" KAWIN KONTRAK “
TRADE
MARK:
DISSOLLVE
00A. BEBERAPA TEMPAT. PAGI
Beberapa
Adegan (berpasang – pasangan)
Seorang
gadis belia berpasangan dengan pengusaha eksekutif muda berikrar depan penghulu
diatas surat perjanjian kawin kontrak
DISSOLLVE
00B. PERSIMPANGAN JALAN. SORE
VOP:
TRAVELING KAMERA
Pemandangan
asri pebukitan luas dan lengang, SUWONDO
menghentikan mobilnya di depan jalan persimpangan yang bercabang dua. Beberapa
saat ia berpikir (hendak menuju arah yang mana?)
Disamping SUWONDO
tergeletak sebuah Koran dengan berita
“ Memaraknya kawin
kontrak dari pasangan eksekutif muda dengan wanita belia adalah dampak dari
krisis ekonomi atau krisis kepribadian ? “
CUT
- TO
000. INT. R.TUNGGU K.
PERUSAHAAN SUWONDO. SIANG
Pan Kamera to :
Tamu-tamu
berdasi nampak duduk menunggu di ruang tamu. Dua orang melapor dim eja penerima
tamu.
CUT
– TO
001.INT.RUANG SEKERTARIS PERUSAHAAN SUWONDO. PAGI
TEMI
sudah berhadapan dengan NINA (sekertaris) yang tengah melihat-lihat barang
(produk) dagangan TEMI (sebagai sales door to door) sinyal hijau dari line
telepon menyala.
NINA
Baik pak ...
NINA
tanpa memberi tahu pada TEMI menandatangani cek yang sudah dipersiapkan lalu
diberikannya
TEMI (menolak)
Kali ini aku enggak terima Nin
NINA
Udah ... kita bukan anak sma lagi
gaya keras kepala lo tuh hilangan dulu
TEMI (ngotot)
Aku ingin pak Suwondo melihat dulu
Produkku, masa tiap kesini langsung diborong
NINA mengangguk sambil memijit line sambungan ke
ruang SUWONDO kemudian menggelengkan kepala pada TEMI
TEMI (kesal)
Kenapa? Sibuk menjamu tamu luar? on line?
Atau …
NINA
Kalau mau ketemu harus janjian dulu
sehari
sebelumnya Tem
TEMI (bangkit berdiri)
Kalau gitu tulis gua sudah janjian dari
kemarin
NINA
tersibukan dengan deringan telepon dari Oprator ia tidak bisa mencegah TEMI
yang langsung masuk ruangan Direktur
CUT
– TO
002. INT. RUANG DIREKTUR PERUSAHAAN SUWONDO. PAGI
SUWONDO yang tengah menghendel telepon genggam
dengan posisi membelakangi Kamera tidak mengetahui kedatangan TEMI
SUWONDO
Kalau kayu-kayu dah diberangkatkan ke jepang
kamu fax saja .... iya ...... iya .......
via
Nina ...... iya ........ okey!
SUWONDO
menutup hp, TEMI ragu-ragu untuk duduk
TEMI (agak segan)
Hmh .. maaf ... pak!
SUWONDO
berbalik menebar senyum, TEMI menatapnya (ingin tahu) dan langsung terpesona
melihat wajah Boss yang dihadapinya itu (ganteng pemuda idaman!?)
SUWONDO (tenang, berwibawa)
Silahkan duduk, ada yang bisa saya bantu?
TEMI (serba salah malu)
Hmh ..hmh ...
SUWONDO
bergerak duduk bersamaan dengan TEMI
SUWONDO (mengulurkan tangan bersalaman)
Temi kan? Saya Suwondo …
TEMI (makin gugup malu-malu)
Hmh .. oh .. hmh ...
Tangan
TEMI gemetaran saat bersalaman
SUWONDO
Saya sudah mengenal adik
TEMI (spontan)
kenal saya?
SUWONDO
mengerling ke ruang sekertaris yang tembus pandang
SUWONDO
Aku bisa melihat dari sini kan?
TEMI
mengangguk ikut memandang ruang tersebut ‘transparan’ membuat TEMI tersimpul
malu sementara PAK SUWONDO menekan knop, terdengar suara NINA tengah menghendel
telepon
SUWONDO
Dari sini juga bisa mendengar
Percakapan ruang sebelah
TEMI (langsung menundukan kepala)
Oh ... maaf … hmh ....
SUWONDO
menekan bell, NINA muncul
NINA (ketakutan)
Maaf pak saya sudah melarangnya .. tapi!
SUWONDO (tersenyum)
Tawarin tamu kita untuk minum
NINA
agak kaget kemudian pada TEMI
NINA
Mau minum apa Tem?
TEMI (masih menunduk)
Enggak ... enggak mau minum
NINA mengerling PAK SUWONDO mengangguk memberi
isarat agar NINA meninggalkan ruangannya (diam beberapa saat)
SUWONDO
Saya salut dan simpatik mendengar
cerita
adik yang tulus membantu
keluarga meski adik harus banting
tulang sendiri untuk mendapatkan uang
TEMI
tidak berani mengangkat kepala
SUWONDO
Bagaimana menurut adik yang dibicarakan
sekertarisku mengenai kawin kontrak?
TEMI
terhentak memandang SUWONDO dengan perasaan tidak menentu
ROLLING TITLE
CREW DAN PEMAIN UTAMA
DIIRINGI THEME
SONG
003. INT. JALANAN MEGA
KUNINGAN SEKITARNYA. SORE
Beberapa
adegan TEMI kursus nyetir mobil, dari kejauhan SUWONDO (dalam mobil - berbicara
via hp) nampak mengawasinya dengan senang (puas melihat Temi cepat menguasai
pelajaran menyetirnya)
Tidak
berapa lama muncul seorang tukang visa, SUWONDO membayarnya kemudian
menyuruhnya mengantarkan visa tersebut pada TEMI yang belajar memarkir mobil
Ketika
tukang visa mengantarkan visa TEMI langsung mengklakson mobilnya dan
melambaikan tangan pada SUWONDO yang ketika itu SUWONDO (sibuk dengan telepon
via hp) membalas lambaian TEMI dengan klakson serta nyala lampu mobil (ngebim)
sambil melajukan mobilnya meninggalkan pelataran parkiran tersebut
DISSOLLVE
004.EXT. JALANAN -
TAMAN. MALAM
TEMI dan SUWONDO sama-sama memegang setir dengan
posisi TEMI berada diatas pangkuan SUWONDO mobil yang disetiri mereka berjalan
pelan dan berhenti depan sebuah taman, dalam kesempatan tersebut SUWONDO
merangsangi TEMI dan mereka melakukannya ditempat tersebut dengan penuh
ketakutan.
DISSOLLVE
005. EXT / INT. REEL ESTAT RUMAH TEMI. MALAM
TEMI
yang baru turun dari mobil langsung dipangku SUWONDO masuk rumah serta
dibaringkannya diatas sofa. (waktu itu interior rumah Temi masih belum terisi
barang-barang penuh, menandakan Temi baru menempati rumah tersebut)
Diatas
sofa tersebut SUWONDO lagi-lagi merangsangi hendak melakukan hubungan suami
istri tiba-tiba SUWONDO terdiam menghindari TEMI
TEMI (penasaran)
Kenapa Mas?
SUWONDO (gugup)
Enggak (menerawang)apa Adek pernah merasakan
kesakitan bila tengah berhubungan sama Mas?
TEMI (menggeleng bingung)
Enggak …. Hmmh … Cuma malam pertama saja
TEMI
tersipu malu, SUWONDO terdiam seperti melamun
TEMI
Kenapa emangnya Mas?
SUWONDO
Istriku … sering merasakan kesakitan
TEMI mendekati SUWONDO hendak duduk diatas
pangkuannya, SUWONDO seperti menolak
SUWONDO
Bikinkan Mas teh manis Dek ….
TEMI
mengangguk sambil ngeloyor bergerak keruang samping sementara SUWONDO
termenung
FADE OUT
FADE IN
TITEL : ENAM BULAN KEMUDIAN
006. INT / EXT. REAL
ESTAT RUMAH TEMI. PAGI/SORE
Kegiatan TEMI dari pulang jalan pagi, menata
ruangan, meletakan pas bunga, mengikuti aerobik di acara tv, memasak, mandi,
membangunkan adiknya (FARIDA) yang malas bangun dan uring-uringan karena
dipaksa harus mau didandani sebagai model, malah ketika didandani FARIDA nampak
tertidur pulas jadinya seperti wajah dakocan. Setelah sadar FARIDA
mencak-mencak sementara TEMI tertawa penuh canda
CUT
– TO
007. EXT. REAL
ESTAT. MALAM
Mobil
kelas menengah melaju menyusuri jalanan perumahan real estat menuju pintu
gerbang.
Dalam
mobil tersebut nampak TEMI menyetir sendiri sambil bernyanyi mengikuti lirik
lagu yang diputar dalam tip mobil kemudian menelpon seseorang via hp
CUT – TO
008. EXT. RUMAH KOST NINA. MALAM
Depan
rumah kost, TEMI menghentikan mobilnya sambil mengklakson beberapa kali, tidak
berapa lama terlihat NINA bergerak cepat kearah mobil dan langsung masuk.
Setelah
duduk berdampingan NINA nampak tersenyum senang meneleti interior mobil
NINA
(mengenduskan hidung)
Mobil baru dari sorum nih … !
NINA mengeluarkan alat make-up
TEMI (ceria)
Udah lama, hadiah bulan madu
NINA
Wow … berarti lama juga kita enggak ketemu
yah?
Kemana aja? Pasti bulan madu terus
Sampai lupa teman yah ….
TEMI
Enggak,gua bilang juga apa Mas Suwondo
melarang ketemu elo akhirnya
NINA (tanpa beban)
Gak apa-apa malu kali … tapi toh diluar
sepengetahuan kita masih bisa bertemu
TEMI
hendak menjalankan mobil dicegah NINA
NINA
Bentar jangan maju dulu gua belum pakai
lipstik
NINA
memakaikan lipstik dibibirnya
NINA (memuji)
Hebat lo yah
… sudah dapatin yang lo mau
bisa
bawa mobil sendiri lagi!
TEMI (mengelak)
Ah .. ini semua kan karena kebaikan elo juga
NINA
Ya enggak dong, semua itu adalah perjuangan
elo yang enggak bisa orang lain melakukannya ….
TEMI
Enggaklah .. gua kan hanya menjalankan
apa
yang gua harus kerjakan demi
mencukupi tuntutan keluarga gua
NINA
Eh .. bagus lagi, yang gua tahu sih
kalau
perempuan jadi tulang punggung
keluarga biasanya mereka jual diri, melacur,
atau
kerja di tempat-tempat hiburan memeras
kantong badot-badot hidung belang! tapi
kantong badot-badot hidung belang! tapi
ada juga cewek yang jadi peliharaan boss
NINA menutup mulutnya keceplosan bicara sambil melirik TEMI yang langsung terdiam merenung
NINA
Mhm .. maksud gua .. maksud gua …
CUT
- TO
009. EXT. JALANAN. MALAM
Mobil
yang dikendarai TEMI bergerak ke jalur cepat, NINA membenarkan ucapannya
NINA (agak bingung)
Kalau
elo sih, gua rasa bukan peliharaan
TEMI (hambar)
Apa bedanya?
NINA membereskan alat-alat make-up kedalam tas
bahunya
NINA (berpikir)
Elo jelas lain … syah dinikah pakai surat …?
TEMI (meneruskan)
Surat perjanjian hitam diatas putih
dengan
berbagai syarat yang tidak boleh
ditentang peraturannya
NINA (berpikir berusaha menghibur)
Siapa tahu lama kelamaan jadi istri beneran
TEMI
Kawin kontrak dalam satu tahun yaitulah
batas
gua jadi istri boss elo
TEMI tiba-tiba memelas
TEMI
Itupun karena istrinya lagi berobat
diluar
negeri biar tidak rutin masih
ada waktu buat gua, tapi sekarang
istrinya sudah kembali katanya ….
TEMI menghempaskan napas kecil gelisah
NINA (meyakinkan)
Pasti ia juga mengusahakan buat bertemu elo
TEMI (putus harapan)
Yah .. mudah-mudahan ….
Suasana diam sesaat
NINA (tiba-tiba)
Tapi enggak rugilah apabila nanti
Suatu
saat pak Suwondo ninggalin elo
Perbekalan masa depan dah terjamin
Enggak usah jadi sales door to door lagi
TEMI (menegaskan)
Sayangnya gua enggak seperti wanita
matreialistis yang elo kira Nin!
NINA
berpikir serius menatap sahabatnya
TEMI (meyakinkan)
Gua serius Nin
NINA
Owh .. oh
TEMI
memperlambat mobilnya
NINA
Gimana belajar nulisnya?
TEMI
Belum ada yang menarik untuk diangkat cerita
NINA
Pengalaman elo sekarang inilah … seru
TEMI
tersenyum mengangguk membelokan setir kekiri
CUT
- TO
010. EXT / INT. SEBUAH RESTORAN MEWAH. MALAM
NINA
dan TEMI berdiri antri memesan makanan pada pelayan sebelum masuk restoran
POV
NINA, INSERT:
PAK
SUWONDO tengah menggandeng istrinya (ROKSANA) dan mendudukannya dikursi dibantu
seorang pelayan
NINA menarik TEMI keluar
TEMI (bingung)
Kenapa?
NINA
Ayo kita cabut, enggak jadi makan disini
TEMI
Lo bukannya ... elo dah janjian sama bokim
NINA
Gampang gua tinggal calling dia
janjian ditempat lain aja
TEMI
penasaran menengok kedalam restoran dan ia melihat pak SUWONDO tengah menatap
mesra istrinya
NINA (seperti bicara sendiri)
Pak Suwondo sama istrinya
TEMI
mengangguk lemah
NINA
Sory …
TEMI (sedih)
Yah … gua mengerti
TEMI kembali memperhatikan SUWONDO yang kala itu terlihat ROKSANA tengah mengibaskan bulu mata dibawah kelopak mata pak SUWONDO
ROKSANA (tersenyum manis)
Bulu mata jatuh katanya ada yang rindu
PAK SUWONDO
Kan mamah yang merindukan papah
PAK
SUWONDO dan ROKSANA sama-sama tersenyum, mereka nampak seperti tengah
berpacaran
TEMI (minder)
Istrinya cantik banget …
NINA (menepuk Temi)
Ayo … kita pergi
NINA menggandeng TEMI menuju parkiran mobil
CUT
- TO
011. EXT. PARKIRAN DEKAT RESTORAN. MALAM
Sesampai di mobil keduanya masih terdiam.
TEMI
Gua harap elo gak usah
nungguin dia sampai keluar
TEMI (agak meringis)
Enggak … perutku agak mual dikit
Tiba-tiba
TEMI berlari keluar dan muntah-muntah diikuti NINA
NINA (cemas)
Anggak apa-apa Tem
TEMI (membenahi diri)
Enggak .. Cuma masuk angin
TEMI berpikir mengingat dirinya
NINA
(menyelidik)
Wah
jangan–jangan?
TEMI menghindar tatapan NINA
TEMI (membela)
Enggak… gak mungkin hamil selalu terjaga
kok
dengan obat-obatan anti hamil
TEMI
mendahului NINA masuk mobil.
CUT
- TO
012. INT. SEBUAH RESTORAN MEWAH. MALAM
SUWONDO dan ROKSANA menyapu pandang interior
restoran POV: suasana romantis sebagian tamu eksekutif berdansa diiringi musik
piano dan bass gitar
ROKSANA
Interiornya masih seperti dulu belum berubah
SUWONDO
Kan atas saran mamah juga agar tidak
ada
yang dirubah
ROKSANA
Makasih yah pah, cuma tamu-tamu yang
datang kesini agak berkurang mungkin
sudah bosan dengan interiornya
SUWONDO
Tempat
ini kan bukan invest cari untung,
Dan papah membelinya.. (menatap istri)
ROKSANA (nanar)
Untuk mahar … makanya kita pertahankan
restoran ini sampai beranak cucu, tadinya
agar anak cucu kita mengetahui sejarah
pertemuan kita pertama ya …
disinilah tempatnya
ROKSANA bergerak kesudut ruangan diikuti SUWONDO
ROKSANA (menjadi sedih)
Tapi sekarang apalah arti semua ini,
setelah dokter luarpun mengultimatum
SUWONDO menyambar tangan ROKSANA dan menatapnya
untuk mengalihkan kesedihan kemudian melempar pandangan ke arah samping
belakang
SUWONDO
Mamah masih ingat enggak waktu kita
saling
pandang bertemu dekat kamar mandi?,
papah
langsung mencium tangan Mamah
dan berkata apa coba?
ROKSANA mengangguk kemudian tersenyum simpul mengenang masa lalu
ROKSANA
Papah waktu itu mengatakan “ aku akan
melamarmu secepatnya meski baru kenal 5 menit”
ROKSANA tersenyum lucu, SUWONDO bangga
ROKSANA
Kemudian papah panggil pelayan untuk membawa
sehelai bunga
lalu diberikannya padaku …
SUWONDO
Bunga itu langsung mamah buang soalnya
takut ketahuan tunanganmu yang cemburuan itu
ROKSANA tertawa lucu mengenang
SUWONDO
Padahal tunanganmu itu bersi keras dengan
keyakinannya akan membeli restoran ini beserta
karyawannya … aku tertantang waktu itu
ROKSANA
Yah tiba-tiba papah memberi penawaran
dengan
harga tinggi membuat tunangan
dan
papahku marah merasa tersaingi
SUWONDO
Tapi toh … akhirnya aku datang untuk
bernegosiasi, eh dapat mamah yang
hampir
kepelaminan ama si Dia
ROKSANA
Kalau bukan karena tekad dan kegigihan,
aku pastilah jadi milik orang
SUWONDO
Dan kalau mamah jadi milik orang! Papah
akan
tetap mengejar dengan berbagai cara
dari
ilmu pasti sampai ilmu perdukunan
ROKSANA
Tambahin lagi dong ilmu ngotot
SUWONDO
tertawa lucu mencolek hidung ROKSANA
SUWONDO
Eh, mamah dah minum obat?
ROKSANA
mengangguk manja, SUWONDO tersenyum sambil menarik lengan ROKSANA dan
melingkarkannya kepinggang kemudian berdansa
Beberapa
saat ROKSANA dan SUWONDO berdansa, tiba-tiba tubuh ROKSANA berguncang seperti
menangis
SUWONDO
(melepaskan dekapan)
Mah ….
SUWONDO menatap ROKSANA heran, kemudian menghapus air matanya yang bergulir dipipi
SUWONDO
Sudahlah mah enggak usah dipikirkan
papah sudah ikhlas semuanya kok …
ROKSANA
Tapi pah …
SUWONDO
Sssttt … ssssstttttt … sudah
SUWONDO
mencium kening ROKSANA serta kembali mendekap lebih erat lalu membimbingnya
ketengah orang-orang yang tengah berdansa
CUT
- TO
013. INT. KAMAR PRIBADI
RUMAH TEMI. MALAM
TEMI memuntahkan kotoran muntahan diwastafel dekat
kamar mandi, sementara FARIDA kebingungan menatapnya
TEMI (membuka kran membersihkan)
Ambilkan kakak minuman hangat
FARIDA
Kenapa kak masuk angin?
TEMI (setengah membentak)
Sudah jangan banyak bicara ambilin air
FARIDA menggerutu sambil berlalu
FARIDA
Ih … datang-datang langsung sewot!
FARIDA mengambilkan air dari dispenser lalu
diberikannya pada TEMI
FARIDA
Tadi mamah telepon dari kampung katanya
ingin
dijemput pakai mobil
TEMI
Kamu aja yang jemput kesana pakai sopir
FARIDA
Ih … ogah ah ... bareng M’mak cerewet!
TEMI
Cerewet, cerewet juga kan orang tua sendiri
FARIDA
Biarin
aja nanti juga berangkat sendiri
naik bis percaya deh
TEMI
Ya sudah kalau ngambek kamu tanggung jawab
FARIDA
Yey! mintanya dijemput kakak kesana kok,
katanya biar orang kampung kabitaeun …
TEMI
Ah … ada-ada saja!
FARIDA
Ada, ada saja juga kan orang tua sendiri
FARIDA
membalikan kata sambil berlalu meninggalkan TEMI yang melotot kaget
CUT – TO
014. EXT / INT. WARUNG JAMU.
SIANG
TEMI
melihat-lihat perlengkapan jamu tradisional
PELAYAN (menunjukan)
Kalau untuk telat bulan yang
ampuh ini lo embak
TEMI mengamati
Peluntur darah mens sampai bersih?
PELAYAN
Dijamin mbak gak salah
TEMI
Sebenarnya masih ada dirumah tapi
enggak mempan, yang ini isinya ada berapa?
PELAYAN
100 biji, makannya tiga kali sehari
5
butir, dalam tiga hari juga bisa terasa
TEMI
mengangguk setuju, PELAYAN membungkus jamu pesanan tersebut
CUT
– TO
015. INT. RUMAH TEMI.
SORE
BU
EHA (ibu kandung Temi) menyapu pandang interior rumah, TEMI memburunya dengan
peluk cium
BU EHA
Meuli sabaraha jutaeun barang-barang teh mani
kelihatan mewah jeung harerang
FARIDA muncul menenteng kunci mobil dan menarohnya diatas gantungan yang sudah tersedia
FARIDA (pada Temi)
Apa kubilang nyampai juga dikampung rambutan
TEMI (mengibaskan tangan)
Sssstttt ….!
TEMI membimbing BU EHA masuk rumah, sementara
oleh-oleh kampung diburu pembantu rumah bernama IEUM dan diletakannya diatas
karpet mengikuti perintah BU EHA, TEMI segera melerainya
TEMI (meraih 3 ikat pete)
Jangan disini buka oleh-olehnya kotor
bararau kena karpet bisi suamiku tiba-tiba
datang! nanti marah dikatain jorok
BU EHA (ngedumel)
Sudah jadi orang kayamah kieu
geningan anak teh
BU EHA dan IEUM mengikuti TEMI membawa oleh-oleh keruang belakang, sementara FARIDA dengan cueknya mencomot makanan dan duduk seenaknya dikursi
BU EHA
Na
atuh mana suami nyai teh sudah
kawin
beberapa bulan juga belum
kelihatan batang hidungnya
TEMI
Atuda sibuk banget! waktunya juga susah
BU EHA
Cik atuh sa sibuk-sibukna
Ngaranna ge kakolot, aya atuh ajenna
(sesibuk-sibuknya harus ada hormat sama orang
tua)
TEMI
Kapan-kapan juga bisa ketemu M’mak
BU EHA
Salam buat nyai ti adik-adik, mereka mau
kesini
lagi kalau pas liburan sekolah cenah
TEMI
Keun we atuh meh palalinter … biar jadi
insinyur, sarjana, dokter, kan bangga meureun
BU EHA
M’ma mah hayang deui kunyai dibawa
jalan-jalan ka mall, putar kota, ke taman
safari
terus ka ancol makan stik,
FARIDA (ngedumel)
Sok tidak nyararambung! enggak sekalian
ka
disko m’mak, goyang dombret!
TEMI (melotot)
Si .... kakolot teh
BU EHA
Mulang ge M’mamah ingin dianter ku Nyai
make
mobil .. euh .. mereun tetangga
hook
pada kabaritaeun
TEMI
Aduuh mak, kalau jalan-jalan kemana aja
M’mak
mau, Emi bisa anter sekarang juga!
tapi
untuk pulang kampung (bingung) …..
BU EHA (langsung marah)
Aya naon enggak mau segala? Tidak punya
waktu untuk orang tua?!
TEMI
Bukan begitu m’mak jangan salah pengertian
BU EHA
Terus kunaon? Era kutatangga pedah
nyai kawin tidak diria-ria atau gengsi
pedah
sudah dapat suami menak!
TEMI (bingung)
Aduuh …M’mak bukan, bukan itu
BU EHA (nyerocos)
Eh ngebahagiain orang tua itu wajib hukumna
FARIDA (menimpal)
M’mak lain sudah disenangkan sama si
teteh
sampai bisa meli petakan sawah
jeung
bangun rumah gedong Dikampung
BU EHA (balik marah ke FARIDA)
Ieuh …, ngebahagiain kolot tidak cukup
hanya harta doang tapi hate ge kudu
kabeli
ku anak, kapan lagi? sudah
matimah tidak bisa merasakan
kekayaan anak, sok geura …
(pada Temi)
jangan mentang-mentang punya suami kaya!
Lupa
sama orang tua lupa kampung halaman … !
itu
namanya bikin sakit hati orang tua!
Buat
apa mobil mentereng rumah agreng
FARIDA
Euleuh … euleuh si emmak …
TEMI
Cik atuh m’ma baru datang bikin masalah
… saya
teh cararape keneh !
BU EHA
Nya geus we atuh sare kaditu jangan
sambut
M’mak sagala M’mamah sekarang
juga
mau pulang lagi kekampung
teu
hayang disambat lagi
BU EHA bergerak berdiri menyambar tas
FARIDA (menggerutu)
Nya … kata gua juga bilang apa?
Punya ibu satu-satunya teh pundungan
BU EHA
Kalau enggak rela ngasihmah sok kakatan
lagi
cokotan deui pemberian teh semuana
Beberapa saat TEMI bengong dan tersadar setelah
ibunya pergi dari rumah, sementara FARIDA hanya mengerutkan kening sambil
mengangguk-nganggukan kepala
TEMI (agak kencang)
Rida …
FARIDA (cuek membuka majalah)
Hmmh …
TEMI (menyambar majalah kesal)
Susul ibu cepat!
FARIDA
Atuh biarin aja tuman
TEMI
Eh … ayo cepat susul
TEMI menarik tangan FARIDA supaya berdiri
FARIDA (malas-malasan)
Euh … si M’mamah sudah biasa begitu
cuekin
aja kenapa?
TEMI
Dosa nanti …
FARIDA (bergerak nyusul keluar sambil
ngedumel)
Dosa .. dosa! Kan enggak kelihatan
jendol
sana jendol sini
TEMI (bergumam)
Euh … budak teh ….(pada bibi)
bereskan semuanya bi
PEMBANTU
membereskan oleh-oleh, TEMI bergerak keruang depan
CUT
- TO
016. EXT. DEPAN RUMAH
TEMI. SORE
TEMI langsung menanyakan ibunya ketika FARIDA muncul
dibalik pintu gerbang
TEMI
M’manya mana?
FARIDA
Udah naik bis kota ka kampung rambutan,
katanya kalau masih sayang orang tua
bawa mobil nyetir sendiri jemput
keluarga jalan-jalan
TEMI
bengong, FARIDA langsung masuk rumah
TEMI (berteriak pada farida)
Ida … bawa kunci mobil jeung tas
urang
nyusul m’mak ka terminal
TEMI
kebingungan serba salah tiba-tiba kembali merasakan mual, TEMI berlari masuk rumah
sambil memegang tenggorokan dan perut hendak muntah berpapasan dengan FARIDA
sudah menenteng tas kebingungan
CUT
– TO
017. EXT / INT. RUANG SANTAI.
MALAM
ROKSANA tengah menyulam pernik-pernik permata
(iseng) sementara SUWONDO baru usai menonton berita terakhir tentang palas dan
harga dolar, kemudian mengangkat hp yang berdering
SUWONDO (pada anak buanya)
Kalau sudah menembus pasar dunia, mau
enggak
mau berspekulasi juga lah ngikuti
harga
dollar yang tidak stabil, dari pada pakum barang tidak keluar! ….. yah
transaksinya
bagus pakai mata uang euro
SUWONDO
mematikan hp, ROKSANA menatap suaminya
ROKSANA
Dari siapa?
SUWONDO
Biasa manager pemasaran, tidak
Berani mengambil keputusan
ROKSANA
Oh …
SUWONDO (mengalihkan pembicaraan)
Sudah minum obatnya belum?
ROKSANA
Ya … sudahlah
SUWONDO (mencolek hidung istri)
Sekali saja lupa entar sakit lagi
ROKSANA tersenyum sambil memainkan jemarinya
disulaman
ROKSANA (seperti bergumam)
Sudah
tiga tahun lebih papah tinggal
di Jakarta mengembangkan usaha
SUWONDO
menatap istrinya
ROKSANA
Malah perusahaan disini inkamnya lebih
pesat
dari pada kantor pusat di Palembang
SUWONDO (bangga)
Kalau mamah kerasan tinggal disini,
papah
sih setuju banget karena kolega
bisnis
lebih banyak disini Mah
ROKSANA
Perusahaan disana bagaimana pah?
SUWONDO
Kan sudah dikelola adikmu dia pintar, tidak
usah
khawatir, perkembangannya lumayan bagus
SUWONDO
mengambil rokok dan menyulutnya
SUWONDO (lirih)
Gimana
mau tinggal disini saja?
ROKSANA (datar menekankan)
Belum terpikirkan masa tua di Jakarta
ROKSANA menghentikan kegiatan
ROKSANA (mulai berubah murung)
Dari hari ke hari rasanya sepi
tidak ada tangisan si kecil
SUWONDO (berusaha menghibur)
Mah ….jangan mulai lagi …
ROKSANA (agak tegas)
Pah …., dimana sih ada seorang suami
yang
kuat menghadapi istrinya mandul
SUWONDO (kaget)
Mamah ….
ROKSANA
Biar aku mengatakan hati kecilku yang
Sebenarnya saat ini pah …
SUWONDO terdiam, ROKSANA bergerak kearah kulkas mini dan menuangkan minuman anggur kedalam gelas.
CUT
- TO
018. INT. KAMAR PRIBADI RUMAH TEMI. MALAM
TEMI meraih lembaran kertas (berkas hasil
laboratorium, fositif) dan membawanya ketempat tanggalan kalender sambil
menahan kesakitan diperutnya (tanggalan kalender dicoretnya tiga bulan kedepan)
TEMI (dalam hati)
Kandunganku positif hampir empat bulan,
Ya
Tuhan … anakku …. (meratapi)
TEMI meringis memegang perutnya (kesakitan) lalu
berteriak memanggil FARIDA
TEMI
Ida ….. ! ida ….!!
OS
FARIDA (menjawab dengan teriakan)
Yah ….!
TEMI
Aduuh …. Sakit! Aduuh ….
TEMI merintih lalu berteriak kencang memanggil
TEMI
Ida … sini!!
FARIDA muncul heran melihat keadaan TEMI pucat
TEMI (sewot)
Dipanggil tuh cepat datang dong!
FARIDA
Itu lagi ngolo si m’mak
TEMI
Panggilkan mang Emon … buruan gitu
FARIDA
Kenapa?
TEMI
Udah jangan banyak bertanya cepat
panggilkan mau ke dokter
TEMI kembali meringis memegang perut
FARIDA
Sakit yah …?
TEMI
Aduuuh … ce ..pat!
FARIDA
Okey … okey, lembut dikit nape !
TEMI
Udah .. cepat
Temi
meringgis-ringis, FARIDA bingung kemudian secepat kilat meninggalkan TEMI yang
masih kesakitan berusaha ganti pakaian siap pergi
CUT – TO
019. INT.
RUANG SANTAI RUMAH SUWONDO. MALAm
SUWONDO menerima gelas isi juice anggur dari istrinya yang kala itu tengah meneguk minuman serupa hampir habis
ROKSANA
Mamah tahu dan mamah rasakan kasih
sayang
papah tidak pernah berubah dari
semenjak kita menikah, tapi … mamah juga
merasakan bagaimana hati kecil ini
merindukan seorang anak yang keluar dari
rahimku sendiri … (sedih) dari buah
kasih sayang kita pah …
SUWONDO
Tapi mah …
ROKSANA
Biar mamah dulu bicara
SUWONDO kembali terdiam meneguk minumannya digelas
ROKSANA
Bohong kalau papah selalu mengatakan
tidak
merasa sepi asal mamah disamping
papah,
kenyataannya mamah sakit-sakitan
dan
sering ninggalin papah karena
berobat dan berobat terus untuk
mendapatkan buah hati agar mamah
terlihat sempurna dimata suami
(mereda) bisa membahagiakan suami
ROKSANA
mengatur napasnya menahan kesedihan, SUWONDO membelai tangan istrinya
SUWONDO (meyakinkan lembut)
Mah …. Diatas langit masih ada langit
lagi,
ingat semuanya ada yang mengatur
ROKSANA terdiam ingin menangis
SUWONDO
Kekuasaannya melebihi kekuasaan kita
ROKSANA (tersendat)
Itu yang mamah suka dari papah
SUWONDO berpikir, terdengar isakan halus dari ROKSANA yang menangis
CUT
– TO
020. INT. RUMAH SAKIT BERSALIN. MALAM
TEMI
tengah berhadapan dengan seorang dokter
TEMI
Bagaimana pak apa janin saya masih bisa
terselamatkan?
DOKTER
Maksud ibu
TEMI (bingung)
Enggak kalau memang harus digugurkan
tidak apa-apa dari pada nanti
sudah besar terjadi sesuatu
DOKTER (mengecek resep)
Rahimnya sih bengkak yah bu, tapi masih
bisa
dipertahankan dengan pil penguat
TEMI
Perut saya rasanya melilit dan panas dokter
DOKTER
Enggak apa-apa, minum obatnya saja nanti
konsultasi
lagi kalau terjadi apa-apa
TEMI
Iyah .. dokter
DOKTER
Istirahat yang cukup yah bu
TEMI
Baik dokter .. makasih
TEMI
menerima resep dengan menahan sakit diperut
CUT
– TO
021. INT. RUANGAN DOKTER
PRAKTEK. MALAM
TEMI tengah berhadapan dengan seorang dokter wanita
kurang yakin
DOKTER
BOYKE
Enggak ada masalah … kandungan ibu
masih
bisa dipertahankan
TEMI (putus asa)
Kalau harus digugurkan tidak apa-apa
bu
dokter
DOKTER BOYKE (tersenyum)
Ini anak ibu yang pertama kan?
TEMI (mengangguk lemah)
Iyah bu dokter
DOKTER BOYKE (membujuk)
Istirahat yang cukup dan minum obatnya
TEMI (menerima resep)
Ini semua obat penguat yah dokter?
DOKTER BOYKE
Ada beberapa tambah vitamin
TEMI memperhatikan tulisan dokter (tidak terbaca)
DOKTER BOYKE
lain kali kalau periksa minta didampingi
suami
Bu, biar suami juga bisa merasakan
apa
yang ibu rasakan, biasanya tambah sayang
TEMI (sedih beralasan)
Suami saya … hmh … sering keluar kota Bu
DOKTER BOYKE
Oh ... maaf, kalau begitu
TEMI
meringis-ringis beranjak dari kursi pasien
CUT
- TO
022. INT. RUANG SANTAI RUMAH SUWONDO. MALAM
SUWONDO
memandang istrinya lembut
SUWONDO
Papah pikir tidak ada salahnya
mengadopsi bayi dari rumah sakit bagaimana?
