Drama percintaan yang diakhiri dengan trik politik pembunuhan
GADIS DESA BERLARI KENCANG
Ceria & Skenario
Nenden Olla & Fauzan Salwa
NENDEN & FAUZAN SALWA
FADE OUT
FADE IN
001. EXT.
DEKAT SEBUAH BANGUNAN KUNO(CANDI). SORE
Hujan angin mulai mereda.
Sebagian dedaunan terbang berjatuhan keatas tubuh ROSALINE, yang baru
menghempaskan napas terakhirnya dipangkuan
BINTARA.
Tubuh itu menyandar
dikursi taman, berselimutkan jas hujan. Sepintas nampak tertidur pulas.
BINTARA menyembunyikan
kedua tangan yang berlumuran darah ke dalam jas hujannya dan berjalan meninggalkan jasad wanita muda berambut panjang yaitu istrinya sendiri... BINTARA
tidak percaya istrinya benar2 sudah mati dihadapannya kemudian ia menengadah ke langit dan berteriak.
BINTARA
Susaaaannn
… Sussaaaannnn !!!!
FLASH BACK
002. EXT.
PESAWAHAN HIJAU MENGUNING. SORE
ROSALINE kecil bersama
BINTARA kecil duduk di atas saung memperhatikan sawah hijau menguning.
Burung-burung pipit beterbangan di atas padi, hinggap sebentar dan terbang lagi
karena takut oleh boneka-boneka sawah yang dikendalikan ROSALINE kecil bersama
BINTARA kecil yang kemudian ROSALIN berlari diikuti BINTARA.
FLASH BACK
ROSALINE kecil dan BINTARA
kecil berlari mengejar burung-burung sawah yang hendak hinggap di atas padi
hingga burung-burung itu terbang jauh tinggi.
FALSH BACK
BINTARA dewasa mengejar ROSALINE dewasa yang berlari-lari
mengitari pesawahan dan perkebunan sambil bercanda ria penuh tawa kemudian
menaiki pembukitan. BINTARA berhenti memandangi matahari senja sementara
ROSALIN kecil kembali berlari dan terus berlari mengejar burung-burung yg
terbang tinggi mengikuti arah angin yang menggerai-geraikan rambut panjangnya.
ROLLING TITLE
CREW & PEMAIN UTAMA
FADE OUT
FADE IN
003. EXT/INT. RUMAH BINTARA.
PAGI
BINTARA dewasa
baru membaca isi wesel yang dikirim tukang pos. Back ground kerbau belum
selesai dimandikan, seorang wanita tua menyirih(nenek BINTARA)keluar dari rumah bersungut-sungut.
(Translit bahasa daerah sesuai lokasi shooting)
NENEK
Cucu
.. cucu .. kok kerbaunya dibiarin … !
NENEK menyiramkan air
diember, ketubuh kerbau.
BINTARA tersenyum-senyum senang membaca wesel
dari temannya.
OS.
LAKI-LAKI
Kawan
…, harus cepat datang ke kota,
mumpung ada lowongan kerja jadi pelayan
diskotik … dan lupakan kebomu itu!
BINTARA berbinar menengok
arah SINENEK kemudian menghampiri dan bergabung memandikan kerbau.
CUT - TO
004. EXT. PERKAMPUNGAN.
PAGI
BINTARA
menepuk-nepuk kepala kerbau yang ditungganginya agar lebih cepat berjalan,
kedua kakinya dihentak-hentakkan (persis seperti mengendalikan kuda). POV. CAM.
Pemandangan indah nan asri.
CUT-TO
005. EXT. DEPAN RUMAH ROSALINE. PAGI
Kerbau
diikat disebuah pohon, BINTARA bergerak
kearah rumah dan melongo-longo jendela yang terbuka sambil memanggil-manggil.
BINTARA
Abah
… Abah …. !
Suasana rumah sepi, tidak
ada jawaban.
BINTARA
ROSALINE
…., Rosalin !
CUT – TO
006. INT.
RUMAH ROSALINE. PAGI
Beberapa
ruangan kosong.
BINTARA
Ros
…, Abah !
Terdengar suara bunyi dari
arah dapur, BINTARA berjinjit
menghampiri ROSALINE dewasa yang tengah sibuk menanak nasi di tungku perapian.
ROSALINE mengerling
menghentikan kegiatan.
ROSALINE
(dingin)
Aku
tahu kamu dapat wesel ….
Dan
mau jual kerbaumu ke abah.
BINTARA terhenti dibelakang ROSALINE.
ROSALINE
Berarti
Abah akan menggembalakan
kerbau-kerbaunya seorang diri …
(NELANGSA)
Harusnya abah hanya diam
di
saung menjaga sawah
BINTARA terdiam, ROSALINE berputar sambil
beranjak berdiri.
ROSALINE
Baiklah
ini juga kemauanku,
aku
tidak mau tinggal di kampung terus !
ROSALINE mengambil wesel
dari tangan BINTARA dan bergerak menjauh
dari BINTARA sambil membaca, lalu
berhenti menatap BINTARA dan memanggilnya
dengan isarat tangan, BINTARA
menghampiri.
ROSALINE
(tersenyum menang)
Berarti
kamu bisa ngumpulin uang banyak
…
lalu membawaku kesana !
BINTARA
Yah
…. Biar tidak ada nama Gino
lagi dibenakmu … !
BINTARA kesal, ROSALINE meraih tangan BINTARA.
ROSALINE
Asal
kamu berhasil,
pasti
Abah tidak mengharuskan aku dekat
dengan
keluarga Gino yang sombong itu !
…
selamat yah, atas weselnya ….
BINTARA tiba-tiba menarik ROSALINE dan
mendekapnya.
BINTARA
Aku
mencintaimu Ros ….
ROSALINE mendorong BINTARA.
ROSALINE
Apa-apaan
kamu !
BINTARA
Aku
akan berangkat secepatnya!
BINTARA kembali menarik ROSALINE, ROSALINE meronta.
ROSALINE
(marah)
Jangan
begitu !!
ROSALINE menampar
pipi BINTARA lalu bergerak kearah
tungku. BINTARA memegang pipi, sejenak
suasana hening.
BINTARA (menghampiri)
Maafkan
aku Ros …, aku takut kehilanganmu …
ROSALINE marah,
membenarkan kayu bakar.
ROSALINE
Stop
… jangan diteruskan, pergilah ….. !
hati-hati,(diam)
jangan cengeng … !!
BINTARA terdiam bingung lalu membalikan badan
hendak pergi.
ROSALINE
(tanpa reaksi)
Abah
menunggu di ladang !
BINTARA (mengharap)
Doakan
aku Ros …
ROSALINE
(ketus)
kalau
belum berhasil, jangan pulang dulu !
BINTARA terhenti seketika, mendengar ucapan
terakhir ROSALINE, lalu kembali menghampiri ROSALINE.
BINTARA (ragu)
Ros
…. !
ROSALINE
Belum
pergi ?
BINTARA
Apakah
kamu mencintai aku ?
ROSALINE
Akan
ku jawab, disatu tempat yang indah nanti !
BINTARA kembali terdiam, ROSALINE meneruskan
kegiatan menanak nasi tanpa memperdulikan
BINTARA.
CUT – TO
007. EXT.
KOTA JAKARTA. PAGI
STOCK
SHOT, keramaian kota Jakarta dengan rutinitas pagi hari.
Seorang ibu muda penuh
percaya diri mengendarai mobil kijang, matanya mengawasi travel light.
(Ibu muda cantik, menarik
itu bernama SUSAN)
Dari pintu gerbang
station, BINTARA celingukan bingung bertanya pada orang-orang yang berlalu
lalang, menanyakan arah bis yang akan ditujunya. Beberapa orang tidak
memperdulikan pertanyaan BINTARA.
Kemudian ia menghampiri seseorang yang menunjukan arah bis berlawanan disebrang
jalan, BINTARA menyebrang.
CUT – TO
008. EXT. KOTA JAKARTA HALTE BIS. SIANG
Sebuah
bis yang ditumpangi BINTARA berhenti,
seorang kondektur berteriak.
KONDEKTUR
Salah
arah Bang … balik lagi sana … nyebrang !!
Bis berlalu, BINTARA bingung menyebrang jalan. Tiba-tiba
sebuah sepeda motor menyerempet, BINTARA
terjatuh, tas baju yang ditentengnya disambar pengendara sepeda motor itu dan
kabur.
SUSAN yang tengah
mengendarai kijang, melihat kejadian tersebut, ia langsung membunyi-bunyikan
klakson, kemudian berhenti dekat seorang polisi lalu lintas.
SUSAN turun menghampiri
polisi, menunjukan arah motor yang membawa lari tas pakaian BINTARA, Polisi mengejar pengendara motor.
POV. BINTARA. – SLOW MOTION
SUSAN menghampirin BINTARA yang kesakitan memegang-megang kaki
lalu segera menolongnya.
CUT – TO
009. EXT. JALANAN -
MOBIL SUSAN. PAGI
Diantara
kemacetan lalu lintas, mobil kijang
meliuk-liuk mendahului kendaraan lainnya.
Sesekali pandangan SUSAN
terbagi pada kemacetan lalu lintas dan
BINTARA yang kesakitan.
SUSAN
Panggil
aku SUSAN………..
BINTARA (manahan sakit)
Iya……..Tante……….Tante
SUSAN
SUSAN
Kamu?
BINTARA (pegang-pegang kaki)
BINTARA …., Tante
SUSAN
Kakimu
perlu perawatan …..
BINTARA (meringis-ringis)
Tapi
Tante………., Surat-surat penting,
uang dan alamat teman berada di tas itu…..!
SUSAN
Jadi…….?
BINTARA
Entahlah……Aku
tidak punya saudara di sini
……(putus
harapan). Tadinya aku diajak kerja
jadi pelayan, katanya bisa dapat uang gajih
…….,
dapat uang tambahan……., bisa nabung……… Ehh……!!
SUSAN
(menghibur)
Sudah
……..kalau memang itu milikmu,
pasti kembali (tersenyum)
dirumahku
ada kamar kosong
kamu
bisa menempatinya
BINTARA
Tapi
tante …
SUSAN
Atau
kamu suka tidur dihalte bis?
Ditemani
orang-orang pemabukan?
Dan
jahat-jahat!
BINTARA
terdiam sesaat berpikir, menerawang.
BINTARA (kesel)
Kok
tega orang itu tante…..
sudah
menyerempet eh maling…
SUSAN
(menatap travel light)
Jakarta
memang bukan kota yang bersahabat………..!
BINTARA (merenung)
Tapi
aku sudah janji pada calon istriku
untuk mengumpulkan uang banyak
(sedih)lalu melamarnya pergi
ketempat indah, sesuai impiannya ….
(bergumam)lagi apa dia sekarang
SUSAN
tertawa lucu mendengarkan kepolosan
BINTARA.
Hp berdering, SUSAN
mengambil.
SUSAN
Halo………yah………!(girang)
pesan lagi?!
…………sebentar…….
SUSAN mengoper gigi perseneleng
SUSAN
One
menit I call back……!
Mobil memutar langsung ke kiri
CUT - TO
010. EXT. MONAS. PAGI
SUSAN
yang tengah mengasih pengobatan sementara terhadap BINTARA, tidak menggubris suara hp yang
berdering-dering.
BINTARA
Tante
seorang perawat?
SUSAN menggelengkan kepala
dan tertawa lucu.
SUSAN
Pergi
kemana-mana, saya selalu bawa kotak PKK !
BINTARA(memperhatikan kakinya yang terbalut)
Ohh
…. Maaf
SUSAN menghendel Hp yang
berdering-dering.
SUSAN
Halo
.. yah pak … pesanannya
…… bukan lain lagi ….
(mengambil
catatan dan membacanya)
Boite
rectangulaire, Boite carree,
boite Ronde,…………. Semuanya 30000 buah
…………………yah…………..,
drop lagi
di
pabrik yang kemarin ……………
oke
thanks…… bye
SUSAN mematikan Hp, lalu
menatap BINTARA yang asik menyapu
pandang sekitar monas.
SUSAN
(menurunkan kaca mobil)
Mau
turun ?
BINTARA Mengangguk hendak turun tapi langsung
meringis kakinya masih terasa sakit.
CUT. TO
011. INT. RUANG
KAMAR RUMAH SUSAN. PAGI
CU.
Kalender dibuka 6 lembar, menunjukan waktu berjalan enam bulan.
SUSAN
yang berpakaian kasual mengenakan topi, slayer bercermin depan kaca,
memindahkan kalender tersebut kesudut meja rias, kemudian ia menyambar tas dan
melenggak keluar kamar.
CUT – TO
011A. INT RUANGAN RUMAH SUSAN. PAGI
VOP. BINTARA memperhatikan SUSAN dari ujung rambut
sampai ujung kaki. SUSAN terheran-heran melihat
BINTARA.
SUSAN
Mau
kemana….?
BINTARA (gugup)
Mau
ikut Tante ….. kerja boleh…?
SUSAN sejenak memperhatikan kaki BINTARA
SUSAN
Kakimu
?
Dengan semangat BINTARA menggerak-gerakan kaki dan badan,
SUSAN tertawa lucu.
SUSAN
Nanti
kamu jenuh mengikuti cara kerja tante lo ….
BINTARA
Wah
tante saya sih
sudah biasa kerja keras dikampung !
SUSAN (menatap menyelidik)
Enggak
meyesal ?
BINTARA
Resiko
apapun saya siap !
SUSAN
Baiklah..!
Pandangan SUSAN terfokus
pada baju yang dikenakan BINTARA.
BINTARA (tersipu)
Baju
yang nempel dibadan cuma ini tante !
SUSAN tanpa banyak bicara
mengasihkan tas kerjanya agar dibawakan
BINTARA.
DISSOLVE
012. EXT. JALANAN –
MOBIL SUSAN. SIANG
Dalam
mobil BINTARA sibuk menggantikan baju
dan celana baru di jok belakang,SUSAN melirik dari kaca spion.
DISOLLVE
013. EXT. JALANAN
PANDEGLANG. MALAM
Dengan
susah payah BINTARA mendorong mobil di
jalanan berlumpur, dibantu tukang bandrek yang meninggalkan daganngannya.
Sementara SUSAN tengah memijit nomor Hand Phone yang tidak ada sinyalnya.
DISOLLVE
014. EXT. MOBIL
SUSAN. MALAM
BINTARA gesit mengambil air disungai kecil
jalan setapak dan menurun.
SUSAN gelisah menunggu mobilnya
yang sedang diperbaiki oleh seorang penduduk.
Background. BINTARA muncul membawa jerigan dan membantu
menuangkan air ke dalam radiator.
DISOLLVE
015. EXT. INT.
RUMAH PRODUKSI. PAGI
BINTARA dan para pegawai tengah menghitung
lembar-demi lembar bahan pandan disaksikan SUSAN.
DISOLLVE
016. EXT. JALANAN
DEPAN RUMAH PRODUKSI. SORE
BINTARA dan para pegawai menaikan bahan pandan
ke dalam mobil kontener, diperhatikan SUSAN.
DISOLVE
017. EXT. INT.
JALANAN MOBIL SUSAN. MALAM
Mobil
SUSAN mengitari suasana pedesaan, Suasana nampak hening.
SUSAN dan BINTARA saling lirik hendak bicara, kemudian
mereka hampir berbarengan mengawali dialog.
SUSAN
dan BINTARA
Tante…,
e.. BINTARA
BINTARA tergagap, SUSAN tersenyum.
SUSAN
Ada
apa..?
BINTARA
Tante
dulu apa ?
SUSAN
Enggak
ngantuk?
BINTARA
Enggak,
asik …
BINTARA tertawa kecil, SUSAN tersenyum, hening
sejenak ….
BINTARA
Tante
enggak capek..?
SUSAN
Sudah
terbiasa. Kenapa ?.. kamu cape..?
BINTARA
Enggak
tante,
saya senang bisa mengenal daerah lain …
BINTARA menyandarkan ke atas jok, matanya
memandang beberapa truk yang didului mobil SUSAN, dari arah berlawanan sebuah
jeep hampir menyerempetnya, BINTARA
menarik napas.
BINTARA
Hati-hati
!
SUSAN, tersenyum mengoper
gigi persnelleng ..
Jalanan
kembali sunyi, terdengar sayup-sayup suara musik dalam tip mobil.
SUSAN
Saya
suka travelling,
suka tantangan, tapi saya takut pada
ketinggian
… alergi naik pesawat! (diam mengenang)
makanya
saya tidak bisa ikut suami
yang
tinggal diluar negri ……
BINTARA
Suami
tante orang luar?
SUSAN
(tertawa)
Bukan
.. ia tinggal di Belgia
sudah 20 tahun…
Punya
istri satu disana,
satu
dimalaysia dan aku disini ….
BINTARA
Jadi
tante ?
SUSAN
Istri
ke tiga, yang jarang ditengok
hampir tidak pernah, (melihat jalanan)
karena bisnisnya kebanyakan didua
Negara tersebut.
BINTARA
Jadi
selama ini tante … ?
SUSAN
(tanpa beban)
Kesepian
yang mengasikan …
(tersenyum
menerawang)
Yah
.. perkawinan tanpa dilandasi rasa cinta !
hanya balas kebaikan ….
membuat
tante enggak ada rasa cemburu
suami
tante kayak raya, dan baik!
Tadinya
ia melarang tante
Untuk bekerja sendiri, tapi tante tidak
Bisa
dilarang, bahkan sakit-sakitan
Kalau
tubuh tidak digerakan!
Akhirnya
ia mensuport, seperti yang
Tante
inginkan, ….. mengembangkan
usaha
kecil-kecilan, lebih menantang
BINTARA memperhatikan SUSAN yang mengulum senyum.
Bukannya
usaha besar lebih menyenangkan?
SUSAN
Iyah,
suamiku sering menawarkan
Tapi
tante tidak mau .. buat siapa?
Anak saja enggak punya!
BINTARA (polos)
Barangkali
buat anak suami tante?
SUSAN
(tertawa kecil)
Suamiku dulu sering kawin cerai
Sampai
sembilan kali ….
ingin punya keturunan,tapi …
akhirnya
bisa menerima kenyataan..
BINTARA menanggapinya serius, SUSAN
mengalihkan pembicaraan.
SUSAN
(menarik napas)
Bagaimana
kamu masih mau kerja
jadi
pelayan Diskotik?
BINTARA
Enggak
…, saya lebih suka kerja dengan tante …
SUSAN tersenyum,
membenarkan kaca spion, BINTARA
memperhatikan SUSAN.
CUT - TO
018. INT. EXT.
RESTORAN. MALAM
Diatas
meja sudah tersedia soft drink, SUSAN menyerahkan amplop pada BINTARA berisi uang ratusan ribu 20 lembar.
BINTARA (kaget)
Apa
ini tante?
SUSAN
Kenapa
kurang?
BINTARA,
bingung melihat uang ratusan ribu diamplop.
BINTARA
Banyak
banget tante….!
SUSAN
Sesuai
dengan pekerjaanmu
yang
memakan pikiran dan tenaga
BINTARA
Tapi
tante..!
SUSAN
Yah
untuk kali ini tante dapat untung
berlipat ganda, mungkin besok-besok
malah tante enggak bisa bayar.
BINTARA
Saya
tetap mau kerja sama tante
biar
gajih sedikit juga tante ..
hitung-hitung pengalaman!
SUSAN
(tertawa renyah)
Bukannya
kamu ingin menyenangkan calon istrimu?
Wajah BINTARA terlihat berubah murung.
BINTARA (menerawang)
Saya
sudah menyuratinya berkali-kali
….
tapi tidak ada jawaban….
(nyesal) mungkin ia sudah jadi milik orang
lain
SUSAN
(menghibur)
Mungkin
juga dia sibuk bekerja
BINTARA(menutupi)
Yah
mungkin
SUSAN
Kamu
betul-betul mencintainya?
BINTARA
Yah
.. tante, semua kulakukan
untuk bisa tinggal bersamanya
SUSAN
Kamu
orang yang paling bahagia …
BINTARA
Maksud
tante ?
SUSAN
Karena
masih mempunyai rasa cinta …..
(menatap
BINTARA sepintas)
Apa
calonmu juga melakukan hal yang sama?
BINTARA (ragu)
Entahlah
….
SUSAN
Lo
… kok ?!
BINTARA menerawang jauh.
FLASHEESS
019. INT. EXT. LUMBUNG
PADI. SIANG
Dengan
keringat bercucuran ROSALINE bersama beberapa temen wanitanya tengah menumbuk
padi menjadi beras, sementara BINTARA
menggiring kerbau menghampiri ROSALINE. Dan mengasihkan kipas yang sudah usang.
ROSALINE sejenak memegang kipas itu dan membuangnya.
ROSALINE
Apaan
ini…? Kamu pasti memungutnya
dari bakaran sampah…!
BINTARA (mengambil kipas tersebut)
Tapi
kan masih bisa dipakai ROS..?
ROSALINE
EnggaK,pakai
aja sendiri !
enakan juga pakai kardus….
ROSALINE mengipas wajahnya
dengan kardus yang diambilnya dari tumpukkan kardus. Tidak lama kemudian muncul
seorang pemuda bernama GINO.
GINO
Ini
kipas dari kota!
GINO menyerahkan kipas,
ROSALINE mengambilnya sambil mengerling ke arah
BINTARA
ROSALINE
Ini
baru kipas.. (mengipaskan wajahnya)
BINTARA menatap tajam kearah GINO yang juga
menatapnya dengan pandangan meledek.
FLASHEESS
020. EXT.
HALAMAN BELAKANG RUMAH ROSALINE.
SORE
Setelah memasukan kerbau
kedalam kandang, BINTARA menyeret
ROSALINE yang tengah mengambil pakaian dari tali jemuran.
BINTARA
Gara-gara
kamu selalu menerima pemberiannya,
Si Gino jadi mencemoohkan aku
depan teman-teman, katanya aku kalah
bersaing dengannya !
ROSALINE
(KESAL)
Memang
kamu kalah,
si Gino sering pergi kekota kok !
BINTARA menengadahkan dagu ROSALINE keatas.
BINTARA
Pasti
kamu naksir dia ?!
ROSALINE menjorokan
tubuh BINTARA.
ROSALINE
Gino
kan saudara sepupu, mana mungkin !
BINTARA
Bisa
aja, apalagi Abah mendukungnya ….
ROSALINE
Terserah
…..
ROSALINE menghentakan
kakinya dan beranjak mengambil jemuran.
BINTARA (memanggil)
ROSALINE
….!
BINTARA menarik ROSALINE, jemuran yang dipegannya terjatuh, ROSALINE kesal langsung menampar BINTARA lalu bergerak masuk rumah membanting pintu.
BACK IN TO
021. INT/EXT.
RESTORAN. MALAM
Seorang
pelayan mengantarkan beberapa hidangan.
SUSAN
Kamu
ragu akan cintanya?
BINTARA (sedih)
Entahlah
tante, kadang dia baik sekali,
kadang meragukan, seperti waktu nenekku
meninggal ia kelihatannya
perhatian sekali, tapi dilain waktu
lain lagi … !
SUSAN
(menghibur)
Sabar
… mungkin gadismu itu
ingin mengetahui sampai mana
keseriusanmu
padanya …
BINTARA (ngotot)
Saya
sangat serius sekali !
SUSAN
(memahami)
Nanti
juga akan terjawab sendiri,
seperti air yang mengalir .…..
karena Cinta akan menunjukan
arahnya
untuk cinta
BINTARA tertegun mendengar ungkapan SUSAN.
CUT - TO
022. INT / EXT. PEKARANGAN
RUMAH SUSAN. MALAM
mobil
SUSAN memasuki pekarangan rumah.
SUSAN
kamu
jadi banyak merenung,
kangen sekali yah…? Sama calaon istrimu.
BINTARA
Emm..
iya, emmm… enggak
SUSAN
Apa
kamu ingin pulang kampung lagi menemuinya ?
BINTARA
Tidak
tante (merenung)
Saya belum cukup banyak uang
untuk
membuktikannya.
SUSAN
Anggap
saja sudah berhasil!
Kalau perlu bawa mobilku ke sana.
BINTARA tersenyum simpul seakan mengiyakan perkataan SUSAN kemudian ia membuka pintu mobil.
CUT – TO
022. EXT. JALANAN MENUJU
KAMPUNG. MALAM
Sebuah mobil melesat
memasuki perbatasan daerah perkampungan. Di dalmnya terlihat BINTARA tertidur
dalam mobil yang tengah disetiri oleh mang UDIN.
CUT TO
023. EXT PEKARANGAN
RUMAH ROSALINE. PAGI
BINTARA keluar dari mobil bercermin dikaca
spion samping merapikan penampilannya. Sementara si UDIN memperhatikan
tingkah BINTARA, yang kemudian bergerak
ke arah rumah ROSALINE.
CUT – TO
024. EXT/INT.
RUMAH ROSALINE. PAGI
Beberapa
saat BINTARA memperhatikan rumah
ROSALINE lalu dengan was-was mengetuk pintu. Tidak ada jawaban. BINTARA celingukan sambil membuka pintu.
Di
dalam, BINTARA memperhatikan interior
rumah yang tidak ada perubahan.
BINTARA (memanggil)
Ros
… Rosalin … !!
Dari pintu samping
terdengar suara. BINTARA bersenbunyi. ROSALINE bergerak kearah belakang membawa
kayu bakar. BINTARA menahan napas
mengikuti langkah ROSALINE.
CUT – TO
025. INT.
RUANG DAPUR RUMAH ROSALINE. SORE
ROSALINE
menaroh kayu bakar ditempatnya, kemudian meraih sebatang kayu bakar yang
bertuliskan “ BINTARA LOVE ROSALINE”
ROSALINE medekap kayu bakar tersebut sambil tersenyum seakan mengenang
hari-hari indah.
FLASSHEESS
026. EXT.
SEBUAH HUTAN KECIL. SORE
ROSALINE
yang tengah memungut-mungut kayu bakar menatap kesal kearah BINTARA yang asik menulis kata-kata cinta
dengan sebuah pisau disebatang kayu bakar.
ROSALINE marah kemudian
merebut kayu bakar tersebut.
ROSALINE
Lebih
baik pulang kalau tidak mau
bantui aku !
ROSALIN membuang jauh kayu
bakar. BINTARA bangkit mengambilnya.
BINTARA
Seharusnya
kamu senang,
itu kan sebagai ukiran tanda cintaku padamu …
ROSALINE
(mendengus)
Makan
saja tuh cinta!
BINTARA (meledek)
Mana
bisa kenyang!
SUSAN
Makanya
jangan pikirin cinta terus …
BINTARA (mengambil kayu sambil bersiul)
Suatu
saat kamu pasti akan tahu apa itu cinta?
ROSALINE
(mencibir)
Cinta
sama kamu?! Enggak ada untungnya !
ROSALINE membelakangi BINTARA meneruskan pekerjaannya,
sementara BINTARA meneruskan kembali
ukirannya bertuliska “ BINTARA LOVE
ROSALINE “ kemudian menghampiri ROSALINE dengan cara menutup kedua mata
ROSALINE dengan tangannya.
BACK,IN – TO
027. RUANG DAPUR RUMAH ROSALINE. PAGI
ROSALINE
tersenyum, kedua matanya ditutupi tangan
BINTARA.
ROSALINE
(menangkap tangan BINTARA &
berbalik)
Gin
…. Gino ! mulai deh …
ROSALINE menatap BINTARA yang nampak merunduk kecewa, lalu
memutar balik perlahan meninggalkan ROSALINE.
ROSALINE
(menghadang)
BINTARA ….
BINTARA menatap ROSALINE
ROSALINE
Aku
enggak mengira kamu datang !
BINTARA
Rumah
ini sudah lama sepi …,
kupikir kamu sudah jadi milik orang lain
BINTARA kembali melangkahkan kaki dan berhenti
di balik pintu saat ROSALINE mengejarnya.
ROSALINE
Aku
masih tetap sendiri,
belum ada yang lain …
BINTARA (berbalik)
Terus
apa maksudnya panggilan nama …
ROSALINE
(mendahului)
Jangan
sebut-sebut lagi nama Gino !
BINTARA
Lo
.. bukannya itu mengartikan
bahwa kalian sering berduaan
ROSALINE
Ia
berhasil tinggal di kota
jadi pengusaha malah tiap bulan
ia datang kesini, nemuin Abah !
BINTARA (nerawang)
Dan
aku tidak berani nemui orang
yang kurindukan, karena belum berhasil …,
ROSALINE
(salah pengertian)
Berarti
…..? kamu sekarang menjemputku?
BINTARA (mendekat)
Kalau
mau ikut denganku
apa
adanya, saya siap melamarmu
sekarang
juga, mari kita temuin Abah di ladang
BINTARA menarik tangan ROSALINE. ROSALINE
meronta memandang dingin ke depan.
ROSALINE
(melengos cemberut)
Aku
tidak mau tinggal dirumah tante
yang kesepian itu
BINTARA …
BINTARA (kaget)
Tante
SUSAN, kesepian??
ROSALINE
(cemburu)
Yah
…
BINTARA (polos)
Dia
bagiku seorang wanita yang luar biasa !
ROSALINE
(sinis)
Yah
.. dia telah menolongmu,
memberikan
kamu tempat, memberi uang …
BINTARA (menegaskan)
Semua
aku lakukan untukmu Ros
BINTARA menangkap ROSALINE. ROSALINE
menghindar.
ROSALINE
(tertawa nyinyil)
Bukan
untukku tapi hanya
untuk
tante girang itu!
Dia
bisa memberi apa saja
Yang
kamu inginkan, bahkan kehangatan
Kelembutan
…
BINTARA (memotong pembicaraan)
Ros,
dia seorang wanita baik, yang sukses
ROSALINE
(mau nangis)
Kawin
saja sama tante girang itu!!
BINTARA menatap ROSALINE yang nampak berkaca-kaca.
ROSALINE
(kesal)
Eh
.. Bin, suratmu terbaca abah!
(melinangkan
air mata) Abah …….,
menyuruhku untuk menjauhimu ….
karena kata orang! Di kota sudah
terbiasa
laki-laki muda dipelihara
tante-tante!
BINTARA
Masya
Allah …. Eh .., Ros!
Aku kan calonmu … lagian tante SUSAN
bukan tipe wanita murah seperti itu Ros !
ROSALINE
(menyerang)
Apa
perdulimu ! Gino pernah melihatmu
nonton film berduaan dibioskop
dengan
seorang tante, tante mana lagi
kalau bukan dia !
BINTARA
Aku
dengan tante SUSAN?
(bingung)Aduh …! susah untuk menjelaskannya
padamu Ros, karena kamu pasti
tidak
akan mengerti.
ROSALINE
Yah
…., antara perempuan dan laki-laki yang ….
ROSALINE, tidak meneruskan
kata-kata. BINTARA memotong pembicaraan.
BINTARA
Yang
… apa?
ROSALINE (malu memberanikan)
Yang sering ingin menciumku
…..
BINTARA
Kamu
lain dengan tante SUSAN!
lagian
kita, tidak melakukannya kan?
karena kamu selalu marah.
SUSAN
(malu)
Iyah
….!
BINTARA
Nah
… apalagi tante SUSAN!
ROSALINE
Sudahlah
… aku bingung!
BINTARA
Aku
mencintaimu Ros!
ROSALINE
Enggak
… aku enggak percaya!
BINTARA
Ros
… ia adalah bossku
yang memberiku penghasilan
dan
aku berharap suatu saat bisa
membelikan
kamu rumah di kota…..
Membawamu
ketempat indah ..
dan mempunyai anak!
ROSALINE
(sedih)
Semua
tetangga di sini sudah menilai
tidak baik padamu!
BINTARA(kesal)
Ros,
jangan perdulikan orang lain
yang ingin menghancurkan kita
… percayalah padaku! Atau,
ayo ikut aku untuk ketemu tante SUSAN,
kamu belum tahu Ros …
Ia
orangnya sangat baik, cekatan,
cantik, seksi, pintar usaha, menarik dan …
ROSALINE
(merasa disepelekan)
Cukup!
Bagiku semuanya jelas,
kamu ada hubungan khusus dengan
tante genit itu!
ROSALINE hendak melangkah. BINTARA menangkapnya
BINTARA
Ros
… dengar dulu !
ROSALINE (nada mengancam)
Jangan
paksa aku untuk mendengarkan bualanmu itu !!
BINTARA (mengalah)
Yah
.. sudah kalau itu mau mu ….
(hendak
melangkah)
Akan
kutunggu kabar darimu Ros ….
ROSALINE
(bergetar)
Apabila
tidak ada kabar dariku,
maka kumohon jangan datang lagi
ke tempatku .. lupakan aku … !
BINTARA (pasrah)
Cinta
akan menunjukan arahnya untuk cinta ….
ROSALINE memutarkan tubuh
dan berlalu. BINTARA sejenak berpikir kemudian
melangkah keluar rumah. ROSALINE yang menunggu reaksi BINTARA berbalik dengan mata berkaca-kaca.
CUT – TO
028. EXT.
DEPAN PEKARANGAN RUMAH ROSALINE.
PAGI
langkah BINTARA nampak tidak bergairah menuju arah
mobil. UDIN terheran-heran.
BINTARA (menggantikan posisi Udin)
Biar
aku yang bawa mobil
UDIN bergeser. BINTARA menghidupkan mesin. mobil jeep
perlahan berlalu.
Sementara depan pekarangan
rumah ROSALINE berdiri memandang kepergian
BINTARA dengan penuh penyesalan.
CUT - TO
029. EXT. PERKAMPUNGAN.
PAGI
POV.
CAM.
Suasana perkampungan
semarak dengan para petani menggarap sawah, para gembala menggiring ternaknya.
Tiba-tiba Mobil BINTARA terhenti. UDIN
heran.
BINTARA
Maaf
Din …., aku harus menemuinya lagi !
BINTARA memutar balik arah mobil membuyarkan
barisan domba yang tengah digembala.
CUT-TO
030. EXT.
JALANAN MENUJU RUMAH ROSALINE.
PAGI
BINTARA menghentikan mobilnya dipertigaan ia
melihat sebuah mobil leter kota melaju perlahan. Dalam mobil tersebut nampak
GINO dan ROSALINE.
CUT – TO
031. EXT.
JALANAN. PAGI
ROSALINE
nampak bercanda ria di atas mobil dengan diperhatikan BINTARA yang mengintai dari belakang.
CUT – TO
032. EXT.
SEBUAH DANAU ASRI. PAGI
POV. BINTARA.
GINO dan ROSALINE asik
bercerita sambil berjalan berbarengan menuju bangku. BINTARA merenung saat GINO menarik ROSALINE
duduk dan hilang di balik pohon Rindang. UDIN iba melihatnya.
UDIN
Mereka
pacaran, ayo kita pulang ke kota …. !
BINTARA menarik napas panjang wajahnya
diliputi kekecewaan.
CUT - TO
033. EXT. JALANAN LUAR KOTA. SIANG/SORE
BINTARA nampak kusut tidak bergairah,
sementara UDIN yang manggantikan posisi sopir berkonsentrasi dengan jalanan.
Mobil jeep meliuk-liuk di daerah
pegunungan.
DISSOLLVE
BINTARA kembali membawa stir mobil. UDIN
tertidur mendengkur di sampingnya.
CUT – TO
034. INT.
KAMAR BINTARA RUMAH SUSAN. MALAM
BINTARA tengah membereskan pakaian kedalam tas
baju. SUSAN terdiam duduk dikursi santai.
SUSAN
Kamu
pergi tante akan merasa
kehilanganmu, BINTARA !
BINTARA
Aku
juga tante!
SUSAN
Kenapa
orang demikian keji menilai tante
(sedih)
apa penilaianmu juga begitu?
BINTARA menutup tas pakaian.
BINTARA
Tidak
tante! Aku sangat hormat pada tante,
tapi penilaian mereka lain!
SUSAN
Lalu
kenapa kamu harus kalah!
Toh, tante menginginkanmu hidup bahagia
dengan kekasihmu?
BINTARA
Maaf
tante saya harus pergi!
BINTARA melangkah hendak meninggalkan SUSAN
yang nampak berkaca-kaca.
SUSAN
(kecewa)
Ternyata
kamu membenci tante juga !
BINTARA terhenti menengok SUSAN.
SUSAN
Semua
barang yang tante berikan
untukmu
tidak kamu bawa?
BINTARA
Saya
titip tante …
saya juga tidak tahu mau kemana?
SUSAN menengok pada BINTARA yang melangkah pergi meninggalkannya.
Segelintir air mata jatuh menetes di pipi SUSAN.
CUT – TO
035. EXT. SEBUAH TAMAN KOTA. MALAM/PAGI
BINTARA duduk merenung di bangku taman seperti
patung, ketika beberapa wanita tuna susila menawarkan dirinya.
DISSOLLVE. BINTARA tertidur dibangku taman kota
tersebut, dan terbangun ketika mendengar suara mobil.
CUT – TO
036. EXT.
TERMINAL. PAGI
BINTARA berjalan lengah tanpa tujuan, diintai mata pencopet yang menguntitnya dari belakang.
Ketika orang-orang berlalu
lalang pencopet beraksi merampas tas pakaian
BINTARA.
BINTARA (mengejar)
Hai
… kembalikan !!!
COPET berhenti menunjuk BINTARA dan berteriak
COPET
Malliiinngg
… maallliiinnnggg … !!!!
BINTARA kaget, beberapa orang berlarian
kearahnya disusul dengan masa yang berkerumun hendak menghajarnya.
CUT - TO
036. INT.
KAMAR UTAMA RUMAH SUSAN. PAGI
SUSAN
yang tertidur pulas langsung terbangun ketika mendengar panggilan SI EMBOK via
intercome.
OS EMBOK
Non
…, penting dari rumah sakit!
SUSAN menyambar intercome.
SUSAN
Yah
pagi, ………. Saya sendiri
….. (kaget) apa ?!! …… yah, .. yah,
….. segera ke sana !
Setelah menutup intercome,
SUSAN tergesa-gesa membuka jendela. Cahaya mentari pagi jatuh menyilaukan
pandangan SUSAN yang terlihat cemas.
CUT - TO
037. INT.
RUANG RAWAT SEBUAH RUMAH SAKIT.
PAGI
Cahaya
mentari pagi menyorot sebagian ruang rawat. SUSAN muncul dari balik pintu
langsung memburu BINTARA yang kepalanya
terbalut perban, tabung impus tergantung di sampingnya.
SUSAN
BINTARA … !!
SUSAN menatap iba. seorang
Dokter masuk memeriksa.
SUSAN
(cemas)
Dokter,
bagaimana?
DOKTER
Tidak
usah khawatir … hanya shock,
harus banyak istirahat!
SUSAN menarik napas panjang menenangkan dirinya.
CUT – TO
038. INT.
KAMAR BINTARA RUMAH SUSAN. SIANG
SUSAN
menarohkan obat di tangan BINTARA
kemudian menegukkan segelas air putih.
BINTARA
Aku
sudah enakan tante,
tidak perlu makan obat lagi!
SUSAN
Pokoknya
obat dari dokter harus habis ….
BINTARA
Nanti
tidur lagi, tidur lagi!
Kan malu tante .. !
SUSAN
(menempelkan telunjuk kebibir)
Ssstt,
jangan membangkang!
BINTARA (lucu)
Tante
kadang kayak perawat,
kadang
kayak polisi …
SUSAN
Udah
minum obatnya !
SUSAN meraih beberapa
potong pakaian BINTARA yang dimasukannya
ke dalam lemari.
BINTARA (meminum obat)
Kalau
tidak ada mobil patroli waktu itu
.. celaka! Bisa-bisa aku dibakar masa …. !
(mengenang) bisa-bisanya maling teriak maling!
SUSAN
Kejadian
pahit jangan diingat-ingat lagi
(menutup lemari) anggap sebagai pelajaran
untuk hari berikutnya
BINTARA (bergeser)
Aku
terlalu banyak merepotkan tante …
SUSAN
(tersenyum menghampiri)
Mungkin
memang kita dipertemukan
untuk saling membantu.
BINTARA ( menatap SUSAN )
Tante
baik sekali ….
SUSAN
Ah
…kamu juga baik!
BINTARA
Saya
jahat meninggalkan tante !
SUSAN
Setiap
pertemuan pasti ada perpisahan
… (membenahi obat ditempatnya) kita mungkin
belum waktunya untuk berpisah.
Terdengar hp
berdering-dering. SUSAN dan BINTARA
saling pandang.
BINTARA
Pasti
dari suami tante lagi !
SUSAN
(menghendel)
Yah
… yah ….!
SUSAN mengangguk pada BINTARA pertanda telepon dari suaminya,
kemudian ia bergerak keluar kamar.
Tidak berapa lama SUSAN
kembali dengan gembira.
SUSAN
(senang)
Kolega
suamiku! (mengerling)
ia memesan barang banyak sekali !
BINTARA (menguap)
Ohw
.. yyaahhh ……
BINTARA mengerjap-ngerjapkan bola mata yang
susah untuk dibuka.
BINTARA
Maaf
tante .. aku ngantuek ….
BINTARA merebahkan tubuhnya ke atas kasur dan
tertidur. SUSAN tersenyum lucu kemudian menyelimuti BINTARA.
CUT - TO
039. INT. RUMAH PRODUKSI. SORE
Beberapa
adegan SUSAN dan BINTARA sibuk mengecek
barang-barang kerajinan yang dipesannya. Mereka memisahkan antara anyaman bagus
dan anyaman yang perlu diperbaiki.
DISSOLLVE
040. EXT.
JALANAN. SIANG / MALAM
Beberapa
adegan berhari-hari.
SUSAN dan BINTARA berada dalam mobil jeep bergantian
membawa mobil, terkadang diselingi tawa dan canda atau yang satu tidur yang
satu pegang setir.
DISSOLLVE
041. EXT.
SEBUAH PANTAI. PAGI
Diatas
perahu layar yang disewanya berdua, nampak SUSAN dan BINTARA saling memotret, kadang BINTARA menyuruh tukang perahu untuk
mengabadikan fotonya bersama SUSAN.
DISSOLLVE.
Perahu mendarat. SUSAN
dibimbing BINTARA turun dari perahu
memanjat bebatuan. Sesekali SUSAN berteriak takut jatuh, BINTARA melindunginya dengan dekapan.
DISSOLLVE.
SUSAN berjalan melenggang
menuju parkiran mobil, tiba-tiba BINTARA
menyergap tubuhnya dan menggendong SUSAN.
SUSAN
(minta dilepaskan)
BINTARA .., malu! Lepaskan!lepaskan !!
SUSAN meronta-ronta,
matanya menyapu pandang pada orang-orang yang memperhatikannya.
BINTARA (bercanda)
Nanti
sampai mobil
BINTARA mempercepat langkahnya, kemudian
menurunkan SUSAN di atas kap mobil. SUSAN langsung memukul-mukul BINTARA yang tertawa-tawa girang lalu
menangkap tangan SUSAN dan menghimpit tubuhnya.
SUSAN
(mendorong marah)
BINTARA .. keterlaluan .. !!
SUSAN melayangkan
tamparannya di pipi BINTARA. BINTARA kage. SUSAN ikut kaget.
SUSAN
Maafkan
aku BINTARA …..
BINTARA terdiam lalu masuk dalam mobil hendak
memegang setir, SUSAN ikut masuk dan terdiam.
SUSAN
(memperhatikan BINTARA)
Maaf
… habis kamu keterlaluan sih!
BINTARA tidak menjawab ia mengoper gigi
persneleng. mobil melaju perlahan meninggalkan pantai carita.
CUT – TO
042. INT. KAMAR
BINTARA RUMAH SUSAN. MALAM
Kedua
mata BINTARA tertutup kain. SUSAN
menunjukan jemari tangannya untuk meyakinkan bahwa penutupnya benar-benar
gelap.
SUSAN
Berapa
ini?
BINTARA
Lima
….
SUSAN tertawa karena BINTARA salah menjawab, lalu SUSAN
membimbing BINTARA menunjukan jalan
keluar kamar.
CUT – TO
043. INT.
SEBUAH RUANGAN RUMAH SUSAN. MALAM
SUSAN
membuka tutupan mata BINTARA, maka
terlihat SUSANa romantis, di atas meja hias ada beberapa makanan kecil, hiasan
lilin dan shampheen.
BINTARA (bingung)
Ada
apa ini?
SUSAN
Masih
enggak ingat tgl 14 maret hari apa?
BINTARA menggelengkan kepala bingung. SUSAN
tertawa lalu membawa kue ulang tahun dan menyanyikan lagu happy birhtda. BINTARA tercengang.
SUSAN
Ayo
.. tiup, tiup … !!
BINTARA antara percaya dan tidak, meniup lilin
kue ulang tahun. SUSAN mengambil pisau.
BINTARA memotong kue, memberikannya pada SUSAN.
BINTARA (terharu)
Makasih
Tante …
SUSAN memberi kecupan
kedua pipi BINTARA.
DISSOLLVE.
SUSAN dan BINTARA saling menuangkan shampheen, kemudian
meminumnya sama-sama.
DISSOLLVE.
SUSAN mengajari BINTARA bertenggo yang akhirnya mereka berdua
berdansa tenggo mengitari ruangan tersebut penuh kesenduan.
DISSOLLVE.
Mereka sama-sama mabuk,
SUSAN terjatuh di atas kursi. BINTARA
memburu, menatapnya lalu membelainya.
BINTARA
Saya
sangat bahagia sekali ….
Kamu
… kamu sangat cantik ROSALINE !
Wajah BINTARA mendekati wajah SUSAN. SUSAN
menghindar dengan sebelah tangannya membekap mulut BINTARA yang hendak menciumnya.
BINTARA
ROSALINE
… oh .. ROSALINE !
SUSAN tersadar ia
mendorong tubuh BINTARA hingga jatuh.
SUSAN
Saya
bukan pacarmu … !
BINTARA (tertawa mabuk)
Oh
… sayang! Peluklah aku … !
BINTARA mengejar SUSAN yang berusaha
menghindar.
SUSAN
BINTARA .. sadar! Aku punya suami !!
BINTARA
Heh
.. heh! Kamu tidak mencintainya,
dan kamu tante yang kesepian …,
peluklah aku .. kamu pasti perlu kehangatan !
SUSAN tercengang,
tiba-tiba BINTARA memeluknya.
BINTARA
Ayo
.. kita bercinta … tante SUSAN !!
SUSAN kaget tangannya
langsung menampar wajah BINTARA.
BINTARA
Sayang
… !
BINTARA kembali mendekap SUSAN. SUSAN
benar-benar marah ia mendorongnya sekuat tenaga hingga BINTARA jatuh terhuyung-huyung dan susah
untuk bangun.
DISSOLLVE.
BINTARA tidak bisa bangun, akhirnya tertidur
pulas di atas karpet.
CUT – TO
044. INT.
GALERI KERAJINAN. SORE
SUSAN
pura-pura sibuk ketika BINTARA
mendekatinya, beberapa pegawai melayani para pengunjung.
BINTARA (setengah berbisik)
Maaf
atas kejadian kemarin malam ….
SUSAN pura-pura tidak
mendengar. BINTARA mengambil buku
catatan.
BINTARA
Maaf
…
SUSAN menatap kesal. BINTARA teersenyum menggoda.
BINTARA
Tidak
baik mengasingkan aku
di depan anak buahmu.
SUSAN merampas buku.
seorang pelayan menghampiri. SUSAN pura-pura bersikap baik pada BINTARA.
BINTARA mengacungkan jempol.
SUSAN
(pura-pura)
Yang
kemarin bukan segitu … !
BINTARA tersenyum lucu.
PELAYAN
(pada BINTARA)
Mas
ada klayen mau bertemu….
INSERT; Seorang klayen
melihat- lihat barang kerajinan
BINTARA bergerak mengikuti pelayan. SUSAN
kembali cemberut.
CUT – TO
046. INT/EXT.
RUMAH SUSAN. MALAM
SUSAN
dan BINTARA saling menghindari tatapan
mata ketika mereka sibuk mengecek pembukuan.
Tanpa sengaja mereka
tertidur. Selang beberapa saat kepala SUSAN miring ke dada BINTARA yang disambut dengan dekapan
tangan BINTARA.
INSERT : M’BOK yang hendak
merapikan ruangan tersenyum penuh arti dan meninggalkannya.
Dalam saat bersamaan SUSAN
terperanjat bangun, masih terlihat marah.
BINTARA ikut terbangun.
BINTARA
Kita
ketiduran di sini ya?
SUSAN tanpa bicara ia
bergegas menuju kamarnya.
CUT – TO
047. INT.
KAMAR BINTARA RUMAH SUSAN. MALAM
BINTARA gelisah tidak bisa tidur, kadang
tersenyum sendiri seperti mengkhayal.
0S BINTARA
Kenapa
perasaanku bisa seperti ini?
CUT – TO
048. INT.
KAMAR UTAMA RUMAH SUSAN. MALAM
SUSAN
nampak gelisah tidak bisa tidur, kadang tersenyum-senyum sendiri, kadang tegang
seperti berpikir keras.
OS SUSAN
Ya Tuhan …, salahkah bila
wanita
seperti aku jatuh cinta pada
pemuda
jauh dibawah umur?
SUSAN
bergerak ke cermin sesaat memandang wajahnya.
OS SUSAN
Usiaku sebentar lagi nginjak
usia 40
SUSAN
menarik napas seperti ada yang ingin dikeluarkan dari dadanya kemudian bangkit
berdiri.
CUT – TO
049. INT.
RUANGAN RUMAH SUSAN. MALAM
SUSAN
dan BINTARA keluar dari kamar
masing-masing lalu bergerak menuju ruang yang sama dan bertemu.
Beberapa saat suasana
hening. BINTARA memulai bicara.
BINTARA (memacahkan keheningan)
Eh
.. hmh .. eh ..hmmh!
SUSAN
menengok sejenak, dan berbalik lagi membuang muka
BINTARA (memberanikan)
Gak
bisa tidur yah …?
Diam tidak ada jawaban.
BINTARA
Sama!
.. kalau malam begini
enaknya
bakar apa hayo?
BINTARA menghampiri lebih dekat. SUSAN
menghindar hendak pergi. BINTARA
menghadang.
BINTARA (memancing)
Maaf
kalo selama ini tingkahku
membuat
Tante jadi uring-uringan
SUSAN melengos.
BINTARA
Seandainya
saya sudah tidak layak
lagi jadi karyawan tante, apa boleh buat,
bikin repot saja
SUSAN menghempaskan napas.
BINTARA
Aku
tahu ..mhmh .. SUSAN, eh, tante
ingin mengatakan sesuatu pada saya ….
Tapi … susah yah?
BINTARA menyelidiki sikap TANTE SUSAN yang
sedikit kikuk.
BINTARA
Atau
bikin memo depan kamarku seperti
dulu ketika baru-baru tinggal
di sini, gimana?
SUSAN seperti mengenang ia
nampak tersenyum simpul
BINTARA (menggoda)
Nah
gitu dong senyum, kan perasaanku
jadi
lega tidak seperti perang saudara.
SUSAN tanpa sengaja
menatap wajah BINTARA yang juga
menatapnya. Dua pasang mata saling pandang penuh arti, tiba-tiba terdengar
suara dering telepon berkali-kali, keduanya bertanya-tanya melempar pandangan.
BINTARA (datar)
Pasti
suami tante lagi ….
Mau
ngucapin celamat bobo yang!
Kangen
nih …..!(meledek)
SUSAN tergesa-gesa
bergerak keruang telepon, meninggalkan
BINTARA yang uring-uringan.
CUT – TO
049A. INT. RUANG TELEPON RUMAH SUSAN. MALAM
SUSAN menghendel telepon
agak gemetaran
SUSAN
Iyah
… iyah … okey .. bye …!!
Terdengar suaran telepon
terputus dari sebrang. BINTARA muncul
langsung memperhatikan SUSAN yang nampak bingung dan merenung-renung bergumam
sendiri.
SUSAN
Bisakah
aku menghindarinya?
Haruskah
aku berterus terang?
BINTARA bingung mendengar keluh kesah SUSAN.
SUSAN
(tiba-tiba)
Tolonglah
aku BINTARA, tolonglah aku!
BINTARA
(mengerutkan kening)
Yah
…
SUSAN tanpa menoleh
bergerak beberapa langkah.
SUSAN
Bantu
aku dengan pemikiran jernihmu.
BINTARA masih bingung belum mengerti. SUSAN
berbalik menatap tajam BINTARA.
SUSAN
(agak lantang)
Seandainya
kamu jadi saya
BINTARA
(reflek mengangguk)
Yah
…
SUSAN
Dan
harus menentukan sikap
Diam sejenak
SUSAN
(menerawang)
Bagaimana
rasanya bercinta dengan orang yang tidak kita cintai?
BINTARA
berpikir keras
Aduuhh
… sulit sekali yah?
(bergumam)
wong saya itu tidak pernah tahu caranya bercinta?
SUSAN
Bukannya
kamu memuja cinta? Seperti pada gadis desa
yang
tengah menunggu keberhasilanmu?
BINTARA
(lugu)
Owh
… dia .. dia sih galak, tidak pernah mau di sentuh dan (mengenang) kami sanagt
kaku, belum pernah …
BINTARA tersenyum simpul memandang SUSAN.
BINTARA
Hmh
.. tidak pernah seakrab kita berdia .. mhm tante
BINTARA mealu-malu, SUSAN menatap seperti
menyelidik.
BINTARA
Sweer
…, saya tidak bohong SUSAN, eh tante!
SUSAN
(datar)
Kamu
nyesel?
BINTARA
(nymabar)
Oh
.. enda, enda, malah aku lebih nyaman tinggal di sini dari pada di kampung,
(menerawang) mereka selalu mendambakan kehidupan di kota.
SUSAN kembali serius pada
permasalahannya.
BINTARA
(mengerti)
Oh
.. ya terus gimana tante?
SUSAN sejenak memgigit
bibir bawah
SUSAN
Hmhm
.. misalnya (menatap nanar) kamu tidak mencintai seseorang, apa yang akan kamu
lakukan? Seandainya orang itu memintamu untuk tinggal bersama?
BINTARA(polos)
menolak
SUSAN
(menatap Bntara)
Suamiku
merencanakan tinggal disni
Bersamaku
selamanya! Dan menceraikan
kedua
istrinya
BINTARA agak terhentak.
SUSAN
Kalau
boleh aku memilih …
aku lebih baik hidup sendiri.
BINTARA (memancing)
Bukannya
suami tante mendukung penuh
dalam bisnis-bisnis tante?
SUSAN
(meneruskan)
Aku
perlu pemikiran jujurmu
dalam masalah ini!
Atau
kamu memang menginginkan
tante tersiksa dengan orang lain !
SUSAN terlepas bicara.
BINTARA (berpikir)
Dengan
orang lain?
SUSAN
(membenarkan)
Maksud
tante … hmh(gugup)
tante tidak ada rasa cinta sama sekali,
ia
membuat tante tersiksa!
BINTARA (menyelidik)
Hmh
…kalau tante tidak mencintai
suami
tante … bearti ada orang lain
yang tante cintai
SUSAN
(serba salah)
Enggak,
enggak ada !
BINTARA
Bagaimana
aku bisa membantu pemikiran,
kalau tantenya sendiri tidak mau
jujur pada diri sendiri.
SUSAN terperangah, BINTARA mendekat dan perlahan memegang bahu
SUSAN yang nampak bingung.
BINTARA (lembut)
Terus
teranglah SUSAN …
SUSAN kaget langsung
menatap BINTARA yang juga menatapnya.
SUSAN
Aku
.. aku ….
BINTARA
Yah
… memang kita dipertemukan ….!
Didalam sini (menunjuk pada dadanya)
ada terpancar suatu kekuatan,
entah
kapan mulainya? pancaran kekuatan
itu makin hari makin menyatu(mempengaruhi)
SUSAN terdiam. BINTARA menatap SUSAN mengharap.
BINTARA (menatap SUSAN)
SUSAN
….. katakan pernahkah berpikiran lain
tentang diriku disaat sendiri?
SUSAN kaget, mundur beberapa langkah.
SUSAN
Bagaimana
tentang gadis Desamu?
BINTARA (meyakinkan)
Sudah lama saya tidak mengingatnya lagi.
SUSAN
Saya
tidak begitu gampang untuk
meninggalkan suami !
SUSAN menegakkan kepala, dan berlalu meninggalkan BINTARA dengan mata berkaca-kaca.
CUT – TO
049A. INT.
KAMAR UTAMA RUMAH SUSAN. MALAM
SUSAN
hendak menutup pintu kamar, tiba-tiba
BINTARA mendorongnya masuk kamar.
BINTARA
SUSAN
.., SUSAN … !
BINTARA menatap SUSAN beberapa saat.
BINTARA
Dari
sinar matamu aku tahu ….
SUSAN berusaha menghindari
tatapan BINTARA.
BINTARA
Aku
sangat membutuhkanmu …
BINTARA memegang bahu SUSAN.
BINTARA
Jangan
tampar aku lagi.
SUSAN memandang BINTARA menahan tawa.
BINTARA (tersenyum)
Biarkan
waktu yang menjawab.
SUSAN menjatuhkan
kepalanya dipelukan BINTARA.
CUT - TO
034A. EXT. SUATU TEMPAT PEDESAAN. SORE
ROSALINE
bangkit berdiri kaget mendengar perkataan GINO.
ROSALINE
Kamu
sudah mengatakan pada abah
untuk meminangku ?!
GINO
Persis
!
ROSALINE
Gin
.. kamu melanggar peraturan
sebagai saudara sepupu !
GINO
Itu
kan teori, prakteknya
kita
yang menentukan Ros!
ROSALINE
(melengos)
Tidak
kusangka kamu bersekongkol dengan abah untuk menyingkirkan BINTARA dari kehidupanku!
GINO
Agar
warisan nenek moyang kita
tidak
jatuh ketangan orang lain!
ROSALINE
Peraturan
dari mana?! Memang kita darimana?
GINO
Sudahlah
Ros, kita tidak bisa
menghindari
adat keluarga kita,
mau asal dari mana kek ?!
ROSALINE
(menentang)
Tidak
bisa! Kurasa tidak akan bisa !
GINO
Biarpun
abah memaksamu ?!
ROSALINE
mengangguk.
Yah
.. karena aku tidak mencintaimu Gin …
(terbata-bata)
aku setulusnya sangat
mencintai
BINTARA, sampai titik
darah
penghabisan, tidak ada tersisa
untuk orang lain!
GINO belum sempat
berpikir.
ROSALINE
(menyesal)
Cepat
antarkan aku pulang sekarang juga.
ROSALINE setengah berlari
bergerak kearah mobil yang terparkir dekat lapangan. GINO mengikuti dari
belakang membuyarkan barisan kambing yang tengah digembala.
CUT - TO
050. INT/EXT.
RUMAH SUSAN. PAGI
OS. Bunyi bell pintu rumah.
SUSAN yang nampak ceria
berpakaian rapi hendak pergi, membuka pintu depan.
Pintu terbuka. ROSALINE
muncul dibalik pintu. Keduanya terperangah saling pandang, saling mengagumi.
ROSALINE
(gagap)
Hmh
.. hmh … rumahnya tante SUSAN?
SUSAN
(melihat tas pakaian ROSALINE)
Betul,
saya sendiri .. hmh … ROSALINE?
ROSALINE mengangguk sambil
mengulurkan tangan saling berjabatan serta berangkulan.
SUSAN
Ayo
masuk … !
ROSALINE masuk menyapu
pandang interior rumah SUSAN yang tertata rapi kesan artistik.
SUSAN
Sebentar
saya panggilkan BINTARA,
silahkan
duduk dulu!
SUSAN masuk kedalam sambil
berteriak memanggil MBOK KARSIH.
OS
SUSAN
Mbok
…, mbok .. !!
OS
MBOK KARSIH
Ya
.. non!
ROSALINE menunggu beberapa
saat. MBOK KARSIH muncul membawa nampan berisi sajian tamu.
MBOK
KARSIH (menaroh hidangan dimeja tamu)
Silahkan
diminum …
ROSALINE
Makasih
….
MBOK KARSIH tergopoh-gopoh
masuk ruangan.
ROSALINE mengibaskan
rambutnya yang panjang sepinggang, tidak berapa lama muncul BINTARA.
ROSALINE
(bangkit)
BINTARA ….
ROSALINE menyongsong BINTARA dengan penuh kerinduan.
ROSALINE
Sudah
lama tidak mendengar kabarmu
… aku ingin ketemu !
ROSALINE menghambur
memeluk BINTARA yang nampak kaku.
INSERT; SUSAN ragu-ragu
hendak pergi lewat pintu gerasi atau lewat depan memergoki BINTARA.
BINTARA (dingin)
Harusnya
memberi kabar dulu.
ROSALINE
Aku
ingin bikin kejutan buatmu BINTARA …
BINTARA segera berjaga jarak ketika SUSAN
bergerak ke arahnya.
SUSAN
(ramah)
Hmhm
.. hmh …!maaf aku pergi duluan …
(pada
ROSALINE) kalau mau istirahat silahkan …
BINTARA
SUSAN
aku ikut !
SUSAN
(tersenyum mengibaskan tangannya)
Tamu
agung harus ditemani,
lagi
pula hari ini pekerjaan
tidak
terlalu sibuk !
BINTARA salah tingkah. SUSAN bergerak
melangkah meninggalkan ruangan. sementara ROSALINE tertunduk.
CUT – TO
050A. HALAMAN DEPAN RUMAH SUSAN. PAGI
SUSAN membelokan stir
mobilnya dari pekarangan rumah dengan wajah gusar, kecembururannya terlihat
dari cara ia menyetir mobil.
CUT – TO
051. INT. KAMAR
BINTARA RUMAH SUSAN. MALAM
BINTARA langsung menghardik ROSALINE.
BINTARA
Kamu
telah mengganggu urusan
bisnisku dengan SUSAN!
ROSALINE
BINTARA .. jika mau pergi?
pergilah!
biar aku menunggumu di sini.
BINTARA (jengkel)
Sebenarnya
tujuanmu apa datang kemari?
Bukankah sudah kubilang bahwa
aku tidak sanggup lagi untuk membelikan
kamu tempat tinggal di sini!
ROSALINE
(datar)
Aku
tidak berkeinginan lagi
untuk
tinggal di kota … (mengharap)
aku
ingin kamu pulang meminangku ….
BINTARA (kaget)
ROSALINE,
maaf, dulu memang rasa
untuk
memilikimu begitu besar,
tapi sekarang rasa itu sudah hangus terbakar
….
Kasarnya
(menatap ROSALINE)
aku
sudah tidak mencintaimu lagi Ros!
ROSALINE bergetar
Aku,
aku ….,aku enggak percaya !
BINTARA
Sadarlah
pada waktu yang terus berjalan,
sekarang
aku mempunyai kehidupan baru
….. begitu menyenangkan dan
(tersenyum) tidak boleh seorangpun
mengusik
impianku.
ROSALINE
terdiam, matanya berkaca-kaca.
ROSALINE
Apapun
yang terjadi aku tetap akan menunggumu ….
BINTARA
Bukannya
selain aku! masih ada laki-laki
lain
yang kamu tunggu, dan ia
masuk
katagori sempurna di matamu.
ROSALINE
(terbata)
Gino,
aku sama sekali tidak menaruh hati padanya!
BINTARA
Kenapa
tempo dulu kamu selalu membanggakan keberhasilannya?
ROSALINE
(melemah)
Tadinya
aku cuma ingin abang seperti dia,
punya mobil, punya rumah di kota.
BINTARA
Dan
sampai saat ini aku masih belum beruntung!
ROSALINE
Saya
mengerti bang, saya akan
menerima abang apa adanya
asalkan
abang kembali padaku.
BINTARA
Tidak
segampang membalikan telapak tangan Ros.
ROSALIN
Enggak
bang, mari kita pulang.
BINTARA (menuju pintu)
Apabila
kamu mau pulang ..
kamu
tahu lewat mana jalannya!
BINTARA membuka pintu kamar dan berlalu.
ROSALINE mematung airmatanya mulai mengembang bergulir jatuh di pipi.
CUT - TO
052. INT.
RUANG BELAKANG RUMAH SUSAN MALAM
Folow
focus.
BINTARA bergerak keruang belakang menemui MBOK
KARSIH.
BINTARA
Ibu
belum pulang Mbok?
MBOK
KARSIH
Belum
lihat Den …
biasanya kalau udah pulang suka nyuruh
mbok mijitin kakinya.
BINTARA (khawatir)
Kemana
yah .. mbok, enggak nelepon?
MBOK
KARSIH
Enggak!
Tadi Aden waktu digaleri gimana?
BINTARA
Katanya
sih,kesana, tapi keluar lagi.
MBOK
KARSIH
Coba
Aden telepon Hpnya.
BINTARA
Melbok
terus ….
MBOK
KARSIH
Mungkin
ada keperluan mendadak
yang
tidak bisa ditunda
Atau
.. mungkin si non lagi
suntuk di rumah ….. biasanya kalau suntuk
suka pergi sendiri ke luar kota.
BINTARA
Keluar
kota kemana?
MBOK
Enggak
tahu Den ….
BINTARA garuk-garuk kepala cemas.
MBOK
KARSIH
Mau
bikin kopi Den?
BINTARA
Enggak!
MBOK
KARSIH (tersenyum)
Calon
istrinya okey juga tuh Den.
BINTARA
Ssstt,
sekarang sudah bukan lagi.
MBOK
KARSIH
Lo
…?
BINTARA
Mungkin
bukan jodohnya kali mbok.
MBOK
KARSIH
Tapi
sayang Den .. ia kelihatan tipe setia !
BINTARA tersenyum
Ada
yang lebih penting dari itu.
MBOK
Apa?
BINTARA
Kecocokan
!
MBOK mengangguk-angguk. BINTARA bergerak ke arah bar mengambil
minuman keras dari lemari bar.
CUT – TO
053. INT.
RUANG TELEPON RUMAH SUSAN. MALAM
BINTARA yang terlihat sedikit mabuk,
berkali-kali menelepon SUSAN yang terus-terusan melbok. Akhirnya BINTARA duduk termenung menunggu bunyi
telepon yang kadang ada beberapa penelepon dari luar menanyakan SUSAN.
Botol minuman ditaroh di
atas meja telepon. ROSALINE muncul memperhatikan BINTARA dan mengajaknya pindah ke kamar.
CUT – TO
054. INT KAMAR
BINTARA RUMAH SUSAN. MALAM
BINTARA setengah sadar dibimbing ROSALINE
menuju tempat tidur.
BINTARA (menolak)
Aku tidak mau tidur!
Aku mau tunggu SUSAN, tidak
mau denganmu ….
BINTARA mencoba melangkah hendak keluar kamar
tapi tubuhnya berat dan terjatuh. ROSALINE mencoba memapahnya ketempat tidur. BINTARA bersungut-sungut mabuk berat.
BINTARA
Aku .. . menginginkanmu …
butuh kamu …!
I … love .. you SUSAN …
BINTARA menarik tubuh ROSALINE yang nampak
sedih dan menangis, kemudian BINTARA
membuka daster yang dikenakan ROSALINE.
DISSOLLVE
055. INT/EXT.
DALAM KERETA API. PAGI
OTS.
Beberapa adegan ROSALINE
berada dikereta api. Antara menangis. Termenung dan tertidur.
CUT - TO
054. INT.
KAMAR BINTARA RUMAH SUSAN. PAGI
SUSAN
langsung melempar sprei yang terkena bercakan darah segar kearah BINTARA yang nampak duduk termenung di sudut
kursi santai.
SUSAN
(sedih)
Kamu
telah menodainya ! (berpikir)
kamu harus tanggung jawab ….
(menatap
tajam) kok bisa sih kamu melakukannya?!
BINTARA (menyesal)
Entahlah
SUSAN, tadi malam aku minum banyak,
kamu enggak pulang-pulang …
SUSAN
Alasan
!
BINTARA
Ia
memancingku terus … dan aku laki-laki normal.
SUSAN
Lalu
setelah dinodai,
kamu
suruh pulang begitu saja?!
BINTARA
Seharusnya
dia tidak tinggal di sini
sekamar denganku.
SUSAN
(meneruskan, menuding)
Dan
berbuat mesum mengotori tempatku ! jiji !
BINTARA berdiri menangkap pundak SUSAN.
BINTARA
Maafkan
… aku betul-betul khilap.
SUSAN
(menghindar)
Sudah
terlanjur (berkaca-kaca) kamu saya pecat!
BINTARA (kaget)
SUSAN
?!
SUSAN
Jadikanlah
dia sebagai istrimu
dan jangan injakan kakimu lagi disini !
BINTARA
Enggak
…. Tidak ! aku …,
aku tidak mungkin bisa meninggalkanmu.
SUSAN
Panggil
aku tante atau ibu !
BINTARA
Aku
sangat mencintaimu.
SUSAN
Nikahi
ROSALINE demi aku ….
BINTARA
Aku
tidak mau !!
SUSAN
(mengeraskan suara)
Pergi
dari rumahku sekarang juga!
Dan jangan ganggu aku lagi!
aku tidak suka pada laki-laki yang
tidak bertanggung jawab! (melemah)
….. karena aku wanita ….
SUSAN menangis. BINTARA bingung.
BINTARA
SUSAN
……
SUSAN
(berteriak)
Cepat
pergiiii …
tinggalkan aku dan kawini dia!!
SUSAN bergerak pergi
setengah berlari membanting pintu kamar.
CUT – TO
054A. INT. DEPAN
PINTU KAMAR RUMAH SUSAN. PAGI
ROSALINE
yang berada depan kamar membawa koper pakaian terhentak melihat SUSAN yang
nampak menangis.
Kemudian mereka saling
pandang.
ROSALINE
(bergetar)
Saya
sudah minggat dari kampung ….
SUSAN
menghapus air mata.
SUSAN
(terbata-bata)
BINTARA di dalam … ia sudah menunggumu ….
SUSAN membukakan pintu
kamar lalu setengah berlari pergi meninggalkan ROSALINE yang nampak berdiri
mematung depan kamar tidak berani masuk ke dalam.
INSERT : BINTARA menengok ROSALINE dengan pandangan
dingin.
FADE OUT
FADE IN
055. INT.
RUMAH SUSAN. MALAM
MBOK
KARSIH yang hendak mengantarkan minuman terhenti, ketika mendengar suara SUSAN
marah-marah via telepon.
SUSAN
Kalian
semua tidak ada yang bisa kerja!
Tidak bisa diandalkan! Ketergantungan!
Semua jadi terbengkalai!
Udah tutup saja galeri itu …. !!!
SUSAN menaroh telepon
setenagh dibanting. Hp berdering SUSAN menghendel dengan nada tinggi.
SUSAN
Yah
… ada apa pak Noto?
…….
Yah .., yah …., saya rasa
lebih baik dibatalkan semua
kontrak kerja kita .,…. !! enggak,
enggak apa-apa ……. Tidak perlu lagi !!
Pembicaraan selesai. Hp
kembali berdering-dering, SUSAN mematikannya. suara telepeon nyambung berdering
ke telepon genggam. SUSAN mencabut salurannya.
Suasana menjadi hening.
SUSAN menarik napas panjang. MBOK KARSIH menghidangkan minuman.
SUSAN
(membentak)
Suruh
siapa bikin air !!
MBOK
KARSIH (ciut)
Kan
biasa non …
SUSAN
Enggak
… aku enggak mau minum
bawa
lagi !! ada-ada saja !!
Kalau
sudah tidak mau kerja
Di sini tinggal bilang !!
INSERT: UDIN meledek
mendengar Mbok KARSIH dibentak.
SUSAN
Si
Udin juga kalau sudah bosan disini pergi saja!
INSERT: UDIN melotot.
SUSAN
Pergi
semuanya, pergiiii !!!
MBOK KARSIH takut-takut
meraih gelas dari meja ditaroh di atas nampan.
SUSAN
(menepuk-nepuk dada)
Ya…
Allah! aku kehilangan keseimbangan
,kehilangan kendali.
SUSAN menelungkupkan kedua
tangan kewajahnya.
CUT – TO
056. INT.
KAMAR UTAMA RUMAH SUSAN. MALAM
SUSAN
menoleh pada MBOK KARSIH yang tengah memijit-mijit bagian bahu SUSAN.
SUSAN
Seharusnya
saya tidak mengusirnya Mbok ….
MBOK
KARSIH
Penyesalan
datangnya selalu belakangan non.
SUSAN
Tapi
akhir-akhir ini saya ingin
sekali
menemuinya mbok, kadang
terpikir
bagaimana ia menghadapi orang
yang sudah tidak dicintainya?
MBOK
KARSIH
Yah
.. seperti n`non menghadapi
Suami Non Pak Hendri …
SUSAN
Pak
Hendrik lebih tua dari saya,
sedangkan
BINTARA jauh lebih muda !
MBOK
(hampir menyambar)
Cinta
tidak memandang usia non,
apalagi non kelihatan
Lebih
muda dari usia sebenarnya.
SUSAN
terdiam, MBOK menghentikan pijitannya.
SUSAN
(bicara pada diri sendiri)
Dimana
ia sekarang …
MBOK
KARSIH
Mbok
yakin n`non dengan Den BINTARA pasti
bisa bertemu lagi.
SUSAN
Dia
sudah beristri mbok.
MBOK
KARSIH
Tapi
perasaan itu tidak bisa disembunyikan non.
SUSAN menatap MBOK KARSIH.
CUT – TO
057. INT. RUMAH
KONTRAKAN KECIL BINTARA. MALAM
ROSALINE
tengah menuangkan air kedalam gelas kemudian gelas berisi air kopi itu
dihidangkan depan BINTARA yang tengah
asik menonton acara tv.
ROSALINE duduk di samping BINTARA, tidak berani mengusik kebisuannya.
CUT – TO
058. INT. KAMAR BINTARA RUMAH KONTRAKAN KECIL. MALAM
ROSALINE dengan
berlinangan air mata, duduk menatap
BINTARA yang tertidur lelap disampingnya, kemudian ia menarik selimut
dan menyelimuti tubuh BINTARA.
CUT – TO
059. INT.
KAMAR BINTARA RUMAH SUSAN. MALAM
SUSAN
membuka pintu kamar yang nampak kosong dan sepi, pandangan SUSAN tertuju pada
tempat tidur.
CUT – TO
FLASHEESS
060. INT. KAMAR
BINTARA RUMAH SUSAN. SIANG
SUSAN
menunjukan kamar untuk BINTARA yang
terkagun-kagum dan bingung.
BINTARA
Tante,
saya enggak berani tidur di sini,
Katanya, sewa kamar di kota, mahal
SUSAN
Kamu
pasti bisa membayarnya …
SUSAN
merapikan taplak meja mini dan menggeser pas bunga.
CUT – TO
060. INT.
KAMAR BINTARA RUMAH SUSAN. MALAM
SUSAN
tersenyum simpul sambil bergerak kearah lemari dan membuka laci, maka SUSAN
menemukan beberapa foto BINTARA yang
berfose dengan dirinya di atas perahu.
FLASHEESS Sc 41,
Di atas perahu layar yang
disewanya berdua, nampak SUSAN dan
BINTARA saling memotret, kadang
BINTARA menyuruh tukang perahu untuk mengabadikan fotonya bersama SUSAN.
DISSOLLVE.
Perahu mendarat. SUSAN
dibimbing BINTARA turun dari perahu
memanjat bebatuan, sesekali SUSAN berteriak takut jatuh, BINTARA melindunginya dengan dekapan.
DISSOLLVE.
SUSAN berjalan melenggang
menuju parkiran mobil, tiba-tiba BINTARA
menyergap tubuhnya dan menggendong SUSAN.
SUSAN
(minta dilepaskan)
BINTARA .., malu! Lepaskan!lepaskan !!
SUSAN meronta-ronta,
menyapu pandang pada orang-orang yang memperhatikannya.
CUT - TO
061.
INT. KONTRAKAN KECIL RUMAH BINTARA.
MALAM
BINTARA tersenyum simpul matanya agak
berbinar, lalu berdiri mengambil minuman di pinggir ranjang. ROSALINE
memperhatikan gerakan BINTARA.
BINTARA
Kenangan
bersama SUSAN tidak bisa
hilang begitu saja dalam ingatanku,
apakah selama ini aku salah?!
ROSALINE
(datar,menahan tangis)
Kamu
tidak salah BINTARA,
akulah yang salah, dan kalau boleh memilih,
aku ingin kembali seperti dulu
tinggal dikampung, menjaga sawah dan lading.
BINTARA
ROSALINE
.. (menoleh)
ROSALINE
mengangkat wajahnya.
BINTARA
Kenapa
kamu tidak mau meninggalkanku?
Atau
berusaha melupakanku … ?
ROSALINE
berkaca-kaca tidak bisa menjawab.
BINTARA
Makin
hari langkahku kian kosong
bersamamu Ros, aku seperti tidak punya
gairah
untuk bangkit menjadi seorang laki-laki.
BINTARA menerawang jauh dan kembali tersenyum.
OS BINTARA
Tidak
seperti ketika aku dekat
dengan
SUSAN, dia? memang wanita mandiri,
wanita super, tidak mengenal kata lelah,
tegar, percaya diri dan sangat mempesona !
FLASHEESS Sc 39, 40 dan 10, 11
Beberapa adegan SUSAN
dan BINTARA sibuk mengecek barang-barang
kerajinan yang dipesannya,mereka memisahkan antara anyaman bagus dan anyaman
yang perlu diperbaiki.
Beberapa adegan
berhari-hari.
SUSAN dan BINTARA berada dalam mobil jeep bergantian
membawa mobil, terkadang diselingi tawa dan canda atau yang satu tidur yang
satu pegang setir.
BACK,IN – TO Sc 60
OS BINTARA
Pertemuan
yang tidak terduga membawaku
kedunia
yang penuh dengan tantangan
serta perjuangan !
FLASHEESS
SUSAN turun menghampiri
polisi, menunjukan arah motor yang membawa lari tas pakaian BINTARA, Polisi mengejar pengendara motor.
SUSAN menengok arah BINTARA yang kesakitan memegang-megang kaki
lalu segera menolongnya.
SUSAN memberi pengobatan
seadanya lalu menerima Hp.
BACK,IN – TO Sc 60
OS BINTARA
Kebaikan
yang tidak di buat-buat,
sangat mengagumkan!
(adegan
bayangan BINTARA ON Sound BINTARA)
BACK, IN – TO
062. RUMAH KONTRAKAN KECIL BINTARA.
MALAM
ROSALINE berusaha tidak
mengeluarkan air mata, ia mencoba untuk tegar, tapi tidak bisa, akhirnya ia
menghambur menjatuhkan diri ke dada
BINTARA yang tanpa reaksi.
CUT - TO
063. INT. RUANGAN RUMAH SUSAN. MALAM
POV.
KAM. O.S BINTARA Sc 64
SUSAN termenung-menung
matanya perlahan menyapu pandang setiap ruangan yang nampak lengang dan kosong.
SUSAN bergerak keruang santai dan menatap meja rias.
FLASHEESS sc 42,43
Kedua mata BINTARA tertutup kain. SUSAN menunjukan
jemari tangannya untuk meyakinkan bahwa penutupnya benar-benar gelap.
SUSAN
Berapa
ini?
BINTARA
Lima
….
SUSAN tertawa karena BINTARA salah menjawab, lalu SUSAN
membimbing BINTARA menunjukan jalan
keluar kamar.
SUSAN membuka tutupan
mata BINTARA.
BINTARA meniup lilin kue ulang tahun. SUSAN
mengambil pisau. BINTARA memotong kue
yang dikasihkannya pada SUSAN.
SUSAN memberi kecupan
kedua pipi BINTARA.
SUSAN dan BINTARA saling menuangkan shampheen, kemudian
meminumnya sama-sama.
DISSOLLVE.
SUSAN mengajari BINTARA bertenggo yang akhirnya mereka berdua
berdansa tenggo mengitari ruangan tersebut.
CUT – TO
064. INT. KAMAR
KONTRAKAN KECIL RUMAH BINTARA. MALAM
CU. BINTARA tersenyum-senyum simpul, posisinya
berbaring memunggungi ROSALINE yang berlinangan air mata.
BINTARA
Dibalik
keceriaannya tersembunyi
kedukaan
yang paling dalam,
dimana
ia harus menerima lamaran
seseorang yang baru dikenalnya
Karena
ia hutang budi pada laki-laki
yang
menolong biaya pengobatan bibinya
di
rumah sakit sampai meninggal!
Sementara
ia dari kecil tidak
tahu
orang tuanya yang kabarnya
meninggal
kecelakan
hidupnya sebatang kara
persis seperti nasibku … tapi Dia tegar
bagai batu karang dilautan lepas
tidak tergoyahkan badai dan topan
kuakui tingkah laku serta ucapannya
membuat
aku jatuh cinta, ingin
selalu
dekat dengannya..
FLASHEESS
065. EXT.
JALANAN PERTOKOAN. PAGI
(0S BINTARA Sc 063,64)
Adegan SUSAN yang penuh
tawa dan ceria memilih-milihkan pakaian buat
BINTARA.
FLASHEESS
066. INT.
RUMAH PRODUKSI. PAGI
(0S BINTARA Sc 063,64)
Beberapa adegan SUSAN
dengan ceria memberi semangat pada anak buahnya yang tengah mengerjakan order
kerajinannya.
BINTARA tersenyum kagum.
067. INT.
RUANGAN RUMAH SUSAN. MALAM
VOP. BINTARA
(0S BINTARA Sc 063,64)
SUSAN melamun sendirian
memandang ikan-ikan berenang di dalam kolam hias.
CUT - TO
068. INT.
RUANGAN RUMAH SUSAN. SORE
POV. SUSAN
Ikan berenang
kesana-kemari dalam kolam hias.
SUSAN
Aku
terlalu lama berlarut dalam kesedihan
hanya mengekang segala kerinduan yang
kian
hari, kian menekan mbok.
SUSAN menoleh sejenak pada MBOK KARSIH.
SUSAN
Bagaimana
cara menghilangkan rasa itu
mbok?
Sebentar lagi suamiku akan
datang ke Indonesia (menerawang)
MBOK
KARSIH (memberi pilihan)
Lebih
baik non temui Den BINTARA
sebelum
non memutuskan akan tinggal
serumah dengan suami non.
SUSAN
Tapi
aku kehilangan jejak mbok,
dikampungnya enggak ada yang tahu
dia tinggal dimana?
MBOK berpikir bingung
SUSAN
(teringatkan)
Betul!
Ada … ada … temannya kerja jadi pelayan!
SUSAN
langsung beranjak pergi melangkah diikuti pandangan MBOK yang nampak ikut senang.
CUT – TO
069. INT.
RUMAH KONTRAKAN KECIL
BINTARA. SORE
BINTARA memakai baju tebal dari gantungan paku
pintu kamar.
BINTARA
ROSALINE
… kamu harus mengerti keadaanku
saat
sekarang.
ROSALINE
Aku
tidak akan mengekangmu BINTARA !
BINTARA melangkah dari kamar menuju pintu
depan diikuti pandangan hampa ROSALINE.
CUT – TO
070. EXT. TAMAN – JALANAN – PANTAI. MALAM
Beberapa adegan. BINTARA menikmati kesendiriannya dengan
berjalan kaki, seperti melampiaskan kerinduan hati dalam keramaian kota.
CUT - TO
070A. EXT. BEBERAPA TEMPAT / JALANAN KOSONG. PAGI
ROSALINE melampiaskan kesedihannya dengan cara berlari dan terus berlari mengitari taman dan jalanan.
CUT - TO
071. INT.
RUANGAN RUMAH ROSALINE. MALAM
SUSAN berpakaian kasual
hendak pergi.
SUSAN
Saya
putus harapan mbok! temannya itu
sudah keluar dari café, sekarang saya mau
pergi
kekampungnya.
MBOK
(kaget)
Sekarang?
SUSAN
Yah
…, siapa tahu dia ada di sana ….
MBOK
KARSIH
Tapi
tidak pergi sendirian kan non?
SUSAN
(sambil melangkah)
Bilang
Udin siapkan mobil di depan !
MBOK kebingungan, tapi
segera melangkah mengikuti perintah SUSAN.
072. EXT/INT DEPAN RUMAH SUSAN. MALAM
SUSAN
membuka pintu depan, tiba-tiba matanya terbelalak melihat BINTARA berdiri mematung depan pintu. Mereka
saling tatap penuh haru.
BINTARA
Aku
menggangumu?
SUSAN
(bergetar)
BINTARAaa ….. !
SUSAN dan BINTARA tersenyum simpul saling pandang,
matanya nampak berkaca-kaca. Kemudian SUSAN menarik BINTARA masuk rumah. Setelah masuk BINTARA menarik SUSAN, akhirnya mereka
berpelukan penuh kerinduan yang lama terpendam. Suasana kerinduan mengharu
biru.
CUT – TO
073.EXT. BEBERAPA TEMPAT. SORE
ROSALINE
melangkah setengah berlari dibeberapa tempat. Rambutnya kadang tergerai-gerai
terkena hembusan angin.
CUT – TO
074. INT.
EXT. PEKARANGAN / DEPAN RUMAH SUSAN.
MALAM
Terdengar
suara hujan angin. ROSALINE nampak berlari dari pintu gerbang menuju teras rumah
yang nampak sepi dan kosong. ROSALINE mencoba mengetuk pintu beberapa kali
tidak ada jawaban.
DISSOLLVE
ROSALINE duduk di atas
kursi tamu, lalu menggelar baju tebalnya untuk melindungi tubuhnya yang
kedinginan dan akhirnya tertidur kecapaian.
CUT – TO
075. EXT. TERAS DEPAN RUMAH SUSAN. PAGI/SUBUH
ROSALINE
terbangun kala MBOK KARSIH berdiri memperhatikannya dengan heran.
MBOK
KARSIH (menyambut)
Maaf
Non Ros .., tidurnya pindah saja!
ROSALINE
(langsung bangun)
Enggak
usah Mbok jam berapa?
MBOK
KARSIH
Jam
lima lebih
ROSALINE
(mengerjapkan mata)
Saya
ketiduran, tadi malam hujan lebat!
MBOK
KARSIH
Saya
tidak berani buka pintu tanpa
seijin
majikan saya non.
ROSALINE
(tersenyum)
Enggak
apa-apa mbok (diam) saya Cuma
mengkhawatirkan BINTARA ….,
apa dia baik-baik saja !
MBOK
KARSIH (iba)
Alhamdullillah
non, malahan ia pergi dengan ibu,
(berbohong) katanya harus ketemu orang
di luar kota, ngajak bisnis !
ROSALINE
(menyisir rambut dengan tangan)
ohhh
….
MBOK menatap ROSALINE yang
bergerak duduk di kursi.
ROSALINE
Maaf
mbok .. aku haus, minta minum !
MBOK
Yah
.. iyah non Ros … !
MBOK tergopoh-gopoh masuk,
ROSALINE mengenakan baju tebal.
INSERT : MBOK berpikir
keras sambil menuangkan air.
CUT – TO
076. IXT. BUNGALAU – KALI URANG. PAGI
BINTARA dengan memakai baju tebal duduk termenung
memandangi pemandangan asri. SUSAN menarohkan minuman soft dring, ikut
memandang jauh.
BINTARA
Kamu
lihat di ujung sana, bumi seperti
menyatu dengan langit?
SUSAN menyandar duduk
disandaran kursi yang diduduki BINTARA.
SUSAN
Yah
…., sangat indah !
SUSAN menatap langit sambil menyandar kelengan BINTARA.
SUSAN
kapan
kita bisa menyatu seperti
pemandangan
di atas itu ?
BINTARA menatap SUSAN yang berpindah tempat.
BINTARA
Secepatnya,
kalau kita berani mengambil
resiko
tinggi seperti apa yang kamu bicarakan
semalam
…
SUSAN
Betul!
Perjuangan yang sangat mahal,
tidak bisa dibeli dengan uang ….
hanya
kenekadan dan keberanian serta
kemurnian cinta …. baru rencana itu
bisa
berhasil!
BINTARA (menyanggupi)
Aku
akan bawa ROSALINE ke sini.
SUSAN
(meyakinkan)
Dan
aku akan membawa suamiku ke sini.
SUSAN meraih kedua minuman
soft drink, yang satu di berikannya pada
BINTARA, satunya lagi untuk sendiri, kemudian mereka bersulang.
CUT - TO
077. SEBUAH BANGUNAN KUNO
(CANDI). SORE
OTS. Patung-patung,
bangunan kuno (candi)
Dengan keringat
bercucuran, ROSALINE berlari kencang sebentar-sebentar kepalanya menengok ke belakang,
ketakutan, seakan ada orang yang tengah mengejarnya.
Setelah terlihat suasana
sepi tidak ada orang. ROSALINE menjatuhkan diri di kursi taman.
Beberapa saat ROSALINE
mengatur napasnya, tapi tiba-tiba sebuah tangan mendekapnya. SUSAN terbelalak
melihat BINTARA tersenyum sinis dan
mendorong tubuhnya.
CUT - TO
078. INT. KAMAR
BINTARA RUMAH KONTRAKAN KECIL. MALAM
ROSALINE
serentak bangun dari tidurnya dengan mata melotot ketakutan, beberapa saat
ROSALINE mengingat mimpinya lalu menengok-nengok ke kanan dan ke kiri, sepi
tidak ada orang.
Tiba-tiba
terdengar suara ketukan pintu. ROSALINE mendengarkan sejenak lalu bergerak
berdiri.
CUT
- TO
078A. INT RUANG RUMAH KONTRAKAN
KECIL BINTARA. MALAM
Pintu
terbuka. BINTARA muncul dengan pakaian
yang sama seperti dimimpinya. ROSALINE tercengang.
BINTARA (bingung)
Ada apa?
Tiba-tiba
ROSALINE merasa mual, ia tergopoh-gopoh bergerak kearah wastapel, langsung
memuntahkan kotoran dari mulutnya berkali-kali.
BINTARA
Kamu
…, enggak apa-apa?
ROSALINE
(menarik selimut)
Enggak
.. mungkin masuk angin !
BINTARA
Perlu
kedokter?
ROSALINE
Enggak
…
BINTARA bingung serba salah.
CUT – TO
079. INT.
SUATU TEMPAT – MOBIL SUSAN. SIANG
SUSAN keluar dari dalam
mobil dengan tergesa diikuti BINTARA.
Lalu mereka sama-sama merenung dan berpikir keras.
CUT – TO
080. INT/EXT.
RUANG KONTRAKAN RUMAH ROSALINE.
SORE
ROSALINE memasukan
beberapa pakaian kedalam tas, BINTARA
menatap sejenak lalu mendahului keluar rumah diikuti ROSALINE.
CUT – TO
081. EXT.
STATION KERETA API. SORE / MALAM
BINTARA dan ROSALINE berjalan dalam gerbong
kereta menuju gerbong lain yang dituju lalu dudu. ROSALINE menaroh tasnya di
atas bagasi. BINTARA membantunya.
DISSOLLVE
Suara kereta api berjuit,
meninggalkan station membawa BINTARA dan
ROSALINE yang nampak kaku tidak banyak bicara.
Mata ROSALINE lebih banyak
menerawang ke luar melihat pemandangan, sementara BINTARA sebentar-bentar menengok ke belakang
melihat SUSAN yang berpenampilan lain (mengecoh
penglihatan), duduk di samping suaminya yang juga tertidur lelap.
BINTARA membaca situasi sekitarnya, dimana
para pengawal PAK HENDRIK terlihat lengah.
BINTARA berdiri mengisyaratkan pada SUSAN yang juga langsung berdiri dan
mengikuti arah BINTARA yang melangkah ke
belakang.
CUT - TO
082. INT. PINTU GERBONG KERETA API. MALAM
BINTARA berdiri di pintu gerbong. SUSAN
muncul.
BINTARA (sedikit menoleh)
Ros,
tidak hamil ….,
SUSAN
(senang)
Hari
penentuan sudah tiba
SUSAN, memberikan secarik kertas .
SUSAN
Suamiku
sudah memasang bodyguard !
SUSAN tergesa melangkah
bersamaan dengan seorang BODYGUARD datang menghirup udara segar dan memberi
hormat pada SUSAN. Reflek BINTARA
menyembunyikan kertas yang kemudian dikepalnya.
BODYGARD mengeluarkan
rokok, meraba-raba saku celana, mengeluarkan korek dan menyulutnya.
Asap cerobong kereta api
mengepul.
CUT – TO
083. INT.
DALAM KERETA API. MALAM
BINTARA tengah duduk di tempat semula membaca
memo dari SUSAN, sementara ROSALINE sebentar-bentar siuman dari tidurnya.
OS SUSAN
Aku
khawatir kamu tidak bisa melakukannya …,
besok
aku tunggu di tempat yang
sudah
kita janjikan !
Kertas memo diremas dan dimasukan
ke dalam saku celana. kepala ROSALINE menyandar dipundaknya. BINTARA menatap wajah ROSALINE yang nampak
polos tanpa dosa.
INSERT : pisau cukur
terjatuh dari saku jaketny. BINTARA
memperhatikan sejenak, lalu sambil mengaca kejendela kereta, ia mencukur
janggut yang mulai tumbuh – tumbuh halus.
CUT – TO
084. INT.
BUNGALAU KALI URANG. PAGI
ROSALINE terbangun dari
tidurnya langsung berbalik membuka mata, berpikir sejenak sambil memperhatikan
sebelah tempat tidur yang kosong tidak ada
BINTARA.
ROSALINE perlahan-lahan
bangkit menuju kamar mandi.
CUT – TO
085. INT. KAMAR MANDI BUNGALAU KALI URANG. PAGI
ROSALINE yang hendak
bersikat gigi, meraih memo yang terjatuh di lantai kemudian membacanya. Raut
wajah ROSALINE berubah sedih, matanya berkaca-kaca.
CUT – TO
086. EXT.
TAMAN DEKAT AIR MANCUR. PAGI
SUSAN mengeluarkan botol
kecil dari dalam tas lalu diberikannnya pada
BINTARA.
SUSAN
Reaksinya
sepuluh menit, tidak ada rasa sakit,
Bikin,
seperti orang salah minum obat !
BINTARA memasukan botol kecil itu ke dalam
saku jaket.
BINTARA
Kapan
kamu akan melakukannya?
SUSAN
Setelah
suamiku selesai melihat candi-candi,
yah … sekitar tiga harian ….
SUSAN
Kamu
sendiri?
BINTARA diam tidak menjawab. SUSAN bangkit
berdiri dari bangku taman.
SUSAN
(kecewa)
Jangan
kamu lakukan kalau masih
tertanam rasa cinta …
SUSAN bergerak melangkah
hendak meninggalkan BINTARA.
BINTARA
SUSAN
…. !
SUSAN terus berjalan tidak
menghiraukan BINTARA, ia berbelok ke
pinggir jalan dimana sebuah mobil volvo sudah menanti menjemputnya. Seorang
BODYGARD turun dari mobil.
INSERT: BINTARA memperhatikan SUSAN masuk mobil dan
berlalu.
CUT – TO
087. EXT.
SEBUAH BANGUNAN KUNO (CANDI).
SIANG
Mobil volvo dikawal mobil
lain berhenti dekat bangunan kuno. SOPIR diikuti seorang BODYGARD segera turun
membukakan pintu belakang buat PAK HENDRIK yang didampingi SUSAN. Sementara
dalam mobil satunya lagi terlihat tiga orang BODYGARD.
Kemudian mereka beriringan berjalan memasuki sebuah
candi.
CUT – TO
088. EXT.
DEKAT BANGUNAN KUNO (CANDI). SORE
ROSALINE
nampak duduk dekat BINTARA disebuah
kursi taman.
ROSALINE
Aku
sangat bahagia bisa melihat
tempat indah yang ada dalam mimpiku …..,
patung-patung, bangunan dan keadaannya
persis
seperti dalam mimpiku …..
BINTARA
Bearti
keinginanmu sudah terlaksana
ROSALINE
(tegas)
Yah
…, betul, tidak penasaran
seandainya maut menjemputku
lebih
awal … aku sudah ikhlas!
BINTARA heran berpikir, melihat ROSALINE yang
tersenyum dingin tidak perduli.
ROSALINE
Aku
sudah mengetahui rencanamu untukku,
makanya kamu bawa aku ke sini ….,
dan
aku tahu SUSAN berada di sini juga.
BINTARA (cemas)
Kalau
tahu .. kenapa kamu tidak menghindar,
atau lari dariku untuk menyelamatkan diri.
ROSALINE
(tertawa kecil)
Buat
apa? Toh berada dimanapun
sama
saja seperti tanah gersang
yang tidak ada sumber air
kerinduanku
tidak bisa terbendung
ombak
lautan manapun … sekali jatuh cinta
maka
selamanya untuk cinta …
BINTARA (terharu sedih)
Maafkan
aku Ros ….
BINTARA meremas jemari ROSALINE kemudian
berdiri melangkah ke depan memandang bangunan kuno.
CUT - TO
089. EXT.
SEBUAH TAMAN DEKAT AIR MANCUR.
SORE
SUSAN melipat kaca mata
hitamnya.
SUSAN
Waktunya
sudah tiba dalam permainan game!
Siapa yang akan jadi pemenang utamannya
BINTARA
Kamu
sudah memikirkannya matang-matang?
SUSAN
Jauh
sebelum pertemuanku denganmu
BINTARA
Tidak
ada jalan lain?
SUSAN
Suamiku
lain, jika ia tinggal
bersamaku
di sini, maka pengawalan
ketat
tidak bisa lagi dielakan …
aku benci menjadi seekor burung
dalam sangkar emas, hidup bergelimang
harta,
tapi tersiksa ….
BINTARA (putus asa)
ROSALINE
tahu rencana kita.
SUSAN kaget melangkah lebih dekat pada BINTARA.
BINTARA
Ia
seperti sadar kematian akan menjemputnya,
dan ia mengharapkan semua itu dengan
lapang
dada … membuat aku takut
untuk
melakukannya ….
SUSAN
menarik napas kemudian mengeluarkan cek dan memasukannya dalam amplop.
SUSAN
(memberikan cek)
Terimalah
….,
BINTARA
menerima cek.
SUSAN
Besok
pagi aku mengantarkan suamiku
ke Bandara, ia langsung pergi eropa,
saat itulah aku akan memasukan
cairan
itu dalam botol minumannya.
Sepulang
dari Bandara, aku
Menantimu di sini dengan berharap
kamu juga telah melakukan hal yang sama …..
Tapi
apabila kamu tidak ada di sini,
berarti
kamu telah memilih jalan
hidupmu bersama ROSALINE …
Aku
tidak menyesal (terbata-bata)
apabila itu yang terbaik buatmu ….
cek itu akan membawamu pergi
jauh
dengan istrimu membuka usaha baru
untuk masa depanmu …..
SUSAN membalikan tubuh
menutupi kesedihannya lalu bergerak melangkah.
BINTARA
SUSAN
aku mencintaimu ….
SUSAN
Besok
matahari akan bersinar masih dari
Barat,
jika masih ada cinta diantara kita.
SUSAN kembali mengenakan
kaca mata dan berjalan meninggalkan
BINTARA, menghampiri seorang BODYGUARD yang sudah menunggunya dekat
mobil jemputan.
CUT – TO
090. INT.
DALAM RUANGAN BUNGALAU. MALAM
BINTARA nampak gelisah tidak bisa tidur,
sebentar balik ke kiri, sebantar kekanan. ROSALINE yang berbaring di sampingnya
ikut resah dan pura-pura tidur.
BINTARA tiba-tiba bangkit membangunkan
ROSALINE.
BINTARA
Ros
…. !
ROSALINE
(bangkit duduk)
Yah
!
BINTARA
Aku
ingin kamu pergi jauh meninggalkan aku,
sebelum
aku bertindak jahat padamu !
BINTARA mengambil cek pemberian SUSAN di bawah bantal
BINTARA (membukakan cek)
Ini
semua untukmu, bawalah …
dan
tinggalkan aku!
ROSALINE memasukan cek
dalam amplop sambil tersenyum dingin.
ROSALINE
(bergetar)
Aku
tidak butuh ini …
BINTARA
Lalu
apa maumu?
ROSALINE
(tertekan)
Tidak
ada lagi yang saya inginkan …..
ROSALINE bangkit menuju
lemari pakaian dan memperlihatkan memo-memo serta cairan di botol.
BINTARA tercengang tidak berkedip. ROSALINE
bergerak mengambil pisau cukur dan dimasukan ke dalam tas pakaiannya.
ROSALINE
(menangis)
Jika
kamu menuangkan cairan ini
pada gelas,dan …. aku langsung mati,
berarti aku tidak merasakan
sakitnya
sama sekali, sedangkan aku
menginginkan rasa sakit yang teriris-iris,
seperti rasa cintaku padamu …
maka ijinkan dengan caraku sendiri
agar penderitaan ini berakhir, tidak
membebanimu
ataupun membahayakanmu
Demi
cinta suciku padamu …..
Dan cintamu
pada SUSAN
ROSALINE
menghampiri BINTARA memberikan
benda-benda tersebut.
ROSALINE
Sekarang
buanglah jauh-jauh barang ini,
Agar tidak ada bukti.
BINTARA meraih benda-benda tersebut.
ROSALINE
Hanya
permintaanku terakhir…?
BINTARA menatap ROSALINE.
ROSALINE
Bawalah
aku dan jiwaku ke tempat yang kemarin,
agar hatiku damai di sana ….
BINTARA berkaca-kaca. ROSALINE berlari ke kamar
mandi.
CUT – TO
091. INT. KAMAR MANDI BUNGALAU KALI URANG. MALAM
wajah ROSALINE membayang
di cermin. ia menangis sambil memperhatikan wajahnya. BINTARA mengetuk pintu
kemudian mendorongnya berdiri di belakang ROSALINE.
BINTARA
Kalau
ke sana kita harus berangkat lebih awal.
ROSALINE mengangguk
menyeka air matanya dan menjatuhkan diri ke dada BINTARA.
ROSALIN
Aku ingin berlari dan terus berlari...
CUT - TO
092. EXT. PINGGIR
JALAN / PEMANDANGAN ASRI. SUBUH/PAGI
Hujan
mulai turun. Dengan memakai jas hujan serta membawa tas pakaian
masing-masing. ROSALIN berlari merasakan titikan hujan diikuti BINTARA yang sesekali ROSALINE berhenti menyapu
pandang pada pemandangan asri sambil tersenyum2 menerawang.
ROSALINE
Pemandangan
luas, mengenangkanku
ketika masih kecil di kampung.
BINTARA menggandeng ROSALINE yang menjatuhkan kepalanya di bahu kiri BINTARA.
093. EXT PINGGIR JALAN / PEMANDANGAN ASRI. SUBUH/PAGI
ROSALINE melinangkan air
mata. BINTARA mengetatkan pegangannya di
bahu ROSALINE.
BINTARA (mencium kepala ROSALINE)
Maafkan
aku …..
ROSALINE kembali
menjatuhkan kepalanya di bahu BINTARA. Kemudian kembali ROSALINE berlari diikuti BINTARA.
CUT - TO
094. EXT/INT. BANDARA.
PAGI
STOCK SHOT : Pesawat Take Of
SUSAN berdiri di belakang
kaca jendela mengikuti arah pesawat yang mulai terbang tinggi, kemudian
berjalan tergesa meninggalkan Bandara.
CUT – TO
095. EXT.
DEKAT SEBUAH BANGUNAN KUNO (CANDI).
PAGI
ROSALINE
dan BINTARA bergerak duduk di atas kursi
taman kemudian masing-masing menenangkan diri sambil memandang bangunan kuno
(candi).
Hujan yang terus turun
membasahi tubuhnya tidak dihiraukan.
BINTARA
Mau
masuk lagi ke dalamnya?
ROSALINE menggelengkan
kepala sambil terus memandangi bangunan tersebut.
CUT – TO
096. EXT.
SEBUAH TAMAN DEKAT AIR MANCUR.
PAGI
SUSAN
nampak gelisah menunggu kedatangan BINTARA
yang tidak muncul-muncul. Sebentar-bentar berdiri menengok-nengok beberapa arah
jalan yang kemungkinan dilalui BINTARA.
DISSOLLVE
SUSAN kecewa air matanya mengalir
deras membasahi pipinya. Berapa lama kemudian ia bangkit tegak menghapus air
matanya dan berjalan perlahan menutupi segala kekecewaannya.
CUT – TO
097. SEBUAH BANGUNAN KUNO (CANDI). PAGI
Hujan
tambah lebat disertai cahaya petir.
ROSALINE yang basah kuyup
dan menangis, bergeser lebih dekat ke arah
BINTARA yang juga merapatkan
posisi tubuhnya.
ROSALINE meraih pisau
cukur dari dalam tas lalu bicara terbata-bata.
ROSALINE
Tutupi
tubuhmu dan tubuhku dengan jasku …
BINTARA membuka jas ROSALINE lalu menutupi tubuhnya dan tubuh ROSALINE.
ROSALINE
Peluklah
aku ….
BINTARA melingkarkan tangan kirinya ke bahu
ROSALINE yang saat itu ROSALINE membalikan pergelangan tangannya.
ROSALINE
Pegang
erat pergelangan tanganku agar
Rasa
sakitku sedikit berkurang ….
ROSALINE mendekatkan pisau
cukur ke arah nadinya.
ROSALINE
Pandangi
darah yang keluar dari nadiku ..
karena
itu adalah darah cintaku padamu …..
ROSALINE menggores nadinya
dengan pisau cukur perlahan-lahan, dengan mata terpejam-pejam menahan rasa
sakit yang luar biasa.
ROSALINE
(terpatah-patah)
Aku
sangat bahagia berada dalam dekapanmu ……
Setetes
demi setetes darah jatuh di atas kumbangan air di bawah kursi taman.
ROSALINE
Cahaya
itu semakin dekat ke arahku … seolah mengajakku berlari...
ciumlah
aku ….
BINTARA mendekatkan bibirnya kewajah ROSALINE
dan menciumnya bersamaan dengan tangan ROSALINE yang terkulai lemas.
Sebuah senyuman terkulum
di bibir ROSALINE, sebelum menghempaskan napas terakhirnya dibarengi hujan
angin yang menggeraikan rambut ROSALINE yang basah kuyup.
BINTARA terdiam sesaat memandangi ROSALINE,
kemudian membenarkan posisi tubuh ROSALINE yang sudah terkulai lemas di bangku
taman.
BINTARA mundur beberapa langkah seakan tidak
percaya pada penglihatan matanya, bahwa ROSALINE sudah mati dihadapannya.
BINTARA
Selamat
tinggal Ros…
Wajah BINTARA nampak berubah binar kemudian
menengadah ke langit sambil tertawa renyah dan menangis.
BINTARA (teriak)
SUSAN
….. !!! SUSAN … !!!
aku
berhasil .. !! berhasil … !!!
BINTARA berlari menembusi air hujan yang mulai
mereda meninggalkan jasad ROSALINE terkulai lemas di kursi taman.
CUT – TO
098. EXT /
INT. STATION KERETA API. SORE
BINTARA muncul di pintu station langsung
berlari menuju kereta api yang hendak berangkat.
BINTARA mencoba masuk gerbong mencari SUSAN
tidak ketemu. BINTARA turun dengan
kecewa lalu memandangi jendela kaca memperhatikan orang-orang yang duduk dalam
kereta.
Kereta api bergerak
perlahan-lahan. BINTARA berkaca-kaca
kecewa. ketika hendak pergi melangkah meninggalkan kereta api, tiba-tiba juru
matanya sekilas melihat bayangan SUSAN duduk termenung dalam kereta api.
BINTARA segera memburunya dan mengetuk-ngetuk
pintu jendela. SUSAN tidak beraksi. pandangannya nampak kosong ke depan
berlinagan air mata.
BINTARA
SUSAN
… !!! SUSAN … !!
BINTARA membuka telapak tangan yang penuh
dengan darah lalu memoleskannya pada kaca jendela. Sehingga darah itu
membercak, bergaris mengotori kaca jendela.
SUSAN tersenyum haru
sambil menangis, setelah melihat bukti pembunuhan telah dilakukan BINTARA,
SUSAN segera berusaha menggapai ingion meraih tangan BINTARA yang tidak
tersentuh karena kereta sudah mulai bergerak meninggalkan station.
BINTARA berlari mengejar SUSAN namun kereta api semakin bergerak lebih cepat meninggalkan BINTARA yg berusaha mengejar sambil menggapai2kan tangan, memanggil-manggil nama Susan.
F R E E Z Z E
F R I M E
Bandung, I juni 2001
Nenden
Olla & Fauzan Salwa