Sabtu, 04 Juni 2011

Cerita Para TKW "TERIAK BUMI PADA LANGIT"

Program FTV

“TERIAK BUMI PADA LANGIT

Cerita      :    Aby Airbyon & Artika Adipala Sera
Pengembangan  & Skenario          : Nenden Salwa


TRADE  MARK

FADE IN/FADE OUT

001. INT/EXT. WARUNG BI MINAH. SORE

SURATMAN sebagai petugas pos keliling,  tengah beristirahat di sebuah warung  BI MINAH (pemilik warung) ditemani anak gadisnya bernama ATIKAH.
Sejurus DADANG sahabatnya Suratman datang tergopoh-gopoh.

CACATAN :  SURATMAN dalam pekerjaan rutinitasnya sebagai kurir tukang pos (surat) selalu mengenakan handuk kecil di lehernya yang dipergunakan buat mengusap keringatnya.

DADANG (pada Suratman)
Man,  kampung kita akan dihebohkan oleh para penari jaipong.. terutama Euis Komala, yang suka ada di koran geuning beritanya… (memperhatikan Suratman)
kalau enggak nonton, waduuh, pasti bakal penasaran.. saol si Euis teh terkenalnya,
paling bahenol..!

SURATMAN yang lugu hanya tersenyum-senyum kecil.

DADANG (kesal)
Ah punya sobat teh susah banget diajak gaul… (pada ATikah) kopi nyi, kopi..

SURATMAN tanpa sengaja tangannya menyenggol gelas berisi air yang hendak disuguhkan oleh ATIKAH.

Gelas jatuh dan pecah airnya membasahi celana kain yang dikenakan SURATMAN.

DADANG (meledek)
Ini pertanda alam nih, gelas pecah? kalau enggak memecahkan persoalan? Yah,
Bearti? pertanda kurang baik, bisa-bisa jalinan kasih? putus di tengah jalan.

Tangan ATIKAH dan tangan SURATMAN tidak sengaja bersentuhan ketika keduanya sama-sama meraih pecahan gelas.

DADANG
Mangkanya lebih baik pecah duren aja, jangan pacaran melulu..

SURATMAN DAN ATIKAH terjadi adu pandang, kemudian tersadar dan malu-malu, saling menarik lengannya.

CUT – TO

002.   EXT/INT. DEPAN MES TEMPAT TINGGAL SENI TARI JAIPONG. SORE

PRANGKY yang berpenampilan bos tanggung, dikawal empat orang anak buah, langsung memperkenalkan diri pada ABAH GANI (sebagai ketua rombongan) juga EUIS, didampingi beberapa penari lain yang memperagakan tarian-tarian kecil.
 ANAK BUAH I DAN ANAK BUAH II, sibuk membuka topi serta kacamata yang dikenakan PRANGKY, menyusul juga menukarkan jaketnya dengan yang baru.

ANAK BUAH III (merendah, meniggikan kebesaran bos Prangky)
Beginilan Bah, keramahan bos Prangky yang pagi tadi saya ceritakan.., memang
bikin para pada gadis tergila-gila, para janda pada mabuk kepayang…

PRANGKY (membusungkan dada)
Pokoknya selama ada saya.. semua aman..!

PARA ANAK BUAH (serentak)
Ya… saha heula atuh..? bos Prangky…!

PRANGKY mengangguk-angguk tidak lepas membusungkan dada kemudian mengisaratkan tangannya pertanda ia minta dibakarkan rokok.
ANAK BUAH III segera menyulutkannya.

PRANGKY
Kalau ada keributan? Sebut saja namaku…

PARA ANAK BUAH (Serempak)
Saha heula atuh? Bos Prangky…!

PRANGKY semakin membusungkan dada kemudian mengisyaratkan tangan kanannya, pertanda minta minum.
ANAK BUAH III bergegas mengeluarkan minuman yang langsung ditegukannya ke mulut PRANGKY.

CUT - TO

003. ETX/INT. WARUNG BI MINAH. SORE

ATIKAH menyarankan SURATMAN untuk menonton pertunjukan jaipong.

ATIKAH
Enggak apa-apa atuh kang nonton aja nganter kang Dadang, kan hiburan sekali-kali kang,
  biar enggak jenuh… daripada diledekin, nungguin ayam bertelor…?

SURATMAN menatap Dadang yang merespon pembicaraan ATIKAH.

DADANG
Tuh dengar enggak?

SURATMAN (berpikir)
Hmm.. (mengangguk)tapi, janji, kamu jangan sampai naik ke panggung, nya?
DADANG
Atuh kalau naik ke panggung mah harus nyawer! Duit dari mana Man.. man…?
Kalau nari di bawah panggung mah wajar, sambil nyari para calon TKW…

DADANG meneguk minuman penghabisan, mengeluarkan dompet membayar bekas makan.

DISOLLVE

004. EXT.  PANGGUNG PERTUNJUKAN JAIPONG. MALAM

Para penonton kian semarak hilir, mudik memeriahkan acara seni tari jaipong yang diperagakan beberapa penari dan EUIS sebagai primadona yang kala itu tengah menunjukan kebolehannya. Beberapa penonton saling berebut turut menari dengan menyawerkan rupiah kebeberapa penari terutama pada EUIS, penonton begitu antusias.
INSERT: SURATMAN ditarik DADANG menyelusup ke tengah penonton yang berjubel untuk melihat panggung pertunjukan tari jaipong lebih jelas.
FRANGKY yang dikawal beberapa para anak buah tidak berhenti memperhatikan EUIS. Kemudian ia menyuruh ANAK BUAH I untuk membuka minuman bir beberapa kerat yang langsung diminumanya secara beramai-ramai khususnya kepada para anak buahnya. Pamer juga rupanya PRANGKY menyuruh ANAK BUAH I membagi-bagikan minum tersebut pada para penonton yang naik ke atas panggung.
Beberapa kali juga PRANGKY menyuruh anak-anak buahnya menyawerkan rupiah pada setiap penari. Sementara ia hanya mengeluarkan rupiahnya pada EUIS seorang yang diamankan beberapa anak buah jika PRANGKY maju menari mengikuti gerakan EUIS.
INSERT: SURATMAN memperhatikan DADANG yang asyik memperagakan tarian Jaipong merapat pada penonton lain yang juga turut menari.

SURATMAN (menepak-nepak Dadang)
Dang.. hey, dang.. pulang yuk?

DADANG (lupa diri)
Wah pulang jam segini tanggung…

SURATMAN bingung, ia sudah tidak kerasan dalam keramaian.

DISSOLLVE
Di atas panggung pertunjukan terjadi saling rebutan EUIS hingga mereka saling seret.

SURATMAN (kesal)
Aku pulang duluan ya Dang..?

DADANG mengangguk ia terlena dalam suasana semaraknya gendang yang mengundangnya turut menari.
INSERT: SURATMAN berusaha keluar dari kerumunan penonton.
Sejurus di atas panggung terjadi saling baku hantam sesama pemabuk, suasana jadi kacau. FRANGKY yang terlihat mabuk berat turun dari panggung menyeret EUIS menuju mobil dikawal para anak buah.
Para keamanan setempat sudah mengetahui siapa FRANGKY,  tidak ada yang berani mengamankannya.

EUIS (berusaha melepaskan diri dari)
Hey.. apa-apaan?

FRANGKY (sempoyongan, mabuk)
Hhahahah… engkau begitu bahenol Euis, Aku sangat tertarik dengan segala penampilanmu.. tenang berapapun yang kamu inginkan, akan aku keluarkan… hahhahah… berapapun…

Meski mabuk berat tenaga PRANGKY begitu kuat, sehingga EUIS tidak bisa berkutik. Selain itu para anak buah PRANGKY yang semuanya terlihat mabuk turut memagari pergerakan EUIS.

EUIS (berteriak-teriak minta pertolongan)
Tolooong.. toloooong…!!

INSERT: SURATMAN memperhatikan EUIS di seret-seret masuk ke dalam mobil, jiwanya terpanggilkan ingin menolong, tapi baru beberapa langkah para anak buah PRANGKY menghadang.

CUT – TO

005. INT/EXT. JALANAN/PANGGUNG PERTUNJUKAN-MOBIL. MALAM

Dalam mobil EUIS meronta-ronta dari dekapan PRANGKY. Yang lama kelamaan mabuk PRANGKY tidak terkontrol tenaganya melemah, hingga EUIS dengan mudah bisa mendorong PRANGKY.
Tubuh PRANGKY terjatuh, wajahnya menyungkur  setir mobil yang menyala hingga membunyikan suara klakson panjang.
SFX: suara klakson seperti nada peringatan.
Dengan jalan sempoyongan mabuk, para anak buah PRANGKY menghampiri mobil.
Melihat situasi demikian, SURATMAN berinisiatif menaiki motor lalu menghampiri EUIS yang tanpa pikir panjang, EUIS menyingkilkan kainnya dan melompat naik motor.

EUIS (ketakutan)
Ayo cepat jalan.. keburu mereka tahu..! ayo jalan, cepat, cepat jalan!

SURATMAN menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi meninggalkan pertunjukan jaipong.

CUT – TO

006. EXT. PINGGIR JALAN – PERKEBUNAN. MALAM

Motor SURATMAN menembus kegelapan membonceng EUIS dan berhenti sejenak di pinggir jalan.

SURATMAN
Maaf, mau kemana?

EUIS (bingung)
Kemana saja, yang penting malam ini jangan pulang ke mess, takut mereka datang!

SURATMAN kebingungan.

EUIS
Kamu tinggal dimana?

SURATMAN
Saya bukan asli sini tapi saya sudah lama tinggal di kampung Marga Cinta sini..

EUIS
Di rumahmu ada siapa?

SURATMAN
Rumah kontrakanku kecil, tinggal sendirian…

EUIS
Yah.. cepetan ke rumahmu saja.. ayo! aku ingin ke kamar mandi!

SURATMAN kembali melajukan motornya.

CUT – TO

007. INT/EXT. JALANAN/PANGGUNG PERTUNJUKAN-MOBIL. MALAM

ANAK BUAH I menyandarkan tubuh Pranky.

ANAK BUAH I
Bos, enggak apa-apa bos?

PRANGKY (mengerjap-ngerjapkan matanya)
Oh.. euis engkau.. begitu bahenol.. oh…

PRANGKY memeluk anak buahnya.

ANAK BUAH I
Hei bos, bos sadar, ini mah saya, saya…!

PRANGKY mengerjap-ngerjapkan matanya ingin sadar.

PRANGKY (memukul-mukul anak buah)
Mana euis si bahenol.. euis.. euis…!

ANAK BUAH III
Gawat, gawat kalau bos sadar, kita semua gak kebagian jatah nanti..ayo cari euis?!

ANAK BUAH II
Waduuuh.. aku sudah gak kuat nih kang…

ANAK BUAH II mabuk tersungkur jatuh.

ANAK BUAH III (menghabiskan sisa minuman di botol)
Waduuh, hampir semua  geng kita pada tersungkur mabuk, gawat!
kalau ada musuh dari luar menyerang, mampus kita..

ANAK BUAH I
Udah jangan banyak bacot, yang mabuk-mabuk angkatin ke mobil
 yang sadarnya suruh naik motor..

ANAK BUAH III mulai terlihat mabuk, ia berusaha melangkah namun tersungkur juga sementara
ANAK BUAH I tersibukan dengan keadaan PRANGKY yang tidak berhenti menyebut-nyebut nama euis sebagai gadis bahenol.

CUT TO

008. INT. SUDUT RUANG PRANGKY. PAGI

Masih terlihat sisa-sisa mabuk semalam.
PRANKY menginterogasi para anak buahnya secara seksama.

ANAK BUAH II
Semua sudah beres boss… penari bahenol itu ngumpet di rumah si tukang pos keliling…’terlalu’

PRANGKY (mendelik-delik geram)
Ya, sungguh terlalu, betapa rendahnya wanita itu…!

PRANGKY
Terus kelanjutannya gimana?

ANAK BUAH II
Pengerahan warga boss.. alias si tukang pos dan si bahenol itu langsung digerebeg…

PRANGKY
Bagus, bagus.. terus?

ANAK BUAH I
Mereka akan diarahkan ke rumah RW..

PRANGKY beranjak dari selonjoran tempat duduknya diikuti ANAK BUAH LAIN yang membawa-bawa asbak buat pembuangan abu rokok.
.

PRANGKY (mundar, mandir cari akal)
Haahh…  giring mereka ke kantor lurah…

ANAK BUAH II
Emang mau bikin KTP atau bikin KK bos?

PRANGKY
Kau tahu apa? Semua peraturan aku…! (membusungkan dada) biar si tukang pos itu
 lebih terhina..Dan tentunya jika bapaknya berkuasa maka anaknya akan
mendapat tempat lebih berkuasa daripada bapaknya…
sebagai kesempatan dalam kesempitan (menjelaskan)

ANAK BUAH LAIN
Wah betul juga tuh bos..

ANAK BUAH (serempak)
Saha heula atuh? Bos Prangky..!

PRANGKY
Nah, aku punya ide, punya ide.. kemari semua kumpul…
(bergerak melangkah)Kini bagian duit punya kuasa.. permainan dadu dimulai!

PRANGKY mematika rokok diasbak yang dibawakan anak buah lain kemudian duduk bersandar di kursi santai menopang kaki.

SURATMAN (menunjuk ANAK BUAH I)
Atur anak-anak buahmu…! (berpikir sejenak) nah, panggil sahabatnya si tukang pos itu..

ANAK BUAH I
Dilaksanakan  Bos… (pada anak buah lain) Panggil Dadang..

ANAK BUAH LAIN
Nama Dadang ada tujuh, Dadang tukang tempe,tukang kupat atau?

ANAK BUAH I
Belegug pisan, nya maneh?!

ANAK BUAH III
Itu si Dadang yang suka nyari-nyari TKW

ANAK BUAH LAIN (baru mengerti)
Oh,ya,ya,ya..  siap..,siap..!

PRANGKY
Sekalian panggilkan si Juned, wartawan gossip..

ANAK BUAH I
Dilaksanakan bos..!

ANAK BUAH I dan beberapa anak buah lain turut duduk di kursi panjang mengikuti  PRANGKY.

CUT – TO

009. EXT/INT. WARUNG BI MINAH.  SORE

ATIKAH terlihat gelisah, setiap motor lewat di perhatikannya.
BI MINAH mengerti situasi keadaan anaknya.

BI MINAH
Mungkin calon suamimu itu ada keperluan mendadak, hingga ia tidak ke sini..

ATIKAH (Malu-malu)
Biasanya juga kalau ada keperluan, kang Ratman selalu bilang dulu..

BI MINAH
Ya, mungkin urusannya dadakan…?

ATIKAH menarik napas panjang, terlihat kecewa dan was-was kemudian ia membereskan peralatan warung yang hendak tutup.

CUT - TO

010.  EXT/INT.  WARUNG BI MINAH. PAGI

Dua orang anak buah Franky sengaja bergosip mengenai  hubungan Penari Jaipong dan Suratman.

ANAK BUAH  I
Bener-bener nya si Suratman ‘terlalu’

ANAK BUAH II (Suara sengaja diperkeras, agar lebih terdengar)
Heueh, nya? Masih untung enggak dibunuh hidup-hidup sama warga..

BI MINAH dan ATIKAH saling lirik.

ANAK BUAH I
Hampir atuh.. kalau enggak ditolong bos kita mah gak tahu nasibnya tuh si tukang surat,
 sampai diamankan di kantor lurah…

BI MINAH (Penasaran)
Emang aya naon sebenernya, sampai bawa-bawa nama warga?

ANAK BUAH I
Dua hari kemarin, si tukang surat itu mawa kabur Neng euis penari Jaipong…
wuuuh di warga sanamah, sudah pada tahu lagi hangat-hangatnya jadi biang gosip,
 ngalahkan selebriti (membuka koran yang sengaja dilipatnya)
 nih beritanya di koran… (membacakan berita di koran)
Seorang tukang pos surat bernama Suratman telah membawa kabur seorang
 penari Jaipong bahenol bernama Euis yang kemudiam di dekamnya
di dalam kamar, di tempat kontrakan kecil rumah Suratman.. kedua pasangan itu
kemudian digerebeg warga setempat…

ATIKAH tanpa sadar merampas koran dari tangan ANAK BUAH I, meneruskan membaca berita di koran.

ANAK BUAH II
Perbuatan bejat Suratman, sudah membuat onar wajah desa kita, ngawiwirang…!

ANAK BUAH I
Bagaimana enggak wirang..? mereka ketangkap basah saat lagi bermesraan
dalam kamar.. tah coba baca aya beritana di koran tah…

BI MINAH turut membaca koran, sementara ATIKAH terdiam raut wajahnya mengeras, mata bening itu sedikit berair mengeluarkan air mata.

ANAK BUAH II (Memancing)
Belum lamaran, udah berani berbuat tidak senonoh dengan penari liar..
dijadikan suami juga tidak akan bener…!

ANAK BUAH I (pada BI MINAH)
Betul bi, lebih baik sama bos, anak lurah terpandang, kerjaannya mengelola hektaran tanah, dan urusannya sama orang-orang penting, orang-orang proyek…

ATIKAH nampak limbung, tidak berapa lama tubuhnya terkulai lemas dan terjatuh pingsan.

DISSOLLVE

011. INT/EXT. WARUNG BI MINAH. SORE

ATIKAH merenung-renung seiring kelopak mata yang membercakan bening air mata, menangis.

OS SURATMAN (menyambung scene-scene berikutnya)
Nyai kudu percaya ka akang, semua pemberitaan koran dan orang-orang
hanyalah fitnah nyai.. akang tidak mungkin berbuat sejauh itu nyai..

 

FLASSHESS

012. INT/EXT. WARUNG BI MINAH. SIANG

SURATMAN merapatkan pantatnya di bangku panjang sambil menghapus keringatnya di kening, tanpa sengaja tangan SURATMAN menyenggol nampan berisi air teh yang disuguhkan ATIKAH membuat celana kain SURATMAN terkena basah, gelasnya jatuh dan pecah. Reflek tangan ATIKAH mengelap-ngelap celana SURATMAN yang terkena basah.. dan saat itulah SURATMAN menangkap tangan ATIKAH hingga keduanya beradu pandang dan menjadi salah tingkah.

O S SURATMAN
Demi Allah nyai, cinta akang hanya ka anjeun.. nyai percayalah..
nyai tidak boleh mendengar semua gunjingan itu nyai… percayalah ma akang…

FLASHEESS

013. EXT. JALANAN MENUJU SEBUAH RUMAH. PAGI

ATIKAH yang tengah berjalan di dekati motor SURATMAN yang masih bertugas mengantarkan surat-surat berkeliling.
Pandangan penuh arti ATIKAH mengikuti langkah-langkah SURATMAN yang mengantarkan surat pada seorang pemilik rumah.

OS. SURATMAN
Akang tidak pernah mau menghancurkan  hate nyai, akang sangat
 menyesali semua tindakan bodoh akang.. akang terjebak..

FLASHESS

014. EXT. PERKEBUNAN. SORE

Kedua mata ATIKAH tertutup handuk kecil berjalan dari pohon ke pohon mencari tempat persembunyian SURATMAT yang tengah membuat dua cincin dari bahan akar.
SURATMAN membuka penutup mata ATIKAH, kemudian melingkarkan cincin akar itu di jemari ATIKAH dan di jemarinya.

O S       SURATMAN
Nyai kudu tarima cinta akang… kita harus cepat menikah dan langsung pindah ke rumah orang tua akang di pegunungan,  demi menyelamatkan cinta kita nyai… terimalah lamaran akang nyai…

FLASHEESS

015. EXT. DEPAN WARUNG BI MINAH (TUTUP). MALAM

ATIKAH dan SURATMAN saling diam hati mereka mewakili sepoi angin malam yang menggerakkan dedaunan.

O S  ATIKAH
Biar akang tidak mengakui semua perbuatan yang seperti digunjingkan seluruh
warga sini… aku tetap tidak bisa menikah sama akang, sudah terlanjur kang…

ATIKAH bergerak masuk rumah menutup pintu rapat-rapat. SURATMAN turut mengikuti tapi di depan pintu ia terdiam dan berpikir…

FLASHESS

016. INT/EXT. WARUNG BI MINAH. SORE

 SNAP SHOT SCENE 04
SURATMAN tanpa sengaja tangannya menyenggol gelas beirisi air yang hendak disuguhkan oleh ATIKAH.
Gelas jatuh dan pecah airnya membasahi celana kain yang dikenakan SURATMAN.

O S         ATIKAH
Enggak apa-apa atuh kang nonton aja nganter kang Dadang, kan hiburan sekali-kali kang,
 biar enggak jenuh…

Tangan ATIKAH dan tangan SURATMAN tidak sengaja bersentuhan ketika keduanya sama-sama meraih pecahan gelas. Kemudian terjadi adu pandang.

BACK TO SCENE

017. INT/EXT. WARUNG BI MINAH. SORE

Air mata ATIKAH semakin bercucuran diperhatikan BI MINAH yang turut menitikan airmata kemudian memeluk anaknya, menghapus air matanya.

ATIKAH (Menyesali)
Aku yang salah telah mengijinkan Kang Ratman nonton pertunjukan seni jaipongan…
Aku yang salah ibu…

 ATIKAH menangis didekapan hangat ibunya.

CUT- TO

018. INT/EXT. RUANG SUDUT  MES ABAH GANI. MALAM

Koran-koran menumpuk di atas meja.
ABAH GANI wajahnya menekuk, terlihat gesturenya dicekam rasa gelisah begitu juga yang dirasakan EUIS dan beberapa penari jaipong lainnya.

ABAH GANI (mondar, mandiri menyerbungkan asap rokok berkali-kali)
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, dampak dari Prangky sebagai orang berpengaruh di desa ini, dan akan menghasut terus menerus hingga orang-orang memandang rendah seni rombongan jaipong marga cinta kita ini .. (berpikir dan terus berpikir)
 satu-satu jalan terbaik…

ABAH GANI mendekat pada EUIS memperhatikannya secara seksama.

ABAH GANI
Mau, tidak mau, suka tidak suka… ya,(mematikan rokok di asbak) kamu harus menuntut pernikahan sama si tukang pos itu, agar rombongan kita kembali di puja seperti sebelumnya…  (tersenyum seperti mendapat jalan terang) ya,betul, koran-koran akan gencar memberitakan; seorang penari kondang si bahenol, si primadona Euis komala bersedia menikah dengan pemuda kere adalah seorang tukang kurir pos keliling… Nah dengan siasat begitu, otomatis kesenian jaipongan kita akan kembali harum dan lebih melejit…

EUIS (bingung)
Tapi Bah, masa Euis harus menikah dengan orang seperti itu, sementara yang cinta sama euis teh kan orang-orang jegud, nu marabak sawahna, tanahna hektaran, mobilna mentereng.. aduuh kumaha nanti mau dahar naon atuh Bah? Mau makan batu kitu?
Belum  Euis teh sok resep balanja, boros!

ABAH GANI (tersenyum bulus)
Nu penting selamatkan dulu rombongan kesenian..
 kahareupna mah, kan banyak jalan menuju rhoma..

PENARI 1
Daek we Euis lah daripada rombongan kita diserang terus-terusan, malah sebagian
 Warga, akan membubarkan kegiatan rombongan kita..

EUIS terdiam berpikir kemudian mengangguk seperti mempunyai rencana besar terhadap pernikahannya.

EUIS
Tapi apa si tukang surat itu mau..?

ABAH GANI
Tenang, Abah yang maju ngadep si tukang surat, ditakut-takuti ge pasti langsung mau..

ABAH GANI melebar senyum kemenangan lalu membuka halaman berita koran, diikuti para penari .

 FADE IN

FADE OUT

019.  INT. R. KAMAR/KONTRAKAN EUIS DAN SURATMAN. MALAM

VOP: Suasana kamar berantakan dengan pakaian-pakaian EUIS terutama pakaian kebaya serta pakaian-pakaian pergi.
EUIS tengah berdandan depan cermin, sementara SURATMAN sibuk mempersiapkan segala keperluan EUIS. Dari menyiapkan pakaian kebaya modern, asesoris-asesoris hingga sepatu yang akan dikenakan EUIS.

EUIS (berteriak)
Aduuuh pusing banget deh, liat ruangan berantakan begini..
 (memanggil-manggil) Suratman…! Suratman!?

Dari ruangan, SURATMAN tergopoh-gopoh masuk kamar  membawa segelas air susu menghampiri EUIS.

EUIS
Beresin dulu dong kamarnya..!

SURATMAN
Iyah Euis, akang baru usai menyiapkan sepatu warna merah dan ini
susunya baru beli dari warung…

SURATMAN menaroh segelas susu di atas meja rias lalu membereskan pakaian-pakaian yang berserakan.

EUIS
Kenapa enggak dari sore beli susunya, udah tahu jam segini ini kan waktunya
 bersiap-siap untuk mencari makan !

SURATMAN
Maaf akang Euis, tadi sore banyak setrikaan jadi lupa ke warung…

EUIS yang sudah mengenakan pakaian warna jreng, memperhatikan penampilannya di cermin.

EUIS
Lipstick yang warna perak mana, ini kurang merah di bibir..?

SURATMAN membongkar-bongkar kotak perhiasan, lipstick warna perak tidak ada di sana. Sementara EUIS berkali-kali menyemprotkan parfium ke bagian leher serta ketiak.

SURATMAN
Dimana nya? euis lipstick teh enggak ada.

EUIS
Eh, mulai sekarang, panggil aku en’non okey? (lebih jelas) ennon!

SURATMAN (canggung)
Ya.. euis, eh n’non..

EUIS (memasukan parfium ke kotak make-up)
Mana lipstiknya? Cepetan!

SURATMAN mencari lipstick warna perak dan menemukannya di bawah kaca rias.
EUIS menambah warna lipstiknya lebih merah.

EUIS
Tas, tasnya mana?

SURATMAN memilihkan tas-tas yang menumpuk di lemari.

SURATMAN
Yang mana non?

EUIS (gusar)
Uuhh, masa sich masih harus di kasih tahu terus!
 Cari dong yang serasi dengan warna sepatuku..

SURATMAN
Warna merah kan ada beberapa model non…

EUIS bergerak melebarkan lemari dengan kasar, mengambil tas gapit warna merah.

EUIS
Ya udah.. ambil sepatunya, jangan sampai ada kotoran debu sedikitpun…!

SURATMAN secepat kilat mengambilkan sepatu dari ruangan dan mengenakannya di kaki EUIS.

EUIS (kembali menyemprot-nyemprotkan parfium)
Inget yah, jangan sekali-sekali kamu menemui Atikah, pokoknya kalau sampai terdengar di kuping jangan sebut nama Euis kalau tidak  bisa mendamprat perempuan kampungan itu…

SURATMAN
Mana mungkin non, Atikah kan sudah menikah...

EUIS
Apa enggak dengar kabar ? suaminya si ATikah itu kan sudah ngabur.. usia perkawinan aslinya hanya seumur jagung, cuma seminggu! Gosipnya aja baru tercium sekarang.. (memilih-milih asesoris) Jadi status Atikah sekarang enggak jelas! (melihat cermin, merasa kurang dengan asesoris yang baru ditempelnya di kuping lalu ditukar lagi dengan asesoris lain)Enggak tahu udah dicerai atau gimana tuh..? mungkin kelakuan si Atikah menyebalkan? maka nya si mandor itu ngabur.. !(menyetelkan asesoris yang menurutnya cocok dikenakan di leher) padahal kalau aku mau sama mandor bloon itu dari dulu, gampang banget! Mandor itu kan tergila-gila sama aku sebelum ngawinin si Atikah, sama hal nya dengan si Prangky!?

SURATMAN sejenak terdiam mendengar penuturan EUIS tentang kekasih hatinya itu.

EUIS (merasa tersaingi)
Kenapa diam? Masih menyimpan seribu cintakah dengan mantan pujaanmu itu?

SURATMAN tersadar ia bergegas membereskan semua perlengkapan alat make-up yang lalu dimasukan ke dalam tas pakaian milik EUIS.

SURATMAN
Susunya, enggak di minum non?

EUIS
Enggak, minum aja sendiri…

Setelah merasa puas dengan penampilannya, EUIS bergerak ke ruangan sementara  SURATMAN membawakan segala keperluan milik EUIS.

CUT - TO

020. INT/EXT. DEPAN KONTRAKAN SURATMAN DAN EUIS.  MALAM

 EUIS membuka pintu rumah melongok-longok jalanan lalu menengok jam tangan.

EUIS (pada diri sendiri)
Tumben,  jemputan telat..

SURATMAN
Non, (ragu)

EUIS mendongak, angkuh.

SURATMAN
Kalau bisa non, usahakan ,, hm…,pulangnya sebelum ayam berkokok..

EUIS (sinis)
Ada masalah apa rupanya? Apa ini peraturan baru?

SURATMAN terdiam bingung..

EUIS (meneruskan, mempertanyakan)
Hmh..?

SURATMAN
Oh, soalnya hmh.. tetangga non, tetangga sudah …

Belum selesai bicara, EUIS menjawab dengan ketus..

EUIS
Perduli apa dengan tetangga? Emang, kita minta makan sama tetangga heh?! Siapa yang perduli jika kita kelaparan?!

SURATMAN
Sebenarnya… mhm..?

EUIS
Apa?

SURATMAN
Ya, sebenarnya.., akang gak mau non kerja nari lagi.. biar akang akan cari pekerjaan..

EUIS
Sudahlah, Lagu lama, memang seorang tukang kuli pos keliling bisa bekerja apa lagi selain nganter-nganter surat? Kerja apa coba? yang bisa mencukupi penampilanku sebagai primadona seni tari jaipong… (mengipasi wajah dengan kipas)
jangan mengkhayal dech, yang penting akang bisa makan, nurut segala peraturanku, tidak ganggu tidur saya.. sudah cukup itu…

Terlihat mobil jemputan menyala-nyalakan lampu bim dan berhenti depan rumah kontrakan. EUIS melenggak dengan aturan langkah yang memperlihatkan keartisannya sebagai primadona, sementara SURATMAN ibarat pelayannya yang harus lebih cepat bergerak memasukan tas pakaian milik EUIS ke dalam mobil.
Tidak terlihat penggambaran istri di depan suami yang selalu mengikuti perintahnya, sebaliknya  SURATMAN terkesan di pojokan di depan teman-temannya yang kala itu berada dalam mobil dan SURATMAN juga yang menutupkan pintu mobil buat EUIS.

CUT – TO

021. EXT. PANGGUNG PERTUNJUKAN JAIPONG.  MALAM

OTS – SNAP SHOT :  Beberapa adegan tari jaipong EUIS yang diperebutkan para laki-laki buaya, disetiap pertunjukannya.
Penampilan jaipong moderen yang diperagakan EUIS mengundang saweran dari para penonton yang berebut ingin memperagakan gerakannya sambil mencium aroma wangi parfium yang ditebarkan dari tutuh EUIS, mengundang rasa suka untuk mengeluarkan isi dompet.

CUT - TO

022.  INT. RUMAH KONTRAKAN EUIS DAN SURATMAN. MALAM/SUBUH

 SURATMAN yang tertidur di karpet ruang depan, terkagetkan melihat EUIS sudah pulang masuk rumah.

EUIS
Bawain tasnya di mobil..

Perintah EUIS lantang sambil ngeloyor masuk ruang kamar yang dikuncinya dari dalam.
SURATMAN bergegas keluar rumah tidak berapa lama masuk ruangan lagi membawakan segala keperluan milik EUIS.
Di depan pintu kamar yang tertutup rapat, SURATMAN kebingungan.
SURATMAN mengetuk pintu kamar pelan-pelan.

SURATMAN
Non, ini barang-barangnya..

SURATMAN merapatkan telinga di pintu mendengarkan suara Euis dalam kamar.

SURATMAN (suaranya sedikit dikeraskan)
Mau dibikinkan susu non..?

Terdengar suara EUIS tertawa menerima telepon via hp.

O S   EUIS
Hahhaha… si abang suka melucu.. hahahhah…! Besok kan masih ada waktu…
hahhaha.. apa, apa?hahhahah…

Setelah tidak ada jawaban reaksi dari dalam kamar, SURATMAN menaroh barang-barang milik Euis di samping pintu kamar, dilihatnya jam dinding menunjukan waktunya azdan subuh yang tidak berapa lama terdengar suara adzan berkumandang.

CUT – TO

023. INT. DALAM KAMAR MANDI. MALAM/SUBUH

SURATMAN begerak menuju kamar mandi dan berwudhu.

O S SURATMAN
Nawaitul wudluu-aliraf’il hadatshil ash-ghari fardlan lil-laahita’aala…
(Aku niat bewudhu’ untuk menghilangkan hadas kecil fardu karena Allah)

Melakukan wudhu awal  dengan membasuh kedua  belah pergelangan tangan.
O S Bismillaahrrahmaanrra-him..

SURATMAN melakukan wudhunya dengan penuh kenikmatan, hingga akhir wudhu membasuh kedua telapak kaki yang dilakukannya 3x3.

CUT – TO

024. INT. RUANG KAMAR KONTRAKAN EUIS DAN SURATMAN. SUBUH

EUIS sibuk masih menerima telpon via hp sambil menghitung-hitung jumlah uang yang didapatkannya dari hasil tari seni jaipong.

EUIS
Sore yah, ketemuan di mes abah Gani.. hahahha… ya… ya….. okey..,
 okey.. hahahhahhahahah…

EUIS berhahah, hihih janjian dengan seseorang.

CUT - TO

025. INT. RUANG KAMAR MANDI. SUBUH

 SURATMAN mengakhiri wudhunya dengan do’a menghadap qiblat sebagai penutup wudhu.
Asy-hadualla ilaahailallaah wahdahu-laasyariikalahu wa asyhadu anna Muhammad ‘abduhu wara-suuluhu. Alla hummuj’ alnii minat tawwaabiina, waj’-alnii minalmutathahriina waj’alnii min ‘ibadikash shaalihiina..
(Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang menyekutukan baginya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan UtusanNya. Ya, Allah jadikanlah aku orang yang ahli taubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang shaleh)

CUT – TO

026.   INT. RUANG SUDUT RUMAH BI MINAH. SUBUH

Usai melakukan ibadah shalat subuh, ATIKAH berserah diri di atas sejadah meminta keridhoanNya.

O S  ATIKAH
Ya, Allah kenapa aib ini singgah padaku, hingga aku malu keluar rumah bergaul dengan tetangga.. tolonglah aku ya Allah… tolonglah, demi sang jabang bayi dalam kandunganku
 yang ditinggalkan bapaknya…

Terdengar isak tangis ATIKAH mewakili ruangan kosong.

O S    ATIKAH
Andai dulu aku mau menerima lamaran kang Suratman..
 nasibku tidak mungkin seburuk ini…

O S  BI MINAH (memanggil-manggil di ruang sebelah )
Nyai.., nyai ..?

ATIKAH mendengar panggilan ibunya, tertatih-tatih bangkit menghapus air mata sambil membereskan perlengkapan shalatnya.

ATIKAH (menjawab)
Nyai, di sini emmak..

BI MINAH baru pulang dari pasar menghampiri ATIKAH dengan membawa sepucuk surat.

BI MINAH
Ieu si kurang ajarnya si juragan mandor, liat geura surat buat nyai…
 udah lama sekali surat nih keliahatannya!

BI MINAH menghentikan ucapannya ketika melihat bola mata ATIKAH masih menyisakan bekas air mata.

BI MINAH (khawatir)
Nyai..?

ATIKAH
Nya emmak.., nyai baik-baik aja emmak..(menegarkan diri)  surat apaan ?

ATIKAH berusaha mengembang senyum, meraih surat.

BI MINAH
Cing sabar nyai.. cing kuat..! bagja jabang bayi… jabang bayi… sing lungsur, langsar nya..

BI MINAH mengusap perut ATIKAH yang besar.

ATIKAH
Dari mana dapat surat ti kang mandor, emmak ?

BI MINAH
Justru, ini surat teh terselip dina buku catatan hutang para pelanggan warung.. atau mungkin emmak yang naroh di sana, maklum pelupa… sok coba di baca ku nyai.. bisi ada wasiat.

ATIKAH mengangguk.

ATIKAH (memperhatikan ibunya)
Emmak, enggak buka warung lagi hari ini?

BI MINAH
Enggak nyai, sebelum kamu lahiran emmak tidak akan buka warung dulu, takut kecolongan.. cucu pertama emmak tiba-tiba berojol, nyai melahirkan? Wuuih jangan sampai emmak tidak ngurus nyai saat melahirkan cucu pertamaku.. bagja, bagja..!

ATIKAH tersenyum menyangga pinggangnya dengan kedua tangan yang tiba-tiba dirasakannya sakit sekali.

ATIKAH
Kok pegal sekali emmak di bagian punggung emmak, kenapa sering
begini sakitnya? gak kuat rasanya… aduuh…!

BI MINAH
Sabar nyai, sing kuat, sabar…

BI  MINAH menyongsong, mengusap-ngusap punggung anaknya.

BI MINAH
Bawaan bayi lalaki ieu teh biasanya begitu nyai.. suka sakit pinggang..,
di tidurkan aja nyai.. sok, sok ... engke ku emmak di gosok-gosok deui…

BI MINAH membimbing ATIKAH  menaikannya ke atas tempat tidur dan merebahkannya.

DISSOLLVE

027. INT. RUANGAN RUMAH KONTRAKAN EUIS. MAGRIB/MALAM

EUIS keluar dari ruang kamar langsung berteriak.

EUIS
Ratman! Air panasnya buat mandiku udah disiapkan belum?!

EUIS begitu sinis melihat SURATMAN tengah melakukan shalat magrib.

EUIS
Shalat melulu..? do’a melulu..?! udah tahu waktunya mandi untuk cari duit?!

EUIS kembali masuk kamar, membanting pintu.

DISSOLLVE 

028. INT. RUANGAN RUMAH SEDERHANA BI MINAH. MALAM

ATIKAH memegang perutnya yang begitu kesakitan.
 Sementara BI MINAH yang sudah berganti pakaian untuk pergi mundar, mandir mempersiapkan segala sesuatunya buat keperluan lahiran anaknya dengan penuh semangat.

ATIKAH (meringis-ringis menahan sakit)
Aduuuh emmak enggak kuat sakit.. aduuuh emmak sakiit…

BI MINAH (cemas)
Cing sabar nyai cing kuat… (mengenakan pakaian hangat pada ATIkAh) Ayo nyai, pakai baju haneut dulu… ayo kita ke bidan Ratna sekarang… ayo..  sabar.. sabar…
tarik napas, tarik napas dan hempaskan lagi…

ATIKAH mengikuti nasihat BI MINAH menarik napas dan membuangnya sambil menahan kesakitan di perutnya.

DISSOLLVE

029. EXT. PANGGUNG PERTUNJUKAN SENI JAIPONG. MALAM

Pertunjukan seni tari jaipong, tidak lagi digandrungi, penonton tidak seorang pun menyawerkan rupiah pada EUIS sebagai primadona panggung.

DISSOLLVE

030.  EXT. PANGGUNG PERTUNJUKAN GOYANG NGEBOR.  MALAM

Panggung pertunjukan goyang ngebor dibanjiri penonton, bahkan para penonton tidak segan-segan menaiki panggung berebut sawera rupiah disambut beberapa artis yang mendendangkan sebuah lagu yang diperagakan  secara bergantian.
Semakin malam semakin semarak.

 DISSOLLVE

031. INT. PANGGUNG PERTUNJUKAN JAIPONG.  MALAM

Di sudut bawah panggung pertunjukan,  ABAH GANI berwajah muram duduk tidak bergairah, ia begitu kecewa melihat penonton hanya segelintir orang saja yang hadir pada malam itu. Dipandangnya satu persatu para nayagan yang masih serempak menabuh gamelannya masing-masing mengiringi para penari yang terlihat kurang bergairah begitupun penampilan EUIS.

DISOLLVE

032. INT/EXT. RUMAH KONTRAKAN SURATMAN DAN EUIS. SORE

SURATMAN terheran-heran memperhatikan EUIS memasukan semua pakaian serta barang-barang ke beberapa koper. Diperhatiknnya juga penampilan EUIS yang sok menjadi orang kota mengenakan singlet dan celana pendek, menonjolkan keseksian tubuhnya.

SURATMAN
Non.. mau mentas dimana?

EUIS (menarik napas panjang)
Ini bukan mau mentas, tapi aku sudah tidak bisa tinggal di sini lagi, menjenuhkan!

SURATMAN (nada suara melemah)
Jadi?

EUIS bergerak ke ruang depan mengambil rokok di atas meja tamu serta menyulutnya.

EUIS
Aku mau meninggalkan kampung marga cinta… (menyerbungkan asap rokok dari mulutnya) soal tarian jaipong sudah tersingkirkan dengan kedatangannya para penari ngebor.. dan aku, sudah mendapat tempat disebuah tempat hiburan cukup yang lumayan buat pemula.
 Bahkan, akan diberangkatkan ke luar negri…

EUIS memamerkan surat kontrak kerja antara penari dengan sebuah perusahaan, tapi tidak diperbolehkan di baca SURATMAN.

EUIS (menggebu-gebu)
Nih,  sudah di kontrak untuk bekerja sebagai penari latar, penari modern,
bukan penari kampungan… tapi penari bergengsi..!

SURATMAN (penasaran bernada polos mempertanyakan)
Ari penari latar teh seperti apa, nnon?

EUIS (tertawa sinis)
Hahahhah.. sepertinya tidak perlu dijelaskan.. pokoknya penari yang bisa mengundang hati para pengunjung bergetar-getar alias dengan penampilan sexy dancer dari liukan bahenol tubuhku bisa menguras duit-duit mereka..

SURATMAN
Astagfirulloh, ennon nyadar? Astagfirullah…

EUIS
Hahhaha.. enggak bisa kamu bayangkan kan?

SURATMAN hampir tidak berkedip, tubuhnya melemah.

EUIS
Sekarang aku mau bicara serius..

SURATMAN mendudukan pantatnya di kursi dengan pandangan menerawang.

EUIS (menantang, menopangkan kaki)
Sebentar lagi bos pemilik tempat hiburan malam dari Metropolitan, akan menjemputku dengan mobilnya… (menyerbungkan asap rokok)tolong demi masa depanku, jangan banyak pertanyaan..

EUIS menatap tajam SURATMAN. 

EUIS
Dan demi masa depanku juga… (menegaskan) tolong urus surat perceraian kita…!

SURATMAN tidak menjawab, pandangan matanya semakin nanar sedikit berair.

FADE OUT

FADE IN

ESTABLISHIS

033.  EXT. SUASANA JALANAN KAMPUNG MARGA CINTA. PAGI

ESTABLISHING SHOT:
VOP CAMERA Suasana jalanan perkampungan Marga Cinta.
Dari kejauhan, SURATMAN kembali menjalankan rutinitasnya sebagai pekerja tukang pos keliling. Motor yang dikendarainya melewati tulisan reklama ‘Kampung Marga CInta’

CUT – TO

034. EXT. DEPAN BEBERAPA RUMAH PINGGIR GANG KECIL. SIANG

OTS. SURATMAN mengantarkan surat dari rumah ke rumah.
Ia tidak lagi mengenakan handuk kecil. Penampilannya pun lebih rapi daripada penampilan sebelumnya.

CUT – TO

035. EXT. JALANAN GANG MENUJU RUMAH BI MINAH. SORE

SURATMAN menjalankan motornya lebih pelan ketika melewati rumah BI MINAH. INSERT BI MINAH keluar rumah menggendong cucunya berumur 1 thn (anak dari Atikah).
SURATMAN yang sudah melewati rumah BI MINAH menghentikan motornya lalu memutar balik.

CUT – TO

036. EXT. DEPAN RUMAH BI MINAH. SORE

BI MINAH yang tengah asyik mengasuh cucunya, menduga-duga penampilan SURATMAN yang pada waktu itu baru membuka helemnya lalu menghampiri BI MINAH.

SURATMAN (terlebih dulu menegur)
Asaalmmuallaikumm… bu..?

BI MINAH (hampir melonjak)
Waalaikkum salam… ya Allah.., Suratman?

SURATMAN menyalami BI MINAH mencium punggung tangannya kemudian memperhatikan cucunya.

BI MINAH
Anaknya si nyai namanya Suwarman…

SURATMAN
Waduuh namanya hampir sama yah.. nak…

SURATMAN begitu senang dan langsung menggendong SUWARMAN yang diajaknya bercanda.

BI MINAH
Masuk atuh jang..?

SURATMAN (menyapu pandang suasana rumah, mengharap kehadiran Atikah)
Di sini aja bu… (pada Suwarman) anak ganteng… cepat besar yah.. uuh..
 lihat burung yuk, tuh lihat.. lihat… ada burung…

SURATMAN menunjukan beberapa pohon mengecohkan pandangan SUWARMAN diikuti keharuan BI MINAH yang begitu menumpahkan pengharapan besar (berandai-andai Suratman menjadi bapaknya Suwarman).

BI MINAH
Kebetulan si nyai teh, lagi belajar buburuh sama orang asing yang menikahi  gadis Kampung Marga CInta  terus mereka menetap di sini…

SURATMAN (menahan kerinduannya pada gadis pujaan)
Ooh…. Sudah berapa lama, bu?

BI MINAH
Yah…, baru sebulan… tunggu nya jang, ibu bikinin air dulu.

SURATMAN
Enggah usah repot-repot… biarin aja…

BI MINAH
Achh.. atuh, pokoknya jangan pulang dulu, sono.. sambil nungguin
si nyai sebentar lagi juga pulang.

BI MINAH bergerak masuk rumah meninggalkan SURATMAN yang begitu merasa akrab dengan SUWARMAN.

CUT – TO

037. INT. RUANG SEDERAHAN RUMAH BI MINAH. SORE

BI MINAH mengambil SUWARMAN dari gendongan SURATMAN.

BI MINAH
Tuh si sholeh, si ganteng mipisin hahahhaha.., ayo sayang,
ayo sekalian mandi ya cu.. aduuuuh.. cucu nenek…si sholeh!

BI MINAH mengecup-ngecup SUWARMAN membawanya ke belakang.
Sejurus ATIKAH membuka pintu.

ATIKAH
Assalammuallikkum…

SURATMAN (menyongsong)
Waallaikkum sallamm…

ATIKAH dan SUWARMAN sejenak saling pandang, kerinduannya terpancar dari tatapan masing-masing yang memendam sejuta kerinduan.

ATIKAH (tidak percaya akan kehadiran Suratman)
Akang…, sudah lama?

SURATMAN dan ATIKAH salah tingkah kemudian keduanya saling berjabat tangan, beberapa saat mereka terlena saling merasakan energi kerinduan lewat jemari masing-masing.

SURATMAN (tersenyum penuh pengharapan)
Mhm.. ada setengah jam.. gimana kabarnya Nyai..?

ATIKAH (tersadar menarik tangannya dan menunduk)
Hmh alhamdulillah kang… mhm sudah minum?

SURATMAN (mengangguk)
Mhm, sudah..  (menatap) Pulang kerja..?

ATIKAH
Yah.. mhm.. (Atikah memperhatikan Suratman dengan pandangan berubah dingin) oh ya, kebetulan, ada surat buat akang..

SURATMAN (berpikir)
Surat? dari siapa?

ATIKAH (berubah muram)
Surat lama, dari kang mandor, juga dari kang Prangky.

SURATMAN terkesiap mendengar nama Prangky…

ATIKAH
Surat itu satu untuk aku dan isinya? (menekan kepedihan) sungguh aku hanyalah korban dari permainan..(menyesalkan) kenapa harus aku?

SURATMAN
Nyai..?

ATIKAH (tertawa nanar berusaha menetralisir keadaan)
Tunggu bentar, aku ambil dulu suratnya..

ATIKAH bergerak ke belakang memanggil-manggil anaknya, diikuti pandangan SURATMAN.

ATIKAH (memanggil anaknya)
Anakku warman, lihat nih, Mamah bawain mainan yang bisa berenang di air…!

SUWARMAN terdiam berpikir, menduga-duga isi surat yang bisa mempengaruhi hubungan kasihnya semakin memburuk bersama ATIKAH. 

CUT - TO

038. INT. RUANG KAMAR KONTRAKAN SURATMAN SEDERHANA. MALAM

VOP CAMERA: SURATMAN  menelentangkan tubuhnya di atas kasur membiarkan sepucuk surat tergeletak di atas dadanya.

FLASSBACK                                                                                                               

039. PANGGUNG PERTUNJUKAN JAIPONG. MALAM

SNAP SHOT sene 07
DADANG terlena dalam suasana semaraknya gendang yang mengundangnya turut menari. SURATMAN berusaha keluar dari kerumunan hendak meninggalkan pertunjukkan.
Sejurus di atas panggung terjadi saling baku hantam sesama pemabuk, suasana jadi kacau. FRANGKY yang terlihat mabuk berat turun dari panggung menyeret EUIS menuju mobil dikawal para anak buah.
Para keamanan setempat sudah mengetahui siapa FRANGKU,  tidak ada yang berani mengamankannya.
Meski mabuk berat tenaga PRANGKY begitu kuat, sehingga EUIS tidak bisa berkutik selain itu para anak buah PRANGKY yang semuanya terlihat mabuk turut memagari pergerakan EUIS yang berteriak-teriak minta tolong.

OS  SURATMAN (membaca surat)
Engkau telah berurusan denganku yang mempunyai kekuasaan wilayah kampung Marga CInta.. urusan awewe bayar awewe deui… kekecewaanku hanya seujung kuku, karena wanita yang kau bawa lari hanyalah awewe dagangan..  kau telah menjerumuskan tambatan hatimu dalam kumbangan penderitaan, sama dengan membunuhnya secara perlahan…
Aku…  Prangky…
Selamat menikmati indahnya kesakitan

INSERT: SURATMAN memperhatikan EUIS di seret-seret masuk kedalam mobil, terpanggilkan ingin  menolong, tapi baru berapa langkah para anak buah PRANGKY menghadang.

FLASHBACK

SNAP SHOT SCENE 08
Dalam mobil EUIS meronta-ronta dari dekapan PRANGKY, yang lama kelamaan mabuk PRANGKY tidak terkontrol tenaganya melemah hingga EUIS dengan gampang bisa mendorong PRANGKY hingga tubuhnya terjatuh, wajahnya tersungkur mengenai setir mobil yang tengah menyala.
SFX: Suara klakson seperti peringatan.
para anak buah menghampiri dengan jalan sempoyongan.
Melihat demikian SURATMAN mengambil inisiatif menaiki motor lalu menghampiri EUIS yang tanpa berpikir panjang EUIS menyingkilkan kainnya dan naik motor.

O S   ATIKAH
Di mata kang Prangky dan Kang Mandor.. Nyai ibarat dadu mainan.. 
Sewaktu hati nyai merasa kehilangan.. Prangky berusaha menghibur kesakitan nyai
hingga nyai terlelap.. Tapi ternyata semua tipuan.. kang Prangky memberi minuman
membuat nyai tidak sadarkan diri… Ketika bangun, nyai sudah berada di tempat penginapan dengan tubuh tidak berbusana.. Pagi itu nyai tidak melihat kang Prangky yang ada hanya
kang Mandor… Dalam keadaan shock tiba-tiba Dadang sahabat akang, datang memergoki..
yang kemudian memaksa kang Mandor untuk menikahi nyai atas perbuatannya…

FLASHBACK

SNAP SHOT SCENE 18
Kedua mata ATIKAH tertutup handuk kecil berjalan dari pohon ke pohon mencari tempat persembunyian SURATMAT yang tengah membuat dua cincin dari bahan akar.
 SURATMAN membuka penutup mata ATIKAH kemudian melingkarkan cincin akar itu di jemari ATIKAH dan di jemarinya.
SURATMAN tanpa sengaja tangannya menyenggol gelas beirisi air yang hendak disuguhkan oleh ATIKAH.
 Gelas jatuh dan pecah airnya membasahi celana kain yang dikenakan SURATMAN.

O S   ATIKAH
Baru belakangan terakhir ini, kang Mandor mengakui lewat suratnya, bahwa semua tidakannya
hanya sebagai permainan dari kang Prangky, akibat dendamnya terhadap akang…
Kenapa nyai yang menjadi korban kang? kenapa harus nyai?

SURATMAN yang menitikan air mata tersadar, bangun dari lamunannya memanggil kekasih hatinya.

SURATMAN
Atikah, maafkan akang…

CUT – TO

040. EXT.  DEPAN RUMAH SEDERHANA BI MINAH. MALAM

ATIKAH menggeserkan posisi duduknya agak merenggang dari posisi SURATMAN.

ATIKAH (kelopak mata berkaca-kaca)
Permintaan maaf akang sudah Nyai maafkan.. (menitikan air mata) nasib buruk yang menimpa, sudah nyai relakan.. tetapi kang, kejadian demi kejadian itu.. nyai belum bisa memaafkan …
nyai merasa hidup begitu kotor… dan nyai ingin sekali membersihkannya…
(menghapus air mata)tapi harus bagaimana..?

SURATMAN
Nyai…?

SURATMAN menatap ATIKAH berharap ada sambutan.

SURATMAN (merapat)
Saat pertama kali melihat nyai, akang sudah menaruh hati.. akang tidak memberikan
 hati akang pada siapapun.. di hate akang hanya ada nyai…

ATIKAH mempelajari raut wajah SURATMAN yang mengungkapkan ketulusan cinta.

SURATMAN
Akang ingin menebus dosa akang yang membuat nasib nyai seperti ini.. selain cinta..
 akang minta… jadilah istri akang nyai..?

SURATMAN menggenggam tangan ATIKAH.
Sejenak suasana hening.

SURATMAN (memohon)
Menikahlah dengan akang…

ATIKAH melepaskan genggaman SURATMAN.

ATIKAH (berdiri berusaha tegar)
Enggak kang…  nyai tidak ingin menikah hanya untuk menghibur luka…
Nyai ingin kita menikah jika luka nyai sudah terobati oleh hati nyai sendiri..

SURATMAN terdiam menunduk.

ATIKAH
Nyai akan pergi meninggalkan Kampung Marga CInta..

SURATMAN
Pergi kamana nyai, nyai tega akan meningggalkan akang?

ATIKAH mengangguk, melempar jauh pandangan.

ATIKAH
Saya akan kerja di Malaysia…

SURATMAN (terhentak)
Nyai..?

ATIKAH
Saya sudah janji dengan Siti anak Desa Ci Ranggaek adiknya bang Adeng tukang bubut
kami akan kerja barengan ke sana..

SURATMAN (berat hati)
Nyai harus pikir-pikir dulu, Malaysia kan jauh, lagian banyaknya kasus penganiayaan, pemerkosaan? Lebih sadis lagi sampai dibunuh majikan..

ATIKAH
Yah, tapi hati nyai sudah bulat, sudah nekad.. ingin melupakan segala kenangan
 yang menyakitkan.. jika hati nyai sudah merasa tenang maka insyaallah
(berharap) nyai akan menerima lamaran akang.. menjadi istri akang..

SURATMAN terdiam berpikir

ATIKAH (menerawang)
Hanya itu yang bisa mengobati luka nyai, kang…

SURATMAN (berserah)
Jika itu sudah kehendak yang Kuasa… maka akang akan selalu menunggu nyai di sini…
dan janji, akang akan menjaga ibu dan anak nyai…

ATIKAH tersenyum menghampiri SURATMAN.

ATIKAH (berbinar)
Nuhun sekali kang, nuhun…, moga Allah memberi rahmat kebaikan buat kita semua..

ATIKAH menggenggam tangan SURATMAN yang juga merespon menggenggam tangan ATIKAH.

CUT – TO

041. INT/EXT.  JALANAN – SEBUAH BIS. PAGI

Tangan ATIKAH dan SURATMAN bergenggaman, duduk disebelah kiri sopir, disebelah kanannya terlihat SITI berusia lebih muda dari Atikah, didampingi ADENG (kakaknya).
ATIKAH refleks melepaskan genggamannya ketika melihat SITI terbangun memperhatikan jalanan kemudian tersenyum kearah ATIKAH yang dibalasnya.

ATIKAH (pada Suratman)
Surat pernyataan dari PJTKI, di simpan dimana?

SURATMAN (merogoh saku jaketnya)
Oh, iya..

SURATMAN memperlihatkan selembaran salinan rencana surat kontrak kerja PJTKI yang kemudian dibacanya secara seksama. Tertera cap dan tanda tangan syah dari sebuah perusahaan P.T SEMPURNA.
Bis bergerak turun naik dan berbelok di tikungan jalan melewati pemandangan sejuk asri perkebunan yang diterangi cahaya mentari pagi.

CUT – TO

042.  EXT.  DEPAN SEBUAH RUMAH CUKUP BESAR. SORE

Seorang perempuan setengah baya mengenakan jilbab bernama JULEKA menyongsong.
Terlihat penampilan ATIKAH, SITI, SURATMAN dan ADENG sudah terlihat lusuh mengesankan raut wajah kampung yang kelelahan.

JULEKA (menyapa ramah)
Oh.. Atikah dan Juleka yah..? ayo masuk.. masuk…!

Tanpa menunggu jawaban JULEKA masuk ruangan diikuti ATIKAH dan SITI, sementara SURATMAN membawa barang-barang milik ATIKAH diikuti ADENG yang membawakan barang-barang milik SITI.

CUT – TO

043.  INT. RUANGAN SEBUAH RUMAH YANG CUKUP BESAR. SORE

Dalam ruangan rumah yang bertingkat di belakang, terlihat juga beberapa orang TKW.

JULEKA (menelpon seseorang via hp)
Ini dua orang lagi sudah datang bernama Atikah dan Siti.. yaya.. okey……!
(mendengarkan) betul dari Dadang…

Mendengar nama Dadang di sebut, ATIKAH dan SURATMAN saling pandang.
ATIKAH berbisik pada SURATMAN.

ATIKAH
Mugkin bukan Dadang sahabatnya akang..

SURATMAN mengangguk, memastikan.

SURATMAN
Sigana lain sugan (ragu)

JULEKA menutup Hp, mempersilahkan duduk.

JULEKA
Ayo duduk.. duduk!

ATIKAH, SITI agak canggung duduk di kursi diikuti ADENG dan SURATMAN.

JULEKA
Mana surat-surat pengantar dari orang tua, RT, RW, surat status, surat akte kelahiran, surat KK surat pengantar hasil kesehatan dari dokter setempat? Ijasah sekolah terakhir?
Serta data surat lainnya.. jika lulus di medical cek-up, maka luluslah ke Malaysia..

SURATMAN mengeluarkan surat-surat yang sudah dipersiapkannya, sementara SITI mencarinya di dalam tas pakaian.

JULEKA (mengecek surat-surat)
Ya, ini sudah lengkap dan benar… satu lagi?

SITI memberikan kelengkapan data surat pada JULEKA yang memberi peratuan pada ADENG dan SURATMAN.

JULEKA
Di sini tidak disiapkan kamar buat pengantar.. jika mau melihat perusahaan kami,
bisa sekalian nanti jam delapan ikut ke sana, pas, kebetulan ada keberangkatan
 (pada Suratman dan Adeng) TKW yang pergi ke arab Saudi…

SITI dan ATIKAH mendengarkan secara seksama.
SURATMAN yang terlihat gelisah berusaha memberanikan diri bertanya.

SURATMAN
Hmhm.. maaf, kira-kira Atikah dan Siti, hmh.. berangkat ke Malaysianya kapan?

JULEKA (lebih tegas)
Di penampungan paling lambat tiga bulan, tapi kemungkinan satu minggu
akan segera diberangkatkan jika sudah lulus dari perusahaan…
(memperhatikan Siti dan Atikah) Dan, jika sudah masuk penampungan, kalian
tidak diperbolehkan keluar dengan alasan apapun..! tidak boleh menerima tamu
dari pihak manapun..

SURATMAN mengangguk sambil menyapu pandang ruangan kemudian memperhatikan ATIKAH, penuh kecemasan.

JULEKA
Jangan takut, kantor perusahaan kami benar-benar ada, terdaftar dan kalian
 tadi tanya namaku di depan? (melihat reaksi) langsung di tunjukin ke sini kan?

SURATMAN dan ADENG mengangguk.

JULEKA
Jadi semua jelas..! (pada Adeng dan Suratman) ada yang mau di tanyakan?

ADENG menggelengkan kepala sementra SURATMAN berdiri dengan sopan minta permisi pada JULEKA.

SURATMAN
Mhm.. maaf, saya mau bicara dulu dengan Atikah..

JULEKA
Silahkan..!

SURATMAN bergerak ke luar rumah diikuti ATIKAH.

CUT – TO

044. EXT. SAMPING RUMAH BAWAH POHON. SIANG

Raut wajah SURATMAN Nampak serius dicekam kegelisahan.

SURATMAN
Nyai tolong demi anakmu, pikirkan kembali baik-baik sebelum masuk
 ke penampungan.. pikirkan nyai…?

ATIKAH
Akang, kan nyai sudah bilang bahwa tekad nyai sudah bulat.. Resiko apapun sudah resiko nyai..

SURATMAN (menatap Atikah)
Tapi nyai, hati akang sekarang merasa tidak karuan? seperti ada sesuatu..

ATIKAH
Ah akang, itu hanya perasaan akang..! nyai sih sudah siap..

SURATMAN menarik napas kecil, meraih tangan ATIKAH.

SURATMAN (penuh penekanan)
Baiklah nyai, akang harus percaya pada keputusan nyai, nyai harus hati-hati,
 nyai…  (menatap sedih, menyelahkan diri sendiri) maafkan akang…

ATIKAH (menitikan ari mata)
Sudah akang, jangan mengingat ke belakang...

SURATMAN menghapus air mata.
ATIKAH mencoba menghibur kekasihnya dengan menyungging senyum.

CUT – TO

045.  EXT. DEPAN RUMAH BI MINAH. SORE

TRANSISI SHOT.
INSERT: Dua layangan beradu di bawah awan yang satunya putus kalah mengadu, melayang-layang diburu anak-anak tanggung yang diikuti anak kecil saling memburu layangan.
Jarak berapa langkah. SURATMAN nampak membimbing langkah SUWARMAN lalu menggendongnya dan menunjuk-nunjuk, memperlihatkan layangan yang robek diperebutkan.

CUT – TO

046. EXT.  SEBUAH WARUNG.  SORE

BI MINAH memamerkan surat dari Atikah pada ibu-ibu yang berada di warung milik tetangga.

BI MINAH (semeringah)
Hebat kan nya si nyai teh? tulisannya juga pake computer enggak pakai tangan… ceuk anak muda tea mah jaman cararanggih.. bener nya, baru juga pergi sebulan, si nyai udah canggih…
I
BU-IBU menggangguk-mangangguk turut memuji saling bersahutan.
Hebat atuh… ! nya, nya jadi pinter computer kieu nya, anakna Bi minah teh..!

BI MINAH (tambah semangat)
Di sana teh di Malaya, di luar negeri, majikannya teh baik banget! suka ngajak jalan-jalan ke Mall-mall, ke tempat hiburan anak-anak… di bawa juga makan di restoran, malah tuh tulisannya pake diajak ke SIngapur makan udang mabuk..

IBU-IBU
Aduh, kok ada makanan udang mabok sagala?

BI MINAH
Nya eta, canggih..!

IBU-IBU 2
Bagus atuh nya nasibnya si nyai Atikah teh, bagja..

BI MIMAH
Nya.. Alhamdulillah…

IBU-IBU
Alamatna dimana si nyai teh di Malasianya? Harusnya di surat amplop ada alamatnya tertera..

IBU I
Iya.. ini seperti surat naonnya?

IBU-IBU
Surat kaleng…

BI MINAH (berbangga)
Surat kaleng, udah puguh surat beneran gak ada kalengnya…

IBU-IBU
Kalau si pengirim enggak mencantumkan namanya sama dengan surat kaleng…
 bisa dikatakan surat bohongan…

BI MINAH (memperhatikan surat)
Ya enggak atuh kalau bohong mah.. tanda tangannya juga jelas tandangan si nyai tuh..

IBU-IBU LAIN melempar pandangan pada acara TV yang menayangkan nasib buruk TKW.

IBU-IBU LAIN (menyuruh ibu warung membesarkan berita)
Tuh lihat TKW yang terkena penganiayaan majikan (menyuruh Ibu warung membesarkan volume TV) besarin volumena..

IBU-IBU terfokus menonton acara TV yang menayangkan kejahatan majikan terhadap TWK.
(STOCK-SHOT) Visual seorang TKW yang wajahnya tidak berbentuk rupa tubuhnya banyak luka serta kulitnya terkelupas-kelupas.
Para ibu-ibu saling berdecak terkesiap melihat tayangan tersebut.

IBU-IBU SALING BERSAHUT
Biadab… !

ya Allah, astagfirullahaladzimm.. !

Tega banget majikan teh nyiksanya sampai ancur begitu wajah dan tubuhnya?!

Raut BI  MINAH  berubah cemas, matanya berkaca-kaca.

IBU WARUNG (mengerling pada Bi Minah)
Amit, amit…! Saya sih enggak akan pernah sekali-kali nyuruh anak saya
 kerja jauh-jauh ke negeri orang.. gak tega…!?

BI MINAH merasa tersindir lalu dengan raut muka dipenuhi kekhawatiran, diam-diam meninggalkan warung tersebut.

CUT - TO

047. INT. RUMAH SEDERHANA BI MINAH. SORE

SUWARMAN tertidur di samping SURATMAN yang tengah memperhatikan gambar EUIS dan beberapa wanita lainnya yang dideportasi akibat mengidap HIV.

SURATMAN (meyakinkan penglihatannya)
EUIS..?

SURATMAN melihat-lihat pose lain ketika EUIS mengenakan kain kebaya.

SURATMAN (pada diri sendiri)
Ini, benar-benar Euis….

SURATMAN membaca artikel majalah.

Wanita asal Marga cinta dengan nama panggilan Cintya di pulangkan dari negeri Malaysia akibat mengandung penyakit HIV…
Pengakuan dari Cintya..
Sebelumnya aku adalah seorang penari Jaipong yang kemudian terkena bujuk rayu oleh seorang laki-laki yang mengaku pemilik sebuah hiburan malam ternama di Metropolitan… Namun malang laki-laki yang mempekerjakan aku sebagai penari, latar ternyata seorang germo yang sering menjual para gadis belia ke luar-luar negeri tetangga utamanya Malaysia…
Kasus penjajakan wanita asusila baru terkuak media masa setelah seorang pelacur berinisial Ida temannya Euis mati terbunuh di sebuah penginapan… Kematian misterius para wanita asusila di Malaysia tidak bisa diungkap, hingga kisah Cintya ini diturunkan…

BI MINAH yang diam-diam masuk mendengar semua penuturan SURATMAN, wajah cemasnya semakin terlihat.

BI MINAH (menangis)
Ujang..?

SURATMAN menoleh BI MINAH terbawa suasana.

BI MINAH (menghapus air mata)
Ibu baru saja menonton TKW di TV…

SURATMAN (menerawang)
Iyah bu, kasihan nasib para wanita Indonesia yang mencari penghasilan di negeri tetangga…

BI MINAH (membuka surat)
Mudah-mudahan dari si nyai ini sebagai bukti bahwa ia tidak bernasib buruk…

SURATMAN (berkaca-kaca)
Yah Bu, kita harus banyak berdo’a memohon keselamatan nyai agar
 bisa kembali dengan selamat…

SURATMAN memperhatikan SUWARMAN yang tertidur pulas.

BI MINAH (kembali menangis)
Cucuku…

BI MINAH mendekap SUWARMAN dan menciumnya berkali-kali sebagai pelampiasan rasa rindunya pada ATIKAH.

DISSOLLVE

048.  INT/EXT. RUMAH SEDERHANA BI MINAH. MAGRIB

SURATMAN tengah melakukan ibadah shalat magrib diikuti SUWARMAN yang sudah memasuki usia dua thn (Suwarman dengan gerakan lucunya mengikuti semua gerkaran SURATMAN)
Di ruangan terpisah. BI MINAH usai shalat masih mengenakan mukena tidak mau ketinggalan, nonton berita.

CUT - TO

 048A. INT. (LOKASI SUDUT BANDARA). SIANG/MALAM

CUT – TO CUT EDITTING.
VISUAL

REPORTER.

TKW yang berhasil pulang ke Indonesia, disongsong keluarganya sebagian lagi pulang mempergunakan jasa yang sudah disediakan oleh peraturan pemerintah.

Diperlihatkan juga ada pegawai TKW yang sudah tidak bisa jalan kaki mempergunakan kursi roda, setelah dapat perawatan bekas penganiayaan majikannya.

BACK  TO

049. RUMAH SEDERHANA BI MINAH. MALAM

BI MINAH terlihat berwajah cemas.

BI MINAH (bicara sendiri)
Duh nyai…, bahagia sekali jika m’mak bisa jemput nyai di bandara…

SUWARMAN menghampiri memberikan kain sarung pada BI MINAH.

SUWARMAN
Ennin.. ini…!

BI MINAH langsung memeluk SUWARMAN dan menerima sarungnya.

BI MINAH
Anak sholeh, anak ganteng sudah bisa shalat sayang teh aduh nu kasep…!

SUWARNMAN tertawa-tawa mempermainkan wajah BI MINAH yang langsung menegur SURATMAN ketika keluar dari ruang kamar.

BI MINAH
Kemana lagi nyari informasi si nyai, jang? hati ibu semakin tidak karuan, wajah si nyai terus terusan terlihat… udah lima bulan tidak ada surat sama sekali…

SURATMAN
Nya kan kata bos di Jakarta, si nyai dan si Siti teh satu majikan yang punya rumah di Eropah, dan terkadang netap di sana.. Tentunya jika di Eropah si NYai tidak akan sempat nulis surat.. katanya si begitu bu…

BI MINAH
Nya atuh… ibu juga agak tenang melihat surat kedua si nyai ada alamat jelasnya di Malaysia…

SUWARMAN minta turun dari pangkuan BI MINAH kemudian menarik SURATMAN mengambil reemot dan memindahkan chanel TV.

CUT – TO CUT  EDITTING

Acara TV menayangkan SITI yang dikabarkan loncat bunuh diri namun jasadnya tengah di otopsi ada bekas penyiksaan dan pemerkosaan.

BI MINAH
Astagfirullahaladzimm.. itu kan Siti yang pergi sama si Nyai.. ya Allah..

SUWARMAN menggelendot di pangkuan SURATMAN sewaktu cuplikan gambar SITI memperlihatkan bekas-bekas penyiksaan, seorang TKW yang bunuh diri satunya lagi tidak bisa dibuka dikarenakan wajahnya sudah hancur.

CUT – TO

050. INT. SUDUT RMH SKT MALAYSIA (TIPU LOKASI). SIANG/MALAM

CUT – TO CUT EDTTING:
LOKASI RUMAH BIMINAH DAN SUDUT RUANG RUMAH SAKIT MALAYSIA.
REPORTER
Kabar terkini, seorang TKW bernama Siti dikabarkan bunuh diri dari tingkat atas rumah majikan saat rumah majikan dikabarkan tidak ada di tempat..

BI MINAH tubuhnya melemah mengupas cuplikan-cuplikan berita.

BI MINAH (gemetar dan menangis)
Nyai… nyai…

REPORTER
satu jenazah satunya lagi diketemukan di suatu tempat dengan wajah penuh luka bakar dan sayatan, kami tidak bisa menayangkan jasad TKW satu lagi.. Diduga jenazah yang belum terungkap identitasnya adalah teman satu majikan dengan Siti…

CUT- TO

051. RUMAH SEDERHANA BI MINAH. MALAM

SURATMAN tidak bisa diam untuk tetap menonton, jiwa laki-lakinya terpanggil untuk melacak keberadaan kekasih pujaan hatinya.

SURATMAN (menyerahkan Suratman pada BI MINAH)
Nitip Suwarman dulu bu.. (mengeras)

BI MINAH memeluk anaknya yang terbangun menangis. Sementara SURATMAN masuk kamar mengambil jaket, tidak berapa lama keluar lagi.

SURATMAN ( mengenakan jaket)
Aku akan coba nyari Dadang lagi, dan besok aku ambil cuti kerja mau mencari semua data mengenai Atikah dan Siti ke PJTKI pusat..

SURATMAN menyambar helem.
Ketika pintu di buka terlihat ADENG dengan wajah memelas.

ADENG (nelangsa)
Adikku…

SURATMAN (berkaca-kaca)
Yah saya baru melihat lintasan beritanya… ayo kita cari biang keladinya si Dadang, kalau perlu kita arak serahkan pada warga…!

SURATMAN menutup pintu dengan tergesa-gesa.
Terdengar suara motor keluar dari pekarangan.
BI MINAH baru tersadar dipeluknya SUWARMAN erat-erat.

BI MINAH
Cucuku… ibumu… ibumu… oh cucuku…

Terdengar pintu terketuk dari luar menyusul suara salam.

IBU-IBU (serempak)
Assalalamualalikkumm…?!

Pintu di dorong dari luar dan terbuka, terlihat beberapa ibu-ibu memperhatikan BI MINAH.

IBU-IBU
Ada berita mengenaskan…?!

BI MINAH
Iya, anakku…? di Malaysia…, tewas!?

BI MINAH yang mencoba menahan tangis akhirnya meledakan tangisnya.

BI MINAH (menyesali)
Ternyata nasib si nyai lebih buruk dari para TKW lainnya… lebih buruk.. tewas.. tewass ..?!

IBU-IBU turut menangisi kejadian tragis, mencoba menghibur BI MINAH serta berusaha membujuk SUWARMAN yang tiba-tiba ngadat.

CUT – TO

052. EXT. POS RONDA.  MALAM

ADENG dan SURATMAN ditemani tiga orang tukang pos ronda membahas Dadang.

TUKANG RONDA
Lah da kalau kelihatan batang idungnya mah si Dadang pasti mampus ma warga sini apalagi melibatkan warga sini tewas di Malaysia…

TUKANG RONDA II
Da siapa lagi orangnya yang suka nyari-nyari TKW dikawasan sini… Cuma dengar-dengar nih, katanya bos Prangky punya perusahaan TKW di jakarta…

SURATMAN (tertantang, siap singkil)
Yang bener?

TUKANG RONDA II
Jangan dulu memvonis, ini baru kabar burung belum tentu kebenarannya…

TUKANG RONDA
Bener.. harus diselidiki dulu…

TUKANG RONDA II
Yang kasihan bapaknya.., dan ini juga kasusnya hanya sebagian warga yang tahu…

ADENG
Emang ada apa dengan pak lurah?

TUKANG RONDA II (menempelkan telunjuk)
Ssstt…! Jangan dulu ribut.. setelah jabatannya di geser, petuga polisi menangkapnya malam-malam. Nah, sekarang naik sidang… Dengar-dengar sih terkena kasus korupsi alias duit pengembangan buat daerah kita, di makannya..

TUKANG RONDA
Mau enggak korupsi gimana? anaknya si Prangky seenak perutnya memakai duit bapaknya…!? Sebentar juga kasus bapaknya heboh mengagetkan seluruh warga..!

SURATMAN terlihat kurang puas, kegelisahannya terlihat.

TUKANG RONDA III
Nya, sekarang coba susur ke Jakarta kalau perlu pergi ke Malaysia untuk pembuktian apa benar Siti dan Atikah terbunuh?!

TUKANG RONDA
Berita di TV sudah menjelaskan TKW asal Kampung Marga Cinta tewas bunuh diri..

TUKANG RONDA III
Nah bunuh dirinya kenapa? Kok sepertinya gampang banget TKW mati bunuh diri di sana?!

TUKANG RONDA II
Maka itu cari biang keladinya dulu, ya  si Dadang itulah yang harus di hajar!

TUKANG RONDA
Kita semua siap bantu, akan menyebarkan warga sini untuk nangkep si Dadang..

TUKANG RONDA III
Da kemana atuh anak itu? sampai tidak pulang-pulang sudah ada dua bulannya gak ngelihat…

SURATMAN (pada Adeng)
Kumaha Deng?

ADENG
Rencana pertama kita tadi matangkan saja… biar mereka menangani si Dadang di sini.. kita tetap ke Jakarta besok pagi… yang penting bekal jangan kurang!
 Siapa tahu langsung nyebrang Malaysia..?

TUKANG RONDA III
Ya, itu benar..!

TUKANG RONDA
Kudu siapkan heula ngurus paspor

TUKANG RONDA II
Gampang urang menta tulung ka pak lurah baru, mumpung keur promosi bantu warga..

ADENG bergerak naik motor diikuti SURATMAN.

CUT - TO

053.   EXT/INT.  RUMAH SEDRAHANA BI MINAH.  MALAM

Setelah mengantarkan SURATMAN, ADENG langsung pulang, membawa motornya.
IBU-IBU membukakan pintu menyambut SURATMAN.

IBU-IBU (bersahutan)
Kumaha jang, hasil?
Aya berita naon?

SURATMAN memperhatikan BI MINAH yang ditidurkan depan TV di atas kursi panjang, berkeringat dingin mengenakan selimut tebal, wajahnya pucat pandangannya menerawang.

SURATMAN (memelas)
Tolong jagain ibu, jangan di tinggal sendirian…

IBU-IBU
Yah, kami sudah biasa saling tolong menolong sesama warga sebagai persatuan warga Ibu-ibu kampung marga cinta…

IBU LAIN
Betul jang.. tenang saja.. kita semua jagain..

SURATMAN yang raut wajahnya terlihat kusut menyiapkan segala keperluan.

IBU-IBU
Mau kemana jang?

SURATMAN
Ke Jakarta besok pagi, ngantor dulu ambil cuti…

IBU-IBU
Benar jang, kudu dituntaskan tuman tah Negara Malaysia, jahat, primitif! Banyak banget korban TKW di sana.. makan nasi apa mereka itu yah? Sampai berani membeset wajah orang, menggunting paha, menyetrika punggung, mengiris bibir.. ya Allah..! subhannalloh.. itu sih perbuatan dajjal!

IBU 2
Belum nasib TKW teh kalau pulang ke sini, di Bandara suka diperiksa semua barang-barang, pakainnya disingkap-singkap, untuk mengetahui uang yang dibawanya dari Malaysia dan petugas-petugas Bandara itu suka memerasnya.. ‘terlalu’

IBU LAIN
Iyah ich.. amit-amit, jangan sampai anak kita dapatkan orang Malaysia bisi dijadikan tumbal!

IBU-IBU
Aneh juga TKW selalu saja berjubel pada mau kerja ke sana, meski berbagai kasus penganiayaan simpang siur, tidak ada selesainya dari jaman dulu, jaman tahun delapan puluhan?

IBU LAIN
Ya, terdesak keadaan lapangan kerja susah di Negeri sendiri ya terpaksa…

IBU-IBU
Heeu dipikir-pikir emang tidak bisa disalahkan juga.. daripada kelaparan bunuh diri mending berusaha meski ujung-ujungnya kematian juga yang didapatkan..

IBU II
Udah, tuh berita TKW lagi ?!

IBU-IBU terdiam pokus pada berita.
SURATMAN sejenak menonton lintasan berita masih serupa, kemudian SURATMAN meneruskan membereskan segala keperluannya.

CUT – TO

054. EXT. RUMAH JULEKA.  SIANG

SURATMAN dan ADENG menyapu pandang rumah Juleka yang sepi tidak berpenghuni, pagarnya terkunci rantai gembok dituliskannya juga ‘RUMAH INI AKAN DI KONTRAKAN’

ADENG
Benar kata orang-orang yang nongkrong tadi, bahwa Juleka sudah pindah lokasi untuk merekrut wanita-wanita pekerja buruh…

SURATMAN dan ADENG yang terlihat berwajah kusut dan muram kembali meneruskan pencariannya menuju jalan utama yang dilewati angkot-angkot.

CUT – TO

055.  EXT. RUMAH PENAMPUNGAN TKW.  SIANG

Penampungan TKW yang cukup besar berpagar tinggi terlihat sepi. Dindingnya banyak coretan kemarahan warga yang bertuliskan di papan.
‘PT PJTKI illegal harus dibersihkan’ ‘Bersihkan wajah Indonesia dari selundupan para TKW dan PSK’ ‘Kalau kalian warga Indonesia maka ikuti peraturan’ ‘kalau kalian mengotori Indonesia, lebih baik pulanglah ke kampungmu atau ke negara asalmu’  ’kami memang bodoh, kami memang melarat.., tapi siapa yang mau menjadi seperti ini?’ ‘Malaysia, berlakukan hukum ketegasan buat para majikan cannibal’

Tertera di tembok-tembok tulisan-tulisan jorok

‘Perusahaan Ngentot.. kerjaannya ngentot saja’
‘Perusahaan ngentot TKW gratis’

SURATMAN dan ADENG membaca semua tulisan kemarahan warga yang tertera dari ujung kanan ke ujung kiri.

CUT – TO

056. EXTINT. PERSIMPANGAN JALAN KECIL- KEDAI. SORE/MALAM

Seorang wanita setengah baya pemilik warung bernama NUR yang pernah mengalami pahit getirnya menjadi TKW menceritakan pengalaman hidupnya ditemani suaminya bernama ENCE dihaminin seorang preman jalanan bernama GERDO.

NUR
Bodohnya para TKI kita, mau aja diiming-iming gajih besar, menjual harta kekayaan untuk ongkos padahal di sana kerjanya apaan jadi kuli dengan bayaran lima belas ribu seharian kerja, gajih kotornya duapuluh ribu!cukup apa coba? (mengenang)

ENCE dan ADENG terkesiap menghapus bekas makanan di mulutnya.

NUR (meneruskan pembicaraan)
Dulu tahun 87an para TKI dipulangkan dimasukan naik kapal berdesak-desakan.. jika kepenuhan? Ya, di ceburin sebagiannya ke laut..(bergidik) pokoknya, enggak boleh berisik sedikitpun, jika ada anak kecil nangis digendongan ibunya? ya, langsung diceburin ke laut ma anaknya.. jika ada yang berisi,k, disuruhnya naik ke tangga kapal yang tinggi dan harus melompat ke bawah, kalau enggak mati ya cederalah..! tuh, jahatnya mereka! Maka masih mending terbunuh, mayatnya masih ketahuan..


ADENG (penasaran)
mba Nur, melihatnya dengan kepala sendiri?


BAK NUR
Ya, enggak, aku diceritakan orang yang satu kapal dalam peristiwa pemulangan BMI ilegal itu.. orang itu sih selamat pulang ke Indonesia... cuma sepertinya orang itu jadi seperti orang linglung gitu...


SURATMAN
Kalau tidak melihat dengan kepala sendiri, 
berita itu sama dengan kabar burung...


ADENG (menahan kesedihan)
Tapi bisa saja Man, (menerawang) buktinya adikku jadi TKW? (berkaca-kaca) adikku enggak mungkin bunuh diri Man...

Raut wajah ADENG penuh penekanan, air mata kesedihan menitik tidak dapat ditahannya mengundang kegelisahan  SUWARMAN.

GERDO (selengean)
Hahahh… gue bilang kasus TKW terbunuh, rumit, urusannya! tidak bisa di lacak secara akal sehat (merogoh saku jaket mengeluarkan rokok) apalagi menggunakan perusahaan ‘ngentot’ seperti ini hahhahaha, susah dibasminya(menyulut dan menyerbungkan asap rokok) seperti tikus got, sama juga membasmi para koruptor ibarat lingkaran setan.. hahhahah… lihat DPR? gambar bugil aja doyannya…hahahha..

NUR
Tumben lo, ngomong agak sehat, jambu kancing..!

GERDOH(pada Nur)
Hahhaha pantat kotak! gini-gini gua, mantan mahasiswa jurnalistik..

NUR
Mahasiswa D.O jadi pemabukan.. tapi lumayan deh jadi reman bayaran yang suka di sewa oleh partai-partai yang demo ke jalan..

ENCE cengengesan sementara SURATMAN dan ADENG mendengarkan pembicaraan dengan raut wajah semakin semerawut.
GERDO mengeluarkan minuman vodka dari saku jaket dan menenggaknya.

GERDO (mengusap bekas minuman di bibirnya)
Nah itu kelebihan gua, siap nampung anak buah.. Hahhaha… (pada Suratman dan Adeng) Tapi gua sarankan, coba Tanya ke DEPKEU, ke PPTKIS… DEPNAKERTRANS dan enggak tahu kemana lagi tuh? mutar saja di sana ibarat nyusur selangkangan..hahahah! mabuk, mabuk deh ngurusnya ahahhahah…! (meneguk vodka) Enak jadi preman 
jadul mau mati? Mati lah,
 memperjuangkan hak’ para preman… hahhahhah…

NUR (turut duduk santai)
Semua orang memperjuangkan hak’nya.. sama dengan para TKW yang mati terbunuh seperti kasus Siti (menegaskan pada ADENG) adikmu?


ADENG mengangguk lemah antara putus asa dan kebingungan mendengar istilah-istilah yang dibicarakan. Begitu juga dengan SURATMAN.


NUR (menggebu-gebu)
Mumpung masih hangat cepat pergi ke Malaysia langsung ngadep KBRI..  biasanya jika sudah masuk TV, KBRI akan memperjuangkannya meski melalui PJTKI illegal… (pada Ence) bener gak pak?


ADENG
Yah.. sebelum semua menjadi samar..


SURATMAN (penasaran ingin kejelasan)
KBRI itu apa?

ENCE
KBRI adalah perwakilan dan sebagai rumah para TKI untuk mencari perlindungan dan mengadukan sekiranya para TKW punya masalah besar seperti kematian dan sebagainya KBRI lah yang bertanggung jawab…


NUR (menimpali dengan semangatnya)
Tapi TKW kebanyakan orang desa yang bodoh kebanyakan lulusan SD hanya mengingat butuh kerja dan uang  tanpa tahu tempat pengaduan dan rata-rata TKI danTWK banyak yang ilegal di banding legal jadi KBRI susah mengungkap yang tewas dan tersiksa itu..


ENCE (menimpal lagi)
KBRI tetap salah dalam menangani kasus TKW karena kurang tegas alias tidak mau kerjasama dengan polisi pemerintah Malaysia, pekerja buruh diabaikan enggak dianggap penting..! padahal mereka pemasuk devisa lumayan tinggi bantu penghasilan Negara..


NUR (tidak mau kalah)
Udah jelas hampir semua kasus kejahatan terhadap TKI akhirnya terlupakan, kalau tidak ada kerjasama yang rapi antara BKRI,KJRI dengan para pihak majikan di sana, enggak mungkin akan terjadi lagi kasus serupa yang terus menerus! entah sampai kapan?   Ada siapa sebenarnya di balik tragedi para TKI?


ENCE tersenyum-senyum kecil rasa kasihnya terpancar ketika melihat istrinya berbicara mengeluarkan gaya premannya disaksikan SURATMAN dan ADENG.


NUR
Contoh kasus ada isu seorang mentri Malaysia memperkosa TKW? Akhirnya diam, huh! Selang berapa lama, Menteri Tenaga Kerja akan mencapai kesepakatan mengenai perlindungan (TKI) di Malaysia… dengan iming-iming ‘akan diberikan hari libur dalam seminggu..TKI wajib memegang paspornya sendiri…

NUR sejenak membuang rokoknya jauh-jauh, mengambil rokok GERDOH.

NUR (pada Gerdoh)
Nyobain rokok reman..!

GERDOH yang tutut menyimak semua obrolan menenggak minuman vodka penghabisan sambil menyulutkan rokok di mulut NUR.

NUR (meneruskan pembicaraan)
Apapun peraturan pemerintah, akan menjadi hisapan jempol belaka..(menyerbungkan asap rokok) Malayasia itu enggak bisa dipercaya, sekarang bilang ya, besok goncang lagi.. ujung-ujungnya? Banyak peraturan-peraturan diberlakukan yang bisa dijadikan sebagai kedok..!akhirnya dimanfaatkan para calo-calo memanipulasi dokumen para TKW.. (pada Gerdoh) termasuk elo juga suka nyaloin tuh…

GERDOH menghapus bekas minuman di mulutnya.


GERDOH (terlhat mabuk)
Hahhahahah, gua mana tahu buntutnya, yang penting duit!


NUR
Nah kan, ujung-ujungnya Duit?


GERDOH (tertawa selengean meledek NUR.)
Hahah, pantat elo, kotak! kalau udah ngomongin TKI gagah banget, seakan otak elo itu mau meledak hahahha ,sama ma pantat kotak lo…!


NUR
Diam jambu kancing! Kan elo tahu sendiri, gua malang melintang jadi TKI, demi mencari adik gua
 yang terbunuh juga di Malaysia..


Mendengar  ungkapan terakhir, ADENG dan SURATMAN menatap penuh harap.


NUR
Akhirnya gua menderita luka bakar sang majikan, adik gua? (mengenang tapi tegar) hilang tanpa jejak..


ADENG
Korban majikan juga?


NUR
Hahahha.., gua untung pinter! Waktu majikan mau perkosa gua, gua bae-baein, pura-pura mau kencing, akhirnya gua lompat turun dari  jendela tingkat tinggi.. lari dech gua Lapor polisi, mendatangi
 KJRI,KBRI terus dan terus, akhirnya? Ya, selamat..


SURATMAN (penasaran)
Majikannya?


NUR
Itu dia, semua ada pihak kerja sama di belakang layar…?!


SURATMAN dan ADENG saling pandang putus asa.


NUR
Para BMI katanya telah menjamin asuransi tapi sejauh ini BMI tidak pernah tau menahu kapan prosesnya asuransi itu? Tidak pernah melihat adanya hitam di atas putih, apa isinya dan bagaimana bunyinya? (turut prihatin)Kasihan orang-orang bodoh yang hanya ingin mendapat penghasilan segenggam nasi.. sampai jauh-jauh merantau ke negeri orang, imbalannya? Penyiksaan tidak ada habisnya… (menarik napas) anehnya lagi, kenapa terjadinya di Negara yang mayoritas beragama Islam?


Suasana hening sejenak.


ENCE (menawarkan jasa)
Gimana, kalian mau nginap di gubuk kami?


SURATMAN
Makasih kang, kami mau nyari masjid aja dan, tidur di sana menunggu pagi, terus langsung mencari informasi untuk bisa mengambil jenazah Siti..


Terdengar GERDOH ngoceh tiba-tiba, dengan suara mabuknya.


GERDOH
Hehehhe.. jenazah, mati… hihi, mati?


Pandangan SURATMAN, ADENG dan ENCE  terpusat pada GERDOH yang mulai bicara ngawur tetapi sikapnya serius.

GERDOH
Hehehhe.. denger ya, gua ini orang yang ingin mati menjadi pahlawan hahhahah.. udah berjihad berkali-kali… jihad ke Irak, jihad ke Yaman, ke Libanon.. pengen juga sih ke jalur gaza, tapi pastinya  enggak mati-mati..! gak ada peluru nyasar ke gua! hahahhahah sampai akhirnya kemarin nih, jihad lagi pergi ke pulau Ambalat.. ahhahaha.. hahhaha.. hihihi.. geli gua, tahunya di sana? lautan, bukan daratan.. setan, setan! ahhahah.. bodoh, bodoh..!

ENCE cengengesan mendengar ocehan GERDOH.

NUR
Kenapa elo gak nyemplung aja ke laut..? biar mati di makan ikan...

GERDOH
Tuhan, tidak boleh gua mati di makan ikan teri ahhahahah maunya di tembak… (menunjuk kepalanya)dor!

GERDOH menggeletakan kepalanya di meja.

NUR
Kelakuan si jambu kancing, molor mabuk, nagihin setroran reman-reman huh…!

ENCE cengengesan sementara ADENG membayar mengeluarkan uang membayar makanan.

NUR
Kalau jadi pergi ke Malasysia mampir sini dulu yah, biar nanti gua teleponin teman dekat gua
 di sana minta bantuannya…

SURATMAN dan ADENG
Makasih banget embak.. makasih..

ADENG membayar bon yang sudah ditulis.

CUT – TO

057. EXT/INT.  RUMAH SEDERHANA BI MINAH. SIANG

Dua orang Ibu mengunjungi rumah BI MINAH langsung menanyakan keberadaan BI MINAH yang terkena demam tinggi pada IBU 2 yang bertugas menjagai.

IBU 1
Gimana sakitnya bi Minah sudah agak mendingan?

IBU 2
Tadi pagi Alhamdulillah.. tapi satu jam lalu kambuh lagi menggigil terus makan obat, sekarang tidur tapi suka ngigau panggil anaknya terus…

IBU LAIN
Nya, atuda siapa yang enggak shock anaknya dikabarkan meninggal dengan cara tragis di Malaysia.. bukan nambah untung malah buntung… subhannaloh..!

IBU I dan IBU LAIN melongok masuk kamar Bi MINAH yang ditempati Suratman.
 IBU 2 membenahi tubuh SUWARMAN yang tertidur pulas depan TV. Tidak berapa lama IBU I sudah kembali menghampiri IBU 2.

IBU I
Kalau bisa bi Minah jangan sampai nonton berita yang ada berita TKWnya?

IBU 2
Mana bisa Bu, malah ia yang nyari-nyari chanel TV, ingin dapat kepastian…?

IBU 1
Heueuh atuda.. gimana? Entar malam aku gantian aplusan ma bu Fatwa jagain Bi Minah, biar kamu istirahat dulu.. terus kabarna Jang Ratman gimana?

IBU 2
Tadi telepon, katanya akan berangkat ke Malaysia, ada yang bantu bikin paspor di sana..
IBU 1
Nya atuh syukur, mudah-mudahan bisa dilancarkan segala tujuannya… kasihan ma keluarga Siti juga pada shock, rumahnya banyak dikunjungi ibu-ibu pengajian… seperti di sini juga, Cuma itu yang bisa dilakukan warga Kampung Marga Cinta pada warga yang terkena musibah..

IBU I membelai wajah SUWARMAN yang tertidur pulas.

IBU2
Anak kecil mungkin instingnya jalan, hampir setiap hari ngadat engak bisa di diamkan..

IBU I
Welas pisan anakking, masih kecil sudah dihadapkan dengan masalah besar.. cing sabar anakking…

IBU I melinangkan air mata memancing kesedihan IBU 2 yang juga mengeluarkan airmata.

CUT - TO

058. EXT. DEPAN GEDUNG KBRI MALAYSIA. PAGI

SURATMAN dan ADENG menyapu pandang gedung KBRI yang terlihat sepi hanya ada beberapa orang satpam menjaga situasi keadaan gedung KBRI yang besar dengan ruangan gedung terpilah-pilah beberapa bagian.
Dengan raut wajah bingung, kurang percaya diri. SURATMAN dan ADENG saling pandang.
Dari awal adegan, dua orang satpam memandang curiga pada sikap SURATMAN dan ADENG.

SURATMAN
Mau tanya lagi satpam? Atau langsung masuk?

ADENG
Entar dulu, napas dulu…

ADENG menarik napas dalam-dalam menyiapkan diri kemudian membuka kamus kecil belajar komunikasi bahasa inggris.

SURATMAN
Percuma pegang kamus juga, setiap bertanya kamu nyari dulu jawabannya.. keburu ditinggal orang-orang yang memang, yah, enakkan di Negara sendiri, satu bahasa teh bener! di sini mah waduuh!
Bisa-bisa kita enggak bisa pulang ke asal..

ADENG
Ssttt.. jangan ngomong yang enggak-enggak, yakin, akan ada pertolongan..
 yuk.. masuk.. bismillahhirohmannirohimm…

SURATMAN (mengikuti)
Bismillah…

ADENG dan SURATMAN menghempaskan napas, memberanikan diri memasuki gedung KBRI..

CUT – TO

059. INT. GEDUNG KBRI MALAYSIA. PAGI

OTS: Tampilkan kesibukan para petugas KBRI menangani berbagai kasus TKW dari para pelapor yang keluar masuk ruangan. (Ssesuai dengan situasi di lapangan)
SURATMAN dan ADENG pelanga, pelongo memperhatikan kesibukan kemudian menemui salah seorang petugas yang tengah menangani kasus lain.
Seorang satpam menegurnya disuruh turut mengantri dan mendaftar.
SURATMAN dan ADENG menunggu panggilan.
DISSOLLVE TO DISSOLLVE
OTS: BEBERAPA ADEGAN  SURATMAN dan ADENG keluar masuk dari ruangan ke ruangan, mengisi formulir pendaftaran dll.. (Sesuaikan dengan keadaan di lapangan, ketika pelapor menghadapi petugas KBRI)
SURATMAN mendapat panggilan menghadap petugas KBRI, kemudian disuruh menunggu.
SURATMAN berkali-kali menghadap petugas KBRI. Kemudian menunggu lagi.

DISSOLLVE

060. INT. SUDUT RUANGAN LAIN GEDUNG KBRI. SORE

 SURATMAN dan ADENG yang sudah terkantuk-kantuk, terbangun menyapu pandang ruangan-ruangan yang sudah kosong.
SURATMAN berontak ketika melihat PETUGAS merapikan berkas pertanda mengakhiri tugas-tugas kewajibannya.
SURATMAN menghampiri langsung bicara diikuti ADENG.

SURATMAN
Bagaimana dengan urusan TKW bernama Siti yang mati bunuh diri pak?

ADENG
Betul pak, kami sudah menunggu seharian?

PETUGAS KBRI
Sudah kubilang berkali-kali,  PJTKI bapak ilegal dan harus mengurusnya terlebih dahulu
 pada aliansi-aliansi di Jakarta..

ADENG
Kami sudah pergi mondar, mandir mengurusnya di Jakarta dan tidak ada tanggapan jadi
kami sengaja datang kemari ingin kepastian..

PETUGAS KBRI
Jika dari Jakarta sudah ada jawaban demikian, bagaimana kami bisa mengurusnya? Selamat sore..

PETUGAS KBRI beranjak melangkah, SURATMAN dan ADENGmenghadangnya.

SURATMAN (nekad)
Bapak, kami hanya ingin melaporkan dan ingin diperhatikan seorang warga Indonesia
 tenaga kerja buruh diberitakan meninggal bunuh diri..

ADENG
Betul, bagaimana ia bisa bunuh diri? Adik saya itu orangnya tidak pernah melawan,
 ia sangat penurut..! jadi saya ingin kepastian..!

PETUGAS KBRI (mulai tidak sabar)
Hari ini sudah tutup, dan laporan tidak mungkin seharian selesai..

ADENG
Mayat adikku sudah ada di rumah sakit dan sudah berhari-hari, menurut hukum islam,
 mayat itu harus segera dikuburkan…

PETUGAS KBRI
Hari ini sudah tutup pak, selamat sore..

PETUGAS KBRI melangkah SURATMAN dan ADENG lagi-lagi menghadang.

SURATMAN (kalap)
Bapak, bener kata semua orang petugas KBRI sangat lalay menghadapi kasus-kasus TKW, bener juga sudah terkena suap sang majikan..

ADENG (menimpal dengan nada sedih matanya berkaca-kaca)
Jangan-jangan kasus Siti di bungkam juga karena rupiah?

SURATMAN (tidak perduli keadaan)
Hanya karena rupiah nasib bangsa semakin tertindas.. diperkosa, tubuhnya dibakar, dibeset-beset kulitnya dengan pisau, bibirnya di gunting.. padahal mereka para TKI hanya ingin hak’nya sebagai pegawai yang kerjanya tersita hampir dua puluh empat jam, bayangkan mereka mengharap rupiah dari hasil kerja kerasnya?!

ADENG (menitikan air mata)
Betul, adikku Siti hanya ingin dapat rupiah buat modalnya di kampung… siti… siti… dimana mayatmu?

SURATMAN (semakin mengeluarkan unek-uneknya)
Disuap berapa? Hingga orang KBRI tidak punya rasa kemanusian? Menyelepekan bangsa sendiri yang datang jauh-jauh, menguras pikiran dan tenaga, bela-belain ngutang kesana kemari
 untuk mendapat sambutan di sini..?!

ADENG
Iyah, betul, kami pun tidak tahu nanti tidur dimana? Di taman? Di kolong jembatan?
 Tolong pak tolong…?!

PETUGAS KBRI salah tingkah, sejurus seorang satpan mengamankan dan membawa SURATMAN dan ADENG keluar dari ruangan, masuk ruang lain lagi.

DISSOLLVE

061. EXT. JALANAN SUDUT KOTA DI MALAYSIA.  SORE

Penampilan SURATMAN dan ADENG nampak lusuh,(semerawut pokona teh J)
SURATMAN dan ADENG kehilangan kepercayaan diri, tidak tahu langkah yang hendak ditujunya.

ADENG
Urusannya tambah rumit, sikap kita tadi dianggap melanggar kode etik..

SURATMAN
Habis kesal banget, sepertinya enggak ada tanggapan sama sekali, dari pagi?
Bulak, balik ditanya-tanya terus…?!

ADENG (cemas, putus asa)
Rasanya, jika besok kita datang lagi juga malah akan lebih di cuekin…!

SURATMAN
Kita ngamuk aja seperti apa kata si mbak Nur, harus berani! Inget?

ADENG mengangguk meneruskan langkah mengikuti SURATMAN, keluar dari halaman gedung KBRI Malaysia.

CUT – TO

ESTABLISH

062. EXT. PEMANDANGAN JALANAN MALAYSIA. MAGRIB/MALAM

ESTABLISHING SHOT.
CATATAN: Di sesuaikan dengan keadaan suasana Kuala lumpur nuansa sore hari.
Dari kejauhan Nampak SURATMAN dan ADENG berjalan sedikit gontai, melongok-longok sudut jalan yang tidak dikenalinya.

CUT - TO

063. EXT. SUDUT JALAN KUALA LUMPUR. MALAM

SURATMAN dan ADENG berpikir keras.

ADENG (memegang kepala, pusing)
Hampir semua orang yang kita temuin berbahasa inggris.. ada juga bahasa
Malayu kitapun tetap tidak mengerti maksudnya…

SURATMAN
Kemana kita harus melangkah? Siapa yang bisa menolong kita dalam keadaan seperti ini..
 bisa-bisa tertangkap petugas keamanan disangka imigran gelap..

ADENG
Iya Man, penampilan sudah kayak gelandangan, kita harus cari kamar mandi di mana?

SURATMAN
Harusnya di kantor tadi kita bisa berleha-leha, mandi dulu.. tapi udahlah…

ADENG
Mau kemana kita Man?

SURATMAN
Cari masjid, siapa tahu ketemu orang Indonesia yang baik hati…

Dalam kebingungan langkahnya, hendak pergi kemana? Tiba-tiba sebuah taxi berhenti membuka kaca mobil bertanya dalam bahasa inggris.
Supir taxi figurnya menyerupai orang india.

SUPIR TAXI
Please rise, like where I am ready to serve you..

SURATMAN dan ADENG bingung,
ADENG membuka kamus kecilnya ditepis SURATMAN.

ADENG
Saya tidak bisa bahasa inggris tuan.. maaf..

SUPIR
Oh, I see, tak ape, saye bisa cakap Malayu.. masuk.. masuk…!

SUPIR TAXI membuka pintu.
SURATMAN dan ADENG terpaksa menaiki taxi.

SOPIR TAXI
Mau pusing-pusing..?

ADENG yang memegang kepala mengangguk.

ADENG (pada Suratman)
Supir taxi hebat, hebat pisan nya, bisa nyahoeun urang keur pusing
 (bisa mengetahui, kalau aku lagi pusing kepala)

SURATMAN
Nya, (pada supir taxi) saya mau cari masjid, yang banyak orang-orang Indonesia tuan?

SUPIR TAXI
Mau pusing-pusing lihat-lihat orang Indonesia, saye anter ke sana..?

SURATMAN (menyetujui)
Betul tuan, saya pengen ketemu dengan orang Indonesia, asli Indonesia…!

SUPIR TAXI melajukan mobilnya memasuki jalur cepat.

CUT – TO

064. EXT. JALANAN KUALALUMPUR. SORE

VOP: suasana sejuk kuala lumpur dilalui.
SURATMAN dan ADENG tidak behenti mendongakan kepala menyapu pandang pada ketertiban suasana kota kula lumpur.

CUT – TO

065. EXT. SUDUT – SUDUT JALANAN. NEGARA MALAYSIA. MALAM

BEBERAPA ADEGAN.
Sudut-sudut menyedihkan terlihat perkumpulan dan gubuk-gubuk persembunyian orang-orang imigran ilegal.
SURATMAN dan ADENG keluar dari taxi, Celingukan memperhatikan kumpulan orang Indonesia. (Disesuaikan dengan keadaan BMI ilegal yang terkatung-katung)

O  S        NUR
Begitu banyak TKI yang berangkat ke Malaysia secara ilegal biasanya lewat batam,tanjung pinang sebagai tembusan jalan alternatif dan di sanapun para TKI sudah dijemput para calo kemudian harus stand by menunggu panggilan kerja,  tidurnyapun bisa terlantar di hutan-hutan, di gubuk-gubuk bahklan di kolong jembatan.. dan mereka para TKI harus kucing-kucingan dengan polisi Malaysia..
sangat menyedihkan…

DISSOLLVE

066. INT.  SUDUT LAIN DI NEGARA MALAYSIA.  MALAM

ADENG dan SURATMAN mencari tempat untuk beristirahat dari kelelahannya terpaksa bergabung dengan para pendatang illegal yang tertidur di sana, setelah terlibat obrolan ringan.

DISSOLLVE

067. EXT. SUDUT-SUDUT JALANAN NEGARA MALAYSIA. MALAM

Beberapa orang BIM berlarian dikejar-kejar petugas raja diraja.
Ketegangan terjadi, antara BIM dan petugas raja diraja yang berusaha keras menangkap para BIM, yang ketangkap lalu diseretnya dengan kasar.
Di sudut lain, terlihat ADENG dan SURATMAN yang tidur di taman, terkagetkan dibangunkan petugas raja di raja yang tengah merajia para imigran gelap.
ADENG dan SURATMAN di gerek petugas raja diraja.

 

DISSOLLVE

068. DALAM SEL PENJARA MALAYSIA.  SIANG

SURATMAN dan ADENG menyesali nasib buruknya, raut wajahnya nampak tidak bergairah putus harapan.

ADENG
Kenapa mereka tidak ada yang mendengar teriakan kita, bahwa kita ini mencari korban yang terbunuh di sini.. setidaknya orang Malaysia mengerti bahasa kita…?!

SURATMAN
Beginilah menjadi orang bodoh dan terhina menjadi fatal akibatnya… seperti ini.. di sel penjara jauh dari keluarga, jauh dari petolongan..

ADENG
Perjuangan kita sia-sia hanya untuk menjemput jenazah orang yang kita cintai… nasib, tidak menyangka seperti ini.. nanti kita dipulangkan naik kapal bersama para imigran gelap kalau kapal kepenuhan di ceburin ke laut.. seperti yang diceritakan mbak Nur…! Dan kita akan melihat dengan kepala sendiri lagi bagaimana kematian bergelimpangan depan kita… bangsa kita sedemikian beratnya menjadi warga Indonesia? mencari sesuap nasi di Negara orang dan belum sampai pada tujuan kematian sudah mengejar kita…

SURATMAN terdiam matanya berkaca-kaca, bebannya terasakan begitu berat.

SURATMAN (berlinangan airmata)
Atikah.., maafkan akang nyai… jika engkau benar-benar sudah tewas seperti Siti.. ya Tuhan tunjukanlah.. jika masih hidup? Tunjukan juga..

ADENG menelungkupkan wajahnya dengan kedua tanganya menekan kesedihan.
Sejurus petugas raja diraja memanggilnya.

PETUGAS
Mtr Suratman…, Mtr Adeng.. come hear…

ADENG dan SURATMAN saling pandang tidak mengerti.

ADENG
Tuh di suruh come here..? jangan-jangan bahasa melayunya artinya kita
akan dihukum pecut, terkena pelanggaran?

PETUGAS
Kemari..!

CUT – TO

069. INT. SUDUT RAUNGAN KANTOR POLIS MALAYSIA. SIANG

SURATMAN dan ADENG yang sudah berpenampilan rapi dan membawa tas pakaiannya, dibawa ke ruanagan yang mana GESANG sudah menunggunya bersama petugas KBRI yang pernah dimaki-maki SURATMAN.
Sebagai ungkapan rasa terima kasihnya. SURATMAN dan ADENG menyalami dengan penuh hormat bahkan diciumnya punggung tangan GESANG dan petugas KBRI.

GESANG
Saya teman dekatnya embak Nur yang sudah ku anggap saudara sendiri,
 berkat jasa dialah aku bisa seperti sekarang..

SURATMAN dan ADENG mengangguk.

GESANG
Maaf, aku baru ada waktu untuk membantu kalian…

SURATMAN
Aduuuh, makasih pisan, ini juga sudah semacam pertolonganlah yang tidak terduga…

ADENG
Iya atuh, hatur tank you pisan, padahal kupikir akan pulang di jeburin ke laut..

SURATMAN mengisyartakan ADENG untuk diam.

SURATMAN (Pada petugas KBRI)
Bos, maafkan atas kesalahanku kemarin…

Petugas KBRI tersenyum kecil menjaga wibawa lalu memberi penjelasan.

PETUGAS KBRI
Kami sudah mengurus jenazah adik saudara bernama Siti, sekarang masih di kamar mayat dan bisa dibawa pulang ke Indonesia…

ADENG tanpa sadar bersujud.

PETUGAS KBRI
Cuma kasusnya memang Siti mati bunuh diri di saat majikan tidak ada di tempat..

ADENG mengangguk dengan air mata tanpa terasa berlinang.
SURATMAN turut berkaca-kaca, mendesak bertanya pada petugas KBRI dan mengharap jawaban pasti.

SURATMAN
Kalau TKW yang bernama Atikah?

PETUGAS KBRI berpikir keras.

PETUGAS KBRI
Kami juga baru dapat informasi mengenai tenaga kerja wanita yang baru masuk rumah sakit dalam keadaan pingsan, tidak punya identitas.. sekarang tengah dirawat secara intensif..

SURATMAN
Aku bisa melihatnya sebentar Bos…?

PETUGAS KBRI mengangguk lalu menggiringnya keluar ruangan.

CUT – TO

070. INT.  RUMAH SAKIT MALAYSIA- TAYANGAN TV. SIANG/MALAM          

TV disiarkan mengenai pemulangan jenazah SITI ada campur tangan pihak KBRI.

REPORTER
Pemirsa, siang ini kita saksikan seorang TKW asal Kampung Marga Cinta bernama Siti yang mati bunuh diri saat majikannya tidak ada di tempat dan sekarang mayat Siti akan diangkut menuju mobil jenazah, didampingi keluarganya bernama Adeng dan Suratman..

Penayangan gambar jenazah SITI diangkut didampingi ADENG dan SURATMAN.
Diberitakannya juga mengenai seorang TKW yang mayatnya di buang bernama Maysaroh orang asli Purwodadi.

REPORTER
Ternyata mayat membusuk di pembuangan sepuluh hari lalu, beridentitas Maysaroh seorang warga asli Purwodadi yang juga disaksikan pihak keluarganya yaitu Ibu Nunung.. Semua ini atas hasil kerjasama yang baik antara pemerintah Malaysia dan pihak KBRI – PJRI…

CUT TO

071. INT. RUMAH SEDERHANA BI MINAH. SORE

BI MINAH langsung menangis mendengar pemberitaan di TV, dipeluknya SUWARMAN yang tengah bermain mobil-mobilan. Disaksikan dua orang ibu-ibu tetangga.

BI MINAH
Waduuuh, bagja Alhamdulillah… ternyata mayat itu bukan si nyai..,
 berarti Atikah anakku masih hidup.. ya Allah.. subhannalloh…

BI MINAH dengan mengisak tangis bahagia bersyujud medekap SUWARMAN.

BI MINAH
Cucuku.. cucuku… ya Allah… terimakasih Engkau telah melindungi anakku..

IBU 1 dan IBU 2 turut menangis haru.

IBU 1
Atuh puji syukur kehadirat ilahi…

IBU 2
Alhamdulillah… Allah maha segalaNya..

IBU 1 (pada ibu 2)
Sebarkan pada tetangga, bahwa Atikah tidak mati terbunuh…

IBU 2
Jangan dulu, kan belum tahu keberadaannya..

BI MIMAH (memprotes dalam tangis bahagianya)
Anakku tidak akan mati sia-sia, anakku akan selamat sesuai janjinya akan menikah dengan Suratman, membina rumah tangga lalu buka usaha kecil-kecilan, membesarkan cucuku…!

IBU 1 (melanjutkan pembicaraan)
Nah, yang penting, mayat yang disangka Atikah itu, ternyata bukan Atikah..

IBU 2 berpikir dan mengangguk.

DISOLLVE

072. EXT/INT. PERBATASAN JOHOR/TENDA/ RUMAH MAKAN. MALAM

SURATMAN menyapu pandang sekitar keramaian suasana perbatasan Johor yang dipenuhi berbagai makannan bentuk tenda-tenda, rumah makan dihiasi para pengunjung dari berbagai kalangan dan etnis.
Pandangan SURATMAN terfokus pada rombongan wanita-wanita sexi yang cekakak, cekikikan menemani para turis campur pribumi.

O S   NUR
Kalau cewek yang ilegal  jadi pelacur, biasa berkedok menjadi pelayan di warung-warung tidak bedanya dengan Indonesia.. Lain lagi dengan pelacur kelas menengah atas baik ilgal ataupun legal, mereka bisa melayani para tamu di perbatasan Johor ataupun bisa juga jika pelacur ‘high kelas’ menjadi pelacur tempat perjudian, yaitu genting…

SURATMAN tersadarkan dari lamunannya ketika pelayan datang menghampiri menyajikan minuman pesanan.

GESANG (menawarkan)
Ayo minum dulu, sebelum makan..

SURATMAN mengangguk, pandangannya masih penasaran melihat para pengunjung yang kian membanjir.

GESANG
Negara Malaysia terdiri dari penduduk asal Malayan, india, china dan sedikit western,
maka terlihat berbeda-beda etnis..

SURATMAN meneguk minuman kemudian melempar pandang kembali.

SURATMAN
Tidak terasa hampir dua bulan aku meninggalkan Kampung halaman Marga Cinta untuk mencari Atikah, namun semakin di kejar, semakin hilang semua harapan…

GESANG
Yah itulah kerumitan yang terjadi pada para TKI, kadang nasib tidak bisa kita pahami, dan aku termasuk salah satunya yang beruntung dari korban para calo ilegal..

SURATMAN menarik napas panjang kemudian memperhatikan GESANG.

SURATMAN
Kenangan indah yang tak terlupakan malam ini, dalam hidupku cuma mengalami satu kali melihat semaraknya perbatasan kota Johor… besok atau lusa aku sudah kembali menekuni kecintaanku sebagai kurir pos keliling…

GESANG
Kesempatan untukmu di sini terbentang luas, saya masih menawarkan pekerjaan sampai kapanpun..

SURATMAN
Saya sudah kehilangan orang yang paling saya cintai dan tidak mau kehilangan keluargaku
 yaitu bi Minah dan Suwarman…

SURATMAN tersenyum nanar pikirannya menerawang mengenang kelucuan Suwarman.

SURATMAN (pada diri sendiri)
Sudah seperti apa anak itu…?

GESANG tertawa kecil, seorang pelayan kembali menyajikan berbagai makanan malam.

FADE OUT

FADE IN

073. EXT. LAPANGAN DEKAT RUMAH BI MINAH. SORE

SURATMAN mengadu layangan dengan SUWARMAN yang sudah memasuki usia 7 thn berpakaian seragam SD… layangan SURATMAN terkalahkan, SURATMAN mengejar SUWARMAN yang lari ke rumput akhirnya tertangkap..
SURATMAN dan SUWARMAN berguling-guling, satu sama saling main gelitik…
Dari kejauhan terlihat BI MINAH berteriak-teriak..

BI MINAH
Hey, Suratman…! Suwarman..! ayo makan dulu, makan dulu..?!

SUWARMAN dan SURATMAN tidak perdulikan teriakan BI MINAH, mereka terus bersenda gurau berlarian dan berguling-guling.





11, Mei, 2011
By:  Nenden salwa


T A M A T


CATATAN:
Terimakasih kepada ATIKA ADIPALA SERA DAN ABY AIRBYON
sudah memberi inspirasi mengenai tempat dan kejadian serta  sumber-sumber keadaan para permasalahan TWK, BMI,TKI… dan sebagainya…


INI SKENARIO PESANAN DARI SOMEONE YANG DARI SECUIL CORETAN KECILNYA, MENGHARUSKANKU UNTUK CEPAT MEMBUAT  SKENARIO YANG KATANYA AKAN SEGERA DIGARAF. 

TERNYATA SUDAH TERSELESAIKAN TULISANKU TAK DISENTUHNYA SAMA SEKALI, KARENA ‘BENANG MERAH’ CERITANYA TIDAK SESUAI DGN APA YANG DIINGINKAN SI PEMESAN/SUTRADARA.. LALU KEMBALI GARAF YANG BARU IDE SAMA BENANG MERAH BERBEDA...

DARIPADA MUBAJIR SUDAH MEMERAS OTAK PIKIRAN (TIDAK MENGHASILKAN) LEBIH BAIK KUBAGIKAN BUAT TEMAN2 YANG INGIN TAHU MENGENAI PENULISAN SKENARIO...  TAPI MAAF BELUM DIPERHALUS ALIAS KELUAR LANGSUNG DARI PEMIKIRANKU DAN LANGSUNG DITUANGKAN..

 

JADILAH POHON AREN YANG BISA MEMBERI KEHIDUPAN BUAT ORANG LAIN...

JANGANLAH SEKALI-KALI MELIHAT SESEORANG DARI LUARNYA SAJA... KARENA ITU BISA MERUPAKAN JEBAKAN... 



N E N D E N    SALWA