ROKSANA mengangguk
Iya sih, tapi jangan sekarang, mamah
ingin
mempersiapkan mental dan pisik
untuk
benar-benar bisa merawatnya
SUWONDO
Kan ada baby sister
ROKSANA
Itu buat wanita karier super sibuk,
mamah
kan pengangguran … lagian
didikan baby sister belum tentu
baik buat perkembangan anak
SUWONDO
Kira-kira mamah mau adopsinya kapan?
ROKSANA (berpikir)
Yah … sekitar tiga tahunan, soalnya mamah
masih ingin merasakan saat-saat seperti ini
mamah takut kasih sayang papah beralih
SUWONDO
Masa bisa beralih, kan papah dapatin
mamah
seperti AS dan sekutunya membrodol
kota bagdahd untuk mendapatkan lahan minyak
untung enggak langsung prutrsasi juga waktu
itu!
ROKSANA
tersimpul malu, sementara SUWONDO menarik tangan ROKSANA dan menciumnya lembut
SUWONDO
Mau malam mingguan kemana?
ROKSANA
beranjak dari kursi kemudian bergerak melangkah menuju kamar pribadi sambil
melepaskan lapisan baju luar, SUWONDO tersenyum penuh arti
CUT
- TO
023. INT. RUMAH TEMI.
MALAM
TEMI muncul dibalik ruangan depan hendak menuju
kamar pribadinya, FARIDA muncul langsung bicara
FARIDA
Kak, si m’mak tadi marah-marah
ingin ikut ke dokter ditinggal kakak
TEMI
Terus kemana sekarang si m’maknya
FARIDA
Dari tadi juga langsung mulang, katanya
tidak
akan datang … datang kesini
lagi takut merepotkan anak
TEMI (agak kesal)
Ya … udah … mau diapain kalau dah pulang
FARIDA
Makanya kalau janji sama ibu itu
harus
ditepati
Temi
Kan kamu juga tahu kakak ini sedang sakit
FARIDA
Kenapa enggak dibawa kedokter sekalian
TEMI
Ah … repot, nanti malah bikin
cemas
si m’mak
FARIDA (meledek)
Membleh dong yah malam minggu sakit
bukannya jalan-jalan sama your husband
…
kalau aku sih ada yang ngapel
FARIDA
melenggang cuek meninggalkan TEMI yang berubah murung, kemudian terlihat
beberapa kali TEMI memijit telepon tidak ada jawaban
CUT
- TO
024.INT. R. SEKERTARIS PERUSAHAAN SUWONDO. PAGI
TEMI
melangkah ragu ke meja sekertaris yang tengah berdandan (genit) lalu menatap
dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki (sekertaris punya ciri khas kalau
bicara bibirnya miring-miring sok cantik)
SEKERTARIS
Siang
mbak, ada yang perlu saya bantu?
TEMI
bengong melihat gaya bicara SEKERTARIS
SEKERTARIS (agak kencang)
Mau ketemu siapa yah … Mbak?
TEMI (ragu)
Hmh …, saya mau menanyakan kalau
Nina
masih kerja disini
SEKERTARIS (genit)
Oh … sudah tidak lagi tuh m’bak
TEMI (kaget)
Kapan ?
SEKERTARIS
Sudah seminggu yang lalu gantinya saya m’bak
TEMI terdiam tidak percaya
SEKERTARIS
Mungkin saya bisa bantu
TEMI
Mh .. enggak ..enggak, kenapa dia
sampai
keluar yah m’bak ?
SEKERTARIS
Kalau masalah itu saya enggak tahu
TEMI
menatap SEKERTARIS berharap
TEMI
Kalau pak Suwondo ada?
SEKERTARIS (curiga)
Pergi keluar kota juga tadi pagi mendadak
TEMI mengangguk dalam keaadaan kalut
SEKERTARIS (nada menyelidik)
Maaf, m’bak siapanya pak Suwondo? temannya
Atau
…. Rekan kerjanya …. atau
TEMI (memotong sebel)
Bukan siapa-siapanya … permisi
TEMI
bergerak keluar ruangan lebih cepat sementara SEKERTARIS tertawa kecil bingung
CUT
– TO
025. EXT. DEPAN PINTU GERBANG RUMAH SUWONDO. SIANG
TEMI melongo-longo sekitar rumah besar mewah yang
asri dengan berbagai tanaman hias, beberapa saat ia terbengong-bengong,
kemudian TEMI memberanikan diri memijit bell dekat pintu gerbang.
SEORANG
PENJAGA RUMAH (Satpam) mendekat
SATPAM
Selamat siang Bu, mau bertemu siapa
TEMI
Mhm … bapak ada?
SATPAM
Kebetulan Bapak dan ibu lagi
keluar kota … maaf dari mana?
TEMI (bingung)
Enggak .. hmh … nanti saja saya kesini lagi
SATPAM
Baik …
TEMI
Makasih ….
SATPAM memperhatikan TEMI yang bergerak masuk mobil dan melaju
CUT
- TO
026. INT. KAMAR PRIBADI RUMAH TEMI. SORE
TEMI baru sampai rumah ia menggeletakan buku-buku
novel yang dia beli, tidak berapa lama muncul FARIDA mendekat ikut
melihat-lihat buku
FARIDA
Banyak banget beli bukunya
TEMI
Buat memulai belajar menulis
FARIDA
Oh ..ho, siapa tahu jadi penulis terkenal
TEMI tidak memperdulikan ia mulai membaca buku yang menarik perhatiannya
FARIDA
Tadi ada telepon dari Nina
TEMI (antusias)
Ada dimana dia? bilang apa?
FARIDA
Gak tahu yang nerima Iyeum
TEMI
Panggilkan Ieumnya
FARIDA
Dah minggat
TEMI (kaget)
Minggat?
FARIDA
Yo’I berantem sama aku terus aku
usir
sekalian deh
TEMI (tercengang)
Ya … ampun Rida ….! Kan kamu tahu kakak
ini
lagi sakit ! kenapa diusir?
FARIDA
Habis kesel …., ngelunjak
TEMI (marah)
Kalau begitu semua pekerjaan Ieum
kamu
hendel, kakak enggak mau tahu!
FARIDA (cuek)
Ya .. bareng-barenglah kerja rumah
seperti pertama kali tinggal disini
TEMI
Aduuh Rida … masa kamu enggak tahu
kalau
kakak ini hamil
FARIDA (kaget)
Hah …. ?!
TEMI terdiam kesal
FARIDA
Auuuh kakak, kok enggak bilang-bilang
hamil
sih? Tapi asik dong Rida
punya
ponakan mungil nanti
TEMI
Kayak yang bisa ngurus aja
FARIDA
Lah .. kan bisa panggil baby sister
TEMI
Enak aja!
FARIDA
Okeylah … kalau gitu aku mau nyari
pembantu sampai dapat
TEMI
Percuma ! kalau sikap kamu begitu
terus
mana ada pembantu betah
disini dah empat orang kamu usir
FARIDA
Sory deh kak …
TEMI
berpikir bingung sementara FARIDA merasa tidak enak hati ia membereskan
buku-buku
CUT
– TO
027. INT. R. DIREKTUR
PERUSAHAAN SUWONDO. SIANG
SUWONDO mematikan hp yang berdering juga telepon
kantor, lalu menatap TEMI yang sudah duduk didepannya
SUWONDO
Ada apa nyari-nyari Mas sampai kerumah?
TEMI (bingung serba salah)
Enggak hmh … kangen!
SUWONDO (agak kaku)
Dek, ingat surat perjanjian kita tempo hari,
Mas
tidak mau seperti ini akhirnya
TEMI
Saya mengerti Mas …
SUWONDO
Terus ada apa? apa setoran dari Mas kurang?
TEMI (membantah)
Bukan … kalau keuangan lebih dari cukup Mas
SUWONDO
Tolong …, jangan bikin suasana Mas
jadi
kacau, adik kan tahu tentang
keadaan istri Mas
TEMI (sedih)
Iyah … Mas
TEMI
nampak berkaca-kaca menahan tangis
SUWONDO
Maaf kalau selama ini Mas jarang
memperhatikan adik, Mas juga tidak
bermaksud menyakiti Adik, tapi Mas
juga
punya tanggung jawab moral pada
istri
yang selama ini Mas cintai,(nerawang)
diam-diam juga Mas punya wanita lain
yaitu Adik dan Mas ingin mengakhiri
semuanya sebelum masa kawin kontrak
kita
berakhir
TEMI (kaget)
Mhm .. Mas
SUWONDO tidak memberi kesempatan TEMI untuk berbicara
SUWONDO (tegas menyesal)
Mas merasa sangat berdosa pada istri Mas,
keadaannya memang sakit-sakitan
TEMI (memberanikan diri)
Sekarang saya mhm ….
SUWONDO
menatap TEMI penasaran
SUWONDO
Ada apa sebenarnya?
TEMI
membatalkan untuk berterus terang
TEMI (menitikan air mata)
Aku hmh .. engak apa-apa
cuma kangen sama Mas saja
SUWONDO (heran merasa bersalah)
Adik menangis?
TEMI
Enggak .. aku .. enggak apa-apa
baik-baik saja kok
SUWONDO mengeluarkan tissue dan menghapus air mata
TEMI dengan kasih sayang sejenak suasana diam
SUWONDO (datar)
Maaf
kalau Mas kasar, sebenarnya hati
kecil Mas juga tidak ingin meninggalkan
Adik .. tapi ?
SUWONDO
menghentikan pembicaraan, SEKERTARIS dengan gaya genit masuk minta tanda tangan
SUWONDO (tegas)
Bisa nanti saja
SEKERTARIS (mengerling pada Temi)
Baik pak ….
TEMI
Kalau begitu aku pulang dulu Mas enggak enak
SUWONDO
Yah … nanti kalau ada waktu Mas kerumah
TEMI
beranjak dari kursi agak meringis
SUWONDO
Dek …
TEMI
menatap SUWONDO menegarkan diri
SUWONDO (iba)
Kamu baik-baik saja kan?
TEMI (mengangguk bingung)
Iyah …
TEMI
bergerak melangkah meninggalkan SUWONDO yang memperhatikannya sampai menghilang
dibalik pintu, tidak berapa lama SEKERTARIS muncul SUWONDO nampak marah
SUWONDO (tegas)
Tolong jangan ganggu Bapak dulu
untuk sementara
SEKERTARIS
mengangguk menutup pintu, sementara SUWONDO membalikan badan bergerak kearah
jendela merenung, menatap jalanan yang macet lalu lintas
CUT
- TO
028. INT. KAMAR PRIBADI
RUMAH TEMI. SORE
TEMI
tengah berbaring membaca majalah bayi, FARIDA muncul duduk disisi tempat tidur
samping kakaknya
FARIDA
Pembantu ternyata susah dicari
TEMI
tidak menjawab ia asik dengan majalahnya
FARIDA
Rumah
Mas Wondo besar sekali yah kak ….
TEMI kaget menatap adiknya yang cuek
FARIDA
Ada kali 10 kali lipat dari rumah ini
bagusnya
TEMI (bangkit duduk)
Tahu dari mana?
FARIDA
Aku kan kesana, ketemu satpam
TEMI (melotot)
Ngapain kamu kesana?
FARIDA (enteng)
Mau tahu aja, lagian teman Rida punya
saudara disana yah … kebetulan dong
TEMI (marah)
Rida … kamu semakin keterlaluan! Kakak
benar-benar enggak suka kalau kamu
ikut campur dalam masalah kakak
FARIDA (membantah)
Wajar dong kak, aku kan adikmu
TEMI
Enggak! pokoknya kalau kamu begini
terus lebih baik kamu pulang kampung
tidak usah sekolah disini
FARIDA
Aduuh kakak, Rida kan Cuma sayang
sama
kakak, maksudnya biar Mas Wondo
memperhatikan keadaan kakak
TEMI
Sekali kakak bilang tidak … tidak titik!
kecuali kamu mau tinggal dikampung
sekarang juga boleh pergi
FARIDA (marah)
Yah .. udah aku pulang aja kalau begitu
FARIDA
membanting pintu, TEMI menghempaskan napas panjang kembali membaca buku, tidak
berapa lama terdengar suara FARIDA berteriak
OS
FARIDA
Serius aku pulang nih sekarang …
TEMI (cuek)
Yah .. udah pergi aja
FARIDA muncul
Kakak sama siapa nanti
TEMI
Jangan perduliin kakak!
