Rabu, 02 November 2011

FTV 'BALI MOON' Kerja sama dengan Singapure dan Malaysia

B A L I   “ M O O N  “
Ide Cerita                       : Fauzan Abiyyu Salwa
Cerita / Skenario            : Nenden Olla
Nenden & Fauzan

TRADE MARK


000A.INT. KERETA API BAWAH TANAH – SINGAPURE. MALAM
AKEN dan MEILI yang menenteng dua tiket pesawat keluar dari pintu kereta bawah tanah kemudian berlari menyusuri beberapa pertokoan dan menuruni eskalator memasuki station kereta api satunya lagi dengan memasukan koin (untuk masuk station)

Dimana kereta api yang diburunya sudah membuka pintu. AKEN menarik MEILI yang sepatunya copot sebelah dan tidak bisa diambil lagi karena pintu kereta hendak  tertutup. AKEN menyeret MEILI dan meloncat masuk kereta tersebut yang pintunya langsung tertutup rapat secara otomatis. MAILI kesal karena sepatunya tertinggal sebelah


CUT – TO
001B. INT. SEPUTAR PERTOKOAN – BANDARA CHANGI.  MALAM
Depan pertokoan menuju ruang pengecekan para penumpang pesawat. MEILI dan AKEN saling tarik menarik karena AKEN takut ketinggalan pesawat, sementara MEILI yang bertelanjang kaki harus membeli sepatu.

MEILI tergesa-gesa memilih sepatu dan mencobanya, sementara AKEN gelisah menunggu. Pada saat MEILI hendak membayar ia melihat antrian panjang, orang-orang hendak membayar di tempat pembayaran.

MEILI dengan kecewa mengembalikan sepatu di tempat semula, sepatu sebelahnya diambil kembali yang tergeletak dekat kaca cermin, lalu ia keluar menghampiri AKEN yang langsung menariknya, tidak mempermasalahkan orang-orang ber-reaksi melihat MEILI berjalan tidak bersepatu sampai ruang pengecekan.


STOCK SHOT
TAKE OFF PESAWAT TERBANG
 
 
CUT – TO

000.  INT. BANDARA NGURAHRAI  BALI.  MALAM 
CU sebelah sepatu di buang ke tong sampah oleh MEILI yang nampak bertelanjang kaki dan uring-uringan tidak mau melangkah berbarengan dengan AKEN (dileher AKEN nampak tergantung kabel yang menyambung ke walk man)

AKEN (bangga setengah berbisik ketelinga Meili)
Kita jadi pusat perhatian orang, mungkin kita pasangan serasi wajah kita serupa seperti kembar

Mendengar demikian MEILI langsung menghentikan langkah setengah mengerling memamerkan kakinya yang bertelanjang lalu MEILI memburu AKEN yang sudah mendahului langkahnya

MEILI (kesal)
Kita jadi perhatian orang, masalahnya diatas pesawat tadi tidurmu mendengkur

MEILI terlihat puas ia mendahului langkah AKEN yang terlihat diam memikirkan perkataan MEILI lalu menggaruk-garuk kepalanya yang botak dan menutupi lobang telinganya dengan head phone.
CUT – TO



001.  INT. SEPUTAR BAGASI – BANDARA NGURAHRAI.  MALAM
MEILI menyambar tas besar dari bagasi dan menyeretnya keatas kursi lalu dibuka untuk mencari sepatu yang tidak ada dalam tas tersebut, sementara AKEN mendorong troley menghampiri

AKEN (melihat kaki Meili masih bertelanjang)
Mungkin kamu lupa membawa sepatumu

MEILI berpikir mengingat

AKEN
Ayo ... taxi sudah menunggu kita

MEILI mengangguk dan bergerak berdiri, ia lupa tasnya belum di tutup sehingga baju-baju yang ada didalamnya berjatuhan. AKEN menarik napas sambil menggelengkan kepala (tidak habis pikir)


CUT – TO

002.  INT. PERTUNJUKAN SANGGAR TARI.  MALAM
Saat pertunjukan tari nampak seorang penari pantastis bernama MADE LAKSMI tengah meliuk-liukan gerakan tubuhnya di atas pentas membuat MALEH seorang pelukis nyentrik makin menggebu untuk melukisnya sambil berucap

MALEH
Uhch .... sangat pantastis ....

Kadang tidak sadar ia berada diatas pentas menghalangi penonton sampai diamankan petugas dan itu terjadi berkali-kali yang juga MALEH keribetan sendiri dengan asesoris yang dekenakannya.


CUT – TO

003.INT. KAMAR VIP – HOTEL BERBINTANG.  MALAM
MEILI baru selesai membereskan bajunya di dalam lemari, ujung matanya melirik kearah AKEN yang berbaring diatas tempat tidur, lalu MEILI mengambil tas baju AKEN hendak dibereskannya tapi tidak jadi setelah mendengar dengkuran halus dari AKEN.

MEILI nampak kesal ia mondar-mandir belum bisa tidur, sebentar duduk disebelah AKEN hendak membangunkannya, tapi AKEN benar-beanr tertidur lelap posisi badannya berbalik menghadap tembok. Akhirnya MEILI mengencangkan volume tv acara musik.

AKEN terbangun sebantar reflek meraih rimoot dan mematikan tv. MEILI tambah kesal ia menghidupkannya lagi. AKEN terbangun lagi menatap MEILI sesaat

AKEN
Belum tidur?

MEILI menggelangkan kepala sambil bergoyang-goyang mengikuti alunan musik

MEILI
Ingin menikmati suasana Bali di waktu malam

AKEN mengangguk sambil menutup kuping dengan head phone dan kedua bantalnya, membuat MEILI uring-uringan, ia mencoba mengeluarkan suara keras mengikuti irama lagu tapi AKEN tidak bangun-bangun.

MEILI jadi tambah kesal, iapun kemudian mematikan tv dan meraih bantal dari dekapan AKEN lalu bergerak kearah sofa lalu berbaring disana.

AKEN sempat memperhatikan MEILI bergerak ke sofa tapi rasa kantuknya tidak bisa di tahan, sementara MEILI gelisah tidak dapat memejamkan mata.

CUT – TO

004. INT / EXT.  SEPUTAR SANGGAR.  MALAM
MALEH mencari-cari Made Laksmi kesetiap pelosok ruang sanggar juga ke tempat make-up tetapi Made Lasmi tidak di ketemukannya sampai ia bertanya pada PENJAGA

MALEH (membenarkan asesorisnya)
Hmh ... maaf mohon imformasinya pak tentang penari yang terakhir menari

PENJAGA (berpikir seperti tahu)
OH ....

PANJAGA menyepertikan body tubuh seksi dengan isarat tangan

MALEH (antusias punya pengharapan)
Iyah .. pak

PENJAGA (berpikir keras)
Oh ... memang ada keperluan apa?

MALEH (semangat)
Lukisanku ... ehm .. aku ingin menyelesaikan lukisanku makanya aku harus menemuinya ...

PANJAGA (menganggu-angguk)
Oh ...

MALEH (berharap)
Dimana dia pak ?

PENJAGA
Maaf ... saya disini juga penjaga baru malah cuma malam ini saya berjaga ....

MALEH (bingung)
Waduuhh ... celaka !!?

MALEH nampak mengekspresikan kekesalannya dengan asesoris-asesoris yang dikenakannya lalu menyapu pandang mencari-cari.

PENJAGA
Maaf ..hmh pak ..eh, Mas ... saya harus mengunci seluruh ruangan

MALEH (mengibas-ngibas rambut)
Iyah .... (menggerutu sambil pergi) lain kali kalau tidak tahu jangan seperti sok tahu

PENJAGA menoleh
Kenapa Mas ...

MALEH menggelengkan kepala memindahkan membenahi isi tas yang berisikan alat-alat lukis (nampak ribet) dan berlalu 

CUT - TO


ROLLING TITLE
CREW & PEMAIN UTAMA


CUT – TO

005.  INT.  KAMAR VIP HOTEL BERBINTANG.  PAGI
AKEN bingung melihat MEILI masih tertidur, sementara ia sudah berpakaian rapi siap pergi. AKEN bersabar untuk menunggu ia membereskan tempat tidur serta meneruskan membaca koran sampai selesai. MEILI masih belum bangun.Akhirnya AKEN membuka gordeng jendela hingga cahaya mentari pagi terang menembus jendela kaca, MEILI langsung terbangun silau

AKEN
Pergi?

MEILI menatap AKEN agak sebel, kemudian ia bergerak kearah tempat tidur dan berbaring lagi pura-pura tidur.

AKEN (bergumam)
Katanya ingin tahu suasana Bali,
jam segini masih tidur .. huh .. !

AKEN menghela napas sambil memakaikan jam tangan dan meraih kunci kamar berupa kartu lalu bergerak keluar kamar meninggalkan MEILI  yang langsung terbangun dan berpikir.


CUT – TO

006.  INT.  RUANG STUDIO MALEH.  PAGI
MALEH nampak berpantasi tentang sosok Made Laksmi yang berada di sc hingga ia sedikit demi sedikit ia bisa meneruskan lukisan sesuai pantasinya sambil bergumam.

MALEH (meneliti lukisannya)
Sepertinya lukisanku ini terlalu sempurna ....

MALEH berpikir keras mengambil cat minyak warna gelap, ia dengan hati-hati hendak memoleskannya dipermukaan kanvas yang hampir sempurna sosok seorang penari. Tetapi tiba-tiba terdengar bunyi jam beker membuat cat minyak yang dibawanya tertumpah pada lukisan tersebut membuat AKEN prustrasi.

AKEN
Waduuh .... tolol ... !! tolooll !! aku ini bego ... bego .... !!

AKEN mencoba membersihkan tumpahan cat minyak diatas kanvas tetapi malah menjadi semakin kotor kena diwajah lukisan tersebut. AKEN meninju-ninju dirinya penuh penyesalan lalu membanting jam weker yang terus berbunyi.

AKEN
Sialan ... mampus kau telah mematikan seluruh imajinasiku ....

JAM weker pecah, AKEN puas

AKEN
Akan kugantikan jam wekerku dengan suara yang lebih lembut ditelinga

AKEN bergerak mengamankan lukisan yang baru tertumpah cat minyak tersebut di pojokan.

AKEN (seperti bicara pada lukisan kesayangannya)
Sabar ... nanti akan kuselesaikan lebih sempurna ... karena sudah waktunya aku menyambut fajar ....

AKEN membelai-belai lukisannya seperti membelai sang kekasih malah mengecup-ngecupnya lalu ditutupi sentai kain dan disembunyikan dibalik lukisan lainnya.

AKEN
Aku pergi dulu yah ...

AKEN menggantikan berbagai asesoris yang berada ditubuhnya dengan yang lain mode.


CUT – TO

007.  INT. LOBBY HOTEL BERBINTANG.  PAGI 
Seorang PELAYAN menarohkan sarapan pagi berupa kentang goreng dan roti (toast) di depan AKEN yang matanya terus mengawasi lift, menunggu Meili tidak turun-turun. lalu AKEN mencicipi makanan tersebut dengan kurang berselera, tidak berapa lama PELAYAN menghampiri AKEN dengan menenteng tas beirisi sepatu.


PELAYAN
Kebetulan sepatu perempuan nomor 38
 mode italian pesanan bapak masih
ada stock dikami ....

AKEN menerima tas berisi sepatu tersebut dan mengintip.

PELAYAN
Sudah dibungkus kado

AKEN mengangguk sambil menanda tangani bon pembayaran.


CUT – TO

008.  INT.  KAMAR SUVERIOR HOTEL BERBINTANG.  PAGI
Depan kamar, MEILI mengikat rambutnya dan memoles bibirnya dengan lipstick,mengambil kunci kamar berupa kartu dan bergerak pergi meninggalkan kamar hotel. Tidak berapa lama AKEN membuka pintu kamar dan memangil-manggil Meili (ingin membuat kejutan) tapi Meili tidak ada di tempat.

AKEN
Mei ... Mei!

AKEN penasaran membuka kamar mandi kosong, sesaat ia berpikir merenung agak kecewa, kemudian ia menyalalakan TV.


CUT – TO

009.  INT.  PERTOKOAN.  PAGI
MEILI yang memakai sendal hotel, keluar masuk pertokoan mencoba beberapa sepatu yang cocok dikakinya. Terlihat beberapa PELAYAN kekih karena MEILI tidak jadi membeli, tetapi ketika ia masuk sebuah toko (samping) banyak sepatu yang cocok dikakinya sehingga ia membelinya beberapa pasang.


CUT -  TO

010.  INT.  KAMAR VIP HOTEL BERBINTANG.  SIANG
AKEN sudah menghabiskan beberapa batang rokok dan mulai jenuh berada dalam kamar. aAhirnya memutuskan untuk pergi setelah membuang rokok ketempat sampah dan membersihkannya kembali (sebelumnya KAEN sempat melirik dus kado berisi sepatu selintas lalu disembunyikkannya dibawah tempat tidur).

Tidak berapa lama MEILI kembali ke kamar hotel dengan menenteng belanjaan. Ia nampak kecewa, Aken masih belum pulang kemudian ia membereskan barang belanjaannya ke dalam lemari.


CUT – TO

011.  EXT/ INT. UBUD -  RUMAH PRODUKSI.  SORE   
Para Pengrajin nampak sibuk dengan pekerjaan yang digelutinya membikin supenir-supenir serta pernik-pernik hiasan lain. bBgitupun juga dengan Pemahat yang asik membuat patung-patung membuat AKEN terpesona memperhatikan mereka.


CUT – TO


012.  EXT/INT.  GALERI ART.  SORE
Beberapa saat AKEN menyapu pandang pada pernik hiasan supenir, patung-patung serta kain-kain tenun dll. Yang sudah dijajakan untuk di jual. AKEN membeli sebuah patung kecil antik berupa Kuda semprani (kuda yang berkepala manusia)
Seorang wanita berambut panjang dengan wajah malankolis bernama MADE LAKSMI 21 tahun yang kebetulan hendak membayar pembeliannya, memperhatikan patung tersebut sambil berseloroh .

MADE LAKSMI (tersenyum)
Itu namanya,  Sentaur ...
akan membawa kita keberuntungan

AKEN (tersenyum memperhatikan Kuda Semprani)
Oh ... yah .. !

MADE LAKSMI mengangguk sambil menerima uang kembalian dari kasir

MADE LAKSMI
Di pajangnya harus secara terpisah ...
jangan disatukan dengan pajangan lain

AKEN agak berpikir menoleh LAKSMI yang saat itu mengambil barang belanjaannya dan berlalu, belum AKEN memanggilnya seorang KASIR menyodorkan bon pembelian. AKEN merogoh saku celana sambil meraba-raba hendak mengambil dompet, tetapi dompet itu tidak ada.

AKEN (bingung bercampur malu)
Maaf ... dompetku ... hmh ... jatuh !

AKEN menengok kiri kanan, dompet berada diantara kaki orang seorang wanita Bule berpakaian mini.

AKEN (berjongkok)
Excues me ...

WANITA BULE (kaget)
Hey ... what are you looking for?


AKEN (mengambil dompet)
Sory ....

WANITA BULE menatapnya marah. AKEN tidak perduli ia segera berdiri mengeluarkan uang dari dompet, lalu membayar barang yang dibelinya tanpa perdulikan BULE yang terus menatapnya dengan tatapan tajam. AKEN jadi gerogi maka ketika ia bergerak hendak keluar dari GALERI. Tiba-tiba di pintu masuk ia bertabrakan dengan MADE LAKSMI yang saat itu tergesa-gesa ada yang ketinggalan. Akibatnya barang antik Kuda semprani yang dipegang AKEN terjatuh.

MADE KLARA
Sory ...

MADE KLARA dan AKEN reflek berjongkok hampir berbarengan mengambil benda tersebut hingga tangan mereka bersentuhan. KLARA tersenyum, AKEN terpesona melihat senyuman KLARA lalu tatapannya tertuju pada satu titik belahan dada KLARA yang menyembul agak keluar.

AKEN
Hmh ...

KLARA berdiri memberikan benda Kuda semprani.

KLARA
Sentaurnya ... masih utuh kok ...

AKEN masih menatap belahan dada KLARA yang langsung membenarkan pakaiannya hingga belahannya tertutup rapat.

AKEN
Makasih ....

KLARA (mengangguk)
Sory .. aku harus ambil belanjaanku yang ketinggalan

AKEN memberi jalan pada KLARA yang langsung menghambur kearah pengambilan barang.Sementara AKEN bergerak keluar ruangan, mencuri pandang KLARA yang juga meliriknya sampai AKEN hilang dari pandangan.


CUT - TO  

013.  EXT.  PANTAI SANUR.  FAJAR
MEILI nampak terpesona memperhatikan orang terbang layang diudara dia tas permukaan laut dengan di tarik motor boat. Tiba-tiba motor boat tersebut  terbalik membuat orang yang terbang melayang jatuh nyemplung kedalam air dan marah-marah.

MEILI tertawa geli, seorang pemuda berpenampilan nyentrik ber-anting, mengenakan kaca mata tebal dengan bando di jidat serta asesoris-asesoris memenuhi pergelangan tangan dan leher bernama MALEH (27 thn) yang berada di sampingnya. MEILI nampak kesal karena ia tengah asik melukis terbang layang tersebut (gagal).

MALEH (menaroh koas di kanvas)
Waduh ... gagal lagi deh lukisanku... ampun !

MEILI menengok MALEH yang terus berkomentar.

MALEH
Dia itu temanku ... bego!
Baru bisa pegang motor boat, tadinya
sepfrofesi denganku pelukis .... tapi
enggak ada yang laku lukisannya ... jadinya
 ia alih frofesi dan tetap bego!

MEILI menggelengkan kepala bingung dan beranjak hendak pergi

MALEH (pada Meili)
Sebentar lagi Sunrise,
anda tidak mau melihatnya?

MEILI terdiam memandang matahari yang terlihat mulai terbit.

MALEH (terinsfirasi)
Wanita .... memandang (berpikir)
 Matahari Terbit ... !

MALEH mengambil alat lukis dan bergerak agak mundur menyamping dari MEILI.

MALEH
Sangat Natural .... !

MEILI menengok bingung ke arah MALEH.


MALEH (antusias)
Jangan bergerak, tunggu aku akan
 melukismu dibawah sunrise

MEILI mendongakan kepala agak ketus

MEILI
Cari model yang benar-benar model tuan!

MALEH (kecewa)
Waduh ... lukisanku gagal lagi !

MEILI bergerak melangkah meninggalkan MALEH yang nampak kebingungan.



CUT – TO

014.  INT.  KAMAR VIP HOTEL BERBINTANG. MALAM
AKEN nampak terlena menonton acara pertandingan bola di tv, sementara MEILI yang sudah berpakaian rapi gelisah menunggu.


MEILI
Gimana jadi enggak mau keluar makan malam?

AKEN tidak menjawab, malah mengangkat tangannya agar MEILI tidak banyak bicara, MEILI kesal ia mengambil reemot mematikan acara TV.

MEILI
Makan malam jadi?

AKEN (menghidupkan lagi)
Iyah .. sebentar, lagi seru! Pertandingan
 ulangan kemarin aku belum sempat nonton

MEILI (cemberut)
Kalau gitu aku berangkat sendirian ...

AKEN (tanpa sadar)
Iyah ... iyah ....!

MEILI mengerlingkan mata kesal, sementara AKEN bersorak-sorak girang. Gol satu kosong dimenangkan Kesebelasan Italia.

AKEN (girang)
Hore .... yah .... !

MEILI benar-benar kesal ia diam-diam meninggalkan AKEN yang tetap terlena dengan tontonanya, tidak berapa lama mati listrik.



CUT – TO

015.  EXT.  PANTAI LEGIAN.  MALAM
Disinari cahaya temaram, MEILI nampak termenung melihat riakan ombak menepi ke tepi pantai, sementara minuman soft drink yang berada didekatnya belum diteguk.

Dalam waktu bersamaan diam-diam MALEH menghampiri mengibas-ngibaskan tangan depan MEILI, tetapi MEILI asik dengan lamunannya membuat MALEH leluasa melukis MEILI bercorak sketsa. Secara bersamaan tiba-tiba MEILI beranjak marah dan menyiramkan minuman softdrinknya ke gambar sketsa. MALEH kelimpungan.

MALEH
Waduw .... nasib, nasib .. !

MEILI bergerak melangkah diikuti MALEH yang reflek memasukan alat lukis kedalam tas bahan kain.

MALEH
Sory ... sory ..., dont be afraid

MEILI
Aku lagi ingin sendiri tidak mau diganggu!

MALEH
Aku rasa ... aku tidak  menggagumu, hanya ingin mencurahkan insfirasiku lewat lukisan

MEILI
Malam malam begini! Nuansa apa yang ada dibenakmu

MALEH (membenarkan kacamata)
Tentang kegelapan ... pandanganmu
melukiskan sesuatu yang hampa

MEILI berhenti melangkah menatap MALEH yang tersenyum ke arahnya.

MALEH
Aku terkesan pada orang yang merasa dirinya
 sepi ditempat keramaian ... apa kamu tidak
 melihat keadaan disini seperti pasar malam?

MEILI menyapu pandang keadaan yang ramai dengan orang-orang memeriahkan suasana menikmati pesta malam serta berbelanja barang-barang kaki lima.

MALEH
Apa enggak sebaiknya kita ikut menikmati
 kebersamaan bersama mereka?

MEILI terdiam sesaat, MALEH menggoyang-goyangkan kepalanya membenarkan posisi rambut yang menghalangi matanya

MEILI
Aku tidak mau dilukis

MALEH
Kenapa?

MEILI
Nanti wajahku terpampang di kaki lima itu

MALEH
Owh .. enggak ... tidak akan, aku kan pelukis profesional ... makanya aku ingin sekali melukis wajahmu yang sangat unik dan alami

MEILI berpikir.

MALEH (meyakinkan)
Apa aku harus membayarmu dengan mahal
untuk satu gambar wajahmu?

MEILI menggelengkan kepala dan mulai tersenyum, MALEH ikut tersenyum dengan berharap.


CUT – TO

016. INT.  RESTORAN - LOBBY HOTEL BERBINTANG.  MALAM 
AKEN bingung mencari-cari Meili ke restoran tidak ada ia kemudian mencarinya masuk Lobby, Meili tidak terlihat. Akhirnya AKEN memesan minuman beralkohol untuk menikmati kesendiriannya dan ia terus-terusan meneguk minuman tersebut hingga mabuk dan tertidur di sana.


CUT – TO



017. INT. KAMAR VIP - LORONG HOTEL BERBINTANG. PAGI 
MEILI meraba-raba tempat tidur disebelahnya kosong. Pertanda Aken belum pulang MEILI terbangun langsung menyingkapkan gordeng. Keadaan di luar masih gelap hendak keluar fajar.

MEILI tergesa-gesa berganti pakaian tidur dengan pakaian pantai dan berlalu keluar kamar berpapasan dengan AKEN yang bergerak melangkah keluar dari lift dan menahannya.MEILI menepis sampai terjatuh.

AKEN
Meili ...

MEILI menepis sampai terjerembab jatuh. AKEN mengulurkan tangan hendak menolongnya untuk bangun, tetapi MEILI kembali menepisnya lebih sewot.

MEILI
Diam ... !

MEILI berdiri merapikan pakaiannya kemudian bergerak setengah berlari menuju lift.

AKEN (berteriak)
Mau kemana?

MEILI (berteriak)
Go to hell ... Aken!!

AKEN (membalas)
You .. too

AKEN menghela napas bola matanya dikerjap-kerjapkannya masih terpengaruh alkohol.Tiba-tiba matanya melihat sepasang kekasih bermesraan sambil berjalan memasuki sebuah kamar (mata Aken seperti kelilipan).


CUT - TO



018.  EXT.  PANTAI SANUR.  FAJAR
MALEH menyongsong MEILI yang menghampirinya, lalu mereka duduk dipinggir pantai. MALEH sudah mempersiapkan alat-alat lukis, dimana ia mulai melukis ketika beberapa orang terbang layang ditarik motor boat disinari cahaya fajar yang mulai menyingsing.

MEILI sangat terkesan akan pemandangan tersebut lalu bangkit berdiri dan maju perlahan-lahan hingga menabrak MALEH yang tengah serius melukis, wajahnya tersungkur ke pasir tertimpa tubuh MEILI yang jatuh terjerembab.


CUT – TO

019.  EXT / INT.  SANGGAR TARI.  PAGI
Seorang gadis (MADE KLARA) berambut panjang tengah berlatih menari tradisional dengan gerakan yang indah, lembut menawan. ketika penari itu berbalik. AKEN yang tengah memperhatikan penari tersebut langsung mengerutkan kening mengingat wajah gadis tersebut yang lalu tersenyum ke arahnya.

AKEN (membalas senyuman)
Sentaur !

MADE KLARA mengangguk pelan sambil tersenyum dan meneruskan latihan menarinya mengikuti irama tradisional membuat AKEN terpesona tangan dan kepalanya ikut bergerak-gerak.


CUT – TO

020.  EXT.  PANTAI SANUR.  PAGI
MEILI bergerak melangkah ditemani MALEH yang tidak lepas dengan peralatan lukisnya, mereka mencari tempat teduh.

MALEH
Bagaimana suasana pantai Legian

MEILI
Sangat mengesankan

MALEH
Nanti malam mau kesana lagi untuk berdansa ?

MEILI duduk dibawah rindang pepohonan diikuti MALEH.

MEILI
Sore hari saya akan ke Kute melihat
 matahari tenggelam, malamnya di pantai
 legian untuk berdansa .. dan paginya disini

MALEH
Sangat panoramik sekali ....
artinya menikmati hidup

MEILI tersenyum kecil ketika MALEH mulai mempersiapkan alat-alat lukisnya.

MEILI
Mau melukis apa lagi?

MALEH
Melukis wajahmu

MEILI
Buat di jual?

MALEH berpikir dan menggelengkan kepala.

MALEH
Untuk koleksi lukisanku di studio

MEILI
Wow ... !

MALEH menyingkapkan rambut MEILI

MALEH
Sorry ... !

MALEH memulai melukis setelah mengatur kacamata minus berkali-kali. Pada waktu bersamaan sebuah bola melayang menghantam cat minyak yang tumpah mengenai kanvas-kanvas  yang sudah jadi lukisan.

MALEH
Sial .... !!

Beberapa bocah berlarian ketakutan ketika MALEH memarahi mereka dengan ciri khas bahasa Bali.

MALEH (pada Meili)
Semua lukisanku hancur ...,
ketumpahan cat minyak ...

MEILI terenyuh melihat wajah MALEH yang nampak memelas.

MALEH
Dulu bapakku bilang “jangan jadi
seniman nanti hidupmu sengsara tidak
dihargai orang! Jangan jadi penguasa
 nanti banyak yang tertindas! Jangan jadi
 orang kaya nanti banyak yang kelaparan! “
 (memelas)Sekarang aku jadi seniman ....
tapi seniman sesat!

MEILI (bingung)
Aku sangat menghargai karyamu yang
 berkarakter,
 lain dari pada yang lain, Maleh ....

MALEH menatap MEILI tidak percaya. MEILI menganguk sambil tersenyum membuat MALEH kembali bergairah dan membereskan peralatan lukisannya di bantu MEILI.


CUT – TO

021.  EXT.  SANGEH.  PAGI     
MADE KLARA kembali menaburkan makanan kacang kearah monyet-monyet yang sebagiannya bergelayut dipundak dan kepala AKEN kemudian menyerbu makanan .

KLARA
Masih senang disini?

AKEN tertawa-tawa mengangguk lucu memperhatikan tingkah monyet.


KLARA
Mau ke Pantai Kute atau Sanur?

AKEN berpikir menggelengkan kepala.

AKEN
Kamu mau kesana?

MADE KLARA
Aku lebih suka disampingmu

AKEN
Kalau gitu aku lebih suka memandangmu
 dari pada matahari

MADE KLARA tertawa kemudian menyandarkan kepalanya dipundak AKEN manja.


CUT – TO

022.  EXT/INT.  BESHAKI – PURE .  SIANG
MADE KLARA berjalan berdampingan dengan AKEN memasuki beberapa Pure (tempat ibadah) tanpa sengaja AKEN mengambil bunga sesajen yang berada di tempat itu, maka PENJAGA langsung memaki-maki AKEN dengan bahasa dan dialog Bali sambil membanting-banting dan membuang sesajen yang berada di tempat itu dengan kemarahan yang luar biasa.

PENJAGA (translit Bhs Bali)
Orang tidak tahu aturan tidak menjaga
 kesopanan, main senaknya mengambil sesajen
 yang sudah disucikan buat para leluhur ....
 buat para Dewa, dasar sial! Jadinya
sesajen ini harus di sucikan lagi
 dari awal ... sial!

PPENJAGA menunujuk-nunjuk AKEN dan terus membnating peralatannya.

PENJAGA
Kamu telah menghina peradaban kami
 dan leluhur para Dewa!


AKEN (berbisisk pa Klara)
Kenapa orang itu marah?

MADE (menarik Aken)
Menyentuh sesajen itu bearti kamu sudah
 menghina mereka dan para leluhur para Dewa ....

AKEN
Oh ....

AKEN segera menyembah-nyembah minta maaf pada orang tersebut yang tidak berhenti membanting-banting sesajen tersebut.

AKEN
Maafkan aku para leluhur ...
 maafkan aku para Dewa... !!

MADE KLARA tersenyum dan menarik AKEN untuk berdiri dan pergi dari tempat tersebut.

MADE KLARA
Permintaan maafmu ... tidak akan
menghentikan kemarahannya ...

AKEN mengangguk sebelum melangkah pergi ujung matanya sempat memperhatikan PENJAGA tersebut yang terus marah-marah.

MADE KLARA
Maaf ... aku yang salah, seharusnya
 mengasih tahu kamu dulu sebelumnya

AKEN menarik napas dan kembali berjalan berbarengan menuju pintu gerbang yang dijagain patung-patung besar berkain warna hitam putih kotak-kotak dan bercorak bunga.


CUT – TO


023. EXT.  SEBUAH LAPANGAN ACARA NGABEN.  PAGI

Acara pembakaran mayat (Ngaben) nampak dihadiri orang-orang yang mengenakan pakaian adat serba putih, diantaranya terlihat MADE KLARA dengan khusu berada dit engah acara tersebut.  AKEN yang memperhatikan acara tersebut memperhatikan MADE KLARA dengan pandangan kagum. Tiba-tiba AKEN bersiul memnggil MADE KLARA membuat MADE KLARA melotot dan menyuruh AKEN meninggalkan tempat tersebut dengan bahasa isarat bahkwa AKEN tidak boleh berada disekitar tempat itu karena pakaian yang dikenakan AKEN tidak memenuhi sarat. Setelah sadar AKEN meraba-raba pekaian yang dikenakannya iapun bersembunyi di balik pohon menunggu KLARA.


CUT – TO

024. EXT.  DISEBUAH PINGGIR PANTAI.  SORE

MEILI dan MALEH nampak memandang jauh orang-orang yang tengah mengadakan acara pembuangan abu (mayat yang habis dibakar) dibuang ke permukaan air laut dengan berbagai sesajen berupa bunga-bunga dan lain sebagainya (adat Bali) yang masing-masing. Mereka mengenakan pakaian tradisi warna putih.

MALEH
Sudah tradisi habis dibakar abunya dibuang kelaut

MEILI
Kenapa di buang kelaut?

MALEH (mimik seius tapi bercanda)
Biar gak bikin repot serta Malaikat susah nyarinya

MEILI mendelik menatap MALEH.

MALEH
Sory .. bercanda biar kamu sedikit rilek

MEILI membenarkan posisi berdirinya sambil menatap jauh orang-orang yang tengah berupacara membuang abu.

MALEH
Menurut kepercayaan orang sini yang mayoritas
Hindu ...  air adalah sumber kehidupan
Selain mensucikan dosa yang kedua kalinya
 biar arwah tersebut mencari kehidupan lain
dialam bebas ... agar bisa mencapai nirwarna

MEILI agak berpikir meng-artikan kata-kata MALEH.

MALEH
Dan bagi rakyat Bali karma adalah nomber satu

MEILI menatap MALEH.

MALEH
Segala bentuk yang menyakitkan orang lain
akan membalik pada dirinya sendiri ... misalnya
 kamu meninggalkan kekasihmu ... maka suatu saat kamupun akan ditinggalkannya ...

MEILI seperti mengartikan kata-kata MALEH pandangannya agak menerawang. MLAEH mengalihkan pembicaraan.

MALEH
Mau melihat kesana ayo?

MEILI (menggelengkan kepala)
Harus dari awal melihatnya ...
sekarang nanggung

MALEH membenarkan kacamata sambil menggerakan kepalanya.


CUT – TO


025.  INT.  STUDIO – RUMAH MALEH.  SORE
MEILI menyapu pandang lukisan MALEH yang terpajang di studio.
INSERT: Lukisan kepala manusia berbada buaya, MEILI tertawa geli, bersamaan MALEH muncul keluar dari kamar mandi tanpa berkaca mata dan asesoris lengkap.

MALEH
Kenapa ?

MEILI (geli)
Lucu .... biasanya wajah cantik begini
 badannya ikan ... bukan buaya!

MALEH
Itulah .. katamu tadi, aku ini lain
 dari pada yang lain

MEILI (masih geli)
Kalau begini bukan Putri duyung dong
 jadinya?

MALEH
Putri buaya ... !

MEILI tertawa ngakak sambil berbalik menatap MALEH agak tercengang melihat penampilan MALEH yang terlihat agak kikuk.

MEILI
Penampilanmu?

MALEH (tersadar)
Yah ... aku lupa memakai asesorisku,
 dikamar mandi

MALEH hendak bergerak, MEILI menarik tangannya

MEILI (polos)
Penampilanmu ... bagus begini ... swerr!

MALEH (kikuk)
Enggak ... aku engak bisa seperti ini,
seperti ditelanjangi

MALEH hendak bergerak melangkah, MEILI kembali melerai dengan menariknya.

MEILI
Biarkan aku menatapmu sebentar dalam
 keadaan begini ...

MALEH salah tingkah.

MEILI
Enggak sangka ... tampangmu sangat
menarik dan mempesona

MALEH makin salah tingkah.

MEILI
Kenapa enggak begini saja penampilanmu?

MALEH
Maaf ....!

MALEH secepat kilat bergerak masuk kamar mandi. MEILI menggelengkan kepala tidak habis pikir atas pendirian MALEH. Kemudian ia kembali tertawa lagi ketika melihat sebuah lukisan dirinya yang setengahnya bleng terkena cat minyak.

MEILI (agak berteriak)
Ini lukisanku ... bleng sebelah judulnya apa?

OS   MALEH
Putri Ngintip  ... !

MEILI kembali tertawa geli, sampai memegang perut berasa pegal.


CUT – TO



026.  INT.  RUANG SANTAI – RUMAH MALEH.  SORE
MEILI masih terkekeh-kekeh ketika ia mendudukan pantatnya di kursi santai luar depan, MALEH yang membaw makanan khas BALI tersenyum-senyum.

MALEH
Senang banget sih kamu?

MEILI (agak menahan tertawa)
Habis, lukisanmu tuh banyakan anehnya
dan lucu-lucu ... ada-ada saja, bikin
 perutku sakit ... aduh .. aduh ... !

MALEH bersiap hendak menyuapkan maknannya kemulut MEILI

MEILI (masih menahan tawa)
Ada lukisan kakek-kakek genitlah,
 ada kepala naga berbuntut sapi,
ada kepala rambo bertubuh wanita seksi ...
 ada ... ada .... waduh ...
perutku gak kuat ... !

MALEH
Stop .... tertawa lagi di denda

MEILI berusaha menahan tawa akhirnya berhenti.


MALEH
Sudah tertawanya?

MEILI menganguk-ngangguk menghapus air matanya

dan dibimbingnya kemeja hidangan lalu tutup mata dibukanya.

MADE KLARA
Coba lihat apa yang ku buatkan buatmu?

AKEN menyapu pandang hidangan khas Bali yang disiapkan di meja dengan pandangan kagum.

AKEN
Luar biasa ... !

AKEN tiba-tiba mengangkat tubuh KLARA dan bergerak memangku KLARA memutari meja hidangan tersebut.

KLARA (tersipu)
Aken .... !

AKEN menatap Klara sambil mengayunkan tubuh KLARA yang tidak sengaja kaki AKEN kesandung kursi hingga hilang keseimbangan membuat tubuh KLARA terlepas dari pangkuan dan terjatuh kesakitan memegang pinggang.

KLARA
Aduh ... aduh .. !

AKEN (memburu Klara)
Klara ... !!

AKEN reflek membantu MADE KLARA memijit-mijit pinggang.

AKEN
Sorry .... !

MADE KLARA mengangguk dan berusaha bangun.AKEN membantunya mendudukan MADE KLARA bersandar di bawah kursi santai.


AKEN (mengecup tangan Klara)
Maaf ... maaf .. !!

KLARA menatap AKEN yang terus mengecup tangannya.


CUT – TO

028.  EXT. PANTAI KUTE.  SORE
Menjelang matahari terbenam, Orang-orang bule nampak bertelanjang tertidur di pasir putih, sementara MEILI bertelanjang punggung sampai pinggang yang mengenakan kain Bali menutupi bagian tubuhnya duduk dibebatuan tengah di lukis MALEH yang mencari-cari sudut terbaik untuk penggambaran, ia tidak mengetahui ada seorang BULE tengah bersantai di dekatnya sehingga MALEH menginjaknya. BULE bangun marah-marah dan mendorong tubuh MALEH hingga tersungkur jatuh.

BULE
Hoperdom maseh ... !!


MALEH
I’m sorry ... Madem !!

MALEH bangkit berdiri kebingungan, kanvasnya nampak kotor terkena pasir.

MEILI (sambil cekikikan)
Gagal lagi yah?

MALEH menengok ke arah MEILI agak mencibir menggoyangkan kepala dan tangannya, MEILI meraih kemeja keatasan menyelimuti tubuhnya.

MEILI
Aku tidak mau dilukis lagi

MALEH menghempaskan napas kemudian menghampiri MEILI membantu mengancingkan kemejanya. Matahari hendak tenggelam, dihiasi beberapa pemain selancar bermain di tengah ombak. MALEH menyandarkan kepalanya di kaki MEILI sambil menatap MEILI yang tengah menatap matahari tenggelam.

MALEH
Aku lebih suka menatap wajahmu ...
 dari pada matahari

MEILI (terpana)
Ini adalah keajaiban ...

MALEH memincingkan matanya ikut memandang matahari yang seperti tenggelam ke ujung laut.


CUT – TO

029.  EXT.  TRUNYAN.  PAGI
INSERT: Beberapa mayat yang sudah meninggal nampak disenderkan.
AKEN sengaja bersembunyi dibalik mayat-mayat tersebut, maka ketika MADE KLARA keluar dari kamar mandi mencari AKEN, AKEN langsung berdiri menakuti MADE KLARA.

AKEN (tertawa berbahak)
Wuahah ... haha .. haha .. hahah !!!

MADE kaget dan terjatuh pingsan. AKEN terpaksa menggendong menjauh dari tempat mayat-mayat melewati pintu gerbang. Tidak berapa lama MADE KLARA tersadar memeluk AKEN. 

AKEN
Maaf aku telah membuatmu pingsan

AKEN memberi minum pada MADE KLARA yang menenangkan dirinya. Setelah agak tenang AKEN mengajaknya kembali berjalan bergandengan.

AKEN
Kenapa mayat-mayat itu tidak dibakar
 seperti biasa, apakah mereka itu
 tidak punya biaya?

MADE KLARA (tersenyum)
Sudah tradisi ... memang begitu adanya

AKEN mengangguk mengerti.

MADE KLARA (manja)
Jangan bikin aku kaget lagi!

AKEN kembali mengangguk kemudian bergerak cepat menggendong MADE KLARA yang langsung menyetopnya.

MADE KLARA
Sorry ... aku takut jatuh lagi ...

AKEN menurunkan KLARA yang terjatuh lagi karena kesandung batu.


CUT – TO

030.  EXT / INT.  PANTAI LEGIAN.  MALAM
ESTABLISH
Suasana pantai Legian di waktu malam yang penuh dengan hiburan malam dari musik live, karoke, disko dan lain sebagainya yang umumnya berada di tempat terbuka.

MEILI nampak tengah berdisko menemani MALEH yang gerakannya seperti kuda liar baru keluar dari kandang, memutar, menendang, berjongkok dan meloncat, tidak perduli orang-orang yang tengah asik berdisko menyingkir ketakutan.

Sebaliknya MEILI merasa lebih terhibur dengan gaya MELAH yang membuatnya tertawa terpingkal-pingkal lalu bertepuk tangan membuat MALEH semakin bergairah dan merubah gayanya seperti cacing kepanasan.

Tawa MEILI semakin ngakak dan nampak bahagia, hingga orang-orang yang tadinya risih menjadi bersorak-sorak menyemangati gerakan MALEH sambil bertepuk.

ORANG – ORANG
Yeah ... Yeah !! yup ... Yeah .. !!!
 Yeah .... !!Okey ... yaeh ... !!
yeah ... !! yup ... yup ... !! okey ... !!

Suasana di tempat MALEH semakin meriah dengan tepukan-tepukan, sebagian orang-orang yang datang  langsung bergabung dan mengikuti bersorak sambil bertepuk tangan.
   

CUT – T0

031.  INT.  PANTAI LEGIAN LAIN TEMPAT.  MALAM
AKEN dan MADE KLARA nampak tengah berdansa  mengikuti alunan musik slow,  sejenak mereka berhenti saling menatap melihat orang-orang berlarian ke arah lain yang lebih meriah.

AKEN
Orang-orang berlarian ketempat hiburan sana

MADE KLARA mengangguk menengok arah MEILI dan MALEH yang dirubung penuh orang

AKEN
Mungkin ada hiburan aneh ...

MADE KLARA
Mau kesana ikut melihat?

AKEN (berpikir)
Kamu?

MADE KLARA terdiam. AKEN menggoyangkan kembali gerakan kakinya.

AKEN
Aku tidak terlalu suka dengan keramaian

MADE KLARA menyandarkan kepala di dada AKEN sambil mengangguk .

MADE KLARA
Aku juga

AKEN dan MADE KLARA kembali berdansa bergaya wals mengikuti pasangan orang BULE, sehingga gerakan AKEN dan MADE KLARA terlihat lucu.


CUT – TO

032.  EXT.  TEPI PANTAI.  MALAM
MALEH dan MEILI nampak berjalan menyusuri tepi pantai dengan kaki masing-masing menendang-nendang batu koral sambil bercanda. Tiba-tiba batu koral yang ditendang MALEH melesat jauh menimpa dua orang yang tengah asik berkasih-kasihan.

INSERT orang berpacaran tertimpa batu koral meraba kepalanya.

COWOK
Siapa yang melempar kepalaku

ORANG tersebut mencari-cari. MALEH dan MEILI serentak berbalik memutar langkah dan berjalan bergandengan sambil menahan tawa. Setelah cukup jauh MEILI tidak tahan mengeluarkan tawanya. 


CUT – TO

033. INT. KAMAR VIP HOTEL BERBINTANG.  MALAM  
AKEN dan MEILI berbaring di tempat tidur saling membelakangi, pandangan keduanya nampak menerawang dengan bibir mengulum senyum penuh arti. Ketika mereka berbalik dan bersentuhan, keduanya saling menghindar masing-masing mendekap bantal lalu tertidur dengan mengulum senyum.

DISOLLVE

MEILI mendengar AKEN mengigau menyebut-nyebut nama Klara ia memperhatikan suaminya dengan cemberut.

AKEN
Oh .. Klara ... maafkan aku yah ...
oh Klara kamu membuat hidupku
lebih bergairah, Oh .. Klara .. Klara !!

MEILI langsung menyikut AKEN dengan tangannya, AKEN berhenti mengigau, MEILI berpikir merenung kemudian tertidur lagi.

Tidak berapa lama AKEN masuk kamar mandi dan keluar lagi ia mendengar MEILI mengigau menyebut-nyebut nama Maleh sambil tertawa-tawa.

MEILI (tertawa-tawa geli)
Kamu itu lucu Maleh.... sekali ...
 wajahmu itu sebenarnya ganteng ... swer
 .... hahah .. haha .. hahhah !! ayo ..
kita kesana ... cepat ... haha ..
hahah ... Maleh ... Maleh !!

AKEN berpikir, kemudian membangunkan MEILI.

MEILI (terbangun)
Ada apa?

AKEN
Pacarmu namanya Maleh yah?

MEILI (mengkerut)
Pacarmu juga namanya Klara kan?

MEILI kembali berbaring membelakangi AKEN yang penasaran.

AKEN
Kelihatannya hubunganmu sudah jauh ... !!


MEILI (cuek)
Hubunganmu juga sama ....

AKEN terdiam bingung.


CUT – TO




034.  INT. RUANG SANTAI RUMAH KLARA. SORE    
MADE KLARA yang tengah menyedot rokok dari tangan AKEN dan menggelendotinya mesra, heran   melihat AKEN tiba-tiba diam seperti merenung.

KLARA (membelai wajah Aken)
Hey ....

AKEN tersenyum menatap MADE KLARA yang kemudian memejamkan mata sambil menengadahkan bibir bergaya minta dicium.

Ketika bibir KLARA hendak lebih mendekat kebibir AKEN. AKEN reflek menempelkan tangannya di bibir MADE KLARA membuat MADE KLARA bingung lalu melepaskan diri dari pangkuan AKEN yang tidak merubah posisi duduknya.


KLARA (heran)
Kenapa sih?

AKEN (tersadar)
Enggak apa-apa

MADE KLARA tersenyum hendak kembali bergelendot, AKEN bangkit berdiri.

AKEN (tiba-tiba)
Ayo katanya mau ke Galeri beli lukisan penari

MADE KLARA mengangguk dan memeluk AKEN.

MADE KLARA
Iyah ... hampir lupa untung kamu ngingatin

Mengerlingkan pandangan ke ruangan sekitar.

MADE KLARA
Bagus kan untuk pajangan disini?

AKEN mengangguk, MADE KLARA mengecup pipi AKEN


CUT – TO

035.  INT.  RUANG STUDIO RUMAH MALEH. SORE
MEILI yang tengah memperhatikan lukisan seorang penari (wajah Made Klara) hanya tersenyum kecil ketika MALEH mencocokan asesoris bando yang hendak dikenakannya (memamerkan pada Meili).

MALEH (menggoyangkan kepalanya)
Kalau yang ini bagus?!

MEILI menggeleng kecil. MALEH kembali ke belakang terhalang lukisan.

MALEH (pakai bando lain rambutnya diikat)
Yang ini gimana, kebesaran?

MEILI mengangguk. MALEH ke belakang lagi yang akhirnya memakai bando berwarna-warna tanpa dipamerkan pada MEILI.

MALEH (bergumam)
Pikiranmu lagi engak ada disini ...
 percuma aku nanyain sama kamu juga

MALEH bergerak kebelakang MEILI mengelilingi beberapa lukisan. Pandangan MEILI masih terpokus pada lukisan Made Klara.

MALEH (dibelakng Meili)
Mudah-mudahan lukisan ini bisa terjual

MEILI tidak menjawab. Tiba-tiba MALEH memeluk pundaknya sekaligus mengecupnya membuat MEILI kaget langsung menghindar.

MALEH (mengerling pada lukisan)
Gimana menurutmu?

MEILI (gagap)
Bagus ... bagus!

MALEH tertawa kecil lalu menurunkan lukisan tersebut.


MALEH
Dua tahun yang lalu aku menonton
pertunjukan tari..... dan penari yang
 kulukis ini sangat anggun gerakannya
yang lentur mempesona saat di panggung
pertunjukan ... hingga aku terinsfirasi ...!
 dan bisa membayangkan setiap gerakannya
ketika aku melukis


MALEH membersihkan lukisan tersebut.


MALEH
Ketika habis menari aku mencoba mencarinya,
 eh tidak aku temukan wajah yang seperti
 penari tersebut, dia hilang dari khayalanku


MALEH tersenyum sendiri dan kembali menatap lukisan tersebut.

MALEH (agak sedih)
Selamat tinggal kekasih dalam khayalan ....



CUT – TO

036.  INT.  SEBUAH GALERI ART.  MALAM
AKEN dan MADE KLARA nampak tengah meneliti beberapa lukisan penari yang terpampang di Galeri.

MADE KLARA
Kok ... enggak ada yang cocok
 untuk di beli yah?

AKEN
Coba nyari lagi ketoko sebelah

KLARA
Sebentar ...

KLARA melihat-lihat lukisan yang berbentuk kecil sambil menarik pinggang AKEN.

MADE KLARA
Ini bagus enggak?

AKEN (tersenyum)
Aku tidak terlalu tahu tentang lukisan

MADE KLARA mengangguk dan melingkarkan tangannya di pinggang AKEN hendak pergi, tiba-tiba langkah MADE KLARA terhenti ketika MALEH membawa lukisan dirinya.

MALEH (pada kasir)
Aku mau menjual lukisan ini

KASIR dan yang punya galeri bernama WAYAN saling pandang meneliti lukisan tersebut kurang suka.

MALEH
Kalian tidak menyukainya?

WAYAN hendak pergi menenteng lukisan. MADE KLARA menghadangnya.

MADE KLARA
Saya akan beli lukisan ini

MALEH menatap KLARA dari ujung kaki sampai rambut.

MALEH (menyelidik)
Wajahmu mirip lukisan ini

MADE KLARA tersenyum.

MALEH
Perduli setan ... mau seperti siapa
lukisan ini berani bayar berapa?

MADE KLARA menarik pinggang AKEN yang masih memperhatikan beberapa lukisan.

MADE KLARA
Maunya berapa?

MALEH menarik tangan MEILI yang tengah melihat-lihat asesoris.


MALEH (pada MEILI)
Menurutmu berapa aku harus menjualnya

MEILI kaget ketika melihat AKEN digandeng MADE KLARA begitupun juga AKEN kaget melihat MEILI berada disamping MALEH.

MALEH (melingkarkan tanganya dipundak Meili)
Cewek ini mau beli lukisanku
 berapa menurutmu?!

MADLE KLARA nampak mulai bergelendot manja kepundak AKEN yang terdiam bingung serba salah. MEILI menahan kecemburuannya lalu melingkarkan tangannya ke pinggang MALEH yang langsung bergelendot manja. Melihat demikian AKEN membelalak tapi ditahannya.

MADE KLARA (pada Maleh)
Berapa mau dilepas?

MEILI (agak galak)
Berani bayar berapa?!

MADE KLARA (menatap Aken manja)
Yang ... berani beli berapa duit

AKEN serba salah ia mencoba melepaskan gelendotan MADE KLARA yang terus bergelendot.


MADE KLARA
Ayo .. dong kan katanya kamu mau
 ngasih hadiah lukisan buatku

AKEN (gagap)
Hmh .. hmh ... say ..
saya tidak tahu harga lukisan

MEILI (menantang)
Berani keluarin uang berapa pacarmu
 itu untuk membeli lukisan ini?

MALEH mengangguk-ngangguk sambil menyandarkan kepalanya hampir mengenai dada MEILI, membuat AKEN membelalakan matanya.

MEILI (pada Aken setengah marah)
Berapa?

AKEN (tertantang juga)
Beraninya berapa?

MADE KLARA mulai tersenyum senang melepaskan gelendotannya. MEILI merasa risih juga digelendotin MALEH ia maju kearah lukisan diikuti AKEN.

MEILI
Ada uang berapa?

AKEN
Banyak!

MEILI (marah)
Keluarin semuanya buat beli lukisan ini

AKEN
Yang punya lukisan ini siapa?

MALEH (menonjolkan dada)
Aku ...

MAILI
Yang mau beli lukisan ini siapa

MADE KLARA (maju)
Aku

AKEN dan MEILI saling pandang.


MALEH
Aku jual 10 juta

MEILI (sewot)
Kemurahan ... aku juga berani beli
 kalau cuma segitu !

MALEH dan MADE KLARA jadi bingung.

AKEN (tiba-tiba)
15 juta!

MEILI (menatap tajam)
20 juta ...

AKEN
22 setengah juta

MEILI
22 sembilan ratus juta

AKEN
23 juta

MEILI
25 juta

MALEH nampak terperangah senang lukisannya ditawar mahal, sementara MADE KLARA tersenyum bangga.

AKEN (kesal)
26 juta stop

MEILI
26 setengah juta stop!

WAYAN menghampiri lukisan tersebut dan mengamankan suasana.


WAYAN
Baiklah ... saya sanggup membayar
 lukisan ini 30 juta bagaimana?

MALEH senang setengah bersorak menyetujui

MALEH
Yeah ... saya setuju !!

MEILI dan AKEN saling pandang kesal, sementata MADE KLARA merengek pada AKEN.

MADE KLARA (merajuk)
Gimana kita harus membelinya diatas 30 juta

AKEN mnggelengkan kepala dan berlalu dari ruang tersebut. KLARA mengejarnya sambil merajuk.

KLARA
Aduh .. sayang ... enggak jadi beli yah?

MEILI menatap kepergian KLARA yang mengejar AKEN, sementara MALEH sibuk mengurus pembayaran.



CUT – TO


037. EXT. DAERAH PERTOKOAN / GALERI. MALAM

MADE KLARA mengejar AKEN menyetop langkahnya

MADE KLARA
Aken ... !

AKEN (marah-marah)
Wanita itu benar—benar sinting!
Membuat aku enggak waras!

MADE KLARA
Lukisan yang dijualnya adalah diriku
waktu aku menari di pentas

AKEN berpikir menatap Klara.

AKEN
Kamu benar-benar ingin membelinya?

KLARA mengangguk manja dan mulai bergelendot.

AKEN
Aku tidak mau membelikannya karena
perempuan sinting itu .. ia bersekongkol
 dengan pacarnya untuk mengecohkan aku ....
 masa lukisan jelek begitu jatuhnya
mahal banget!

KLARA
Tapi kan itu aku

AKEN
Biar... kalau mau kita memesan langsung
 ke yang lebih frofesianal ... pelukisnya
bukan amatiran ... pasti kamu lebih cantik
dari pada lukisan tadi

KLARA
Aku inginya lukisan yang tadi ... sayang

AKEN menatap KLARA agak kesal.

AKEN
Kalau begitu ... kasih aku waktu
 untuk memikirkannya

AKEN bergerak melangkah meninggakan KLARA yang kebingungan, lalu kembali menyusul AKEN.



CUT – TO

038. JALANAN PERTOKOAN / GALERI. MALAM

MALEH nampak senang diekspresikannya lewat gerakan bergoyang sambil berjalan, sebentar-bentar melihat cek.

MALEH
Terima kasih kamu telah ... menaikan harga
 lukisanku hingga berlipat ganda hargganya

MEILI
Habis aku sebel sama laki-laki itu ...
 kelihatannya sombong banget! sok kayak !
sok berduit!! Sok pengen dihargai ceweknya ... padahal apa sih kelebihan cewek itu?!

MALEH (tertawa)
Mungkin menurut dia takut kehilangan ceweknya, makanya ia bersemangat sekali untuk
 mendapatkan lukisanku demi cintanya
 pada cewek itu

MEILI menghentikan langkah terdiam. MALEH ikut berhenti menatap MEILI.

MALEH (menghibur)
Aku juga lebih mencintaimu dari pada
cinta laki-laki terhadap cewek itu ...
ayo... aku ingin merayakan kesenangan ini
 bersamamu ....

MEILI menatap hampa.

MALEH
Aku akan mengajakmu berdansa sampai pagi dengan berpindah-pindah tempat

MEILI (tiba-tiba)
Sepertinya aku harus pulang ke hotel dulu


MALEH (kaget)
Apa?!

MEILI (beralasan)
Orang tuaku akan menelponku malam ini... maaf

MEILI bergerak melangkah mendahului MALEH.


CUT – TO

039. INT, KAMAR VIP HOTEL BERBINTANG.  MALAM
MEILI yang sengaja menunggu kepulangan AKEN langsung berdiri ketika AKEN muncul di pintu dan menutupnya.

MEILI
Oh ... cewek itu rupanya yang sangat
 diimpikanmu setiap malam sampai
 ngigau-ngigau menyebut namanya?!

AKEN
Eh ... memang kamu enggak mengigau
 juga memanggil namanya apa?!

MEILI (tidak mau kalah)
Cewekmu itu tampang pemorot,
 apa enggak takut?!


AKEN
Emangnya ... tampang cowokmu itu
 ganteng apa?! Suruh mandi dululah kalau
 mau keluar rumah bikin malu?!

MEILI
Apa cewekmu itu cantik apa?!

AKEN
Masih lumayan di banding cowok dekilmu itu?!

MEILI
Eh ... begitu-begitu juga punya
perasaan enggak kayak kamu?!

AKEN
Biar punya perasaan kalau tampang
 memalukan ngapain?!

MEILI (mengerling kearah kepala botaknya Aken)
Apa kamu merasa ganteng apa ... coba bercermin dan lihat gundulmu itu

AKEN
Wowh ... biar palaku botak gini ... toh kamu yang ngejar – ngejar aku untuk dijadikan istri ...

MEILI terdiam bingung
Apa? Gak salah dengar aku

AKEN
Iyah ... katamu aku ini persis wajah bapakmu yang sudah lama meninggalkanmu ....

MEILI terdiam bingung agak berkaca-kaca.

AKEN
Maafkan aku kalau menyinggungmu

AKEN menangkap tangan MEILI yang langsung mengibaskannya sesaat saling diam.

AKEN
Siapa coba yang memulai?!

MEILI
Yah ... kamu?!

AKEN
Kamu dong yang tidak pernah mau mengalah

MEILI (sewot)
Jelas kamu .. yang tidak pernah pengertian
Tahu akan begini ngapain punya suami meningan
Meneruskan kuliahku sampai sarjana

AKEN
Salah sendiri ... aku sih dah tamat insinyur arsitektur, makanya aku lebih suka melihat
Bangunnan-bangunan artistik dari pada matahari

MEILI (tidak mau kalah)
Yah .. benar karena aku bukan insinyur dan bidangku pariwisata ... makanya sampai kapanpun kita tidak akan satu pemikiran

AKEN
Mungkin pikriranmu bisa disatukan dengan seniman sesatmu itu

MEILI (kesal)
Biar seniman sesat tapi berhati emas dari pada
cewek murahan

AKEN
Biar ... terlihat murahan tapi pandai memasak


MEILI
Hmh ... !? sana pergi lagi
temuin cewekmu itu

MEILI membantingkan tubuhnya ke atas kasur dan menutupi kupingnya dengan bantal.

AKEN
Enggak usah disuruh kalau mau
 tinggal datang

AKEN bergerak kekamar mandi. Saat bersamaan telpon berdering, MEILI segera mengangkat begitupun AKEN mengangkatnya dari kamar mandi. Maka terdengar suara Klara.

OS MADE KLARA
Halo sayang ...

AKEN
Hey ...

OS MADE KLARA
Kenapa pulang cepat-cepat marah yah ...

AKEN
Enggak ....

OS MADE KLARA
Besok aku tunggu yah di tempat
 biasa di sanggar

AKEN
Yah ...

AKEN menutup telepon bersamaan dengan MEILI yang kembali membaringkan tubuhnya diatas kasur, tiba-tiba terdengar lagi telpeon berderin., MEILI dan AKEN sama-sama mengangkat. Terdengar suara Maleh.


OS   MALEH
Halo .. Mei ..?

MEILI
Hay ... say?

OS  MALEH
Besok aku tunggu di pantai sanur
 melihat sunrice

MEILI
Yah ...

OS  MALEH
Kamu dah mau istirahat yah ... say

MEILI
Iyah ... ngantuk

OS  MALEH
Aku disni sendirian lo ... ingat kamu

MEILI
Besok aja kita ketemu .. dah !

MEILI menutup telepon begitu juga AKEN yang mengangguk-angguk punya rencana sendiri.


CUT – TO




040. INT.  KAMAR VIP HOTEL BERBINTANG. SUBUH
AKEN sudah bangun ketika MEILI menggelikat hendak bangun.

AKEN
Ibumu menelpon katanya kamu jangan
 kemana-mana ia mau nelpon lagi sekarang

MEILI menatap AKEN tidak percaya.

AKEN (meyakinkan)
Katanya bapakmu masuk rumah sakit

MEILI membelalak bingung, AKEN tersenyum menutup wajahnya dengan majalah lokomotip.


CUT – TO


041. EXT. PANTAI SANUR.  FAJAR
Fajar mulai menyingsing. MALEH nampak gelisah menunggu Meili tidak muncul-muncul. Tiba-tiba AKEN duduk di sampingnya dan menegur.

AKEN
Halo ... kawan, kita ketemu lagi

MALEH (menoleh)
Hay ....

AKEN
Mana pacarmu yang kemarin?

MALEH menggoyangkan kepala mengatur posisi duduknya.

MALEH
Enggak tahu biasanya dia berada disini
 untuk melihat fajar menyingsing

AKEN (memancing)
Mungkin punya cowok baru ..
ia lupa sama kamu


MALEH (membela)
Engak mungkin ... dia itu
 sangat membutuhkan aku

AKEN (terkesiap)
Owh ... yah?

MALEH
Yah ... katanya dia sangat kesepian
 selama disini, cowoknya yang pergi
 kesini sama-sama meningalkannya
setelah mendapat cewek lain

AKEN
Uh .. kasihan sekali ....
masa cewek secakep dia ditinggalin
 cowoknya?

MALEH
Iyah, kurang ajar sekali tuh
laki-laki masa tega membiarkannya
dalam kesendirian di Negri orang!
 Apa yang mau di carinya?!

AKEN merasa tersindir, pura-pura menatap para terbang layang yang ditarik motor boat di atas uadara.

AKEN
Apa cewekmu itu sangat menggairahkan?!

MALEH
Ohw ... sangat menggairahkan sekali

AKEN terkesiap di dera rasa cemburu

MALEH
Tapi ... aku salut sama cewekku itu,
 mungkin memang back groundnya
 wanita baik-baik

AKEN menatap MALEH penasaran.


MALEH
Tidak pernah mau aku sentuh ...
aku ingin melamarnya jadi istriku
kalau dia bersedia ...

AKEN
Apa dia bersedia jadi istrimu?

MALEH (putus asa)
Selama ini hubungan kami wajar-wajar saja,
 belum berani memancingnya ke arah sana ...
 karena ia wanita yang introvert

AKEN menarik napas panjang.


CUT – TO

042. EXT.  SEKITAR SANGGAR TARI.  PAGI
MEILI nampak tengah duduk disamping MADE KLARA.

MADE KLARA
Aku kayaknya ... benar-benar prustrasi
 kalau sampai Akenku pergi dari sisiku

MEILI menatap MADE KLARA dengan rasa ingin tahu.

MADE KLARA
Hidupku dari dulu sebatang kara,
 semenjak orang tuaku berpisah dan
 masing-masing punya pasangan ... serta
mempunyai keturunan ... hingga mereka
tidak memperdulikan aku lagi
karena mereka dulunya sangat mengharapkan
anak laki-laki ... makanya namaku
Made .. bukan Wayan

MEILI nampak terhanyut akan kisah MADE KLARA.


MADE KLARA
Dari kecil aku di panti asuhan ...
 orang tua angkatkupun sudah tiada
sejak umurku 11 tahun..., setelah itu
hidupku hanya mengikuti langkah kakiku ...
 tidak tahu mau melangkah kemana?!

Air mata MADE KLARA menitik dipipi, MEILI ikut melinangkan air mata.

MADE KLARA
Dan ... aku bertemu Aken ... seakan
 hidupku akan terjamin, harapanku
satu-satunya hanya Aken biarpun
pertemuan kami baru kemarin ...
tapi aku sangat takut kehilangannya,
ia begitu membuat aku merasa terlindung
 dari berbagai persoalan

MEILI menarik napas dan mengatur napasnya.

MEILI
Apa pacar barumu itu Aken pernah
 bilang mau menikahimu

MADE KLARA menggelengkan kepala putus asa.

MADE KLARA
Ia sangat menghargai wanita ...
 sering aku merayunya, tapi ia selalu
 menghindar katanya wanita harus
 dihormati bukan di nodai

MEILI
Bagus sekali ...

MADE KALRA
Iyah ... karena katanya ia selalu
 teringat ibunya kalau berhadapan
 dengan wanita

MEILI tersenyum kecil, lalu menatap KLARA yang terlihat agak gelisah.

MADE KLARA
Biasanya dia sudah datang melihat
 aku latihan ...

MADE KLARA menengok-negok kebelakang diikuti MEILI.


MADE KLARA
Aku khawatir dia marah karena
 permintaanku kemarin

MEILI
Mungkin ia ada halangan mendadak ...


MADE KLARA (mengangguk)
Mungkin ...

MADE KLARA bergerak berdiri hendak melatih menari dipandangi MEILI yang terlihat iba.


CUT – TO

043.  INT.  KAMAR VIP HOTEL BERBINTANG.  SORE
MEILI nampak membuka-buka majalah wanita. Sementara AKEN membaca lokomotip.

MEILI
Tumben enggak keluar sore hari?

AKEN menutup majalah memijit reemoot TV.

MEILI
Pacarmu marah karena enggak jadi
 di beliin lukisan

AKEN
Ih .. sorry ... dia pasti lagi
menggigil merindukan kedatanganku

MEILI
Kenapa ... enggak kamu temui kan rindu juga

AKEN
Nah ... kamu sendiri kenapa enggak
 menemui pacarmu?

MEILI
Lagi malas aja memangnya kenapa?
 Cemburu?!

AKEN
Cemburu sama cowok nyentrik begitu ...
 bukan levelnya deh ... !

MEILI
Kalau begitu ngapain dibahas?!

AKEN
Kan kamu juga yang memancing

MEILI
Yah ... kali aja namanya cewek perasaannya
 lebih halus ... kalau sudah mencintai
cowok bisa-bisa bunuh diri !

AKEN memperhatikan MEILI agak berpikir.

MEILI
Nah ... kan langsung terpikir cewekmu?

AKEN tersenyum kecil lalu mengangkat telepon memesan makanan kesukaanya.


AKEN
Sirloin stick ...
boleh minumannya seperti biasa

AKEN menutup telepon. MEILI bergerak kearah telapon dan mengangkatnya sambil bercuap.

MEILI
Emangnya ... kamu doang yang lapar?!

AKEN pura-pura cuek ujung matanya memperhatikan MEILI sambil tersenyum kecil.

AKEN (tiba-tiba)
Kamu tahu enggak yang paling saya
 benci dari kamu?

MEILI menutup segera menutup teleponnya yang sudah dipijit, ia memeperhatikan AKEN yang menatapnya.

MEILI
Apa yang kamu benci dari aku

AKEN (kembali membuka lokomotif)
Bajuku tidak pernah kamu keluarkan
 dari dalam tasku

MEILI (sinis)
Ohw ... cuma itu

AKEN tanpa bicara lagi ia meneruskan bacaannya.

MEILI (membalas)
Kamu tahu enggak apa yang ku benci dari kamu

AKEN mengangkat wajahnya menatap MEILI.

AKEN (penasaran)
Apa ?

MEILI
Tidak pernah perduli dengan sepatuku

AKEN (enteng)
Ohw ... cuma itu

MEILI
Yah ... kamupun tidak memperdulikan
keinganku selama disini

AKEN mengerutkan kening menatap MEILI. Telepon berdering. MEILI langsung mengangkat. AKEN curiga.

MEILI
Yah .. aku pesan lobstar bakar mentega,
 angsiau tahu, tim ikan patin,
 kepiting saus tiram ... yah ..
minumannya chanis tea ...

MEILI menaroh telepon.

AKEN (bingung)
Banyak banget pesananmu apa bisa habis?

MEILI (kesal)
Kalau enggak habis aku bisa
menyisakannya buat cowokku ...

AKEN yang sudah tenang menjadi terpancing, ia mengambil jaket siap pergi.

AKEN
Kalau begitu memang kita sudah
 enggak cocok Mei ...

AKEN bergerak pergi meninggalkan MEILI.


CUT – TO

044.  INT.  LOBBY HOTEL BERBINTANG.  MALAM
AKEN nampak tengah meminum minuman beralkohol sambil menikmati organ tunggal sebagai hiburan dalam lobby hotel tersebut. MEILI yang baru datang memperhatikan AKEN yang tidak memperdulikan kemunculannya.
MEILI serba salah. Rasa gengsinya tiba-tiba muncul. MEILI bergerak menyelinap ke belakang lalu duduk di kursi paling ujung sambil memperhatikan AKEN yang terus menambahkan minumannya. Tidak berapa lama kemudian AKEN berjoged-joged sendiri dan mengambil mickropon serta menyanyi sesukanya tidak singkron dengan musik yang dimainkan Pemain organ.

AKEN
I love you baby ... i love you baby .. !!

MEILI melirik-lirik kekiri dan kekanan tidak ada tamu lain di lobby tersebut, lalu ia berlari meningalkan AKEN yang naik ke podium berjoget-joget sambil sesekali ikut memijit tut organ.


CUT – TO

045.  INT.  KAMAR VIP HOTEL BERBINTANG.  MALAM
MEILI nampak melinangkan air mata memperhatikan AKEN yang tidur menyungkur di sofa dengan posisi menungging lalu MEILI menghampiri AKEN hendak membangunkannya, tapi dibatalkannya kemudian ia kembali berbaring pandangannya menatap langit-langit.


DISSOLLVE

046.  INT. DEPAN KAMAR VIP HOTEL BERBINTANG.  PAGI 
MALEH dan MADE KLARA hampir berbarengan keluar lift bergerak di lorong hotel dan saling pandang ketika berhenti di kamar 117 (Maleh sempat memikirkan wajah Made Klara lukisannya)

MALEH (berpikir)
Apa kamu ...?

MADE LAKSMI mentap MALEH
Kamu apa?

MALEH (membatalkan nikatnya)
Enggak .. aku cuma (mengalihkan perhatian)  mau ketemu kekasihku Meili ... kamu?

MADE KLARA
Aken ...

MALEH dan MADE KLARA sama-sama memijit bell.


CUT – TO


047. INT. KAMAR VIP HOTEL BERBINTANG. PAGI
Pintu terbuka MEILI muncul di pintu dan tercengang.

MEILI
Maleh ... Laksmi ... ! ayo masuk ...!

Tidak berapa lama AKEN baru yang selesai dari mandi ikut tercengang memperhatikan kedatangan MADE KLARA dan MALEH yang juga tercengang.

MALEH (bingung)
Kalian berdua?

AKEN (mencari jawaban tepat)
Adek kakak ... hampir kembar

MALEH
Oh ... pantas wajah kalian kayak pinang dibelah dua

AKEN
Yah .. banyak yang mengatakannya begitu

MALEH menarik napas tenang begitupun dengan MADE KLARA. Sementara AKEN dan MEILI nampak serba salah lalu AKEN membagi dua pandangan antara KLARA dan MALEH.


AKEN
Kalian berdua ...

MADE KLARA (manja)
Ketemu dibawah ....

AKEN, MEILI, MADE KLARA dan MALEH sama-sama duduk di ruang santai.

AKEN
Mau makan ... minum?

KLARA
Enggak ... saya hanya kangen ... !

MADE KLARA menggeser posisi duduknya mendekati AKEN yang langsung beranjak kebingungan, sementara MEILI tidak bisa bicara apa-apa.

AKEN
Sebentar ... belum gosok gigi

AKEN bergerak kedalam kamar mandi lalu mondar mandir untuk menenangkan diri.

MALEH (pada Meili)
Mei ... !

MALEH menangkap tanagn MEILI yang agak membelalak kikuk. Tidak berapa lama muncul AKEN sudah terlihat agak tenang.

MALEH
Kalian ... adek kakak benar-benar kompak!
 saling menyelidiki untuk memilih pasangan
 yang terbaik buat saudaranya

AKEN tersenyum menutupi kekakuan.

AKEN
Yah ... orang tua kami mengajarkannya
 demikian dari kecil, hingga sudah besar
 jadi susah dipisahkan.

MADE KLARA memperhatikan AKEN dengan pandangan penuh cinta.

AKEN (pada Meili)
Benar kan Mei?

MEILI agak tegang ia mengangguk-anggukan kepala.

MADE KLARA (pada Aken)
Antar dong ke kamar mandi?

AKEN (bingung)
Mau kekamar mandi?

MADE KLARA tersenyum simpul sambil mengangguk lalu menarik tangan AKEN.

MADE KLARA (manja)
Ayo .. dong sayang ... sini

MEILI nampak membelalak untuk mencoba menahan kecemburuannya. Tiba-tiba tangan MALEH meremas jemarinya. MEILI tambah tegang.

MALEH
Mei .. aku merindukanmu ...

MEILI tidak menjawab, ujung matanya melirik kearah AKEN dan MADE KLARA yang bergerak ke dalam.

MALEH (mendekat)
Mei ...?!

MEILI terhentak bangun.

MEILI (tiba-tiba)
Jangan menyentuhku lagi?!

MALEH melongo kaget melihat MEILI bergerak menemui AKEN yang tengah di gelendoti MADE KLARA.

MEILI (emosi memuncak)
Pergi ... pergi! Perempuan jalang ... !!

MADE KLARA kaget, MEILI menyeretnya kepintu.

MEILI
Jangan datang .. datang lagi kemari!!

MADE KLARA bengong pandangannya hampir tidak berkedip. MEILI membanting pintu menutupnya.

MADE KLARA
Aken ... !!

AKEN
Klara ...

MEILI menghalangi AKEN yang hendak membuka pintu membuat AKEN menghentakan tubuh MEILI hingga terjatuh. AKEN membuka pintu sambil berteriak memanggil nama KLARA.

AKEN (mengejar Klara)
Klara .... !!

MEILI terduduk dekat pintu. MALEH menghampiri dan membangunkannya.


MALEH
Mei ...

MALEH mengibas-ngibaskan tangannya depan wajah MEILI yang menatap kedepan tidak berkedip, lalu MALEH membimbing KLARA dan mendudukannya di sofa serta memberinya minuman air putih. Sesudah tenang MALEH menegur MEILI.

MALEH
Mei ... ?!

MEILI menatap MALEH yang tersenyum manis kearahnya.

MALEH
Ayo tertawa sayang ... atau tersenyumlah
seperti kemarin .. ayo ...

MEILI menggelengkan kepala. MALEH memegang tangan MEILI yang langsung memberontak.

MEILI
Jangan berani menyentuhku lagi ..
aku bukan pacarmu!

MALEH (bingung)
Mei ... kamu marah kenapa?!
MEILI menarik napas menenangkan diri

MEILI (menegaskan)
Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa!

MALEH (kaget)
Mei .. ?!

MEILI bergerak berdiri dan membuka pintu

MEILI
Silahkan ...

MEILI menyuruh MALEH keluar dari kamarnya.

MALEH (belum mengerti)
Apa salahku ... hingga membuat kamu seperti ini?

MEILI
Keluar dari kamarku

MALEH menggelengkan kepala.

MALEH
Aku tidak mau keluar sebelum tahu
 kesalahan ku padamu Mei

MEILI menarik napas panjang.

MALEH (hendak menangis)
Selama ini saya selalu ingin membuatmu
 bahagia Mei, walau bagaimana saya
 tidak mau putus denganmu Mei

MEILI membelalak.

MALEH (menangis)
Kalau aku salah aku minta maaf,
 tapi beri aku kesempatan ... sekali saja !

MALEH setengah merengek dan tersungkur di bawah kaki MEILI.

MALEH
Sekali saja ... !!

MEILI beranjak melangkah.

MEILI
Maafkan aku Maleh ..

MALEH mendongakan kepalanya seperti punya harapan.

MALEH
Saya maafkan .. semuanya Mei

MEILI
Selama ini aku membohongimu

MALEH
Akan saya mafkan kebohonganmu .. yang
penting jangan putuskan aku Mei ...

MEILI berbalik menatap MALEH yang juga menatapnya dalam posisi seperti menyembah.

MEILI
Sebenarnya ... Aken adalah suamiku dan
aku adalah istri Aken ...

MALEH
Jadi kalian bukan kembar ?

MEILI mengangguk MALEH membelalak, tidak percaya perkataan MEILI.

MEILI (menegaskan lebih tegas)
Kami sebenarnya baru menikah...
rencananya mau berbulan madu
 datang ke sini ...

Kelopak mata MEILI berkaca-kaca.

MEILI (bergetar)
Tapi gagal

Mendengar penjelasan demikian, MALEH segera berdiri membusungkan dada.

MALEH (menghilangkan rasa gengsi)
Sebenarnya dari awal aku sudah curiga ...

MALEH membusungkan dada.
MALEH (tegas)
permisi

MALEH melengoskan wajahnya sambil ditegakkan dan bergerak pergi meninggalkan ruang kamar.


CUT – TO

048. INT. MENUJU LIFT – HOTEL BERBINTANG.  PAGI
MEILI menutup pintu kamar, MALEH bergerak menuju lift, tiba-tiba ia menangis sejadi-jadinya disaat pintu lift terbuka, AKEN keluar dari lift terheran-heran melihat MALEH.

AKEN
Mana Meili ...?

MALEH (sambil menagis)
Kalian telah membohongi aku ... bohong .. !!

MALEH bergerak masuk lift sambil menangis. AKEN menarik napas. AKEN mengetuk-ngetuk pintu sambil memijit-mijit bell pintu kamar yang tidak dibukakan dari dalam.  AKEN jadi uring-uringan lalu ia beranjak pergi dengan mengepalkan tinjunya ke dinding hotel dan tangannya kesakitan.


CUT – TO

049.  INT.  RUANG STUDIO RUMAH MALEH.  SIANG
MEILI memperhatikan lukisan dirinya sudah di coret-coret dengan cat minyak warna hitam dan merah.

MALEH
Hitam adalah kegelapan ... merah artinya
berdarah-darah ... jadi hidupku
sudah gelap dan hatiku berdarah-darah
seperti motonya Jhon De Rantau gara-gara
ditolak cintanya

MEILI terdiam sesaat,

MEILI
Aku disini hanyalah sebagai turis
yang tersesat tidak tahu jalan ... dan
 kamu telah menunjukkan aku jalan

MALEH menatap MEILI sesaat lalu pandnagannya menerawang dan bergerak mengelilingi lukisan.

MALEH
Hidupku seperti telah berakhir ...
tidak termotifasi lagi ... tidak punya
 sfirit ... keluargaku telah membuangku
 karena kenyentrikanku yang tidak mau
terbelenggu dengan tata rama, adat istiadat, kesopanan dan sebagainya ... aku merasa
 bebas hidup begini

MALEH muncul dari samping lukisan bergerak mendekati MEILI untuk meyakinkan dirinya.

MALEH
Yah ... kehidupan ini ku buat nyentrik
 seperti penampilanku yang nyentrik ....

MALEH bergerak ke kanvas yang masih kosong dan merenung disana

MEILI (tiba-tiba)
Ada seorang model ... yang mempertanyakan
hasil lukisannya ...

MALEH menoleh berpikir keras.

MEILI
Made ... Made Klara ... yang
lukisannya kamu jual di Galeri ...

MALEH (baru ingat)
Ohw ...

MEILI
Penari yang kamu lukis itu adalah wanita
yang hendak membeli lukisanmu

MALEH (bingung)
Yang sama suamimu?

MEILI
Iyah ... dia adalah modelmu waktu menari, kehidupannya persis kehidupanmu, tapi
ia merasakan kebahagiaannya ketika
ia menggerakan tariannya, sama sepertimu,
 tapi kamu tidak mengenal wajah aslinya

MALEH terperangah baru sadar.

MALEH
Panggilan Klara ... Made Klara
 (antusias) dimana dia?

MEILI
Mungkin saat ini dia lagi berada disanggar

MALEH mengangguk mengacungkan jempolnya, lalu dengan bersemangat MALEH melingkarkan bando dijidatnya dan menggoyang-goyangkan kepala mempersiapkan berbagai alat lukis. MEILI tersenyum senang.


CUT – TO

050.  INT.  SANGGAR TARI.  SIANG
MADE LASMI nampak meliuk-liukan badannya menumpahkan rasa sedih serta kekecewaan hatinya lewat tarian (angkara murka – atau tarian dursasana)

MALEH yang baru datang dengan perlengkapan lukisnya sangat terpesona melihatnya.

MALEH
Yah ... ini bukan khayalan, engkau benar-benar ada dan menari depan mataku .... ya Tuhan .... engkau telah mempertemukan khayalanku menjadi sebuah kenyataan ....

AKEN segera mengatur posisi duduknya untuk melukis.

AKEN (gemetaran saking senangnya)
Terima kasih ya Tuhan ... terima kasih ....

AKEN menumpahkan kerinduan dan kekagumannya lewat lukisan dengan penuh ambisi.


CUT - TO

051.  INT.  KAMAR VIP HOTEL BERBINTANG.  SIANG
AKEN yang sudah berada dalam kamar langsung menuding MEILI ketika MEILI baru masuk kamar dan menutup pintu kamar.

AKEN
Ak tidak pernah mengganggu kesenanganmu
 bepergian dengan laki-laki lain ..
memandang matahari terbit dan tenggelam ...
 yang membosankan!

MEILI cuek membasuh muka di wastafel.

AKEN
Tapi kamu telah mengusir Klara dari
kehidupanku demikian kejam ... hingga aku
 kehilangan jejaknya sampai sekarang ...
enggak tahu keberadaanya bagaimana

MEILI  bergerak kecermin menguraikan rambut dan menyisirnya.

AKEN
Kamu tahu ... dia itu memerlukan
pendamping saat-saat ini ... karena
setiap ia dekat sama laki-laki lalu
kecewa .. maka ia akan bunuh diri ...!!

MEILI (memncing)
Jangan-jangan ia bunuh diri prustrasi dari kamu?

AKEN (meyakinkan)
Yah ... bisa jadi, karena ia selalu
bilang tidak bisa hidup tanpa aku
katanya ... dia sangat tergila-gila
sekali sama aku ... aku khawatir
 dia benar-benar nekad ... dan memakan
 racun atau mengiris nadinya

MEILI (pura-pura kaget)
Waduh .. kamu harus cepat menolongnya

AKEN
Iyah ... tapi aku harus mencarinya dimana Mei?!

MEILI
Siapa tahu saat ini ia tengah memandang
matahari tenggelam hendak bunuh diri ...

AKEN (berpikir serius)
Ia tidak suka dengan apa yang tidak aku sukai

MEILI
Yah ... barang kali aja ... enggak
ada salahnya kamu mencarinya ...

AKEN mengangguk menyambar jaket dan berlalu. MEILI mengasihkan walkman yang langsung dipakai AKEN.

MEILI (menggoda)
Awas pala gundulmu itu kesandung

AKEN mengusap kepalanya meninggalkan MEILI yang nampak tersenyum kecil antara puas dan kecewa.


CUT – TO

052. INT. SANGGAR TARI.  SORE
MADE LASMI memperhatikan lukisan sketsa yang baru jadi (sesuai dengan tarian dursasana marah) lalu meneliti lukisan khayalan AKEN yang terkena cat minyak diwajahnya agak kotor.

MALEH (menunjuk lukisan kotor)
Untuk menyelesaikan lukisan ini pikiran saya melayang seperti menembus awan biru hingga menemukan cahaya terang hingga membentuk bayang-bayang lekuk tubuhmu yang indah mempesona saat menari

MADE LASMI (berkaca-kaca)
Enggak sangka harapanku untuk mendapatkan sebuah lukisan seperti ini, akhirnya terwujud juga lewat kelincahan jemarimu diatas kanvas ...

MADE terkagum—kagum, segelintir air mata menetes di pipinya.

MALEH (menatap nanar)
Made Lasmi ...

MADE LASMI (lirih)
Yah ....

MALEH
Maukah engkau kulikis dibawah sun-rice, biar bias cahayanya menembusi sela-sela lekuk tubuhmu disaat menari

MADE LASMI mengangguk tanpa sadar kepalanya menyandar di  pundak MALEH membuat MALEH nampak gemetaran serba salah.

MADE LASMI (mengangguk manja)
Tawaranmu adalah impianku ... pengobat segala kkesakitanku

MALEH
Aku telah mengetahui dirimu dari Meili ... ternyata kedekatannku dengannya membawaku kesisimu

MADE LASMI
Mungkin pertemuan kita jalannya harus begini

MALEH mengangguk menenangkan kesalah tingkahannya.

MALEH
Made Lasmi ....

MADE Lasmi menengadah.
MALEH (hati-hati)
Matahari mau tenggelam ...

MADE LASMI mengangguk ia beranjak tiba-tiba kakinya menyandung cat minyak yang belum dirapihkan hingga cat tersebut kembali mengenai kedua lukisannya membuat MALEH terbelalak begitupun juga MADE LASMI.

MALEH
Wadoww .... lukisanku ....

MALEH mencoba membersihkan dibantu MADE LASMI hingga mereka berdua terlihat sibuk.



DISOLLVE

053. EXT.  TEPI PANTAI SANUR. SENJA
Di bawah fajar yang hendak menyingsing.
MALEH nampak bersemangat melukis keindahan tubuh KLARA setengah telanjang dengan mengenakan kain Bali dengan back ground - terbang layang (motor boat menarik orang melayang diatas).
Tiba-tiba motor boat terguling membuat orang yang terbang melayang ikut nyemplung ked alam air laut membuat MEILI semakin melebarkan senyumnya. Tetapi MALEH tidak perduli akan back gruond karena ia tengah asik menggambar lekuk tubuh tubuh KLARA tapi tetap berceloteh agak pelan.

MALEH
Semakin bego aja tuh orang mengendarai motor bot!


Matahari hendak tenggelam,.AKEN mengedip=ngedipkan matanya seperti kelilipan ketika melihat MADE KLARA tengah menjadi model lukisan MALEH. Yang diselingi saling bercanda ria dan bermesraan nampaknya sepasang kekasih. Sekali-kali MALEH menggendong MADE KLARA yang kemuidan dibalas dengan kemanjaan MADE KLARA bergelayut dipangkuan MALEH.
Melihat demikian AKEN jadi tersenyum sendiri dan terus tersenyum. Kemudian berbalik arah setengah berlari meninggalkan pantai Kute.


CUT – TO

054. INT.  KAMAR VIP HOTEL BERBINTANG.  MALAM
AKEN terengah-engah masuk ruang kamar, ia memangggil-manggil istrinya.

AKEN
Mei ... Mei ...!!

AKEN membuka lemari yang sudah kosong, hanya pakaiannya sudah tersusun rapi dalam lemari. AKEN tertawa kecil melihat tas pakaiannya diisi kardus berbungkus kertas kado. AKEN membukanya ternyata isinya sebuah ikat pinggang terbuat dari kulit asli, bertuliskan tangan Meili.

OS   MEILI
Buat suamiku tercinta ... !
Awal berada di Bali

AKEN terenyuh, lalu ia meraih secarik surat yang ditaroh di atas meja cermin.

OS MEILI
Maaf aku secara diam-diam pulang ke
Singapure karena mengejar pesawat yang akan berangkat malam ini.

AKEN kaget, ia tanpa perduli dengan pakaian yang berada di lemari langsung beranjak pergi hendak menyusul Meili sambil menyambar tas berisi kado sepatu di bawah tempat tidur.


CUT – TO



055.  INT / EXT. HOTEL BERBINTANG.  MALAM  
AKEN gelisah menunggu taxi belum muncul-muncul. Berkali-kali ia bertanya pada PELAYAN yang juga kebingungan, maka ketika ada orang turun dari taxi. AKEN segera memburunya ternyata orang tersebut adalah MADE LASMI dan MALEH mereka saling pandang.

AKEN (tidak punya waktu)
Aku harus mengejar istriku ke Bandara ....

MALEH dan MADE LASMI saling pandang bingung.

MADE LASMI
Kami ikut ....

AKEN mengangguk masuk taxi lewat pintu depan. MADE LASMI dan MALEH duduk dibelakang, taxi meluncur.


CUT – TO

056.  INT.  BOURDING PASS – NGURAHRAI.  MALAM
MEILI tengah mengantri di pintu masuk bourding pass hendak menuju pesawat, bersatu dengan para penumpang lain. Sementara AKEN kebingungan terus berlari diikuti MADE KLARA dan MALEH. Ketika melihat MEILI hendak memberikan bourding pass. AKEN memanggilnya dengan berteriak.

AKEN (memanggil)
Mei .. li  ... Meili ... !!!

MEILI berbalik, AKEN berlari kearahnya.

AKEN
Meili ... aku mencintaimu ... !!

MEILI (membals dengan teriakan)
Bohong ... !!

AKEN
Benar ... disaat awal pertemuan kita pertama!

MEILI tersenyum dengan mata berkaca-kaca, lalu menyongsong AKEN.

MEILI
Aken ... !

MEILI menatap tajam AKEN, seperti membatasinya. AKEN nampak tegang.

MEILI
Kenapa kamu baru mengungkapkannya
di saat sekarang?

AKEN
Karena aku betul-betul mencintaimu.

MEILI menggelengkan kepala perlahan kemudian ia bergerak melangkah menuju pintu masuk bourding pass. Para penumpang yang berada di sekitar ruangan itu ikut tegang.

AKEN (menyusul)
Aku sangat mencintaimu Mei ...
membutuhkanmu!!

MEILI membalikan badan menatap AKEN dengan pandangan dingin dan berbalik lagi meneruskan langkahnya mengikuti orang-orang melewati bourding pass. MADE KLARA dan MALEH mengisarat agar AKEN menunjukan kado sepatunya.AKEN tersadar segera mengeluarkan kado berisi sepatu dari dalam tas, serta menyobekan kotak sepatu yang sduah terbungkus kado.

AKEN
Mei ... ini aku bawakan sepatu sebagai hadiah!

MEILI membalikan badan pandangannya tertuju pada sepatu. AKEN menghampiri MEILI yang berjalan tergesa ke arahnya memaksa masuk penjaga bourding pass.

AKEN
Aku mencitaimu Mei ...

MEILI
Akupun demikian ...

Para penumpang yang masih dalam antrian dan terheran-heran menjadi bertepuk tangan riuh. MEILI jadi tersipu malu.

AKEN (setengah bersujud di kaki Meili)
Ku mohon tinggalah bersamaku untuk berapa
 hari lagi karena aku akan merayakan
 Bulan madu kita di Pantai Sun rise
dan pantai Sun set!

AKEN menghambur memeluk MEILI yang juga membalasnya dengan pelukan. MALEH dan MADE KLARA bertepuk tangan ikut senang terharu, tiba-tiba terdengar suara panggilan untuk penumpang yang berangkat ke singapure.

MEILI (tersadar melepaskan pelukan Aken)
Hah .... tassku dibagasi .... (berteriak) stop ... stopkan pesawat.

MEILI berlari diikuti AKEN.

AKEN (tersadar)
Mei ... baju-bajuku masih di kamar hotel ...

MEILI (kembali ngotot)
Terserah ... kamu mau ambil baju-bajumu atau mau ikut aku.

AKEN berpikir. MADE LASMI dan MALEH kebingungan.

AKEN (mengejar)
Aku ikut kamu ....

AKEN dan MEILI masuk keruangan masuk pesawat. MALEH dan MADE LASMI tersenyum haru lalu MADE LASMI bergelendot mesra di pundak MALEH yang tiba-tiba tersadar.

MALEH
Lukisanku dan seluruh peralatannya ketinggalan dalam taxi?

MALEH bingung begitupun juga MADE yang akhirnya mereka berlari ke luar ruangan.







F R E E Z Z E     F R A M E





Nenden Olla (Nenden Salwa)
Jkt, 17 Juli 2003







Tidak ada komentar: