibikin kepala, kepala dibikin kaki …

SUSI
Kalau begitu minta dong ama nyokap dan bokep elo,
ngapain harus minta ma kakak lo?

TITA
Itu dia jahatnya kakak gua memegang semua kiriman dari ortu buat gua! sebel enggak lo?

SUSI
Ya .. iyalah, kalau gua? dah ngabur kali, punya kakak sadis kayak gitu … !

TITA
Jadi enggak pindah sekolah ke smu lain !

SUSI
Mau sih, tapi nyokap gua belon pegang duit.

TITA
Tenang aja entar gua minta ma ortu, buat bayar sekolah elo !

SUSI
Benar ?

TITA
Sweer, paling berapa sih … ?!

SUSI
Eh, gua mao telepon dulu, entar lupa ..

TITA menarik SUSI ke luar kamar berpapasan dengan BI DEDAH mengakibatkan minuman orange tertumpah pada pakaian yang dikenakan TITA.


CUT - TO
005.  INT.  RUANG KAMAR HOTEL BERBINTANG.  MALAM 
MAS NOWO menghampiri LISDA yang tengah berdandan depan cermin masih mengenakan pakaian mandi.

MAS NOWO
Jadi perlu biaya berapa buat bantu keluargamu Lis ?

LISDA
Kalau ditanya berapa ya enggak kehitung pasti ada aja keperluankeluargaku, sekarang tergantung Mas Nowo aja mau ngasih aku berapa ?

MAS NOWO menaro amplop berisi uang depan LISDA.

MAS NOWO
Gimana tawaranku tadi berhenti kerja nyanyi malam, bisa enggak?

LISDA terdiam berpikir, bergerak duduk di pinggir kasur.

LISDA ( sedih )
Saya enggak mau menikah dulu Mas …

MAS NOWO
Kenapa? Hubungan kita sudah hampir satu tahun, Mas sudah merasa cocok sama kamu Lis .. semenjak ketemu kamu, bisnis jadi lancar…!

LISDA
Mas pikirkanlah untuk istri dan tiga anak-anak yang sangat memerlukan Mas …

MAS NOWO ( menegaskan )
Soal .. keluargaku, demi kamu Mas berani meninggalkan istri dan anak.

LISDA ( kaget )
Mas, hati – hati bicara !

MAS NOWO
Sumpah aku sudah ketergantungan denganmu Lis,
 aku enggak akan bisa kehilanganmu.

LISDA
Saya bukan wanita baik-baik Mas !

MAS NOWO
Itu hanya factor keadaan buktinya kamu mau menopang
kehidupan keluargamu, serta kamu masih bisa meneruskan kuliah meski tidak tamat, itu menandakan kamu seorang wanita tegar!
LISDA
Tapi saya gagal !

MAS NOWO
Sudah Lisda, Mas tidak akan menyia-nyikanmu, secepatnya Mas akan mengurus perceraian meski istri Mas tisak bermasalah, tapi Mas akan berusaha …

LISDA terdiam, MAS NOWO menerima telpon via hp.

MAS NOWO
Yah … pesankan dua tempat duduk untuk terbang besok pagi …

MAS NOWO menutup hp.

MAS NOWO ( meneruskan )
Kalau kamu masih mau nyanyi, nanti Mas bikinkan restoran
atau pub buat hiburanmu !

LISDA tidak menjawab bingung.


CUT - TO
006.  EXT / INT.  RUMAH KONTRAKAN LISDA.  PAGI 
LISDA terheran-heran melihat suasana rumah hingar bingar dengan suara musik house. Sementara BI DEDAH mengambil alih oleh-oleh belanjaan yang dibawa LISDA.

LISDA
Ada apaan nih Bi, bising amat … ( mendenguskan hidung ) bau duren lagi !

BI DEDAH ( ketakutan )
Non Tita bikin pesta perpisahan, tadi malam teman-teman
sekolahnya pada ngumpul ramai …

LISDA
Sekarang dimana Titanya ?

BI DEDAH
Di kamar sama teman-temannya !

LISDA
Siapa saja?

BI DEDAH
Titin, Susi  dan…

LISDA ( langsung marah )
Susi? Masih saja bertemanan dengan anak itu yang keliatannya tidak baik!

LISDA
Sama siapa lagi ?

BI DEDAH ( ketakutan )
Tapi jangan dibilangin Bibi yang ngasih tahu Non, ya non ?

LISDA
Iya … sama siapa lagi ?

BI DEDAH
Itu yang bintang film Reza sama Dody katanya teman lama mereka juga !

LISDA ( TERHENTAK )
Cowok … dimasukan ke kamar ?!

LISDA bergerak melangkah lebih cepat.

CUT - TO
007.  INT.  DEPAN KAMAR TITA RUMAH KONTRAKAN LISDA.  PAGI
LISDA membuka pintu kamar TITA yang kotor berantakan ( puntung rokok dan kulit durian berserakan ). Tercium juga bau minuman keras. TITA, REZA, TITIN, SUSI dan DODI serentak terbangun.

LISDA ( menahan marah )
Astagfirullahhaladzimm …, Tita apa-apan ini ?!

TITA ( kaget, tapi cuek )
Teh, nyanyi di luar kota, kok pulang lebih cepat ?

LISDA ( tanpa menjawab )
Keluar, keluar semua dari kamar Tita …. Berantakan !

TITA mengajak teman-temannya keluar kamar, REZA tertunduk menatap LISDA.

REZA
Maaf saya Lis, habis dipaksa tidur di sini …

LISDA tidak menjawab, ia berteriak pada bi DEDAH.

LISDA ( menngl-manggil )
Bi … bi … !!

BI DEDAH muncul.

LISDA
Tolong bereskan kamar Tita buang semua botol minumannya dan kasih pengharum ruangan !
BI DEDAH
Iyah non …

BI DEDAH bergegas merapikan kamar. LISDA bergerak memperhatikan teman-teman TITA yang kala itu tengah menatapnya seperti membencinya. Terkecuali DODY dan REZA, kedua lelaki ini seperti menaruh hati pada LISDA.


CUT – TO
008.  INT. KAMAR UTAMA RUMAH KONTRAKAN LISDA.  SIANG
LISDA nampak termenung dengan mata berkaca-kaca, terdengar telepon berdering. LISDA enggan mengangkatnya.

LISDA
Iya … halo … ?

OS  MAS NOWO
Lis …, istriku sudah menggugat perceraian …

LISDA menitikan air mata, bingung.

O.S     NOWO ( menggebu – gebu )
Lipstikmu nempel dimana-mana .. semuanya sudah jelas !

LISDA ( sedih )
Mas … tolong pikirkan masa depan anak-anak Mas, saya enggak mau menjadi orang ketiga yang bisa menari di atas penderitaan orang lain ….

O.S     MAS NOWO
Tapi Mas … benar – benar mau serius sama kamu Lis … !

LISDA
Mas … diantara kita adalah nafsu sesaat bukan cinta…. jadi tolong Mas pertimbangkan lagi lebih mateng..

O.S     MAS NOWO
Pokoknya Mas sudah bulat ingin menikahimu …

LISDA terdiam tidak bergairah.

OS      MAS NOWO
Nanti sore Mas akan ke rumahmu ….

LISDA
Tolong jangan ke rumahku dulu Mas … jangan !

OS  MAS NOWO
Kenapa ?

LISDA
Entahlah saya merasa bersalah kalau sampai terjadi perceraian Mas dengan istri Mas !

OS   MAS NOWO
Kamu enggak bersalah Lis, akulah yang menanggung semuanya !

LISDA
Tolong Mas … beri saya waktu untuk memikirkan semua ini, aku perlu sendirian !

O. S    MAS NOWO
Okey … kalau begitu, Mas akan melapor setiap perkembangan baru !
jangan lupa makan dan istirahat ya ….

LISDA ( menghapus air mata )
Makasih Mas ….

O.S     MAS NOWO
Bye … sayang !

LISDA tidak menjawab ia menaroh telepon, kemudian meraih hp dan mematikannya.


CUT – TO
009.  INT.  KAMAR TITA RUMAH KONTRAKAN LISDA.  SIANG
TITA reflek menyembunyikan majalah play boy saat LISDA masuk kamarnya, menenteng kotak perhiasan.

TITA ( mengagetkan )
Kok .. enggak ketuk pintu dulu sih Teh sampai Tita kaget !

LISDA ( murung )
Sory …. Teteh hanya mau ngasih kalung pemberian Mas Nowo buat kamu sepuluh gram dan liontinnya nama depan T, ada permata berliannya tuh …

LISDA mengeluarkan kalung dari kotaknya yang lalu dipakaikan ke leher TITA.

TITA
Baik banget si Mas Nowo mau perhatiin adik-adik teteh !

LISDA ( tiba-tiba murung )
Yah .. dia memang baik, suka membawa teteh ke toko berlian.

TITA bediri depan kaca cermin memperhatikan liontinnya.

TITA
Kalo gitu nikah aja teh, Mas Nowo keliatannya serius !
TITA kembali duduk berdampingan dengan LISDA.

LISDA
Justru itu, Mas Nowo mau menceraikan istrinya ….

TITA ( memberi semangat )
Bagus dong, jadi teteh enggak di number duakan nantinya ?!

LISDA
Teteh enggak mau cara yang seperti itu dan teteh enggak mau dimadu.

TITA
Jadi maunya jadi istri simpanan aja ?!

LISDA
Enggak mau juga, teteh maunya sindirian tanpa beban ….

TITA
Sayang dong rumah mewah yang kita liat kemarin dan mobil
dari show-room. Nanti enggak akan dikasihkan Mas Nowo, kalau teteh memutuskan hubungan begitu saja !

LISDA
Teteh enggak takut ! yang penting teteh masih sehat masih
 bisa cari uang buat kalian !

TITA ( mengangguk ada perasaan iri dalam hatinya )
Enak yah jadi teteh bisa cepat cari uang, lagian kok banyak cowok yang tergila-gila sama teteh dan berani mengeluarkan kantongnya demi teteh !

LISDA ( mengenang )
Entahlah … mungkin Tuhan mengasih kebaikan ini,
karena masa lalu teteh yang suram!

TITA ( jadi merenung, mengenangkan )
Iyah … sampai saya dapat imbasnya dari teman-teman sekolah, juga para tetangga …. kalau ingat cemoohan mereka Tita jadi minder !

LISDA
Maafkan tetehmu Tita .. semua itu teteh lakukan hanya merupakan kasih sayang teteh pada keluarga, teteh tidak mau keluarga tertindas dalam kemiskinan terus !

TITA
Tapi kenapa teteh harus jadi perek jalanan atau pelacur ?

LISDA tersentak mendengar pekataan TITA yang polos dengan wajah tak berdosa.
FLASSH BACK
009A.  INT.  SEBUAH RUANGAN PERJUDIAN.  MALAM
(Belasan tahun silam) INSERT : kepala LISDA 13TH bergoyang ke kiri dan ke kanan tidak tahan menahan kantuk, akhirnya tertidur. Terlihat wajah polos dan lugu LISDA berada di pojok ruangan.
Sementara PAK RUSDI ( bapak kandung Lisda ) nampak kusut dan pemabukan ( kalah judi ) menggebrak meja judi rolet.

RUSDI ( menggerutu )
Satupun enggak ada yang masuk … sial ?!!

RUSDI menemui temannya yang berjarak beberapa langkah, tengah memasang beberapa nomer dengan logam koin ( bermain kecil ) .

RUSDI ( langsung menegur )
Boss, pinjam modal lagi bisa? penasaran yeuh, biasanya kalau enam hari berturut-turut kalah terus, maka hari ketujuhnya pasti menang banyak !

BONDAN
Waduh .. modal awapun tak cukuplah ini malam, pinjamlah lagi pada boss besar !

RUSDI menoleh ruangan yang tertutup rapat.

RUSDI ( mencibir )
Enggak mungkin di kasih yeuh, soalna urang masih boga hutang 4000.000, belum kebayar-bayar euy !

Bola rolet berputar mengenai nomer yang tidak dipasang orang.

BONDAN
Waduuh, melayang lagi nomerku payah, habislah modal awa !

RUSDI menarik BONDAN agak menyingkir dari para pemain rolet.

RUSDI
Pinjam kemana nih ?

BONDAN tiba-tiba tersenyum licik setelah memperhatikan LISDA yang tertidur lelap kemudian berbisik pada RUSDI yang langsung terperangah tatapannya langsung tertuju pada LISDA.

BONDAN ( mempengaruhi )
Sudah … pokoknya beres, awa atur semuanya tanggung beres, kau bisa bayar hutang awa 1000.000, ke boss besar lunas, lima jutanya lagi bisa kau buat modalah… !

RUSDI berpikir-pikir memperhatikan kondisi anaknya ( ada perasaan iba ) tetapi ketika pandangannya beralih pada permainan rolet maka mengangguk-anggukan kepala tanda setuju. 
BOSS besar keluar dari ruangan tertutup di songsong BONDAN yang memperhatikan LISDA.

RUSDI
Is .. bangun! Bangun !!

LISDA ( terbangun kaget )
Iya pak, mau pulang ?

RUSDI
Nyak …, kamu ikut pulang jeung teman bapak ya ?

LISDA ( mengerungkan kening, polos )
Emang bapak masih banyak pekerjaan di sini ?

RUSDI ( tanggung berbohong )
Iya tuh orang- orang masih ramai, gimana mau diantar pulang sama ?

RUSDI yang sudah berdiri di belakang langsung menjawab.

RUSDI
Sama .. om  mau ?

LISDA ( tersenyum ramah, tanpa curiga )
Iyah, Is mau pulang biar besok bisa masuk sekolah pagi …

RUSDI terperangah mendengar perkataan anaknya yang tidak mengetahui tentang kejahatan bapaknya sudah menaruhkan kesuciannya pada Boss besar. 
BONDAN membimbing LISDA meninggalkan ruang perjudian diikuti pandangan RUSDI yang terlihat kelopak matanya berkaca-kaca. Dalam waktu bersamaan BOSS BESAR sudah berdiri di sampingnya menyodorkan uang limahpuluh ribuan masih terikat dengan tulisan 5000.000 rupiah. 
RUSDI terdiam pikirannya langsung buyar setelah pandangannya menyorot tajam pada permainan rolet. Tanpa memperhatikan BOSS BESAR yang tersenyum kerdil dan berlalu dari tempat tersebut.


BACK IN – TO
009.  INT.  KAMAR TITA RUMAH KONTRAKAN LISDA.  SIANG
Bibir LISDA bergetaran dengan berlinangan airmata menekan kesakitan di dada.

LISDA ( menahan kesedihan )
Waktu itu teteh masih di bawah umur Tita, teteh sudah mengenal hiburan malam diajak Bapak, teteh enggak tahu bapak menarohkan keperawan teteh di meja judi !

TITA menatap tajam LISDA yang menitikan air mata.

LISDA ( terbata-bata )
Semenjak itu teteh salah arah, teteh merasakan hidup dalam kehancuran kemudian teteh melampiaskannya ke jalanan ….

LISDA menangis, TITA hanya terdiam melinangan air mata.

LISDA
Dan kamu juga tahu teteh bertemu dengan boss yang menyiksa teteh hingga heboh di media masa, karena waktu itu teteh pernah jadi figuran film …. Boss itu punya kelainan jiwa !

TITA
Entahlah teh, apapun alasan teteh yang jelas aku dan
semua kelaurga terbawa menderita !

LISDA terperangah menatap TITA yang seakan menyalahkan dirinya.

TITA
Berita koran itu sampai sekarang masih diingat orang sampai di smu ini Tita masih tetap dicemoohkan orang! ( dibuat-buat )kakaknya perek jalanan ya .. pasti adiknya juga pelacur ‘

LISDA terhentak seakan tidak percaya akan perkataan TITA.

TITA ( meneruskan )
Tita ingin pindah sekolah lagi Teh …..

LISDA terdiam menunduk air matanya bergulir mengalir di pipi.


CUT - TO
010.  INT.  RUANG KEPALA SEKOLAH.  PAGI
LISDA nampak berhadapan dengan kepala sekolah yang memperlihatkan daftar buku harian siswa – siswi.

KEPALA SEKOLAH
Adikmu itu emmang harus pindah sekolah, karena kalau enggak kami akan mengeluarkannya, Ibu lihat sendiri? alfanya banyak banget ….

LISDA mengangguk.

KEPALA SEKOLAH
Selain itu berpengaruh tidak baik untuk teman-teman kelasnya yang sering diajaknya berbolos, ya .. dengar-dengar suka mentraktir di restorant mewah, pergi disko, ngeceng di mall banyak dach Bu.

LISDA bingung menatap kepala sekolah.

LISDA
Kalau yang namanya Susi bagaimana itu pak ?

KEPALA SEKOLAH
Ya .. hampir sama dengan Tita suka mabuk-mabukan,
 menggelapkan uang perbendaharaan kelas, bahkan uang arisa malah mereka berdua ini belum bayar spp hampir tiga bulan ini …

LISDA tercengang.

KEPALA SEKOLAH
Mungkin Tita itu terlalu di manja sama kedua orang tuanya yah? yang katanya serba berkecukupan ?

LISDA terdiam, lalu mengalihkan pembicaraan.

LISDA
Kalau begitu saya mau melunasi tunggakan bayaran sekolah sekalian uang sekolah yang digelapkan adikku, pak ….

KEPALA SEKOLAH
Baiklah …, nanti bapak bikinkan pengantar surat pindahnya, jika sudah selesai akan kami kirimkan ke alamat ibu di rumah …

LISDA
Makasih pak …

LISDA mengangguk.  KEPALA SEKOLAH mengkalkulasi jumlah yang harus dibayar.


CUT - TO
011.  INT.  RUANG DEPAN RUMAH KONTRAKAN LISDA.  SIANG
TITA nampak berkaca-kaca mendengar keputusan dari REZA.

REZA
Yah, hubungan kita berakhir sampai di sini …

TITA
Salahku apa Rez?

REZA ( menggelengkan kepala )
Tidak ada …

TITA
Terus kenapa ?

REZA
Baiklah aku memang harus berterus terang !

REZA meminum minuman sirup yang disuguhhkan di depannya.

REZA (menerawang)
Dari awal pertemuan dengan kakakmu.... ketika ia ikut-ikutanjadi figuran, aku sudah menaruh hati, entah apa  aku seorang bintang film ternama bisa tertarik pada kakakmu … kecantikan? relatif …!

TITA terperangah.

REZA
Aku diam-diam memantau Lisda yang tidak pernah ikutan lagi main film, dia wanita surfive, mencari uang di dunia malam dari restourant ke pab juga karoke … untuk biaya kuliahnya …

TITA merasa tersisihkan ia memperlihatkan album arsif pribadi yang sudah dipersiapkannya.

TITA
Apa kamu tidak tahu kalau kakaku ia sebenarnya seorang pelacur murahan ?!

REZA ( beranjak berdiri )
Kamu adalah seorang adik yang tidak tahu berterimakasih
 terhadap kakaknya yang mengorbankan harga dirinya demi memperbaiki kehidupan keluarga termasuk kamu … keterlaluan kamu Tita …. !

TITA turut berdiri.

REZA
Aku sudah lama sekali ingin meluluhkan hati Lisda yang walaupun bagaimana, di mataku dia wanita angkuh tidak murahan ! tadinya kupikir cintaku bisa beralih padamu Tita, tapi ternyata tampang boleh sama tapi hati kamu busuk Tita …!

REZA meraih kunci mobil. TITA menghalangi langkah REZA.

REZA
Aku sangat simpatik pada kakakmu dan merasa kasihan, sayang kakakmu sama sekali tidak menaroh hati padaku yang mengejarnya hampir dua tahun …!

TITA
Reza … hubungan kita sudah terlampau dekat hampir berjalan satu tahun, aku enggak mau putus sama kamu Rez … !

REZA
Saya laki – laki lajang, bebas untuk memilih wanita yang bisa
 menundukan hatiku, maaf!

REZA menghindar dan berlalu dari hadapan TITA yang terlihat menangis.


CUT - TO
012.  INT.  KAMAR TITA RUMAH KONTRAKAN LISDA. SORE  
LISDA baru pulang langsung menemui TITA dalam kamarnya yang tengah menangis di balik bantal.

LISDA
Ternyata kamu membuat kesalahan besar di sekolahanmu Tita …?!

LISDA menatap TITA heran.

LISDA
Tita … bangun ! kamu telah membikin malu kakakmu di sekolah, malu !!

Tiba-tiba TITA terbangun dan menuduh.

TITA ( membentak – bentak )
Aku membencimu aku benci sama kamu … aku benciiii !!!

TITA membereskan baju-baju yang dimasukan ke dalam tas pakaian.

LISDA ( bingung dan kaget )
Tita ?! ada apa kok kamu yang salah malah kamu yang sewot !?

TITA ( emosi, menangis )
Jangan banyak omong ! pokoknya mulai hari ini aku
 benar-benar benci sama kamu !!

TITA terus memasukan pakaiannya ke dalam tas pakaian serta mike-up seperlunya.

LISDA ( menahan Tita )
Tita .. sebenarnya ada apa ?!

TITA ( meronta )
Jangan halangi gua! gua mau pergi dari rumah ini,
sudah sumpek seperti dalam neraka !

TITA mengunci tas pakaian hendak pergi, LISDA penasaran menghadangnya.

LISDA
Katakan dulu ada apa ?!

TITA ( pandangan benci )
Ketiga laki-laki yang pernah dekat dalam hatiku, semuanya
hanya berpura-pura ! termasuk Reza, ia ternyata mencintai kamu dan aku dijadikan sebagai pelariannya saja, tapi kamu munafik! Sok pura-pura angkuh ! padahal kamu itu pelacur !perek !

TITA menabrak tubuh LISDA yang tercengang tidak percaya akan kata-kata adiknya yang menusuk hati.

LISDA
Astagfirullahhaladziimmm … !

LISDA menitikan air mata dan duduk merenung di atas tempat tidur, tidak berapa lama BI DEDAH masuk.

BI DEDAH
Ada telepon non ?!

LISDA
Tita sudah pergi ?

BI DEDAH
Sudah … ?

LISDA
Mau kemana katanya Bi ?

BI DEDAH
Katanya sih mau kos barengan sama Susi

LISDA tercengang.

BI DEDAH
Telepon non … !

LISDA ( enggan )
Dari siapa ?

BI DEDAH
Dari Mas Nowo …

LISDA
Bilang saja saya baru pergi …, hpnya ketinggalan !


BI DEDAH
Baik non …

LISDA kembali merenung dengan linangan airmata, tidak berapa lama menyusul suara hp berturut-turut.


CUT - TO
013.  INT / EXT.  TEMPAT TONGKRONGAN.  SORE
TITA masih terlihat sedih saat SUSI mengomentarinya.

SUSI
Kakak lo, mungkin susuknya banyak, bisa menundukan cowok-cowok ! udahlah gak perlu dipikirkan lagi si Reza itu, mendingan kita clubbing .. hiburan nanti malam ?!

TITA
Tapi gua cinta banget ma cowok satu nih Sus !

SUSI
Entar juga bisa dapat yang lebih dari si Reza, percaya dech ?!

SUSI meminta pelayan untuk membereskan piring-piring bekas.

SUSI
Mas bereskan dulu nih piring kotornya !

PELAYAN membereskan piring-piring kotor.

SUSI
Pesan capuchino krim yah … atau yang nomer 2 decxh ( melihat gambar )

PALAYAN mengangguk.

SUSI
Elo gak nambah lagi ?

TITA mengelangkan kepala lesu.

SUSI
Ach … elo, masih mikirin cowok ! udah sekarang kita
 rencanain buat hiburan nanti malam!

TITA
Enggak tahu gua sumpek banget rasanya !

SUSI
Kalau enggak mau hiburan juga kita nongkrong aja di rumah
 si Jalil atau si Titin, besoknya baru kita cari kosan … gimana? Eh elo ada duit enggak ?

TITA ( mengguk )
Duit kakak gua, gua curi semuanya berikut emas berliannya, nah ini kalung yang nempel di leher gua juga masih ada, kalau soal traktir sih tenang aja !

SUSI
Hebat lo, gua demen banget ma elo ! gitu dong harus berani
melawan kakak lo yang sudah bikin kecewa dan sakit hati !

TITA ( besar kepala, merasa di puji )
Hahhahah .. iyalah, toh sama juga duit-duit gua, yang dikirim dari ortu gua !

TITA dan SUSI masing-masing menepukan sebelah tangan, sebagai rasa setia kawan.


CUT – TO
014.  INT.  KAMA UTAMA RUMAH KONTRAKAN LISDA.  MALAM
LISDA membongkar lemari pakaian serta lacinya, mencari-cari uang dan emas yang hilang. BI DEDAH kebingungan turut mencari.

LISDA
Emas, berlian dan uangku semuanya hilang Bi … ?!

BI DEDAH
Ya .. ampun, kenapa bisa begitu non ?

LISDA ( kecewa )
Siapa yang berani ngambil sebanyak itu, lagian bukannya
kamarku selalu terkunci ?

BI DEDAH
Iyah … malah kan dititipkan ke Bibi, tapi Bibi ampun paralun Non, enggak berani kalau sampai ngambil hak orang lain, bibi cuma beresin kamar saja lalu di kunci lagi non !

LISDA
Ya …, palingan Tita tahu dimana tempat penyimpanan kunci yang bibi sembunyikan, meski bibi sudah beberapakali memindahkannya …

BI DEDAH mengengguk-anggukan kepala. LISDA masih berpikir kebingungan.

LISDA ( sedih )
Mana uang itu buat keperluan ibu dan adik-adikku, dah gitu kan mau memperpanjang kontrakan rumah, aduuuh gimana ini teh Bi … bingung !!

BI DEDAH
Gimana atuh yah Non ?! bibi juga jadi hookkeun pisan…, tega !


LISDA
Mana bayar telepon bengkak dua jutaan lebih, padahal selama bulan kemarin saya kan nyanyi di luar kota Bi …

BI DEDAH
Aduuuh Non, bibi mah enggak mau bilang teh takut, itu non Tita sama teman-temannya suka bergantian make telepon cekikikan ! Kadang makenya enggak kira-kira dari pagi ketemu pagi lagi … ! tahu gak non? waktu non masih kuliah, begitu non bangun pagi, non Lisda  baru pulang dari tempat disko …

LISDA memperhatikan pembicaraan BI DEDAH.

BI DEDAH
Hampir tiap hari begitu, makanya kalau non nanyain pasti sudah duluan sarapan pagi, padahal mah kecapean, terus kalau non berangkat nyanyi jam setengah delapan, non Tita siap pergi dijemput non Susi …

LISDA
Kenapa baru ngomong sekarang Bi ?!

BI DEDAH
Iiih … kan ngancam terus mau ngeluarin bibi, pas non enggak ada di rumah, hampir tiap hari pesta di rumah ini, mani berisik, kuping bibi mah sampai budek rasana ge …

LISDA menarik napas panjang, matanya berkaca-kaca.

LISDA
Kenapa adikku begitu membenci kakaknya sendiri …, padahal perasaank dia lebih cantik dan lebih putih dibanding aku …

BI DEDAH
Mungkin orang juga lihat hatinya Non, bukan tampang cantiknya …!

LISDA menitikan air mata menatap BI DEDAH.

LISDA ( menyesalkan )
Adikku yang satu ini gagal lagi ikut tinggal bersamaku … ya ampun ! buat apa pengorbanan ini saya lakukan, kalau adik-adikku enggak ada yang jadi insinyur atau sarjana …. buat apa aku seperti ini ?!

BI DEDAH
Sabar non …. Sabar, tawekal … !

LISDA terdiam, sejenak suasana hening dalam kesedihan, BI DEDAH melipat pakaian hendak dirapikan ke lemari.

LISDA
Aku sudah enggak ada duit lagi bi, mau minta sama Mas Nowo sebel! Pasti nyeritain perceraiannya …

LISDA membantu  BI DEDAH membereskan pakaian.

LISDA
Mau nyanyi keluar kota, pasti du susulin, apalagi nyanyi dalam kota! Huh …, pusing jadinya ….  Da duit mah harus tetap dicari … !

BI DEDAH
Gimana kalau non hubungi Boss Bobby lagi, kan diamah meskipun babah akew, tapi baiknya enggak ketulungan, lagian kan katanya Nnon teh pembawa hoki?!
Makanya kalau ngasih teh mani bro-broan kitu …!

LISDA ( menggelengkan kepala putus asa )
Yah …, seharusnya aku enggak perlu bilang mau menikah
dengan Mas Nowo kalau begini jadinya, habis waktu itu kalut banget Bi, Mas Boby yang sudah membantuku kurang lebih lima tahun, memergoki aku berpelukan dengan Mas Nowo di teras depan, tapi tetap we Mas Boby teh
( mengenang ) mengasihkan aku amplop berisi uang dolar, dan aku memperkenalkan Mas Nowo sebagai calon suamiku … da waktu itu Mas Nowo bilangnya duda, belakangan baru ketahuan bohongnya …

LISDA menatap BI DEDAH yang juga menatapnya dengan pandangan turut menyesalkan.

LISDA
Enggak tahu kalau aku menelpon Mas Bobby, apa dia masih mau menerimaku? ( berpikir ) Ya .. sudahlah …. ( mengalihkan obrolan ) Gimana setoran rental komputer ada berapa Bi ?

BI DEDAH ( menghibur )
Dikumpulin ada sih sekitar tiga ratus ribu lebih …

LISDA
Lumayan .. buat harian Bi …

LISDA menghapus air mata menatap haru BI DEDAH.

LISDA ( tiba –tiba )
Malam ini, perasaanku tiba-tiba merasa enggak tenang Bi,
 bibi temenin saya tidur di kamarku yah ?

BI DEDAH
Iyah … sudah jam berapa ?

LISDA
Jam sepuluh lebih, kemana perginya Lisda ya Bi …, sudah cari kemana-mana, enggak ada yang tau atau mungkin mereka merahasiannya, entahlah …, aku khawatir terjadi apa-apa sama adikku Bi ?!

BI DEDAH menatap LISDA dan memujinya.

BI DEDAH
Si non ini, tetap saja memikirkan adiknya meski sudah nyakitin hati non juga …

LISDA tersenyum hambar.

LISDA
Enggak tahu aku tuh benar-benar menyayangi keluargaku Bi … sudah kodratnya kali !

BI DEDAH tersenyum, LISDA tersenyum, kembali pada pekerjaan.


CUT - TO
015.  INT.   EXT / INT.  GERASI MOBIL RUMAH KONTRAKAN LISDA.  MALAM 
Terlihat seorang laki-laki mengenakan saputangan penutup wajah tengah mencongkel gerasi mobil dengan penuh kehati-hatian. Setelah terbuka ia menyelinap masuk gerasi mobil. Dalam ruang gerasi ia mengendap-ngendap mengintip ke ruangan rumah yang sepi. kemudian perlahan ia menghampiri mobil dengan menenteng tas ransel kemudian lagi mengeluarkan peralatan obeng lengkap.


CUT – TO
016.  INT.  KAMAR UTAMA DAN RUANGAN KONTRAKAN LISDA.  MALAM
SFX : suara alarem mobil berjuit-juit kencang.
LISDA gelisah tidak bisa memejamkan mata, reflek melompat membangunkan BI INEH yang tidur dia tas karpet di bawah tempat tidurnya.

BU INEH ( kaget )
Ada apa non ?!

LISDA menempelkan telunjuknya ke bibir. BI DEDAH nampak ketakutan mendengar alarem mobil menyala terus.

BI DEDAH ( berbisik )
Ada maling Non … !

LISDA (  mengangguk ketakutan )
Iyah .. bi, bagaimana nih … ?

BI DEDAH
Bibi mah, enggak berani keluar kamar non !

LISDA megangguk berpikir mencari akal lalu menyambar telepon hendak menelpon.

LISDA ( telepon tidka menyala )
Aduuh …, teleponnya tadi saya matikan dari parallel depan !? gimana nih Bi ?!

BI DEDAH ( tambah ketakutan )
Enggak tahu non …. Iiiy takut malingnya bawa clurit !

LISDA menenangkan diri meraih hp dan menyalakannya dan mencoba menelpon, ternyata pulsanya habis.

LISDA
Ya … ampun pulsa hpku juga abis … aduuuh … !!

LISDA mengintip di balik kaca nako. Ruangan tengah nampak sepi tidak ada tanda-tanda mencurigakan. BI INEH ikut ngintip. LISDA melepaskan gantungan baju dari besi yang menempel di balik pintu.

BI DEDAH
Neng mau keluar kamar ?

LISDA mengangguk.

LISDA
Kalau ketakutan terus, tambah takut Bi … nekad aja jadinya !

BI DEDAH ( khawatir )
Non … gimana kalau malingnya ada tiga atau empat orang bawa senjata tajam !

LISDA menyapu pandang mencari-cari peralatan bantu kemudian mengambil guci hiasan.

LISDA
Lahaola aja …lah minta dilindungi ! ayo Bi ..!

BI DEDAH terpaksa mengikuti LISDA keluar kamar dengan mengendap-ngendap beriringan juga menyapu pandang ruangan rumah yang tidak ada tanda-tanda mencurigakan.


CUT – TO
017.  INT.  RUANG SAMPING GERASI RUMAH KONTRAKAN LISDA. MALAM
Suara alarem mobil masih berjuit-juit semakin kencang. LISDA dan BI DEDAH masuk ruang dapur. LISDA reflek mengambil besi panjang, BI DEDAH mengambil pisau dapur. Kemudian mereka berdua mengintip gerasi mobil yang tidak ada tanda-tanda mencurigakan terlihat sepi.

LISDA
Enggak ada orang kok Bi ?!

BI DEDAH penasaran turut membaca situasi kemudian sejenak ia menenangkan diri.

BI DEDAH (merasa tenang)
Iyah … enggak ada siapa-siapa non, mungkin konslet kali non !

LISDA mengangguk tapi tetap waspada kemudian membuka pintu garasi dari arah dapur. Setelah diltihatnya aman tidak ada siapa-siapa, LISDA dan BI DEDAH sama-sama menghempaskan napas lega. Kemudian LISDA membuka pintu mobil yang tidak terkunci.

LISDA (bingung)
Perasaan? tadi aku menguncinya dech Bi …

BI DEDAH kembali ketakutan curiga.

LISDA ( menenangkan )
Bisa aja saya lupa sih … !

Saat BI DEDAH dan LISDA membuka pintu mobil samping depan. Terlihat kepala laki-laki muncul dari dalam mobil. LISDA langsung menghamtamkan besinya mengenai kepala LAKI-LAKI tersebut yang langsung mengaduh kesakitan dan membuka saputangan penghalang wajahnya. Dan ternyata laki-laki itu kakak LISDA yang paling besar.

A-A
Aduh … ieu saya … saya lisda … Aa !

LISDA tercengang. BI DEDAH menghela napas mengurut dada.

LISDA
Ya ampun Aa … ngapain tidur di mobil ?!

BI DEDAH
Hampir copot jantung Bibi … aduuuh !!

AA cengengesan keluar dari mobil dengan menetang tas ransel, seperti mabuk.

AA
Habis takut ganggu kalau mijit bel rumah !

LISDA ( curiga, ditutupi )
Jadi loncat pagar tinggi itu …?

AA ( cengengesan )
Iyah .. hehheh !

LISDA
Aduuuh untung enggak ketahuan satpam,kalau ditangkep pasti digebugin rame-rame! Aa .. Aa ..! Ayo masuk A … (  pada Bi Dedah ) bikinin kopi Bi …

BI DEDAH
Iyah non …

BI DEDAH ngeloyor lebih duluan. LISDA menyalami kakaknya sambil mematikan alarem mobil.

LISDA ( mencium bau minuman keras )
Mabuk minuman yah A ?

AA
Sedikit, tadi ada yang ngasih !

LISDA
Ayo masuk duluan … !

AA melangkah masuk ruangan dalam, sementara LISDA mengunci pintu mobil. Kemudian menghampiri BI DEDAH yang masih terlihat cemas.

LISDA
Aduuuh ternyata kakakku Bi, gimana kalau tadi kita lapor polisi atau telepon Mas Nowo atau temanku lainnya kan bikin malu Bi …

BI DEDAH
Iyah … non, tapi bibi mah takut sama kakak non ini, bener non, semenjak pernah menodongkan pisau maksa minta duit sama Non!?

LISDA
Iyah .. sih … tapi kan tempo itu kelihatannya lagi mabuk berat !

BI DEDAH
Ia juga suka nyuri apa saja yang bisa di jual, kalau non ngasih duitnya kurang, pernah kan celengen ayam besar di bobok Non !

LISDA
Ya udah,gak usah dibahas, aku sudah merelakan kok Bi … cepat bikin kopinya sekalian aku juga mau, mau ajak ngobrol kakakku !

BI DEDAH
Iyah … non !

LISDA ngeloyor masuk ruangan. BI DEDAH menanak air.


CUT – TO
018.  INT.  RUANG TENGAH RUMAH KONTRAKAN LISDA.  MALAM
Dua gelas kopi sudah terhidang di meja tamu. AA nampak cengengesan matanya merah.

LISDA
Kebetulan A, duit saya baru hilang enggak tersisa, jadi gimana atuh enggak bisa nolong anak Aa sakit, ke emmak atuh gimana ?

AA
Ach … si emmak baru nonghol liat muka Aa aja udah marah-marah, males lagian Iis enggak ngasih mana ada duit si emmak !


LISDA
Seminggu yang lalu sudah dikasih sih lewat adikmu !
enggak tahu sudah habis apa belum ?

AA
Habis kali, soalnya kemarin Aa lihat ngambek terus !

LISDA
Saya mani, bingung atuh A …, mana si Tita minggat dari rumah enggak bilang-bilang sekarang bagaimana keadaannya, tidur dimana lagi ?

AA
Ach .. si Tita, di bandung juga sudah sering ngilang enggak heran lagi!

LISDA
Yang bener A, boro ku sayah teh di pingit pisan da takut seperti saya !

AA ( nyengir mulai terlihat ngantuk )
Malah suka mabuk, minum valium juga pernah !

LISDA
Masa .. ?!

AA tersenyum tipis, sejenak suasana diam.

AA
Tadinya kalau Is ada duit sekalian pinjemin modal dulu buat usaha limbah kain dari pabrik, paling perlu tujuh juta semuanya …

LISDA ( berpikir )
Kalau gitu tunggu bulan depan coba, gimana A, bisa ?

AA
Perlunya juga sekarang mumpung ada yang nampung ! da Aa mah pesta kawin ge gak ada yang nyumbang, teu seperti ke dua adikku, mani di meriahkan …

LISDA
Kan Aa mah nikahnya enggak disetujuin lain dengan Kak Lina Dan Neni

AA ( seperti memaksa )
Makanya enggak usah di sumbang pinjemin aja !

LISDA
Da enggak ada duitna ge atuh A, musti di gimanain ?! paling kalau Aa tega mah ambil mobil jual!

AA cengengesan tidak banyak bicara lagi, matanya terlihat berpejam-pejam menahan kantuk.

LISDA
A … ? tidur ?!

AA ( ngantuk )
Hmhm ?

LISDA
Pindah kamar atuh … biar enak !

AA tanpa menjawab ia tertidur dikursi tamu.

CUT - TO
019.  INT.  KAMAR UTAMA RUMAH KONTRAKAN LISDA.  MALAM
LISDA nampak gelisah kebingungan ia menangis, disudut tempat tidur.

LISDA ( dalam hati )
Sudah malam, apa boleh buat perlu uang sekarang !

LISDA ( memjit telepon )
Halo … Mamih Golda ?

O.S     MAMIH GOLDA
Haey, Lisda ya, ampun, kirain dah kemana? tumben telepon lagi, ada apa  ?

LISDA
Pusing nih Mih, mau minjem uang dulu, bayarnya nanti dilebihin dech…

O.S     MAMIH GOLDA
Aduuhh gini hari pinjem duit, boss mu calon your husband gimana ?

LISDA
Jangan ributlah Mih … kepepet duit nih Mih, beneran, bisa acarain gak ?

O.S     MAMIH
Kapan ?

LISDA
Sekarang … !

O. S    MAMIH GOLDA
Bentar mamih ngomong dulu ma Boss jepang nih …( diam sebentar )

LISDA
Gimana Mih, halo ?

O. S  MAMIH GOLDA
bayaran satu setengah jeti, mamih potong gope mau enggak ?

LISDA
Jangan banyak-banyak atuh Mih, potongannya perlu duit nih !

O.S     MAMIH GOLDA
Segitu juga dah bagus, masih ada boss yang mau
 malam-malam gini, mau enggak ?

LISDA berpikir sesaat.

LISDA
Yah udah mamih smskan aja kemana meluncurnya … bye !

LISDA menaroh telepon, kemudian bergegas membuka lemari memilih pakaian.


CUT - TO
020.  INT / EXT.  RUMAH KONTRAKAN LISDA.  PAGI
AA sudah berada dalam mobil. Posisi gerasi sudah terbuka. Tidak berapa lama mobil melaju keluar rumah, BI DEDAH yang tengah mencuci piring terkagetkan serentak mengejar , mobil sudah menghilang.

BI DEDAH ( menggerutu )
Ya … ampun dasar maling, enggak kasihan sama adiknya sendiri !

BI DEDAH melongok-longok ruang dalam yang masih sepi, tiba-tiba LISDA muncul dari ruang gerasi terheran-heran dengan wajah terlihat lelah, pandangannya memerah agak mabuk.

LISDA
Bi .. mobil kemana ?

BI DEDAH ( melinangkan air mata )
Dibawa kabur kakakmu non … katanya mau dicuci sambil dipanasin …

LISDA terdiam dengan mata berkaca-kaca.

LISDA
Semalam kebanyakan minum, jadi enggak bisa pulang cepat !

LISDA berpikir bingung.

BI DEDAH
Kirain non masih tidur dalam kamar ?

LISDA menitikan air mata.

LISDA ( menghapus air mata )
Saya habis cari uang Bi, tadinya buat ngasih kakakku … tapi ?!

LISDA kembali melinangkan air mata, kemudian ia tersadar.

LISDA
Malam aku lupa ngunci kamar BI … jangan-jangan bpkp mobil ?

LISDA bergegas melangkah menuju kamar diikuti BI DEDAH.


CUT - TO
021.  INT.  KAMAR UTAMA RUMAH KONTRAKA LISDA.  PAGI
LISDA membuka laci lemari. BPKB sudah tidak ada ditempatnya.

LISDA ( kecewa membantingkan diri ketempat tidur )
Ya … Tuhan … !

BI DEDAH ( iba )
Hilang ya non ?!

LISDA mengangguk menepuk-nepuk kepalanya, jiwanya nampak tertekan.

LISDA
Bingung Bi, mangkaning besok ada orang dah janji mau nyewa mobilku !

LISDA menutup wajahnya dengan ke dua tangan ia bingung, menangis.

LISDA ( terisak – isak )
Kurang saya apa membantu keluargaku, tapi mereka tidak pernah mau tahu keadaanku Bi, kenapa bisa begini …, hingga aku enggak bisa konsen untuk meneruskan kuliah lagi Bi, apalagi ngumpulin uang buat ikut praktek ujian akhir, karena keluarga tidak pernah berhenti
 menginginkan uang hasil jerih payahku yang kadang melacur sampai-sampai hampir dibunuh orang  …. ?!

BI DEDAH turut terisak menangis.

BI DEDAH ( sedih )
Iyah … Non, bibi tahu pengorbanan Non dari dulu, bibi saksi hidup atas penderitaan non menghadapi keluarga non, terutama non Tita enggak ada berhenti-berhentinya nyakiti non, yang bungsu juga dah tanda-tanda, bakalan seperti Non Tita …

Sejenak saling berisak tangis. LISDA dan BI DEDAH menghentikan tangis ketika terdengar suara bell rumah berbunyi.

LISDA ( menghentikan tangis menghapus air mata )
Lihat Bi … siapa yang datang ?

BI DEDAH bergegas ke luar kamar sambil menghapus air mata dengan kedua tangannya. LISDA ngeloyor duduk depan kaca cermin, menyisir rambutnya yang acak-acakan.Tidak berapa lama BI DEDAH muncul.

BI DEDAH
Ibu neng ibu … !

LISDA nampak putus asa.

LISDA
Aduuuh …, pusing dech Bi …, ibu pasti datang kesini minta uang ! sudah masuk ?

BI DEDAH
Ada didapur lagi beresin oleh-oleh dari kampung !

LISDA terdiam sejenak merenun. BI DEDAH berlalu.


CUT - TO
022.  INT.  RUANG MAKAN RUMAH KONTRAKAN LISDA.  SIANG        
LISDA nampak resah menghadapi ibunya BU SULIS. Hidangan makanan baru disiapkan BI DEDAH di meja makan.

BU SULIS
Emmak teh udah ngasih uang muka untuk bayar tanah tetangga, habis murah sayang kalau diduluin orang …

LISDA nampak lemes mendengar ceritaan ibunya.

LISDA
Tanah ibu kan sudah lebar buat apa lagi beli-beli tanah emmak, toh adik-adik masih perlu biayai buat sekolahnya ?

BU SULIS ( tiba-tiba emosi )
Ini juga emmak maksain beli itu, buat masa depan anak-anak, kan meren enak dapat warisan nantinya …

LISDA ( mencoba lirih )
Iyah, tapi kan saat sekarang yang penting itu ilmu Mak, kalau tanah-mah kena gempa juga bisa habis, coba kalau ilmu bisa bermanfaat untuk bekal hidup anak-anak ibu …

BU SULIS ( tersinggung )
Kamu teh nyindir nya ?! pendidikan sakola penting …!
 Tanah juga lebih penting !

LISDA tidak menjawab, membuang muka menghapus ujung mata yang hendak berlinang.

BU SULIS
Sok pikir ku Iis, tanahmah tidak akan jatuh, naik terus … !

LISDA  ( AKHIRNYA MENJAWAB )
Iyah, tapi Iis teh sekarang udah cape cari uang terus mmak, ingin istirahat dulu, dari kecil enggak ada berhentinya kerja  keras buat bantu biaya keluarga, apa aja Iis kerjakan, masa smp kerja di bar malam, masa remaja tidak pernah dinikmati emmak … da emmak kalau enggak punya uang selalu marah-marah … !

BU SULIS ( beranjak )
Maksudnya apa kamu menceritakan masa lalu ! emmak-mah
enggak akan minta uang kamu, cuma emmak ingin ngobrol
 saja masalah tanah, apa emmak salah ?!

LISDA melinangkan air mata, BU SULIS ikut menangis.

LISDA ( mengalah, lihat ibunya terisak mennagis )
Maaf emmak kalau Is salah bicara … emmak emang bener, tanah itu semakin hari semakin mahal, cuma Is bingung baru kemalingan !

BU SULIS ( kaget )
Kemalinggan kumaha?

LISDA
Yah maling, masuk rumah, nyuri emas berlian, uang, juga mobil !

BU SULIS
Euleuh …., pantes mobilnya enggak ada, kirain masuk bengkel lagi! Udah lapor polisi?!

LISDA ( menggelengkan kepala menutupi )
Enggak mah, males, katanya kalau laporan hilang ayam malah bisa hilang sapi !

Mengangguk-ngangguk.

BU SULIS
Atuh kumaha? Kan emmak teh hayang saja jalan-jalan mutar kota !

LISDA tersenyum pahit, kemudian mengalas nasi kepiring ibunya.

LISDA ( mengalihkan pembicaraan )
Habis makan saya akan cari Tita, ibu mau ikut ?


BU SULIS
Males, kalau enggak pake mobil mah …

LISDA
Yah udah, ibu istirahat saja .. biar saya yang nyari, khawatir tu da … !

BU SULIS memgambil priring yang sudah terisi nasi.


CUT - TO
023.  INT.  KAMAR UTAMA RUMAH KONTRAKAN LISDA.  MALAM
BU SULIS nampak membereskan tas-tas dan dompet memeriksa satu-satu mencari uang milik Lisda. Kemudian membuka laci lemari membenahi pakai-pakaian dalam lemari sambil merogoh-rogoh lipatan koran alas pakaian. BU SULIS menemukan amplop yang langsung ditanyakan pada TITA yang baru ngeloyor masuk kamar ( baru pulang mencari Tita ) memegang-megang kepalanya.

BU SULIS ( membuka isi amplop )
Gening masih ada uang nih … !

LISDA yang nampak pasrah merasakan pening dikepala menengok ibunya.

LISDA
Yah .. Cuma segitu lagi emmak, kalau emmak perlu ambil saja …!

BU SULIS
Kan kamu juga perlu … ?

LISDA tersenyum tawar. BU SULIS memasukan amplop tersebut ke dalam saku bajunya kemudian matanya terlempar pada amplop besar yang terjatuh di lantai ketika BU SULIS menarik lipatan baju yang tersusun di lemari.

BU SULIS ( membuka amplop, survise )
Iyeu naon ? gening surat rumah dan surat mobil atas nama kamu Iis( senang ) di mana atuh mobil jeung rumahna teh ?

LISDA ( sambil meringis kesakitan )
Aduuuh …, itumah Mah Cuma iming-iming, kalau jadi nikah yah akan jadi milik Is, kalau enggak jadimah .. yah terserah Mas Nowo we achh … !?

BU SULIS ( mengangguk-angguk, senyumnya makin melebar )
Atuh jadikeun we …, lebar atuh mobil jeung rumah keur Mas kawin mereun ?!

LISDA ( putus asa, agak kesal )
Yah .. kumaha jodoh we Mak … ?

LISDA memijit-mijit kepala yang tanpa ada perhatian dari BU SULIS yang kala itu memasukan surat-surat dalam amplop besar dan menarohnya di bawah lipatan pakaian.

BU SULIS ( seperti basa-basi )
Gimana sudah ketemu si Tita ada dimana?

LISDA ( memperkeras pijitannya )
Sudah sih, tapi enggak ketemu! kata teman-temannya, lagi nyanyi sudah berjalan sebulan malah … pantes buku laguku pada hilang !

BU SULIS
Bagus atuh, jadi penyanyi kayak kamu bisa dapat uang banyak!

LISDA ( terperangah )
Ih ari emmak, jadi penyanyi malam mah bahaya emmak! Berhadapan sama orang-orang bragajul ! Iis teh pinginnya adik-adik itu maju sekolah! Jangan kayak Iis, di omongin orang, awewe enggak bener … !

BU SULIS mengangguk tidak terlihat kekhawatiran diwajahnya.

BU SULIS
Yang penting mah, si Tita enggak pulang ke bandung, da emmak mah sudah tidak sanggup sama kalakuan si Tita teh?! sekarang yang bikin kesel teh si Bungsu, sepertinya habis tamat smpnya ibu pindahin juga ke sini, sekolah di sini lagi, tinggal sama kamu …

LISDA tercengang, sakit dikepalanya sudah tidak dirasakannya lagi. BI DEDAH muncul memberi tahu.

BI DEDAH
Non, ada orang nganterin mobil katanya dari Bapak Nowo … !

LISDA terheran-heran kebingungan.

LISDA
Lo …, Mas Nowonya ?

BI DEDAH
Katanya masih sibuk, mungkin besok pagi ke sini, tapi tamu itu minta serah terima, perlu tanda tangan N’Non …

LISDA
Iyah … tapi, kok nganterin mobil kayak tahu mobilku hilang ?!

BU SULIS ( senang )
Kan tadi siang ibu ngobrol sama Masmu, ya ibu ceritakan saja keadaan yang sesungguhnya …, sekalian emmak minta digantiiin mobil …

LISDA ( menatap ibunya )
Suruh tunggu sebentar Bi, sekalian tolong beliin obat sakit kepala seperti biasa ( pada Bu Sulis )Emmak, kenapa harus bilang begitu ?!

BI DEDAH mengangguk sambil berlalu.

BU SULIS ( cuek )
Kan lebih baik terus terang, buktinya atas keberanian emmak, Mas Nowomu langsung membelikan mobil, katanya untuk sementara yang jelek dulu, sekedar gantiin mobil yang hilang !

LISDA
Aduuuh, emmak …! Aku tuh sudah mau menghindar
dari Mas nowo, mau putus !

BU SULIS
Kenapa, aduuuh, entong diputuskeuan Is, lebar mobil dan rumah baru !?!

LISDA
Mas Nowo, terlalu mencintai Is mah, ia mau menceraikan istrinya !


BU SULIS
Bearti … bener-bener mau tanggung jawab kalau begitu, kan senang ibu bisa minta tanah buat bikin kontrakan-kontrakan baru lagi !

LISDA menggelengkan kepala, lalu memegang kepalanya yang berasa semakin pening.

BU SULIS
Aduuuh bu, kepalaku tambah sakit, tolong tanda tangani sama ibu saja . ...

LISDA meringis kesakitan, menekankan kepalanya kebantal. 
                    

CUT - TO
024.  INT.  RUANG DEPAN RUMAH KONTRAKAN LISDA.  PAGI   
MAS NOWO menanda tangan sebuah cek kontan buat BU SULIS yang nampak tertawa-tawa senang. sementara LISDA nampak merenung malu.

BU SULIS
Hhahhah, Ieu teh cek nya, hahah dimasukin ke bang, terus di gimanain?

MAS NOWO ( bercanda )
Yah .. kasih saja ke Satpam bu, bilang saja buat bapak gitu aja ….

BU SULIS ( bingung sambil tertawa )
Hahahhah! atuh jadi gimana ?

MAS NOWO
Ya … jadi milik satpam Bu …!

BU SULIS
Huahahhahah …, bisa aja Ade nih, candain emmak … heuheuyy !

LISDA ( menjelaskan )
Emmak tinggal masukin rekening emmak saja, kalau enggak tahu tanya penjaga Bang nanti dikasih tahu emmak …

BU SULIS
Oh … gitu, ach .. emmak mah mau nyimpan cek dulu bisi hilang … !

BU SULIS bergerak melangkah masuk ruangan, MAS NOWO menatap LISDA.

LISDA ( mendahului )
Tolong jangan cerita dulu tentang perceraianmu …

MAS NOWO tersenyum, menyulutkan rokok baru.

MAS NOWO
Ayo kita pergi …

LISDA
Kemana ?

MAS NOWO
Terserah mau ketoko berlian atau ke butik ?

LISDA
Aku lagi malas pergi-pergi Mas !

MAS NOWO heran, menatap LISDA.

LISDA ( bingung )
Bentar saya kebelakang dulu, ada perlu sama ibu  !

MAS NOWO mengangguk menyerbungkan asap rokoknya.

CUT - TO
025.  INT.  KAMAR UTAMA RUMAH KONTRAKAN LISDA.  PAGI
BU SULIS nampak bebenah membereskan pakaian kedalam tas pakaian.

BU SULIS ( ceria )
Mumpung ada De Nowo, emmak mau sekalian minta diantar ke terminal, da ngapain lagi uang sudah dapat, ingin cepat ngelunasin tanah !

LISDA ( memberanikan diri )
Mah … aku sebenarnya malu, emmak ngeluh-ngeluh sama Mas Nowo …( mengenang ) Emmak masih ingat kejadian 11 tahun lalu tentang penganiyaan terhadap diri Iis?

BU SULIS menatap tajam LISDA, kemudian duduk.

LISDA ( menahan kesedihan )
Itu karena emmak sering  nuntut minta ini, itu sama boss gila itu …!

BU SULIS ( menyalahkan )
Ach kalau boss geblek itu memang punya penyakit kelainan jiwa ! Kamu juga yang salah kenapa bisa kumpul serumah sama boss kayak gitu !!

LISDA
Keadaan mendesak emmak, lagian Lisda kan sering di sekap
 enggak boleh keluar dari rumahnya !

BU SULIS ( salah tangkap )
Jadi maksudnya sekarang emmak harus ngembaliin cek ini gitu ?!

LISDA ( menarik napas, menggelengkan kepala )
Enggak emmak, cuma takutnya penyiksaan itu terulang lagi,
 Lisda trouma emmak !

BU SULIS
Emmak juga kalau mengingat-ngingat peristiwa yang heboh memalukan itu, bisa-bisa seperti bapakmu tidak berani pulang ke rumah, ocehan tetangga sampai sekarang masih ada saja yang nanyain kamu, makanya kamu
 kudu berhasil, kayak raya … kawin sama Mas Nowo pengusaha muda, jadi istri ke dua juga enggak masalah kalau memang sudah jodoh ?!

SULIS ( kaget )
Emmak ?

BU SULIS
Sudah jangan ungkit masa lalumu yang bikin emmak shock !
da kalau di bandingkan penderitaanmu sama penderitaan
emmak pasti lebih menderita emmaklah …

LISDA terdiam sedih, agak merenung-renung.

BU SULIS ( jadi sedih )
Bayangin emmak ngebesarin delapan anak, sedangkan bapakmu hobbynya cuma mancing, mabuk dan judi, enggak mau tahukontrakan habis diusir-usir yang punya rumah, untung kalian masih hidup juga, sekarang bapakmu tidak kelihatan lagi batang hidungnya! apa masih hidup atau mati dimangsa srigala ?!

LISDA terhentak, dada berasa sakit seperti tertusuk hingga LISDA meringis memegang bagian dadanya kemudian menelungkupkan tubuhnya ke atas kasur, mengganjal dadanya dengan bantal. Sementara BU SULIS kembali memasukan pakaiannya ke dalam tas sambil terisak menangis.


CUT - TO
026.  INT.  EXT /  INT.    RUMAH KONTRAKAN LISDA.  PAGI
BI DEDAH terheran-heran melihat seorang wanita cantik, tinggi semampai rambut sebayu berkaca mata hitam turun dari mobil masuk pekarangan rumah.

AIDA ( sopan dan berwibawa )
Maaf embok …

BI DEDAH ( bertanya-tenya )
Iyah embak, eh .. Bu, mau ketemu siapa yah ?

AIDA ( tersenyum tipis )
Saya mau bertemu .. hmh, Bu Lisda, ada ?

BI DEDAH ( mengangguk )
Dari mana yah … Bu ?

AIDA
Saya istrinya Pak nowo …

BI DEDAH kaget.

ADIA ( tersenyum )
Saya tahu suami saya sedang disini, tolong panggilkan, saya
 datang dengan baik-baik kok mbok tidak usah khawatir …

BI DEDAH
Iyah .. iyah, masuk… silahkan masuk .. !

BI DEDAH tergepoh-gopoh masuk lewat samping, sementara AIDA masuk lewat depan. MAS NOWO serentak membenarkan posisi duduknya ketika melihat istrinya datang.

MAS NOWO ( serba salah )
Mah …

AIDAH ( tersenyum )
Santai saja pah, tidak perlu salah tingkah kok!

MAS NOWO
Tapi buat apa datang kesini ?

AIDA
Sekedar mau tahu aja, bagaimana fisik wanita yang bisa merebut
 papah dari hati mamah, sampai papah lupa anak istri …

MAS NOWO bingung, tidak berapa lama LISDA muncul. Saling tatap.

AIDA ( berdiri emmbuka kaca mata )
Kenalkan saya Aida … istrinya Mas Nowo !

AIDA dan LISDA berjabat tangan.

LISDA
Saya Lisda …

AIDA kembali duduk, dipersilahkan LISDA. Sejenak suasana jadi kaku.

MAS NOWO ( memecahkan kekakuan )
Dari mana mamah tahu hmh …

AIDA ( tersenyum )
Kalau bangkai disembunyikan lama-lama juga tercium baunya kok pah ….

MAS NOWO terdiam bingung, LISDA tertunduk.

AIDA
Maaf De … usianya berapa sekarang ?

LISDA
Mau menginjak 29 mbak …

AIDA
Beda satu tahun, saya mau tiga puluh satu !

AIDA menyapu pandang sudut-sudut ruangan.

AIDA
Rumah sendiri ?

LISDA ( jadi tegang )
Masih ngontrak, dikontrakin Mas Boby kok, sebelum ketemu Mas Nowo …!

AIDA ( mengangguk )
Oooh … ! ada rencana mau pindah rumah baru dong ?!

LISDA kebingungan, tiba-tiba MAS NOWO menghentikan pembicaraan istrinya.

MAS NOWO
Mah .. tolong jangan cari gara-gara disini, karena ini semua kesalahan
 papah, bukan kesalahan Lisda !

AIDA ( bersikap tenang )
Enggak kok mamah kan sudah bilang mau baik-baik aja kok !

LISDA ( menyetujui )
Iyah … betul Mas, biar semuanya bisa lebih jelas !

MAS NOWO
Tapi seenggaknya lebih baik kita bicara dulu berdua mah …!

LISDA
Tolong Mas, saya lebih suka terbuka juga …

AIDA tersenyum mengangguk.

AIDA
Kalau papah merasa keberatan untuk menyaksikan obrolan antara papah dan pacar gelap papah, silahkan papah cari angin dulu ….

MAS NOWO jadi terdiam, berpikir.

MAS NOWO
Sebenarnya mamah mau apa datang kesini, toh kita sudah sepakat untuk bercerai ?

LISDA ( tiba-tiba menjawab )
Enggak, saya enggak mau itu terjadi Mas ?!

AIDA menatap LISDA menyelidik.

LISDA
Betul mbak, saya sudah memikirkannya jauh hari … tunggu !

LISDA bergerak kebelakang, MAS NOWO memperhatikan istrinya yang terus tersenyum.

MAS NOWO
Mamah ingin tahu papah bisa nekad ?

AIDA
Enggak, bukan itu yang mamah harapkan ?

MAS NOWO
Jadi ?

AIDA
Mamah Cuma ingin tahu, apa pilihan papah mencari pengganti ibu buat anak-anak itu tepat enggak ? atau malah nanti papah kejebak punya istri yang hanya menginginkan harta kekayaan papah saja ?!

LISDA muncul, AIDA kembali tersenyum ramah.

AIDA ( tiba-tiba )
 Adikmu dan temannya, Susi menceritakan masa lalumu De … ?

LISDA teperangah, agak merenung.

LISDA ( mengangguk )
Apa yang dikatakannya semua benar emmbak !

AIDA
Suamiku sudah tahu belum tentang peristiwa itu !

LISDA merasa ditantang, ia kembali bergerak kebelakang.

LISDA
Tunggu sebentar !

MAS NOWO ( bingung )
Ada apa sih Mah ?

AIDA
Nanti juga papah akan tahu !

LISDA kembali muncul menenteng album arsif pribadi ( guntingan koran ) dan memberikannya pada AIDA yang kemudian dibuka satu persatu sambil dibacakan agak keras.

AIDA
Seorang pelacur jalanan, anak smu nyaris tewas hendak di bunuh … Karena mau diperas seorang boss tega menganiaya perek jalanan.... Lisda pelacur jalanan dianiaya boss semen levennya …

MAS NOWO terhentak, turut melihat lembaran arsif pribadi tersebut, lalu beranjak berdiri dengan mata mulai berkaca-kaca. Tanpa bicara MAS NOWO berlalu dengan langkah setengah gontai.

AIDA
Papah … ?

MAS NOWO tidak menyahut ia masuk ke dalam mobilnya dan melaju meninggalkan pekarangan rumah. LISDA dan AIDA sejenak saling diam.

LISDA ( memulai dengan berkaca-kaca )
Itulah saya yang sebenarnya embak … jadi embak enggak perlu takut, saya tidak akan merebut Mas Nowo dari emmbak …

AIDA
Maaf kalau kedatangan saya ternyata membongkar masa lalumu yang suram De ..

LISDA
Saya malah senang emmbak, rasanya hati saya jadi plong … !

LISDA menutup album arsif pribadinya, kemudian mengeluarkan sertifikat rumah.

LISDA
Dan saya tidak ber-hak untuk mendapatkan pemberian ini embak … !

AIDA membaca sertifikat tersebut, kekecewaan tersirat diwajahnya.

AIDA ( berkaca-kaca )
Laki-laki biasa kalau sudah berhasil bisa seenaknya seperti ini,dulu waktu kami menikah tinggal di rumah petakan,  soalnya orang tua  Mas Nowo tidak menyetujui pernikahan kami De …

LISDA mengangguk menitikan air mata.

LISDA
Yah, ini hak embak untuk mendapatkan rumah baru lagi, meski embak sudah punya rumah mewah sekarang … ambilah embak, ini bukan hak-ku …!

AIDA mengangguk, LISDA mengembalikan BPKB mobil dan surat pembeliannya.

LISDA
Ini juga saya kembalikan embak …

AIDA ( terharu )
Makasih De …

LISDA
Juga mobil yang sekarang ada di garasi silahkan ambil saja embak, saya tidak membutuhkannya ….

AIDA mengangguk kemudian menelpon sopirnya via hp.

AIDA
Man … ibu perlu kamu untuk membawakan mobil … yah,
nanti alamat jelasnya Ibu smskan … !

AIDA menutup hp, lalu menatap LISDA yang nampak menghapus air matanya.


CUT – TO
027.  INT. KAMAR UTAMA RUMAH KONTRAKAN LISDA. SORE
LISDA sejenak merenung sendirian dalam kamar, menitikan air mata, kemudian teringatkan.

LISDA ( dalam hati )
Mas Boby …. Iyah Mas Boby, aku harus menelpon Mas Boby !

LISDA meraih hpnya dan mengoling nama Boby yang di save dalam hp.

LISDA
Mas …, mau ketemuan lagi ma Lisda enggak ?

O.S     BOBY
Apa khabar Lisda, sudah setahun lebih enggak dengar suaramu?

LISDA
hmh… sama dong, kangen nih !

O.S     BOBY
Katanya enggak mau ketemu lagi, sudah mau nikah ?

LISDA
Nikahnya enggak jadi kok, males sudah punya istri, mending sama Mas Boby masih single dan lebih asik lagi … !


O.S     BOBY
Aku masih sibuk, nanti aku telepon lagi  yah … ok .. bye !

LISDA tersenyum-senyum simpul menutup hpnya, kemudian meraih telepon rumah dan memijit nomer lain sambil melihat catatan buku telepon.

LISDA
Boss … masih ada lowongan enggak …? Aku Lisda …., langsung bisa masuk,  besok malam nyanyi?….. okey …. Okey …. Thank you boss … !

LISDA kembali tersenyum-senyum menerawang, tiba-tiba telepon berdeirng, LISDA mengangkatnya terdengar suara TITA menangis.

O.S     TITA
Teh …, tolongin Tita teh … hihk ..hik !!

LISDA ( cemas penuh kekhawatiran )
Ada apa Ita … ?!

OS      TITA
Aku enggak bisa pulang ditahan orang hotel !

LISDA
Iyah … kenapa, bicara yang jelas Ta !

O.S     TITA ( sejank menangis )
Aku enggak punya duit buat bayar hotel selama sebulan di sini …

LISDA
Hotel mana?

OS      TITA
Hotel kalimantan !

LISDA
Aduuuh itu kan hotel berbintang … mahal Ta !

O.S     TITA
Justru itu teh, tolongin Tita teh … takut .. !!

LISDA
Kamu sama siapa disana ?

O.S     TITA
Sama musuh teteh, Susi !

LISDA
Kata teteh juga, temanmu itu mempengaruhi enggak benar sama kamu …

O.S     TITA
Tolongin teh …

LISDA ( merasa kasihan )
Iyah … nanti teteh usahakan bagaimanapun juga, kamu tenang saja dulu …

O.S     TITA
Sekalian sama ongkos pesawat teh .. dua orang !

LISDA ( menyanggupi )
Iyah .. iyah …, udah yah …

LISDA menutup teleponnya cemas dan kebingungan.


CUT – TO
028.  INT. TEMPAT HIBURAN MALAM.  MALAM 
Selesai menyanyi music live berubah menjadi acara hiburan musik house. LISDA turun dari podium disong-song MANAGER.

MANAGER
Ada yang mau berkenalan Lis … boss besar !

LISDA
Aduuuh, entar aja dech, aku dah janjian sama bossku …!

MANAGER
Sebentar saja kenalan doang … takut dia marah bisa tutup nih pub kita !

LISDA
Tolong bilangin maaf …

LISDA bergerak melangkah hendak menemui BOBY yang sudah menunggunya berdua temannya yang sudah duduk bersama penyanyi lain. Tiba-tiba pandangan LISDA tertuju pada seorang LAKI-LAKI bernama YAMAN yang juga tengah menatapnya. Sejenak LISDA terperangah, jantungnya berdebar-debar tetapi LISDA harus menghampiri BOBY yang menggeserkan posisi duduknya.

LISDA ( bersalam-salaman )
Waduh, yang super sibuk ! tumben juga bisa datang ke sini ?

BOBY tersenyum keci. LISDA duduk disebelahnya. Saat terduduk pandangannya kembali menangkap sosok YAMAN yang terus menatapnya. LISDA mencoba mengusir perasaan yang tiba-tiba aneh dirasakannya.

LISDA
Apa kbabar Mas  dah lama sekali yah enggak ketemu …
BOBY ( tersenyum, tampang serius )
Aku sudah transfer uang sama adikmu … besok dia naik pesawat pagi katanya !

LISDA
Makasih banget, Mas Boby bisa menolongku !

BOBY
Aku enggak bisa lama-lama disini !

LISDA
Lo kenapa?

BOBY
Enggak biasa, mending kita mojok saja mau, kan kangen juga dah lama !?

LISDA mengangguk setuju. Tidak berapa lama BOBY menanda tangan bon pembayaran. Kemudian TEMAN BOBY berdiri diikuti BOBY disongsong MANAGER.

BOBY
Aku duluan nunggu di mobil yah, jangan kelihatan berengan
 enggak enak dilihat orang!

LISDA mengangguk, BOBY dan temannya berlalu. MANAGER menarik LISDA.

MANAGER
Lis bentar saja sekedar kenalan ayo …

LISDA menggelengkan kepala. MANAGER menarik tanganya kearah YAMAN membuat LISDA menjadi salah tingkah. Saat berdekatan LISDA dan YAMAN saling tatap seperti terjadi keanehan dalam diri masing-masing. LISDA mengulurkan tangan tetapi YAMAN pura-pura cuek, malah teman yang di sampingnya menyalami tangan Lisda.

YANTO
Duduk ?

LISDA
Enggak, maaf saya harus pulang cepat !

LISDA tanpa jawaban ia bergegas melangkah diikuti pandangan YAMAN sampai pintu lua.  LISDA menoleh dan memandang YAMAN. Kembali ke dua tatapan bertemu membuat LISDA terhenti sejenak.

LISDA ( dalam hati )
Wajah simpatik dan tatapannya yang tajam, aku seperti
 kenal sebelumnya, tapi dimana ? ( bingung )

LISDA menundukan kepala, bergerak melangkah lebih cepat menuruni tangga.

CUT - TO
029.  INT. KAMAR VIP, HOTEL BERBINTANG.  MALAM 
BOBY nampak tertidur pulas di samping LISDA yang tengah membayangkan wajah Yaman.

LISDA ( dalam hati )
Kenapa saat menatapnya jantungku berdebar-debar, apakah ini yang dinamakan jatuh cinta saat pandangan pertama?

LISDA  tersenyum-senyum simpul mengenang pertemuannya yang singkat.

BOBY ( terbangun melihat jam )
Sudah mau pagi … aku mau berangkat keluar negri siang ini, ayo siap-siap aku antarkan kamu pulang dulu ?

LISDA yang sudah mengenakan pakaian beranjak dari tempat tidur ngeloyor menuju kamar mandi. sSmentara BOBY bergegas mengenakan kemeja lalu meraih tas kerjanya mengeluarkan cek kontan. LISDA menghampiri sudah berdandan rapi.

BOBY
Aku bikinkan cek 25 juta … dan uang lima ratus dolar …

LISDA mengerling dengan wajah ceria.

LISDA
Mas Boby banyak banget ?!

BOBY ( tersenyum menutup tasnya )
Proyekku gol ! nanti saya transferin uang agar kamu
bisa beli rumah dan mobil sekalian !

LISDA nampak lebih berseri dengan mata berka-kaca.

BOBY
Do’ain saja ya … biar lancar semuanya …

LISDA mengangguk senang menitikan air mata haru, BOBY mengecup keningnya.

BOBY
Ayo …, kamu duluan keluar aku langsung jemput kamu di pintu masuk …!

LISDA mengangguk lalu bergerak keluar dari kamar.


CUT - TO
030.  INT.  KAMAR UTAMA RUMAH KONTRAKAN LISDA. PAGI 
Senyum LISDA tampak berseri-seri, ia mengenang wajah Yaman. BI DEDAH yang menyiapkan minuman segelas susu ikut tersenyum.

BI DEDAH
Bibi baru melihat non Iis wajahnya tersenyum terus, maklum
sudah ketemu Boss Boby ya Non …. ?

LISDA ( Tertawa renyah )
Eh .. tebakan bibi salah wee !

BI DEDAH
Terus kenapa atuh, meni kayak mendapat lotre begitu Non ?

LISDA ( tersenyum lagi )
Semalam aku ketemu cowok, wajahnya simpatik banget bi ….

BI DEDAH
Wooo …. Itu rupanya Non !

LISDA
Kenapa yah Bi, ketika mata kami saling pandang, jantungku
kok berdebar-debar ? sekarang wajah itu terbayang terus, padahal cuma beberapa detik saja kami saling berpandangan .. lagian cowok itu dingin banget bi, cuek … ! kenapa yah Bi ?!

BI DEDAH
Ya .. itulah namanya jatuh cinta saat pandangan pertama, Non ?!

LISDA
Aduuuh … rasanya kangen banget Bi, enggak tahan ingin ketemu lagi, tapi kenapa  ya Bi …, aku seperti pernah mengenal wajah itu beberapa tahun lalu, aneh … ?!

BI DEDAH
Pernah bertemu dalam mimpi kali Non ?!

LISDA mengangguk kemudian tersenyum-senyum kembali, sampai tidak memperhatikan BI DEDAH berlalu dari kamarnya.

LISDA
Wajahnya itu ngangenin banget bi …

LISDA menoleh pada Bi Dedah yang sudah tidak ada disampingnya.

LISDA ( menggurutu )
Eh … si Bibi, kirain masih disini … ?

LISDA sambil tersenyum meraih selimut, memeluk guling dan terus tersenyum simpul.


CUT - TO
031.  INT TEMPAT HIBURAN MALAM.   MALAM
LISDA merasa aneh malam itu tamu sepi, tidak ada yang datang tetapi pesanan lagu terlihat banyak.

LISDA ( membacakan )
Pesan lagu ‘ penjaga hati ‘ ( membaca lagi ) ‘ penjaga hati ‘ kok penjaga hati semua nih pesanan lagunya … siapa yah ?

Sebuah table yang dihadiri tujuh orang mengacungkan tangannya ( mengenakan pakaian serba krem gelap ), maka LISDA melihat YAMAN tengah memperhatikannya membuat LISDA menjadi salah tingkah.

LISDA
Hmh … hmh… maaf lagu penjaga hati sudah dibawakan …
 yang lainnya barangkali ?

YANTO ( teriak )
Rekan kami Edo mau nyanyi … panggil saja Lis !

LISDA memanggil nama Edo dan langsung menyerahkan mecrophone pada EDO yang beranjak berdiri ditepuk tanganin meja tersebut. LISDA turun dari podium Edo menyanyi. LISDA merasakan keganjilan yang terjadi di tempat hiburan tersebut. Para penyanyi tidak terlihat, kemudian pandangannya mengarah pada YAMAN yang nampak seperti cuek tidak memperhatikannya.

LISDA ( memanggil manager )
Mas… tumben sepi, penyannyi pada kemana ?

MANAGER
Pindah karoke …!

LISDA bingung melihat jam tangannya masih belum malam betul.

LISDA
Biasanya boleh kekaroke kan jam 12 malam …

MANAGER menunjuk pada YAMAN dengan isarat.

MANAGER
Pesanan boss !

LISDA ( heran )
Boss ? masih kelihatan muda ?!

MANAGER mengangguk kemudian ikut bergabung dengan table YAMAN, yang kemudian YANTO memanggil LISDA dengan lambaian. LISDA menghampiri. Teman-teman YAMAN langsung memberi tempat duduk di samping YAMAN membuat LISDA dan YAMAN terlihat grogi, keduanya saling diam dan kaku.

YAMAN ( dingin dengan suara berat khas )
Minum ?

LISDA ( menggelengkan kepala )
Sudah cukup … !

YAMAN kembali cuek, memperhatikan EDO yang menyanyi semakin seru.


CUT - TO
031.  EXT.  PINGGIR JALAN.  MALAM
LISDA dengan menenteng buku-buku lagu hendak menyetop taxi. Sebuah mobil menyalibnya. YANTO turun dari mobil tersebut.

YANTO
Bahaya naik taxi malam-malam … ayo kami anter mau pulang kemana ?

LISDA ( melongok-longok kedalam mobil )
Dengan Yaman ?!

YANTO
Iyah .. dia ingin kamu naik mobilnya … !

LISDA menghampiri mobil yang di setiri YAMAN tapi YAMAN tidak membukakan pintu depan. LISDA membuka pintu belakang, YANTO masuk lewat pintu depan.

YANTO
Kemana ?

LISDA grogi melihat YAMAN yang nampak dingin tidak berkomentar.

LISDA
Mhm … !

YANTO
Ke hotel saja ya … bagaimana mau ?

LISDA ( kebingungan )
Hmh …

YANTO
Enggak apa-apa kok, enggak ngapa-ngapain, sik-asik aja !

LISDA tidak menjawab. YAMAN mengoper gigi perseneleng, mobil melaju perlahan.


CUT - TO
032.  INT.  KAMAR HOTEL SEDERHANA.  MALAM
LISDA nampak grogi duduk menyudut di kursi ruangan kamar hotel, berjauhan jarak dengan posisi YAMAN. YANTO tersenyum-senyum sendiri memainkan rokok. Suasana kembali kaku.

YANTO
Ngobrol dong …

LISDA manatap YAMAN yang sekilas mencuri pandang dengan ujung matanya. LISDA melihat sebuah tasbih warna hitam melingkar dileher YAMAN.

YANTO ( beranjak )
Aku keluar dulu yah …?!

YAMAN mengangguk tanpa bicara, kemudian mengunci pintu kamar. Suasana kembali kaku. YAMAN membaringkan tubuhnya ke atas tempat tidur tanpa bicara membuat LISDA semakin salah tingkah.

YAMAN ( tiba-tiba )
Tidur ?

LISDA menghampiri tempat tidur sebelahnya yang berukuran kecil.

LISDA ( tiba-tiba mengetkan Yaman )
Kamu sudah terbiasa niduri cewek yah … ?

YAMAN membalikan tubuhnya memunggungi LISDA.

LISDA ( kesal )
Kalau sudah terbiasa …. Kenapa musti sok pura-pura jual mahal ?!

YAMAN mempermainkan ujung sarung bantal,seperti tidak memperhatikan kekesalan LISDA.

LISDA ( tambah kekih )
Apa perlu saya telanjang bulat didepanmu, berani bayar berapa ?!

YAMAN tanpa menoleh ia menelungkupkan kepalanya dengan bantal. LISDA tambah kekih mendekat maraih tasbih di leher YAMAN.

LISDA ( memberanikan diri )
Pakai tasbih … suka dibaca enggak ?

YAMAN ( balik bertanya, mengagetkan )
Pernah kepasantren ? kamu bisa solat, bisa ngaji enggak … ?!

LISDA tercengang. YAMAN kembali menyembunyikan kepalanya di balik bantal. LISDA melepas sepatu dan kembali ngeloyor ke tempat tidur sebelah, lalu membaringkan tubuh memunggungi YAMAN, yang tidak berapa lama membalikan posisi badan. Sejenak terdiam lalu menggeser tempat tidur LISDA menjadi satu. LISDA terbangun.

YAMAN ( dingin )
Biar enggak pengap … !

 LISDA bingung melihat sikap YAMAN yang kembali memunggunginya. LISDA menarik napas kesal ia membalikan tubuhnya memunggungi YAMAN. sejenak LISDA dan YAMAN saling memunggungi. Tiba-tiba dalam waktu bersamaan keduanya berhadapan.

YAMAN
Tidur ?

LISDA
Enggak !

YAMAN kembali memunggungi begitupun LISDA yang mulai gelisah dan kebingungan atas  sikap YAMAN, lalu hampir berbarengan keduanya menelentang. Beberapa saat terdiam saling lirik kemudian kembali saling memunggungi. sSat dalam kekakuan terdengar hp LISDA menyala-nyala.

LISDA ( mengankat hp, sengaja dikencangkan )
Halo .. Mas Boby ? apa khabar …… oh masih di Eropah toh …
masih lama? Apa? …. Oh… sudah di transfers …… makasih banget makasih …. Yah, makasih … okey bye!

YAMAN membalikan badan menatap LISDA dengan pandangan dingin. Saat bersamaan hp YAMAN berbunyi YAMAN tidak mengangkatnya. Kemudian satu hpnya lagi menyala-nyala. YAMAN kesal ia mematikan kedua hpnya, dan  kembali berbaring menutup wajahnya dengan guling. LISDA nampak kesal dan bingung atas sikap YAMAN. Tidak berapa lama terdengar hp LISDA menyala.

LISDA ( menumpahkan kekesalan jadi ingin pulang )
Tita …, udah di rumah … iyah teteh pulang .. secepatnya ?!

LISDA segera menyambar sepatu dan beranjak meraih tas bahunya. YAMAN terlihat masih cuek.

LISDA ( agak membentak, kesal )
Sory …, aku harus pulang, dipanggil adikku ….

YAMAN tidak menjawab, ia malah lebih menyembunyikan kepala meraih bantal satu lagi yang ditutupi kewajahnya. LISDA dengan perasaan sebel bergerak membuka pintu kamar.


YAMAN ( terbangun )
Kemana ?

LISDA ( singkat )
Pulang !

YAMAN memburu pintu kamar untuk menutupnya. Sejenak YAMAN dan LISDA saling bertatapan dengan pandangan saling cinta, keduanya terlihat grogi.

LISDA ( dalam hati )
Aku telah menemukan wajah yang selama ini aku impikan … !

YAMAN ( tiba-tiba )
Kamu pernah bermimpi aku yah ?

LISDA ( kaget, sadar )
Enggak ?

LISDA membuang pandangan ke sudut lain ada perasaan sedih yang tiba-tiba menyelusup dalam hatinya. lalu LISDA tertunduk dan bergerak melangkah meninggalkan YAMAN yang terus menatap kepergian LISDA. Sampai diujung lift LISDA menengok kebelakang, tatapan mereka kembali bertemu. LISDA menitikan air mata.


CUT – TO
033.  INT.  RUANG DEPAN RUMAH KONTRAKAN LISDA.  SIANG 
TITA nampak melinangkan air mata dihadapan LISDA.

TITA
Yah … benar dugaan teteh, aku hamil hampir beranjak lima bulan !( sejanak suasana diam ) aku perlu uang untuk menggugurkannya Teh !

LISDA
Enggak sudah besar, lebih baik kamu pelihara kandunganmu, biar teteh tanggung segalanya …..,

Menatap TITA bertanya lebih hati-hati.

LISDA
Jadi … siapa bapaknya Ta ?

LISDA berkaca-kaca dan menitikan air mata menangis sejenak.

TITA ( datar )
Antara Dody dan Reza …, tapi keduanya sudah pergi kuliah di luar negri, karena mereka berdua sebenarnya mencintai Teteh …. Mereka seperti prustrasi setelah mengetahui masa lalu teteh yang sebenarnya …

LISDA menitikan air mata.

LISDA
Masa laluku, membuat jiwa keluargaku hancur, teteh sendiri tidak bisa memaafkan masa laluku yang begitu membayangi masa depan teteh …..

TITA
Sebenarnya aku malu tinggal disini Teh, takut jadi aib buat teteh …!

LISDA ( menatap adiknya penuh kasih sayang )
Aku ini kakakmu Ita, yang harus melindungi adiknya … tinggalah di sini dan jangan pergi lagi …

TITA mengangguk. LISDA bergerak beberapa langkah memanggil BI DEDAH yang langsung datang menghampiri.

LISDA
Bi dedah … !

BI DEDAH
Saya Non ?

LISDA
Kamar Tita ganti spreinya, biar adikku bisa istirahat lebih enak …

BI DEDAH
Iyah non ..

LISDA
Setelah itu, telepon ibu suruh bawa kakaku dan suaminya serta ke tiga anaknya, bilang saja penting …. !

BI DEDAH
Baik Non …

TITA ( bertanya-tanya )
Saya ada urusan penting, mungkin pulangnya langsung ke tempat nyanyi !

LISDA bergerak melangkah menuju kamarnya.


CUT - TO
034.  INT.  TEMPAT HIBURAN MALAM.   MALAM
BEBERAPA ADEGAN:
LISDA merasakan keanehan-keanehan di tempat nyanyinya. Tamu tidak begitu banyak, pengunjung hanya dua, tiga table yang terisi itu juga teman-temannya Yaman yang mengenakan pakaian warna krem gelap. LISDA terobsesi akan bayangan Yaman seperti berada di tengah mereka dan menyaksikan LISDA menyanyi.
Pendengaran LISDA terngiang dengan lontaran kata-kata yang keluar dari mulut Yaman.

OS      YAMAN / VISUAL CU WAJAH YAMAN ( berkali-kali )
Kamu bisa solat, bisa ngaji enggak ?

LISDA berlari ke sudut ruangan pandangannya mencari-cari YAMAN diantara kumpulan tamu-tamu, tapi ia tidak menemukannya. Hanya bayang wajah Yaman semakin jelas menghantui pikirannya.

OS      YAMAN / VISUAL CU WAJAH YAMAN ( berkali-kali )
Pernah kepansantren ? kamu bisa solat, bisa ngaji enggak ?

LISDA menangis, merindukan pertemuannya dengan Yaman ketika MANAGER lewat LISDA langsung memanggilnya.

LISDA
Pak …, mana boss muda yang kemarin kok enggak datang-datang lagi ?

MANAGER
Itulah dia, bisa hilang dari pandangan, tapi kaki tangannya
 bertebaran dimana-mana …

LISDA ( penasaran )
Maksudnya pak ?!

MANAGER ( tertawa kecil )
Anggaplah dia yang punya negara, dia punya kekuasaan !

LISDA bingung atas jawaban MANAGER yang sudah pergi. LISDA penasaran ingin menemukan sosok Yaman di sudut-sudut ruangan tempat hiburan tersebut tetapi Yaman tidak kelihatan dan tidak pernah datang ke tempat hiburan tersebut lagi.

LISDA ( menangis )
Aku ini seorang pelacur, tidak boleh jatuh cinta … ?!

OS      YAMAN / VISUAL CU WAJAH YAMAN ( berkali-kali )
Kamu bisa solat, bisa ngaji enggak ?

LISDA ( dalam hati )
Saya ingin tinggal di tempat yang tenang dan damai …. !

LISDA meraih buku dan menentengnya lalu bergerak melangkah meninggalkan tempat hiburan tersebut dengan langkah gontai nampak prustrasi, menuruni tangga tanpa gairah.


CUT - TO
035.  INT.  RUANGAN RUMAH LISDA RUMAH KONTRAKAN.  MALAM
LISDA memberi penjelasan pada BU SULIS, KAKAK LISDA dan SUAMINYA.

LISDA
Rumah ini sudah Lisda beli, mobil buat keperluan keluarga juga sudah ada, berikut dua mobil untuk usaha, dan ini tambahan sebuah cek yang di kirim Mas Boby buat menggolangkan usaha ….

LISDA menarohkan cek diatas meja santai, lalu membagi tiga pandangan, sementara BU SULIS nampak terlihat senang dengan pandangan berbinar-binar.

LISDA ( mengerling )
Semua ini, Lisda serahkan pada kakak, kakak ipar dan emmak .. terserah !
 kalau hancur ya hancur kalau baik ya baik … ini pertolongan pertama dan terakhir dari Mas Boby sekedar membantu kita …. Karena ia tidak akan kembali ke Indonesia, Mas Boby dapat calon istri orang Hongkong!

LISDA menitikan air mata. KAKAK IPAR dan KAKAK LISDA saling pandang.

LISDA
Hanya satu permintaan dari Lisda …

Semua mata menatap kearahnya.

LISDA
Tolonglah orang yang betul-betul memerlukan pertolongan,
Bantu orang-orang yang tengah kesusahan, berilah pada orang yang meminta …!

KAKAK IPAR, KAKAK LISDA dan BU SULIS tercengang mendengar perkataan LISDA yang tiba-tiba seperti bukan diri Lisda yang bicara.

LISDA
Seperti biasa Is, sudah membeli beberapa kodi peralatan ibadah, maka tolong bagikan pada orang-orang yang betul-betul memerlukannya …

KAKAK IPAR
Emang Lisda mau kemana .. ?

LISDA tiba-tiba merenung, air matanya kembali menitik deras.

OS      YAMAN / VISUAL CU WAJAH YAMAN
Pernah ke Pesantren, kamu bisa solat, bisa ngaji enggak ?

LISDA ( dalam hati, datar )
Masa laluku yang pahit membuat aku minder untuk jatuh cinta pada seseorang …

LISDA menghapus air mata menahan tangisnya yang ingin meledak.

LISDA ( tiba-tiba )
Lisda … ingin kepasantren, ingin mensucikan diri, sekalian belajar ngaji !

BU SULIS, KAKAK IPAR dan KAKAK LISDA terperangah mendengar perkataan LISDA yang kala itu pendengaran LISDA seperti mendengar suara adzan bersahutan dengan suara mengaji, sementara jam dinding menunjukan pukul 0.00.

LISDA ( bergumam dalam hati )
Ya, Allah … ! saya telah mendengar suara indah orang azdan dan mengaji … !

LISDA nampak mengulum senyum, seperti mendapat kenikmatan.


DISSOLLVE
036.  EXT.  SEBUAH PESANTRAN JAWA BARAT.   SORE 
Alam asri pedesaan, terhampar sebuah Pesantren cukup besar yang dikelilingi kolam-kolam ikan serta pesawahan yang menghijau. Orang-orang desa nampak akrab dengan suasana yang mereka miliki sopan santun, saling hormat – menghormati dan saling tegur sapa sudah menjadi kebiasaan mereka.
Sebuah mobil kendaraan umum yang penuh muatan berhenti depan Pasantren tersebut. LISDA turun dari mobil tersebut, sudah mengenakan pakaian muslim serta menenteng tas pakaian, menyapu pandang bangunan Pesantran dengan penuh ketakjuban lalu bergerak melangkah dengan penuh keyakinan, menuju halaman pasantren.


CUT – TO
037.  INT.  SUDUT RUANGAN SEBUAH PASANTREN.  SORE
LISDA memperhatikan seorang ULAMA yang tengah memberi hukum akherat pada Umat manusia, para santri terlihat khusus mendengarkan pengarahan tersebut.

ULAMA
Bagian tubuhnya semua ditarik, hingga hancur berantakan! Itulah hukuman bagi para pempimpin atau orang yang mewakili rakyat, lalu membutakan diri pada keadaan rakyat, cuma menghitung-hitung keuntungan dari pekerjaannya, sementara rakyat kelaparan, Allah maha tahu !
abadilah orang-orang itu di dalam Neraka …. ( menyapu pandangan ) Bagaimana dengan pelacur?!
Tubuhnya dilebur oleh timah panas dari ujung kepala sampai kaki, kemaluan, mulut ke dua dadanya di pancung dengan besi panas …!

LISDA
Asaalmmuallikkummm … !

ULAMA
Waallikkuumm salamm, warohmatulohi wabarokkatull …

ULAMA dan para santri yang tengah belajar, serentak menatap LISDA yang menghampiri sambil menangis dan bersimpuh dihadapan ULAMA.

LISDA ( dalam isak tangisnya )
Perkenankan saya untuk tinggal di sini Pak …

Menatap ULAMA dengan penuh pengharapan.

LISDA ( sungguh-sungguh )
Saya ingin bisa ngaji pak …. !? ajarain saya mengaji pak … !!

ULAMA mengangguk ( dalam hati, menatap Lisda )
Tanda-tanda kiamat sudah dekat dimana seorang wanita kota dalam usia muda datang untuk mensucikan dirinya, mencari kebenaran dan ridho Allah  ….

LISDA
Saya … saya seorang pelacur, yang merasa kotor dan terhina, saya ingin membersihkan dari dosa saya, pak … !

Saat bersamaan LISDA merasakan sinar matahari seperti berada mengitari tubuhnya memasuki alam pikirannya hingga ia merasakan cahaya yang terang masuk dalam pikirannya menelusup ke jiwanya. LISNA bersujud simpuh.

LISDA ( berguman dan menangis )
Ya .. Allah … !

ULAMA ( menenangkan )
Pintu kebaikan sudah terbuka untukmu Nak … maka tidak akan ada kesusahan untuk mengaji, menimba ilmu agama, semua pintu insyaallah akan terbuka untukmu Nak … kami semua senang, menyambut kehadiranmu … !

LISDA terus menangis dan besujud, semua santri terharu mendengar pengakuan LISDA bahkan beberapa orang ada yang turut menangis.


DISOLLVE TO DISSOLLVE
038.  INT.  SUDUT - SUDUT RUANG PESANTREN.  SUBUH
BEBERAPA ADEGAN:
LISNA belajar mengaji dari ikro sampai qur’an besar.
Seorang IMAM tengah mengimami para makmum untuk bersolat subuh. LISDA nampak khusu berada diantara para jemaah wanita. ( lisda tersenyum-senyum simpul malu seperti hendak bertemu dengan seorang kekasih )

Santri-santri mengikuti ULAMA mengakhiri pelajaran ngajinya dengan mendendangkan salawatan. LISDA nampak menikmati suasana barunya seperti bertemu dengan kekasih hati yang saling mencintai.

LISNA berwirid dengan khusu sambil berlinangan air mata, terdengar suara ghoib.

SUARA GHOIB
Aku datang padamu untuk mengabarkan tentang azab akherat pada dunia ….,
 kau akan menyaksikannya … karena engkau telah datang padaKu …

LISDA memejamkan mata sambil menangis, seperti melihat gambaran alam ghoib dari alam pemikirannya.

DISSOLLVE
039.  INT.  SUDUT RUANGAN PESANTRAN.  PAGI
LISDA menangis punggungnya berguncang, ia menghadap ULAMA yang mencoba menenangkannya.

LISDA
Kenapa saya diperlihatkan berbagai gambaran wajah para Nabi, serta mujijat yang diturunkannya, bahkan alqur’an seperti turun dari langit masuk alam pikiranku?! Saya takut pak …, saya takut … bencana-bencana itu akan melanda Negri kita menyambut presiden yang akan datang untuk mendamaikan Aceh ….. !? minyak akan meledak,
 keruptor akan terungkap, hati-hati dengan kegelapan?! Akan diturunkan penyakit melalui udara juga penyakit dari bahan makanan kimia …., angin badai kekuatan tinggi dan gempa dahsyat akan meluluh lantahkan separoh Dunia, setelah Irak porak poranda … saya takut… takut .. ??!!
akan terjadi lagi musibah memakan banyak korban, saya takut ??! teror bom mengguncang dunia, Alam kerajaan meminta keadilan di Dunia …. !??

ULAMA
Subhannalloh … ! Rahasia Ilahi telah diperlihatkan padamu Nak, sesuatu yang jarang di berikan pada hambanya, tapi engkau telah diberi hidayah ke AgunganNya … perbanyaklah berdo’dan tambahkan keyakinanmu, jangan tinggalkan ibadah-ibadahmu, serta kuatkan hati dan jiwamu menuju kalam Ilahi….!

LISDA menunduk sambil menangis berusaha untuk meyakinkan alam pikirannya.


DISSOLLVE
040.  INT.  SUDUT RUANG LAIN PESANTREN.  MALAM 
LISDA besujud syukur dan berdo’a.

LISDA
Ya … Allah, bila aku meninggalkan nikmatMu dan kembali pada jalan kesesatan, maka tidak daya upayaku selain minta pertolonganMu…. Jika dalam penglihatanMu aku selalu berada dijalanMu maka panjangkanlah umurku…, tapi bila dalam penglihatanMu aku akan kembali sesat maka ambillah aku untuk berada disisi Mu ya, Allah … !

Dalam sujud tersebut LISDA merasakan jiwanya melayang.


DISOLLVE
041.  INT.  KAMAR SANTRI PESANTREN. SUBUH
Pipih dan TINI sudah bersiap bersolat jemaah subuh, tersenyum-senyum melihat LISDA seperti pura-pura tidur dengan posisi tubuh telentang, kedua tangan melipat ( sikap orang solat ) dengan senyuman merekah wajahnya bersinar.

PIPIH
Kak … jangan bercanda gitu deh .. ayo bangun, waktunya solat subuh …

TINI
Iya, kami tahu kak ini bercanda tuh kan tersenyum lagi ..? ayo !

Ketika melihat tubuh LISDA enggak bereaksi. TINI dan PIPIH heran ia segera mengguncangkan tubuh LISDA yang sudah membujur kaku tidak bernyawa.

PIPIH dan LISDA ( menangis )
Kak …, Kakak !!!???? Innallillahii wainnaillaihhi rozdiunnn … !!

PIPIH dan TINI memeluk jasad LISDA.

PIPIH
Maafkan aku Kak … ?!

TINI ( menangis )
Kakak … kenapa ingin tinggal disini? Sekarang saya tahu kakak hambayang di sayang Allah yang diberi Hidayah  penglihatan kejadian alam ghoib dan alam Dunia termasuk pemerintahan …! Ya … Alalh,
 kami akan merasa kehilangan ….!

TINI dan PIPIH kembali menangis sesenggukan. Beberapa santri yang mulai masuk ruang kamar turut menangis memburu jasad LISDA menangisinya.

SANTRI – SANTRI
Kak Lisda … Innalillahii wainnailaihhi rozdiunn ….
Kami akan kehilangan kak …., kami kehilangan … !!


DISOLLVE
042.  INT.  SEBUAH MESJID PASANTREN.  PAGI
BEBERAPA ADEGAN:
ULAMA memimpin para makmumnya bersolat ghoib, terpisah dari jemaah ibu-ibu yang juga melakukan bersolat ghoib.
Jenazah LISDA sudah berada di ruangan sudut pasantren, terlihat BU SULIS, TITA yang menggendong bayi, AA. Keluarga kakaknya tengah terisak-isak menangis, sementara PIPIH dan TINI masih menitikan air mata dengan kelopak mata membengkak, begitupun juga para santri lainnya.

ISTRI ULAMA
Mau di bawa ke Jakarta atau ke Bandung Bu …?

BU SULIS ( sambil terisak )
Ke Bandung saja …. ! kenapa Lisda enggak mau keluar dari pasantren ? tahu-tahunya begini … ?! meninggalkan kami untuk selama-lamanya …. !!

ISTRI ULAMA
Bersyukur Bu, Anak Ibu meninggalnya dalam keadaan khusnul khotimah … !

BU SULIS mengangguk-anggukan kepala, sementara TITA terus menangis, menatap jasad LISDA yang seakan mengajaknya untuk tersenyum.


DISSOLLVE
043.  EXT.  HALMAN PESANTREN.  PAGI
Terlihat dihalaman luar ULAMA dan para bapak lainnya serta para santri turut berkabung atas kepergian LISDA. Beberapa mobil terparkir dihalaman luas, serta rangkaian bunga mengiringi kepergian           LISDA.


BACK, IN – TO
043.  EXT.  PEMAKAMAN ASRI.  MAGRIB
Pelangi kian melengkung seperti menaungi pemakaman kuburan yang masih dikunjungi ramai orang, yang ingin melihat keajaiban. Karangan bunga duka nampak semarak di seputar pekuburan LISDA yang seperti memancarkan cahaya dari dalam.
Pelangi membuyar menyongsong hari mulai berganti malam.

ORANG – ORANG
Kuburannya wangi …. dan seperti ada cahaya memancar dari dalam !

Dari keramaian orang yang sekedar berkunjung atau pengantar jenazah, terlihat YAMAN mengenakan pakaian muslim berkopeah hitam membuka kaca matanya. Dua orang pengawal pribadinya turut membuka kaca mata.

YAMAN ( mata memerah sedih )
Lisda …. ?!

YAMAN duduk tepekur depan kuburan baru LISDA, diikuti kedua pengawalnya yang berjarak beberapa langkah kaki, terdengar adzan magrib berkumandang.




F r e e z z  e     f r a m e





Nenden Olla / Salwa
Jakarta, 03, January, 2006