FARIDA menatap TEMI yang tidak memperdulikannya
CUT
– TO
029. INT. KAMAR PRIBADI
RUMAH SUWONDO. MALAM
SUWONDO nampak gelisah (serba salah) mundar mandir
depan kamar istrinya kemudian mengeluarkan hp dan menelpon dengan was-was.
SUWONDO (agak berbisik)
Adik ……
OS
TEMI
ya .. Mas
SUWONDO
Maaf Mas tidak bisa kesana lagi,
istriku kambuh (menengok arah pintu)
sekarang lagi ditangani dokter pribadi
OS
TEMI
Yah …
SUWONDO
Adik tidak apa-apa kan?
CUT
– TO
030. INT. KAMAR PRIBADI RUMAH TEMI. MALAM
TEMI
nampak kecewa menahan kesedihan air matanya bergulir
TEMI (tersendat)
Saya … gak apa-apa, sehat-sehat saja
OS
SUWONDO
Yah … hati-hati dirumah …
Nada
telepon berjuit pertanda sudah selesai pembicaraan, sementara TEMI langsung
menghambur menjatuhkan diri kekasur dengan posisi telungkup menangis
sejadi-jadinya.
INSERT:
FARIDA melongok dari pintu secara diam-diam ia turut sedih dan prihatin
CUT
- TO
031. EXT. DEPAN RUMAH
MEWAH SUWONDO. MALAM
seorang
SATPAN berusaha mencegah FARIDA yang kala itu tengah memijit bell rumah, tidak
berapa lama muncul SUWONDO kaget memperhatikan TEMI
SATPAM (hormat)
Maaf pak … saya berusaha mencegah
tapi
adik ini nekad memaksa
PAK SUWONDO
Tidak apa-apa …
SATPAM
pergi
SUWONDO (pada Farida)
Ayo silahkan duduk …
SUWONDO
bergerak duduk diikuti FARIDA yang langsung mentap SUWONDO
SUWONDO (lirih)
Ada apa malam-malam kemari
FARIDA (berkaca-kaca)
Kakaku ….
SUWONDO
melirik kiri kanan membaca situasi rumah
SUWONDO (agak berbisik)
Kenapa kakakmu
FARIDA
Iya tengah mengandung anak Mas …
SUWONDO kaget sesaat dahinya mengkerut agak keras
lalu ia berusaha menenangkan diri, sementara FARIDA menangis
SUWONDO
Jangan menangis disini … nanti bapak
usahain datang kesana
FARIDA (menghapus air mata)
kapan ?
SUWONDO
Secepatnya …
SUWONDO bangkit berdiri diikuti FARIDA
CUT
– TO
032. INT. KAMAR PRIBADI RUMAH SUWONDO. MALAM
SUWONDO
(agak lama) memperhatikan ROKSANA yang tertidur lelap kemudian membelai
tanganya serta mengecup keningnya dengan penuh kasih sayang.
SUWONDO
menggeser tempat duduk santai disana ia merenung sambil membaca koran (tidak
konsentrasi)
CUT
– TO
033. INT EXT. RUANG DEPAN
RUMAH TEMI. PAGI
SUWONDO
nampak suntuk memandangi TEMI yang diam menunduk
TEMI
Maafkan aku Mas … saya benar-benar
tidak menyuruh adikku untuk sengaja
menemui Mas di rumah
SUWONDO
Sudah
terjadi ... untung istriku tidak mengetahuinya, (berkesah) sekarang bagaimana?
SUWONDO berpikir keras, TEMI bingung
SUWONDO
(menyesal)
Mas tidak bisa menerima ini … bagaimana
istriku kalau sampai tahu, semua seperti
kiamat! walau bagaimana sudah Mas katakan
sebelumnya saya sangat mencintai
istriku … kalau kamu menginginkan
harta Mas akan siapkan …
TEMI (menatap Suwondo)
Tidak .. Mas, pemberian Mas
sudah lebih dari cukup!
SUWONDO
Terus maunya Adik bagaimana?
TEMI
Saya bingung Mas ….
SUWONDO
Baik … kalau begitu kasih Mas waktu
beberapa hari untuk berpikir jalan keluarnya
….
SUWONDO
bangkit berdiri (masih dalam keadaan kalut)
SUWONDO
Sekarang Mas harus menjamu tamu diluar kantor
TEMI
mengangguk ikut berdiri dan mengantarkannya sampai SUWONDO masuk mobil dan
berlalu
CUT
- TO
034. INT. KAMAR FARIDA RUMAH TEMI. PAGI
TEMI langsung menghardik adiknya yang masih
malas-malasan
TEMI (marah)
Keterlaluan kamu Rida!
FARIDA langsung bangkit duduk menghadap kakaknya
TEMI
Sekarang juga kamu harus pulang, kakak
enggak
mau lagi lihat kamu disini … kemasi
baju-baju dan barangmu … cepat pergi!
TEMI berlalu dengan marah napasnya turun naik,
FARIDA berpikir sesaat, TEMI muncul lagi
TEMI
Dan jangan bilang-bilang sama siapapun
dikampung mengenai keadaan kakak inget !!
FARIDA mengerling
Okeylah …
Dengan
malas-malasan FARIDA beranjak dari tempat tidur membuka lemari untuk mengemasi
pakaian
DISOLLVE,
IN - TO
035. INT. RUANG TENGAH RUMAH TEMI. SORE
TEMI
nampak tegang menelpon Yayasan pembantu
TEMI
Gimana yah .. mas, sudah empat kali ganti
pembantu kok enggak ada yang benar?!
OS YAYASAN
Mungkin
ibunya sendiri yang bikin
pembantu tidak betah dirumah ibu
TEMI
(marah)
Eh
.. Mas, yang pertama hamil 6 bulan
Pembantu
kedua pacaran dan ngerumpi melulu, yang
Ketiga
judes suka bangun siang dan malas
Yang
terakhir malah korengan rada sarap,
Dia
ngaku tidak punya tempat tinggal,
Tidurnya
dikolong jembatan, berarti yayasan
Apa
namanya ngasih orang sembarangan?!!
OS YAYASAN
Eh
… bu, yayasan kami punya sertipikat
TEMI
Sertipikat
apaan! Paling nyuap pakai duit!
Nanti
aku laporin baru tahu!
OS YAYASAN
Silahkan
saja Bu …
TEMI membanting telepon , kemudian mencari iklan yayasan pembantu lain
TEMI
Halo .. dengan yayasan penyalur pembantu?
OS
YAYASAN LAIN
Betul bu, ada yang perlu saya bantu
TEMI
Masih ada pembantunya?
OS
YAYASAN LAIN
Banyak bu apa mau diantar kerumah
TEMI
Ada yang benar-benar mau kerja serius enggak
OS
YAYASAN LAIN
Semuanya juga yang datang kesini pada mau
kerja bu
TEMI
Iyah.. tapi banyakan enggak benernya
OS
YAYASAN LAIN
Silahkan saja ibu datang dan pilih sendiri
Yayasan kami terjamin kok
TEMI
Baik saya akan datang usai kursus
TEMI menutup telepon
berpikir sesaat kemudian mencari-cari iklan yayasan lainnya
CUT
- TO
036. EXT. DEPAN RUMAH MEWAH SUWONDO. SORE
Seorang PELAYAN memburu mobil untuk memasukannya ke
gerasi ketika SUWONDO turun dari mobil disambut ROKSANA yang sudah berpakaian
sehari-hari (kasual)
SUWONDO (senang)
Mamah sudah sembuh?
SUWONDO mencium kening istrinya
ROKSANA mengangguk
Aku sudah pergi beli ikan arwana
menggantikan yang mati
SUWONDO
Mamah harus banyak istirahat … kata Dokter
ROKSANA menarik suaminya kearah akuarium
ROKSANA
Tuh lihat …. Bagus kan pah?
SUWONDO
mengangguk membelai pundak ROKSANA
INSERT:
ikan arwana bersisit emas merah mengkilat bergerak dengan tenang
SUWONDO
Setipe dengan arwana di restoran kita
ROKSANA mengangguk manja menyandar didada SUWONDO
ROKSANA
Malam ini bagaimana kalau kita kesana
Lagi …
ingin dansa
SUWONDO
Kenapa enggak ketempat lain saja ganti
suasana
ROKSANA
Enakan ditempat sendiri bisa mengenang
masa
lalu
SUWONDO
mengangguk sambil membimbing istrinya masuk rumah
SUWONDO
Benar mamah sudah sehat
ROKSANA
mengangguk
SUWONDO
Makanya mamah jangan lari pagi
lagi
deh biar enggak kumat
ROKSANA
Ho …oh …!
CUT
– TO
037. INT. RESTORAN
MEWAH. MALAM
SUWONDO membimbing langkah istrinya ke arena dengan
hati-hati (berdansa)
ROKSANA
Mamah sudah memutuskan untuk masa
tua
tinggal di Surabaya
SUWONDO berpikir sesaat
ROKSANA
Disana
masih ada sanak pamili keponakan-
keponakan
yang bisa menghangatkan rumah kita
SUWONDO
Kan katanya mau adopsi …
ROKSANA
Adopsi sih tetap, tapi kan biar
anak kita enggak sepi nantinya
SUWONDO menghentikan gerakan menatap istrinya lembut
SUWONDO (bersiasat)
Bagaimana adopsinya kalau dipercepat …
ROKSANA menggelengkan kepala menggerakkan langkahnya
diikuti SUWONDO
SUWONDO
Yah … barangkali sampai 5 bulan kedepan
gimana?
ROKSANA
Enggak … mamah ingin berjalan seperti
ini
dulu dengan papah …
SUWONDO
Yah … usahakan anak tidak menggangu
kemesraan kita dong mah
ROKSANA
Enggak, aku tetap ingin full mengurusnya
SUWONDO (merenung)
Yah .. sudah kalau kemauan mamah begitu ….
ROKSANA
Selama
tinggal disini mamah ingin mengelola
sendiri restoran ini, boleh kan pah?
SUWONDO
Boleh … yang penting mamah sehat dulu
ROKSANA
tersenyum bahagia menatap SUWONDO lalu memperketat pelukannya semakin erat dan
sendu
CUT
– TO
038. INT. KAMAR PRIBADI RUMAH TEMI. SIANG
(DEPAN cermin) Selesai meneliti berkas kehamilan,
SUWONDO berpikir dengan wajah terlihat cemas dan kalut
SUWONDO (gelisah)
Aku bingung mencari jalan keluarnya
SUWONDO membalikan wajahnya kearah (tapi tidak
memandang) TEMI yang duduk bersimpuh dipinggir tempat tidur
SUWONDO (bertutur datar)
Akupun tidak tahu apa perkawinan kita
ini
syah apa tidak … syah menurut agama,
tidak
menurut catatan sipil …
anak perlu akte kelahiran
SUWONDO menatap TEMI sesaat kemudian bergerak
menarik kursi dan duduk mendekat
SUWONDO
Menurutmu bagaimana?
TEMI (tidak berani menatap Suwondo)
Saya … sudah pasrahkan semuanya …
SUWONDO (menyelidik)
Bukannya setiap kita melakukannya selalu
siap
dengan obat-obatan anti hamil?
TEMI (mengangguk)
Yah … akupun tidak mengira kalau saya
ini
bisa hamil, malah memakan pil dan obat
tradisional hingga kontraksi rahim
SUWONDO mengerutkan kening kurang mengerti
TEMI (takut-takut)
Tadinya
saya pikir cuma terlambat bulan
Biasa, saya mencoba memakan berbagai
obat peluntur … ternyata positif
SUWONDO mengangguk dengan wajah tetap tegang
TEMI (ingin menenangkan Suwondo)
Apapun keputusan Mas, saya terima
SUWONDO
mengangguk-ngangguk memegang perut TEMI
SUWONDO
Untuk menyelamatkan semuanya mas punya
saran
yang mungkin membuat adik kaget
TEMI (pasrah)
Saya siap kok Mas
SUWONDO
Sudah Mas pikirkan supaya kita bisa pisah
bathin
Wajah
TEMI berubah tegang
SUWONDO
Bagaimana kalau Adik mencarikan
Bapak buat anak dalam kandungan ini
SUWONDO menatap berharap, sementara TEMI tercengang
SUWONDO
Ini jalan keluar satu-satunya Dek
TEMI berusaha bersikap wajar meski ia menyembunyikan kepedihan yang dalam
TEMI (bergetar)
Terus gimana lagi Mas …?
SUWONDO
Dan kamu harus pindah dari sini
TEMI (kaget)
Kemana?
SUWONDO
Soal tempat baru lebih baik adik
carikan sendiri biar Mas tidak terbebani
dengan keadaanmu
TEMI diam sesaat air matanya tidak bisa ditahan
keluar dengan sendirinya
SUWONDO (memberanikan diri menegaskan)
Mas … tahu perasaan adik terhadap Mas,
tapi
toh kita sebelumnya sudah sepakat
dalam perjanjian hitam diatas putih
bahwa kehamilan bukan tanggung jawab Mas
TEMI
Iyah .. iyah … saya salah tapi ..
ini
semua bukan keinginanku Mas …
TEMI menarik napas menghapus airmatanya
TEMI
Mas juga tahu … waktu pertama kali
kita
berbulan madu
SUWONDO (mendahului)
Masih perawan … justru itu yang membuat
Mas
merasa bersalah selama ini … bahkan Mas berusaha menghindar untuk mencintaimu
Dek …
TEMI
Yah .. kerena Mas lebih mencintai istri Mas
SUWONDO
Itu tidak usah dibahas
TEMI
Baiklah kalau keputusannya begitu …
SUWONDO
Rumah ini tetap milik adik(lembut) dan untuk
rumah
baru saya akan membuatkan cek sampai kelahiranmu nanti
TEMI (agak tegas)
Saya berterimakasih sekali atas segala
kebaikan Mas selama ini …. jadi akupun
harus
menghargainya …
SUWONDO terdiam serba salah
TEMI
Beri aku waktu juga untuk pindah dari
sini
dan mencarikan suami buat anakku …
SUWONDO berdiri hendak pergi
SUWONDO (menutupi kesedihan)
Maafkan aku .. dek
TEMI
mengangguk ingin menangis
SUWONDO
Baiklah … istriku dengan adik
iparku dari Palembang sudah menunggu
untuk
makan siang bersama
TEMI
mengangguk ikut berdiri dan mengantarkannya sampai pintu.
DISSOLLVE
039. INT. KAMAR PRIBADI RUMAH TEMI. PAGI
Setelah
SUWONDO pergi TEMI langsung menelungkupkan wajahnya dengan bantal lalu menangis
sejadi-jadinya
DISSOLLVE
040. INT. R SPESIALIS KANDUNGAN (Dr BOYKE). SORE
TEMI berbaring diatas tempat tidur pasien diperiksa
DOKTER kandungan
Dr. BOYKE
sudah bagus sekarang bayinya
sehat
enggak usah khawatir
TEMI
Boleh beraktivitas?
Dr. BOYKE
Boleh …. Kemana saja ibu suka, ngikutin
senam
kehamilan juga boleh biar lancar
saat
melahirkan
TEMI
mengangguk tidak bergairah
CUT
- TO
041. EXT. DEPAN RUMAH MEWAH SUWONDO. SORE
Seperti
biasa SUWONDO turun mobil digantikan PELAYAN memasukannya kegerasi, ROKSANA
meyambut dengan kemesraannya
INSERT : TEMI dalam keaadaan hamil, memperhatikan
keharmonisan SUWONDO dan ROKSANA, beberapa saat TEMI merenung sedih dengan mata
berkaca-kaca
DISOLLVE
042. EXT. JALANAN LUAR
KOTA. SORE
TEMI
menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi menyusul kendaraan-kendaraan yang
menghalanginya (melampiaskan rasa prustrasinya)
DISSOLLVE
043. EXT/INT.PRM. SEDERHANA RUMAH TEMI.SIANG/MALAM
BEBERAPA
TEMPAT RUMAH TEMI DAN SEKITARNYA
TEMI
mengikuti berbagai aktivitas olah raga lari pagi, senam erobik, menata ruangan
menggeser-geser barang rumah, menata tanaman hias, memasak, menjahit baju bayi,
menyulam, merias wajah FARIDA dan dirinya
DISSOLLVE
044. INT. RUANG KAMAR RUMAH BARU TEMI. MALAM
TEMI
nampak membaca dan membaca kemudian memulai belajar menulis dikomputer,
sementara FARIDA nampak cemas melihat kemurungan kakaknya
FARIDA
Kak … kelihatannya aktivitas kakak hanya
melampiaskan kekesalan hati aja
TEMI tidak menjawab ia terus memainkan jemarinya
diatas komputer
FARIDA (tiba-tiba)
Kak boleh enggak saya membawa polisi
untuk datang kerumah Mas Wondo buat terakhir
kalinya biar langsung dijeblosin ke penjara
TEMI (mengerling)
Si … suka sembarangan kalau bicara
FARIDA (ambisi)
Apa kakak tidak punya perasaan!
TEMI
kaget
FARIDA (tegas)
Apa kakak tidak sayang pada anak yang ada
dalam kandungan kakak! Saya lihat selama ini
kakak cuek, tidak menjaga kesehatan bayi
yang ada dalam kandungan? Apalagi memberinya
ketenengan pra lahir, kasihan bayi itu
didalam ikut merasakan kecemasan dan
kekecewaan yang dirasakan ibunya, sementara bapaknya siapa?!
TEMI (menatap Farida)
Sok tahu … kamu
FARIDA (tidak mau kalah)
Saya kan gini-gini juga membaca
“bagaimana menjaga kesehatan bayi
yang
ada dalam kandungan ibunya”
makanya banyak anak-anak yang terbelakang
karena waktu didalam kandungannya
disia-siakan
ibunya … seperti kakak inilah contohnya
TEMI
menghentikan kegiatannya seperti tersadar akan ucapan adiknya
CUT
– TO
045. INT. RUMAH MEWAH PAK SUWONDO. MALAM
TEMI
memijit bell rumah SUWONDO dengan menenteng keranjang buah-buahan segar, tidak
berapa lama muncul ROKSANA menyongsongnya (Temi jadi serba salah)
ROKSANA (ramah)
Mau ketemu siapa yah Dek …?
TEMI (ragu)
Hmh …
ROKSANA
Bapak?
TEMI
mengangguk bingung
ROKSANA
Ayo masuk … masuk
ROKSANA
membimbing TEMI masuk rumah dan duduk dikursi tamu yang mana diatas meja sudah
tersedia berbagai macam makanan dan buah-buahan, dalam waktu bersamaan muncul
SUWONDO (kaget bercampur takut)
SUWONDO (menyembunyikan kegalauan)
Oh … Dek Temi … kok suaminya enggak ikut
TEMI
tersenyum dingin, SUWONDO serba salah
SUWONDO (pada istri)
Ini lo mah, istrinya karyawan bapak
dikantor cabang ….gimana hmh … (bingung)
TEMI
Suami saya Adit
SUWONDO
Yah … Aditya sehat?
TEMI
Alhamdullillah pak .. semuanya berjalan
lancar
SUWONDO
Syukur kalau demikian
ROKSANA
melihat perut TEMI yang agak membuncit membuat SUWONDO gelisah
TEMI
Sedang mengandung berapa bulan Dek …
TEMI
Tujuh bulan mau kedelapan sebentar lagi
ROKSANA (turut senang)
Bahagia sekali yah … bakal punya bayi
SUWONDO
memalingkan pandangannya kearah keranjang buah yang dibawa TEMI
SUWONDO
Disuruh suamimu yah nengok ibu?
ROKSANA
menyandar manja dipundak SUWONDO
TEMI (menahan cemburu)
Hmh …. betul …
TEMI menaroh buah-buahhan diatas meja, ROKSANA
menerimanya dengan senang hati
ROKSANA
Aduuh … bikin repot
TEMI
Enggak kok Bu, suami saya minta maaf
tidak
bisa datang kesini … maklum
masih
sibuk buka usaha sendiri
SUWONDO
Wow … perkembangan yang cukup bagus
TEMI
Saya .. enggak lama kok Bu
ROKSANA
Eh … enggak makan dulu?
TEMI
Makasih Bu … lain kali saja,
saya datang kesini hanya untuk …
Wajah
SUWONDO berubah tegang berkeringat
ROKSANA (penasaran)
Untuk apa dek?
TEMI (tersenyum)
Memulangkan mobil inventaris dari bapak
SUWONDO
menarik napas lega tapi tercengang
SUWONDO (gugup)
Terus Adik pakai apa?
ROKSANA
Biarin saja kalau masih dipakai,
disini
juga enggak terpakai dek …
TEMI
Enggak perlu lagi Bu … suamiku sudah
dapat
mobil biar jelek juga
SUWONDO (meyakinkan istri)
Memang Adit itu jenius dan orang
kerpercayaan, sayang setelah menikah
dengan (pada Temi) adik ia keluar …
TEMI
Iyah …
ROKSANA
Suatu kemajuan yang jarang dimiliki orang
TEMI (berdiri)
Saya permisi dulu ….
SUWONDO
Adik pulang pakai apa?
TEMI
Sudah memesan taxi
ROKSANA
Diantar saja dek kemana?
SUWONDO (penasaran)
Iyah .. kemana pulangnya
TEMI (pura-pura tidak mendengar)
Makasih …
TEMI
menyalami SUWONDO yang kembali salah tingkah sementara ROKSANA mencium pipi
kiri kanan TEMI sebelum perpisahan
ROKSANA
Makasih yah .. dek salam buat suaminya …
TEMI
mengangguk, ROKSANA menggenggam tangan SUWONDO yang nampak bersikap mesra
terhadap istrinya
CUT
- TO
046. EXT. JALANAN. MALAM
TEMI
nampak menangis duduk dibelakang sopir taxi, memegang perutnya yang tiba-tiba
terasa sakit
CUT
– TO
047. INT. RUANG SANTAI RUMAH SUWONDO. MALAM
ROKSANA
terduduk dikursi malas
ROKSANA (seperti bergumam)
Seandainya wanita tadi tidak mampu
mengurus dan membesarkan anak dalam
kandungannya ….
SUWONDO (antusia)
Mamah mau merawatnya?
ROKSANA
Tapi mana mungkin dia mengasihkannya begitu
saja
SUWONDO (berharap)
Kalau memang mamah mau, papah akan
mencoba bicara pada suaminya …. Siapa
tahu
dia merasa berhutang budi dan
mau
memberikan bayinya
ROKSANA (putus asa)
Itu tidak mungkin terjadi pah
SUWONDO
Papah akan berusaha … mamah berdo’a saja
ROKSANA menatap suaminya kemudian menyandarkan
kepalanya kelengan suaminya seperti bersimpuh
CUT
– TO
048. R. SPESIALIS
KANDUNGAN (Dr.BOYKE). SORE
TEMI
baru usai di USG
Dr BOYKE (cemas)
Aduuh … kok jadi begini bu …! Kapan
mulai
keluar bercakan darahnya Bu?
TEMI
Tadi malam Dokter
Dr BOYKE membuatkan resep serta menulis pesan di
kertas memo
Dr BOYKE
Ibu harus benar-benar bed rest,
tidak bolah ada kegiatan
TEMI
Aduh … saya orangnya tidak bisa diam
Dr. BOYKE
Ini sudah berbahaya Bu dan kalau
sampai
terjadi keluar darah lebih banyak
ibu
langsung dirawat dirumah sakit …
dengan dokter siapa saja yang dekat
dimana
posisi ibu berada
Dr.
BOYKE melipat memo dimasukan kedalAm amplop
Dr. BOYKE
Ini saya sisipkan surat penganter
TEMI (belum mengerti)
Buat apa
Dokter?
Dr. BOYKE (menjelaskan lebih tegas)
Ini sangat perlu buat ibu, apabila
ibu
pendarahan mendadak ibu harus
memberikan surat pengantar ini pada
dokter siapa saja yang menangani ibu ….
TEMI (kayak orang bingung)
Tapi bayi saya enggak apa-apa kan Dokter?
Dr. BOYKE (tidak yakin)
Mudah-mudahan, makanya ibu harus
istirahat total ini bahaya sekali lo Bu
plasentanya dibawah menutupi saluran
lobang
keluarnya bayi
TEMI
mengangguk-ngangguk bingung pikirannya melayang-layang, sementara DOKTER BOYKE
cemas memandang pasiennya
DISSOLLVE
049. EXT. REAL ESTAT MENUJU RUMAH TEMI. SORE
Mobil
SUWONDO memasuki daerah perumahan Real Estat tidak berapa lama SUWONDO
menghentikan mobilnya depan rumah TEMI yang sepi tidak terawat, di pagar
halaman tertera papan pengumuman
“
RUMAH INI AKAN DI JUAL “
Beberapa
saat SUWONDO menyapu pandang keaadaan rumah tercekam lalu SUWONDO menarik napas
panjang seperti berpikir menerawang kemudian ia kembali menjalankan mobilnya
perlahan-lahan meninggalkan rumah tersebut dengan perasaan was-was
mengkhawatirkan keadaan Temi
CUT
- TO
050. INT / EXT. RUMAH BARU TEMI. SORE
TEMI
membereskan pakaian beserta barang-barang yang perlu dibawa FARIDA membantunya
dengan bingung
FARIDA
Serius nih kak mau ke Bandung?
TEMI
mengangguk
FARIDA
Mau ngapain sih disana … bukannya kakak harus
istirahat total?
TEMI (agak kesal)
Iyah …. Mau istirahat disana biar tenang
FARIDA
Kakak ini aneh betul mobil dibalikin sama
Mas
Wondo sekarang tiba-tiba mau ke
Bandung pakai mobil sewaan
.. huh
…. Aneh .. aneh!
TEMI
Udah kalau mau ikut jangan banyak omong
FARIDA
Bukan begitu lo kak, aku Cuma mengkhawatirkan
keadaan kakak
TEMI (berdiri menegakkan tubuh)
Lihat ... kakak ini sehat!untuk menghilangkan
setres,enak bawa mobil sendiri keluar
kota
nanti malem sepi, kayak
berlayar di lautan …
Hp
TEMI bergetar-getar pertanda ada penelepon
TEMI
Sekalian nengok rumah BTN yang dicicil dulu,
kan
sayang enggak ada yang nempatin
FARIDA
Huh … rumahnya kan kecil sumpek!
TEMI
Belajar jadi orang melarat lagi, siapa
tahu
ini semacam pirasat jatuh miskin
FARIDA
ikut sibuk mempersiapkan barang-barang serta perbekalan yang mau dibawa
CUT
- TO
051. EXT. REAL ESTAT
RUMAH TEMI. MALAM
SUWONDO
dalam mobil, nampak melongok-longok rumah TEMI yang hanya lampu luarnya saja
dikasih penerang semantara interior rumah seluruhnya gelap.
Beberapa
kali SUWONDO mencoba menelpon tidak ada jawaban, SUWONDO merenung cemas dan
bingung, sementara ROKSANA yang duduk disampingnya bertanya-tanya
CUT
– TO
052. EXT. JALANAN LUAR KOTA. MALAM
Mobil
yang dikendarai TEMI meliuk-liuk ditikungan menyusul dan menyalib kendaraan
didepannya, sementara FARIDA berpegangan kuat-kuat saking ketakutannya.
DISOLLVES
053. INT. RUMAH TEMI TIPE
BTN. MALAM
TEMI
nampak tengah mengetik dikomputer lep’top dengan wajah nampak tegang, tiba-tiba
dirasakannya ada yang tidak beres dalam dirinya, TEMI beranjak ketika ia
bangkit terlihat darah mengalir dari pangkal paha, TEMI tercengang diruang
kamarnya tidak ada siapa-siapa.
TEMI (cemas)
Rida … Rida … !!
TEMI
berusaha berjalan keruang tengah terlihat FARIDA tertidur dibawah karpet dengan
radio tip yang dibawanya, TEMI menggerakkan kakinya yang sudah tidak kuat
menahan sementara, darah segar terus mengalir deras dibawah kakinya akhirnya
TEMI terduduk lemas dengan wajah memucat berusaha untuk memanggil
TEMI (suara melemah)
Rid … Rid …dda ….?!
Tubuh TEMI hendak menggapai FARIDA terjatuh menimpa
kipas angin hingga kipas angin menghantam kepala FARIDA yang langsung terbangun
kaget
FARIDA (belum sadar)
Sialan … orang lagi mimpi indah …
FARIDA hendak membenarkan posisi tidurnya ia kembali
bangkit tangannya menyentuh darah dan langsung tercengang melihat TEMI
tersungkur
FARIDA (memburu)
Kakak …. !!!
FARIDA
berusaha mengangkat tubuh kakaknya tapi darah segar semakin bersimbah
FARIDA (panik dan bingung)
Aduuh … gimana nih ….
TEMI
menggelengkan kepala agar FARIDA membiarkan tubuhnya disana
FARIDA
Aduuh … kenapa … kenapa?!
FARIDA melepaskan tubuh TEMI yang nampak bibirnya
bergetar-getar
FARIDA
Kerumah sakit … yah kerumah sakit ….
FARIDA
kebingungan mondar-mandir mencari lap, akhirnya membawa selimut tebal untuk
menutup darah yang berlimpah, kemudian mengangkat hp menelpon seseorang
FARIDA (bergumam sendiri)
Mas Suwondo .. cepat angkat … cepat!!
FARIDA
berkali-kali memijat hp tidak ada jawaban
FARIDA
Aduuh … dirumahnya tidak diangkat …
hpnya
mail box
FARIDA
kembali mondar,mandir berpikir keras, panik melihat TEMI yang semakin melemah
dan bergetar
FARIDA
Mobil … sabar! siapa yang bisa bawa mobil …
FARIDA
menepuk-nepuk kepalanya lalu memutuskan
FARIDA
Tunggu kak … minta bantuan tetangga
FARIDA
secepat kilat keluar meninggalkan TEMI
CUT
– TO
054. INT. RS. AL ISLAM
BANDUNG R. TRANSLIT. SUBUH
TEMI
nampak berbaring lemah, belum ada tindakan dari rumah sakit setempat, FARIDA
cemas bergerak kearah SUSTER
FARIDA (pada suster)
Suster … kenapa belum ada pertolongan buat
kakaku?
SUSTER (santai)
Harus ada orang yang bertanggung
jawab
untuk tanda tangan
FARIDA
Aku yang bertanggung jawab
SUSTER (menatap kurang yakin)
Harus suaminya sendiri atau orang tua …
FARIDA
Kakakku itu lagi sekarat suster
SUSTER
Peraturannya begitu dek
FARIDA (marah)
Sial …. Rumah sakit apaan ini ?!!
FARIDA
kembali memijit hp dan nyambung
FARIDA
Mas tolong! tolong kakakku ………..
digawat darurat!
FARIDA
memberikan hp ke SUSTER untuk berbicara langsung nampak SUSTER mendengarkan
beberapa kata seperti ketakutan
SUSTER
Baik .. pak!
SUSTER
nampak sibuk menelpon via airphone, sementara TEMI nampak terbangun langsung
meringis-ringis kesakitan wajahnya semakin pucat, tidak berapa lama 2 orang
perawat memberi pertolongan dengan oksigen dan impusan kemudian menggantikan
pakaian untuk pasien
FARIDA (bercuap)
Mati dulu anak orang baru ambil tindakan,
minta
kamar VIP aja nunggu besok sebel!
SUSTER
tidak memberi komentar, FARIDA berusaha tenang duduk disamping kakaknya yang
kembali pingsan
DISSOLLVE
055. INT. RS. AL ISLAM DEPAN R. OPRASI. SORE
SUWONDO
nampak gelisah menunggu di depan ruang oprasi sebentar ia berdiri sebentar
duduk, tidak berapa lama muncul FARIDA menenteng tas
FARIDA (kecapaian menagtur napas)
Syukur mas sudah datang
SUWONDO (tegang)
Dari mana?
FARIDA
Ngambil darah di PMI … antri
SUWONDO
Berapa labu
FARIDA
Mintanya 7 labu yang ada baru empat besok
pagi
baru ada, disini ada stock satu labu
SUWONDO cemas mengkhawatirkan keaadaan, tidak berapa
lama pintu oprasi terbuka, SUWONDO dan FARIDA memburu TEMI yang terbaring
pingsan diatas brangkar dikawal dua DOKTER ahli dan tiga suster bergerak menuju
ruangan VIP (tim dokter nampak tegang)
SUWONDO (mengikuti kalut)
Dokter bagaimana keadaan bayiku
DOKTER SULAEMAN
Keadaannya sangat memprihatinkan
Harus masuk icu diingkubator dan ventilator
Buat Bantu pernapasannya
SUWONDO (kalut sedih)
Kenapa dokter?
DOKTER SULAEMAN
Gelembung paru-parunya belum tumbuh
SUWONDO (berharap cemas)
Boleh saya menjenguknya?
DOKTER SULAEMAN
Untuk sementara belum boleh dijenguk
Dokter anak lagi berusaha memberi pertolongan
SUWONDO
memelas kemudian membarengi langkah dokter menatap TEMI yang terbaring lemah
dengan wajah memucat pasi
SUWONDO (tambah kalut)
Ibunya Dokter
DOKTER SULAEMAN (bingung)
Masih dalam keadaan koma
FARIDA
yang mengikuti dibelakang terhentak dan menangis lalu menyusul mendakati
brangkar
FARIDA (ketir)
Kak … kakak …. bangun!!
SUWONDO
nampak berkaca-kaca kelopak matanya memerah menahan kesedihan
FARIDA (menagis)
Mas … kakaku … Mas
SUWONDO mengangguk sambil menghapus air matanya
dengan sapu tangan lalu membimbing FARIDA mengikuti tim DOKTER yang masuk
ruangan VIP dan mencegahnya depan pintu
DOKTER
Tunggu disini saja tidak ada yang
boleh
masuk …!
DOKTER
lain bersikap tegas menutup pintu, sementara SUWONDO dan FARIDA gelisah
menunggu sebentar duduk sebentar berdiri terkadang mondar mandir, tidak berapa
TIM DOKTER AHLI (masing-masing berwajah tegang dan serius) masuk menyusul
keruang vip, membuat suasana semakin mencekam
DISOLLVE
056. INT. RS. RUANG ICU BAYI VIP. MALAM
SUWONDO
nelangsa menatap bayinya yang kecil berukuran 1,7 kg berada di inkubator dengan
beberapa selang dibagian kepala, mulut, tangan dan kaki
SUWONDO (membelai dari luar kaca)
Anakku!! ini papah ….
ANAK berukuran kecil dengan wajah berbentuk jelas
(sempurna) nampak membuka mata dan memandang SUWONDO tidak berkedip
SUWONDO
Ya … Tuhan … engkau berikan anakku
kehidupan dan menyiksanya ….. hukuman
apa
yang Engkau berikan padaku
SUWONDO menangis, tidak berapa lama seorang suster
muncul
SUSTER
Bapak harus menanda tangani oprasi
darurat buat Ny. Temi Olla Saputra …
SUWONDO tidak berdaya bergetar memegang berkas yang
disodorkan
SUSTER
Pertolongan terakhir buat istri bapak
TIM
DOKTER gabungan akan mengangkat
rahim
Ny Temi …. Apa bapak setuju?
Kelopak
mata SUWONDO yang sudah kuyu melebar dengan pandangan kosong
DISSOLLVE
057. INT. RS. AL ISLAM BDG RUANG VIP. MALAM
SUWONDO duduk bersimpuh disamping TEMI yang masih
terbaring tidak sadarkan diri dengan warna kulit hampir mambiru,DOKTER SULAEMAN
yang berusaha memberi pertolongan terakhir dengan berbagai cara sudah tidak
bisa menolongnya, sementara FARIDA duduk menyudut dengan kelopak mata bengkak
penuh air mata
DOKTER
SULAEMAN (nelangsa kecewa)
Pendarahannya
terus menerus keluar tidak bisa dibendung sebelum dioprasi dan waktu dioprasi
begitupun sesudah dioprasi …
DOKTER SULAEMAN melirik SUWONDO yang diam mematung
padangannya terlihat kabur
DOKTER (putus asa)
Kami sudah memberi pertolongan semampu
kami
….kami menyerah (diam beberapa saat)
DOKTER memandangi kebaradaan pasiennya, tangannya
mengepal didagu dengan kelopak mata memerah
(merasa gagal menyelamatkan pasien)
SUWONDO (meremas pinggir kasur)
Maafkan saya Adik … maafkan ….
DOKTER (mengangguk-angguk)
Takdir …. Mungkin sudah kehendak Tuhan
hanya keajaiban Tuhan yang bisa menolongnya
untuk
hidup … berdo’a saja pak
Dalam
waktu bersamaan muncul ROKSANA ia mendengar kata-kata terakhir dari DOKTER
iapun diam-diam menangis (tidak diketahui Suwondo)
SUWONDO
Saya bersumpah andai Tuhan memberi
keselamatan pada adik maka saya akan
minta
ijin pada istriku untuk menikahinya
secara resmi …. Karena ini semua salahku
bangun … dek! Ayo bangun
SUWONDO
berusaha menggoncang-goncangkan tubuh TEMI dan memeluknya, beberapa saat
suasana semakin mencekam dengan penuh kegetiran ditambahkan dengan suara FARIDA
yang kembali terisak
FARIDA
Iya … kak, jangan tinggalin Ida kak,
saya
sama siapa?
Tiba-tiba
jemari TEMI bergerak perlahan keajaiban datang TEMI membuka mata. (semua mata
terpusat memandang TEMI tidak percaya)
DOKTER
SULAEMAN menarik napas panjang pertanda puas melihat pasiennya tersadar dari
komanya lalu ia bergerak pergi dari ruangan
SUWONDO (terenyuh)
Dek ….
TEMI (tersenyum ketir)
Mas ….!
SUWONDO mengecup tangan TEMI dan meremasnya
erat-erat, sementara FARIDA menghampiri TEMI yang juga memegang tangannya penuh
keharuan
FARIDA (menangis lagi)
Kakak ….
Pandangan TEMI berpaling pada ROKSANA yang juga
bergerak mendekatinya sambil terisak
TEMI (bergetar)
M’bak ….
ROKSANA (memburu)
Adek …
ROKSANA
menempelkan pipinya di pipi TEMI sambil
terisak menangis diikuti TEMI (sesaat suasana hening dalam isak tangis)
TEMI (tiba-tiba)
Anakku
…?
FARIDA
dan SUWONDO bergegas membuka tirai yang menghalangi ruangan bayi Prematur
(masih di Ingkubator dan Ventilator) membuat TEMI tercengang melihat kondisi bayinya mengenaskan, SUWONDO
dibantu seorang SUSTER mendorong tempat tidur lalu menegakkan sandarannya untuk
membantu TEMI agar bisa berhadapan dengan bayinya
TEMI (terisak-isak)
Anakku … ya Allah …, anakku …
TEMI meledakan tangisnya beberapa saat, lalu
menggapaikan tangannya diluar tabung (tidak bisa menyentuhnya) akhirnya jemari
TEMI hanya bisa membelai-belai tabung ingkubator berlapis kaca tersebut dengan
penuh kelembutan
TEMI (emosi pada diri sendiri)
Maafkan
mamah bayi mungilku, tidak menjaga
kesehatan Dede waktu dalam kandungan,
hingga Dede menjadi seperti ini
kecil, kurus,mengenaskan ….. ohk …
Kembali menangis tersedu-sedu, beberapa saat reda
TEMI
(pada Suster)
Selang
apa saja yang masuk ketubuh
dan kepala anakku itu suster?
SUSTER
Selang
makanan,impusan,transpusi darah
dan alat Ventilator untuk membantu
pernapasannya karena gelembung
paru-parunya belum tumbuh Nyonya
TEMI mengangguk lemah dengan pandangan nanar tertuju
pada bayinya
TEMI
(menghakimi diri sendiri)
Semua
ini sayalah yang salah tidak
betul-betul merawatnya paska lahir
SUSTER
Tapi
sudah berangsur baik kok Bu
keadaan bayinya, timbanganya juga naik
dua
ons
TEMI lebih melebarkan pandangannya pada bayinya yang
terlihat membuka mata seakan menatapnya, TEMI terperangah
TEMI
(pada Roksana)
Bayiku
memandangku M’bak
ROKSANA
(ikut memperhatikan bayi sedih)
Iyah
…. Sangat tampan
TEMI
(melinangkan air mata kembali)
Anakku
... maafkan mamah
TEMI kembali mengelus bayinya via kaca ruang
ingkubator
TEMI
Anakku
… ini mamah
BAYI
Tidak berdaya itu kembali memejamkan mata TEMI kembali menangis dan terus
menangis (beberapa saat hanya terdengar suara isakan tangis TEMI kemudian
terhenti setelah TEMI puas menumpahkan air matanya, ROKSANA yang ikut menangis
mengeluarkan tissue serta membantu menghapus air mata TEMI
ROKSANA (tersendat-sendat)
Maafkan saya … karena saya tidak
mengetahui semua ini Dek ……
TEMI (putus-putus nyaris tak terdengar)
Saya yang minta maaf m’bak telah menggangu
kebahagian rumah tangga M’bak
Jadinya seperti ini
ROKSANA (penuh kelembutan)
Saya sudah menerima semua ini dengan ikhlas
….
Karena harapanku adalah mempunyai keturunan
Yang lahir dari rahim seorang ibu
yang mencintai suaminya … adik
Ber hak mendapatkan kebahagian ini dik …
TEMI (mengelengkan kepala)
Aku hanya bisa melahirkan …. tidak ber hak
memiliki buah hatiku seutuhnya M’bak, bahkan untuk
menimang anakkupun … Aku tidak bisa
ROKSANA
Tidak dik ….
TEMI tersenyum, lalu mencoba memasukan tangannya kedalam
tabung ingkubator lewat lobang bulat buat masuk udara, tangan TEMI hanya bisa
menyentuh sebagian kulit pundak bayinya, sesaat TEMI membelai dengan penuh
kasih sayang serta kerinduan yang luar biasa, beberapa saat TEMI merasakan
kulit halus bayinya lembut menenangkan jiwanya membuat TEMI merasa bahagia
TEMI (seakan berbicara pada anak balita)
Sayang …,anakku buah hatiku yang paling
soleh!
Dede
tahu yang disamping mamah ini? adalah
mamahmu
yang akan merawat Dede selamanya
Tiba-tiba TEMI merasakan kesakitan yang luar biasa
dalam peranakannya, tapi TEMI menyembunyikan dengan berusaha tersenyum
TEMI
(meringis)
Ya
… Allah …. Allah Hu akbar
ROKSANA
(memegang kuat Temi)
Adik
enggak apa-apa?
TEMI
(melemah)
Aku
titip anakku untuk M’bak
(tersengal-sengal)Tolong
dijaga
Terlihat tubuh TEMI menggigil warna kulitnya semakin
pucat dengan bibir semakin membiru
ROKSANA
(panik)
Iyah
… adik harus kuat, bertahanlah Dik …
TEMI balas memegang keras pergelangan ROKSANA dan
mencoba mengangguk sambil tersenyum meski terlihat ketir
TEMI
(berbisik pada telinga Roksana)
saya
sudah tidak kuat lagi …….
baringkanlah
saya … ingin tenang
Allah
hu Akbar ... Laillah ha illalloh
….. Allah hu akbar
ROKSANA
dan SUSTER tergesa-gesa menormalkan kembali sandaran tempat tidur pasien, TEMI
menarik napas panjang beberapa kali sambil berbaring, semua pandangan yang
hadir dalam ruangan tersebut mengarah pada TEMI, cemas (pandangan Temi semakin
kabur)
ROKSANA (memberi spirit - cemas)
Enggak … adik harus kuat … kita
akan pulang bersama-sama dalam
satu atap Dik … ayo kuatkanlah Dik …
kuatkanlah ... adik harus sehat untuk
bersama-sama merawat bayimu Dik ….
TEMI
tersenyum lemah dan menghembuskan napas terakhirnya saat tubuhnya sudah
berbaring lurus ditempat tidur
ROKSANA (terpana)
Adik …
Suasa hening TEMI sudah beristirahat dengan
senyumnya yang tulus, SUWONDO dan FARIDA mencoba turut mengguncang tubuh TEMI
yang sudah kaku tidak bernyawa lagi
FARIDA
Kak
… jangan pergi, jangan tinggalkan aku ….
Bangun kak …. Bangun …. !!
SUSTER menekan bell darurat, DOKTER SULAEMAN datang
memeriksa lalu menggeleng-gelengkan kepala pertanda TEMI sudah tidak bisa
ditolong lagi dengan cara apapun kemudian DOKTER dengan pandangan nanar
meninggalkan ruangan tersebut diikuti SUSTER
SUWONDO (nelangsa airmatanya menitik)
Temi …
FARIDA (histeris)
Kakak ……
FARIDA
menangis bersimpuh merangkul TEMI, ROKSANA membimbing suaminya untuk didudukkan
diatas kursi yang menghadap ke TEMI, lalu mereka sama-sama memandang satu titik
tubuh TEMI yang sudah membujur tidak bernyawa
DISSOLLVE
TITLE: DUA TAHUN KEMUDIAN
058. INT. DEPAN RUMAH SUWONDO.
PAGI
Mainan
anak-anak dengan berbagai macam bentuk berserakan depan rumah SUWONDO
TEMI YUNIOR nampak bongsor, tengah bermain
sepeda-sepedaan dengan riang dan jenaka ditemani FARIDA dan ROKSANA yang penuh
tawa ria melihat kelucuan dan kecerdasan TEMI JUNIOR, sementara SUWONDO yang
tengah duduk santai membaca Koran ikut memperhatikan dengan seksama
TEMI JUNIOR
Papah …. Manya?
SUWONDO
menaroh korannya lalu mengulurkan kedua tangannya
SUWONDO
Ini papah
TEMI JUNIOR
Papah … elek, Mamah ….antik, De ... anteng!
SUWONDO
Yah papah jelek, mamah cantik, Dede Ganteng
TEMI
JUNIOR tertawa-tawa jenaka saat tubuhnya diayun keatas oleh SUWONDO
F
R E E Z Z E E F R A M E
Jakarta, 6 Maret 2003
Nenden Olla (Nenden Salwa)
Revisi pra produksi
13, April, 2003 03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar